Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Farmasi didefinisikan sebagai profesi yang menyangkut seni
dan ilmu penyediaan bahan obat, dari sumber alam atau sintetik yang
sesuai, untuk disalurkan dan digunakan pada pengobatan dan
pencegahan penyakit. Farmasi mencakup pengetahuan mengenai
identifikasi, pemilahan (selection), aksi farmakologis, pengawetan,
penggabungan, analisis, dan pembakuan bahan obat (drugs) dan
sediaan obat (medicine). Pengetahuan kefarmasian mencakup pula
penyaluran dan penggunaan obat yang sesuai dan aman, baik melalui
resep (prsecription) dokter berizin, dokter gigi, dan dokter hewan,
maupun melalui cara lain yang sah, misalnya dengan cara
menyalurkan atau menjual langsung kepada pemakai (Hasbib,2013)
Dalam jurusan farmasi terdapat mata kuliah botani, Botani
adalah ilmu tumbuh-tumbuhan, termasuk juga jamur dan alga dengan
mikologi dan fikologi berada di dalam cabang ilmu botani. Istilah
botani berasal dari Bahasa Yunani Kuno, botane, yang berarti
rerumputan atau padang penggembalaan. Saat ini botani mempelajari
sekitar 400000 spesies organisme hidup di mana 260 ribu di antaranya
adalah tumbuhan berpembuluh dan 248 ribu di antaranya adalah
angiosperma. Orang yang menekuni bidang botani disebut sebagai
botanis atau ahli botani. (Arber, 1938).
Mata kuliah botani ini mempelajari tentang anatomi, fisiologi,
morfologi, dan taksonomi tumbuhan, serta pembuatan herbarium.
Herbarium merupakan istilah yang pertama kali digunakan oleh
Turnefor (1700) untuk tumbuhan obat yang dikeringkan sebagai
koleksi. Luca Ghini (1490-1550) seorang Professor Botani di
Universitas Bologna, Italia adalah orang pertama yang mengeringkan
tumbuhan di bawah tekanan dan melekatkannya di atas kertas serta
mencatatnya sebagai koleksi ilmiah (Arber, 1938).

1
2

Adapun macam-macam herbarium di bagi menjadi dua yaitu :


Herbarium basah merupakan awetan dari suatu hasil eksplorasi yang
sudah didentifikasi dan di tanam bukan lagi pada habitat aslinya.
Sedangkan herbarium kering adalah awetan yang dibuat dengan cara
pengeringan, namun tetap terlihat ciri-ciri morfologinya sehingga
masih bisa diamati dan di jadikan perbandingan. (matnawi, 1989).
Untuk koleksi objek perlu diperhatikan kelengkapan organ
tumbuhannya, pengawetan dan penyimpanannya. Koleksi objek harus
memperhatikan pula kelestarian objek tersebut. Perlu ada pembatasan
pengambilan objek. Salah satunya dengan cara pembuatan awetan.
Pengawetan dapat dilakukan terhadap objek tumbuhan maupun
hewan. Pengawetan dapat dengan cara basah ataupun kering. Cara dan
bahan pengawet nya bervariasi, tergantung sifat objeknya. Untuk
organ tumbuhan yang berdaging seperti buah, biasanya dilakukan
dengan awetan basah. Sedang untuk daun, batang dan akarnya,
umumnya dengan awetan kering berupa herbarium (Suyitno, 2004).
Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan ini mahasiswa dapat
mengetahui apa yang di maksud dengan herbarium dan tahap-tahap
pembuatan herbarium.
I.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa yang di masksud dengan
herbarium
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan herbarium
kering
I.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) herbarium bermanfaat sebagai pusat
refensi yang merupakan sumber utama untuk mengidentifikasi
tumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai