Abstrak
Karya ilmiah ini berisi tentang bagaimana kualitas pendidikan yang ada di Indonesia. Penjelasan
arti pendidikan, maksud dari kualitas dan kualitas pendidikan di Indonesia serta solusi untuk
mengatasi rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia.Pendidikan merupakan modal yang sangat
penting dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, didalam pendidikan kita dapat memperoleh
banyak pengetahuan seperti pengetahuan tentang moral, agama, kedisiplinan dan masih banyak
lagi yang lainnya. Namun pendidikan di Indonesia pada saat ini tergolong rendah dibanding
dengan negara-negara lain. Hal tersebut terbukti dengan adanya data yang berasal dari
UNNESCO dan Balitbang pada tahun 1996-2000. Pada tahun 2008 pendidikan di Indonesia
berada diperingkat ke-69 tingkat dunia. Dalam mengatasi masalah tersebut pemerintah berupaya
untuk meningkatkan akses terhadap masyarakat untuk bisa menikmati pendidikan Indonesia,
menghilangkan ketidak merataan dalam akses pendidikan, meningkatkan anggaran pendidikan
dan penggunaan teknologi informasi dalam aplikasi pendidikan.
Kata kunci : kualitas, pendidikan, pendidikan indonesia, kualitas pendidikan di indonesia, standarisasi
pendidikan.
1. Pendahuluan
Kualitas merupakan sesuatu yang menjadikan suatu barang atau jasa memiliki arti, namun
tergantung dari sisi mana orang melihatnya (aldialbani.blogspot.com, 2013). Sedangkan kualitas
pendidikan menurut Ace Suryadi dan H.A.R Tilaar adalah kemampuan lembaga pendidikan
dalam mendayagunakan atau memanfaatkan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan
kemampuan belajar secara optimal (pengertianpengertian.blogspot.com, 2011).
Sedangkan tujuan dari pendidikan nasional itu, seperti yang tercantum dalam Undang-
Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 bab II pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional
dijelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (lihat zuwaily.blogspot.com,
2013).
Mencerdaskan kehidupan bangsa itu mempunyai 3 komponen yang mempunyai arti yang
sangat penting yaitu (1) cerdas, Cerdas disini bukan berarti hafal seluruh mata pelajaran, yang
bingung saat ditanya bagaimana menciptakan solusi bagi kehidupan nyata. Namun yang
dimakisud cerdas disini adalah memiliki ilmu yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
masalah yang nyata, kreatif serta inovatif. (2) Hidup, Hidup itu memiliki filosofi untuk
menghargai kehidupan dan melakukan hal yang baik untuk kehidupan itu sendiri. Filosofi hidup
ini sangat erat akan makna individualisme yang mempunyai arti mengangkat kehidupan
seseorang, memanusiakan seorang manusia, memberikannya makna kehidupan berupa semangat,
nilai moral dan tujuan hidup. (3) Bangsa, Manusia selain sebagai sosok individu, dia juga
sebagai makhluk sosial, dimana antar manusia saling membutuhkan satu sama lain. Kewajiban
sebagai individu yaitu untuk menyebarakan pengetahuannya kepada masyarakat, berusaha
meningkatkan derajat kemuliaan masyarakat sekitarnya dan berperan aktif dalam dinamika
masyarakat. Yang dimaksud masyarakat disini adalah identitas bangsa yang menjadi ciri suatu
masyarakat.
Namun tujuan pendidikan diatas yang mempunyai arti sangat penting bagi kelangsungan
pendidikan di Indonesia belum tercapai secara optimal atau sepenuhnya, sehingga kualitas
pendidikan di Indonesia saat ini dalam kategori rendah, hal ini dibuktikan berdasarkan data dari
UNESCO (2000) tentang peringkat indeks pengembangan manusia yaitu komposisi dari
peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan dan penghasilan per kepala yang menunjukan
bahwa indeks pengembangan masyarakat Indonesia mengalami penurunan. Pada tahun 1996
Indonesia menempati peringkat ke-102, pengembangan masyarakat Indonesia mengalami
kenaikan menjadi peringkat ke-99 pada tahun 1997, namun pada tahun 1998-1999
pengembangan masyarakat Indonesia mengalami penurunan hingga menjadi peringkat ke-105
dan ke-109 (lihatmeilanikasim.wordpress.com, 2009).
Sedangkan berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global Monitoring Report
2011: The Hidden Crisis, Armed Conflict and Education yang dikeluarkan Organisasi
Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang
diluncurkan di New York, Senin (1/3/2011), indeks pembangunan pendidikan atau education
development index(EDI) berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai itu menempatkan
Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia. EDI dikatakan tinggi jika mencapai 0,95-1.
Kategori medium berada di atas 0,80, sedangkan kategori rendah di bawah
0,80 (lihat azharmind.blogspot.com, 2012).
Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia bukan hanya dibuktikan berdasarkan data dari
UNESCO (2000 dan 2008) saja, tetapi dibuktikan pula berdasarkan data dari balitbang yang
menyatakan bahwa dari 146.052 Sekolah Dasar (SD) yang ada di Indonesia hanya 8 sekolah saja
yang memperoleh pengakuan dari dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP),
ditingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) hanya 8 sekolah yang memperoleh pengakuan dari
dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP) dari 20.918 Sekolah Menengah Pertama
(SMP) yang ada di Indonesia, sedangkan ditingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) hanya 7
sekolah yang memperoleh pengakuan dari dunia dalam kategori The Diploma Program (DP) dari
8.036 Sekolah Menengah Atas yang ada di Indonesia (lihatmeilanikasim.wordpress.com, 2009) .
Memasuki abad ke-21 bangsa Indonesia mulai sadar akan bahaya keterbelakangan atau
ketertinggalan dalam kualitas pendidikan. Salah satunya adalah adanya gelombang globalisasi
yang dirasakan semakin kuat dan terbuka serta kemajuan teknologi yang semakin pesat dan
canggih itu memberikan kesadaran baru kepada bangsa Indonesia bahwa bangsa Indonesia itu
berada ditengah-tengah dunia yang baru yaitu dunia yang lebih terbuka sehingga setiap orang
bebas membandingkan kehidupan bangsa Indonesia dengan negara lain, dimana perkembangan
teknologi dan kualitas pendidikan di negara lain lebih maju dibandingkan dengan Indonesia.
Setelah kita membandingkan kualitas pendidikan Indonesia dengan negara lain yang kita rasakan
sekarang adalah adanya keterbelakangan atau ketertinggalan didalam mutu pendidikan di negara
kita ini, baik dalam pendidikan formal maupun non formal (lihatmeilanikasim.wordpress.com,
2009).
Pada masa orde baru kehidupan bangsa indonesia berkembang pesat sehingga bangsa
indonesia digolongkan sebagai salah satu dari Miracle Asia dengan pertumbuhan ekonomi yang
sangat cepat. Dalam erea tersebut Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) memprioritaskan
pada perekembangan ekonomi, menjadikan sektor pendidikan sebagai penunjang bagi
perkembangan ekonomi dan stabilitas keamanan. Dengan demikian pendidikan nasional
mementingkan kepada pemerataan agar semakin banyak rakyat indonesia yang memperoleh
pendidikan.
Pertama, rendahnya sarana fisik, Kualitas sarana fisik dalam menunjang pendidikan di
Indonesia sangat memprihatinkan, terbukti dengan masih banyaknya sekolah dan perguruan
tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, koleksi
buku perpustakaan yang tidak lengkap, laboratorium yang tidak sesuai dengan standard, serta
pemakaian teknologi informasi yang tidak memadai. Bahkan masih ada sekolah yang tidak
mempunyai gedung sendiri, tidak mempunyai perpustakaan serta tidak mempunyai laboratorium.
Kedua, rendahnya kualitas guru, Tugas guru sebagaimana diatur dalam UU No. 20 tahun
2003 pasal 39 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan
melakukan pengabdian masyarakat, namun banyak guru di Indonesia yang belum memiliki
profesionalisme yang memadai dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang guru.
Ketiga, rendahnya kesejahteraan guru, Pasal 10 UU guru dan dosen menyebutkan bahwa
guru dan dosen akan mendapat penghasilan yang pantas dan memadai, antara lain meliputi : gaji
pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi, dan/atau tunjangan khusus serta
penghasilan lain yang berkaitan dengan tugasnya. UU No. 14 Tahun 2005 mengenai guru dan
dosen, UU tersebut merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan profesionalisme guru serta
meningkatkan kesejahteraan guru atau meningkatkan kualitas hidup ekonomi para guru. Namun
muncul masalah lain yang terjadi dilingkungan pendidikan swasta kesejahteraan gurunya masih
sulit untuk mencapai taraf yang ideal.
Keempat, rendahnya prestasi siswa, Dengan rendahnya sarana fisik, kualitas guru dan
kesejahteraan guru pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. United Nations for
Development Programme (UNDP) mengumumkan hasil studi tentangt kualitas manusia melalui
laporannya yang berjudul Human Development Report 2004 pada tanggal 15 september 2004,
dalam laporan tersebut Indonesia menempati peringkat ke-111 dari 177 negara.Ternyata anak-
anak Indonesia hanya mampu menguasai 30% dari materi bacaan dan mereka sulit untuk
menjawab soal-soal yang berbentuk uraian yang memerlukan penalaran.
Dalam pendidikan Indonesia aspek ketuhanan sudah dikembangkan dengan banyak cara
seperti melalui pendidikan-pendidikan agama yang ada di sekolah maupun perguruan tinggi,
melalui ceramah-ceramah agama di lingkungan masyarakat, melalui pendidikan agama di
asrama-asrama, lewat mimbar-mimbar agama dan ketuhanan melalui televisi, melalui radio.
4. Kualitas pendidikan
Pendidikan tidak terlepas dari ungkapan berkualitas apalagi di era globalisasi saat ini
dimana terjadi persaingan dalam berbagai lapangan kehidupan. Seperti yang telah kita ketahui
bahwa kualitas pendidikan di Indonesia semakin menurun. Hal ini terbukti dari kualitas guru,
sarana belajar dan murid-murid. Belum lagi masalah yang saat ini muncul mengenai gaji guru.
Jika fenomena ini dibiarkan berlanjut, mungkin pendidikan di Indonesia akan hancur mengingat
banyak guru berpengalaman yang pensiun.
Profil pendidikan nasional Indonesia menunjukan suatu profil yang beragam, karena
adanya perbedaan yang mencolok antar daerah khususnya perbedaan antar pulau jawa dan pulau
lainnya, perbedaan antar kota dan desa, perbedaan antar daerah seperti daerah maju di pulau-
pulau sumatera, jawa, sulawesi dibandingkan dengan pendidikan di daerah-daerah terpencil
seperti di papua. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui bagaimana gambaran yang jelas
mengenai standar pendidikan di masing-masing daerah.
Dalam teori perencanaan pendidikan dikenal ada tiga komponen besar yang menentukan
standar pendidikan yaitu: (1) Komponen standar kurikulum, Kurikulum disusun berdasarkan
berbagai sudut pandang seperti : kurikulum yang berorientasi pada mata pelajaran, kurikulum
yang berorientasi pada kebutuhan anak, kurikulum yang berorientasi pada kebutuhan kehidupan
yang nyata. Selain itu kurikulum juga disusun berdasarkan pada falsafah mengenai manusia. (2)
Standarisasi performance, Performance didalam proses pendidikan merupakan suatu kumpulan
dari berbagai faktor yang sangat kompleks. Performance seorang siswa dalam sekolah tidak
hanya ditentukan oleh performancenya saat di dalam kelas atau dilingkungan sekolah, tetapi
ditentukan oleh faktor ekstren dan faktor intern. Faktor ekstren disini adalah tingkat sosial
ekonomi siswa, budaya dari lingkungan siswa berasal, keadaan politik dalam suatu negara atau
daerah. Faktor intern antara lain mengenai kualitas guru, budaya sekolah, faktor kepemimpinan
dalam sekolah seperti: kepemimpinan kepala sekolah, kepemimpinan pemilik sekolah juga
sangat menentukan performance proses belajar dari sekolah tersebut. (3) Kesempatan belajar,
Dalam kesempatan belajar mencangkup biaya yang tersedia untuk melaksanakan tugas-tugas
rutin dan tugas-tugas inovatif didalam lingkungan sekolah. Termasuk didalamnya fasilitas fisik
gedung yang menyenangkan, dana rutin dan dana untuk aktivitas (lihat selengkapnya di Tilaar,
2006).
5. Standarisasi pendidikan
Pada konteksnya pendidikan nasional Indonesia memerlukan standar yang perlu dicapai
dalam kurun waktu tertentu untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Namun yang dimaksud
standar disini adalah bukan standar dalam pengertian yang kaku, tetapi standar yang terus
menerus meningkat maksudnya kualitas pendidikan nasional semakin lama semakin meningkat,
dalam artian :
Ada beberapa langkah yang akan dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia yaitu: Meningkatkan akses terhadap masyarakat untuk dapat
menikmati pendidikan Indonesia,menghilangkan ketidakmerataan dalam akses
pendidikan, meningkatkan mutu pendidikan dengan meningkatkan kualifikasi guru dan
dosen, menambah jumlah jenis pendidikan dibidang kompetensi, pemerintah berencana
membangun infrastruktur seperti : menambah jumlah komputer dan perpustakaan
disekolah,meningkatkan anggaran pendidikan dan penggunaan teknologi informasi dalam
aplikasi pendidikan (lihat meilanikasim.wordpress.com, 2009).
Selain upaya dari pemerintah dalam mengatasi rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia,
ada 2 solusi dalam mengatasi masalah pendidikan di Indonesia yaitu :
Pertama, solusi sistemik yaitu solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan
dengan sistem pendidikan. Contohnya untuk mengatasi rendahnya sarana fisik, kesejahteraan
guru dan mahalnya biaya pendidikan. Seperti yang kita ketahui bahwa sistem pendidikan
berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan Indonesia saat ini,
menerapkan sistem ekonomi kapitalisme (mazhab neoliberalisme), yang mempunyai prinsip
meminimalkan peran dan tanggungjawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan
pendidikan.
Kedua, solusi teknis yaitu solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkaitan langsung
dengan pendidikan. Contohnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi siswa.
Masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya praktis yang dilakukan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan. Solusi dalam mengatasi rendahnya kualitas guru dapat dilakukan dengan
cara peningkatan kesejahteraan, dan pemberian pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru.
Sedangkan solusi dalam mengatasi prestasi siswa dapat dilakukan dengan cara meningkatkan
kuantitas dan kualitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana
pendidikan, dll (lihatwiare.blogspot.com, 2013).
7. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan paparan diatas, dapat kita simpulkan bahwa betapa tertinggalnya
kualitas pendidikan di Indonesia dibandingkan dengan negara lain yang pendidikannya lebih
maju. Hal tersebut dibuktikan oleh beberapa data hasil penelitian dari UNESCO dan Balitbang.
Kesadaran bangsa Indonesia akan bahaya keterbelakangan atau ketertinggalan dalam kualitas
pendidikan mulai dirasakan pada saat memasuki abad ke-21. Rendahnya kualitas pendidikan di
Indonesia disebabkan oleh rendahnya sarana fisik, rendahnya kualitas guru, rendahnya
kesejahteraan guru, rendahnya prestasi siswa, rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,
dan mahalnya biaya pendidikan.
Profil pendidikan nasional di Indonesia menunjukan profil yang beragam, hal itu disebabkan
karena adanya perbedaan yang mencolok antar daerah seperti perbedaan antar pulau, perbedaan
antar kota dan desa, dan perbedaan antar daerah maju dengan daerah terpencil. Ada tiga
komponen besar untuk menetukan standar pendidikan menurut teori perencanaan pendidikan
yaitu komponen standar kurikulum, standarisasi performance dan kesempatan belajar.
Dalam mengatasi masalah pendidikan di Indonesia upaya yang akan dilakukan oleh
pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia adalah dengan meningkatkan
akses terhadap masyarakat untuk dapat menikmati pendidikan Indonesia, menghilangkan
ketidakmerataan dalam akses pendidikan, menambah jumlah jenis pendidikan dibidang
kompetensi, menambah jumlah komputer dan perpustakaan seekolah, meningkatkan anggaran
pendidikan serta penggunaan teknologi informasi dalam aplikasi pendidikan.
Daftar Pustaka
Referensi buku
Munib, A. dkk. (2012). Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Pusat Pengembangan MKU/MKDK-
LP3 Universitas Negeri Semarang.
Tilaar, H. A. R. (2006). Standarisasi Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.
http://jurnalilmiahtp2013.blogspot.com/2013/12/rendahnya-kualitas-pendidikan-di_29.html
RENDAHNYA KUALITAS PENDIDIKAN DI NEGARA
INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, keserdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat serta bangsa dan negara.
Dalam pendidikan ada dua hal pokok yaitu teori dan praktek, teori pendidikan adalah
pengetahuan tentang makna dan bagaimana seharusnya pendidikan itu dilaksanakan, sedangkan
praktek adalah tentang pelaksanaan pendidikan secara konkretnya.
Fungsi pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ciri-ciri pendidikan di Indonesia selalu menerapkan aspek ketuhanan di setiap tingkat
pendidikan. Hal ini sudah dikembangkan dengan banyak cara seperti melalui pendidikan-
pendidikan agama di sekolah maupun di perguruan tinggi, melalui ceramah-ceramah agama di
masyarakat, melalui kehidupan beragama di asrama-asrama, lewat mimbar-mimbar agama dan
ketuhanan di televisi, melalui radio, surat kabar dan sebagainya. Bahan-bahan yang diserap
melalui media itu akan berintegrasi dalam rohani para siswa/mahasiswa. Ini berbeda dengan
pendidikan di negara barat.
Kualitas pendidikan di Indonesia memang masih sangat rendah bila di bandingkan
dengan kualitas pendidikan di negara-negara lain. Hal-hal yang menjadi penyebab utamanya
yaitu efektifitas, efisiensi, dan standardisasi pendidikan yang masih kurang dioptimalkan.
Masalah-masalah lainya yang menjadi penyebabnya yaitu keterbatasan aksesibilitas dan
daya tampung,rendahnya sarana fisik, rendahnya kualitas guru, rendahnya kesejahteraan guru,
rendahnya mutu SDM pengelola pendidikan, rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,
rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan, mahalnya biaya pendidikan, rendahnya
prestasi siswa.
Adapun solusi yang dapat diberikan dari permasalahan di atas antara lain dengan
mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan, dan meningkatkan
kualitas guru serta prestasi siswa.
3.2 Saran
Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan kesistem
pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam segala bidang.
Salah satu cara yang harus di lakukan bangsa Indonesia agar tidak semakin ketinggalan dengan
negara-negara lain adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikannya terlebih dahulu.
Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir
akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam
segala bidang di dunia internasional.
DAFTAR RUJUKAN
Joesoef, S. 1992. Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Sadiman, A. 2009. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Tanpa Nama. Dasar Pendidikan dalam Konsep dan Makna Belajar, (Online),
(http://mjieschool.multiply.com/journal/item/36?&show_interstitial=1&u= %2Fjournal
%2Fitem), diakses 24 Oktober 2011.
Tirtarahardja, U. & La Sulo, S.L. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
http://wiare.blogspot.com/2013/02/rendahnya-kualitas-pendidikan-di-negara.html