1.1 Latar Belakang Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari,umur manusia sebagai mahluk hidup terbatas oleh suatu peraturan alam. Maksimal enam kali masa bayi sampai dewasa. Hal ini disebabkan oleh kemunduran – kemunduran biologis dan fisik. Proses menua merupakan suatu perubahan progresif pada organisme yang telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversible serta menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan waktu. Proses alami yang disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun social akan saling berinteraksi satu sama lain. Proses menua yang terjadi pada lansia dapat digambarkan melalui tiga tahap, yaitu: kelemahan (Impairment), keterbatasan fungsional (Fungtional Limitation), ketidakmampuan (Disability) dan hambatan (Handicap) yang akan dialami bersamaan denganproses kemunduran (Bondan, 2009). Keperawatan gerontik berkisar pada pengkajian kesehatan dan status fungsional lansia, diagnosa, perencanaan dan implementasi perawatan dan pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan yang teridentifikasi dan mengevaluasi keefektifan keperawatan tersebut. Hal yang pertama perawat berikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lansia adalah pengkajian (Potter & Perry, 2005). Berdasarkan hal tersebut, sebelum membuat perencanaan untuk mengatasi masalah yang terjadi, maka dilakukan pengkajian baik melalui anamnesa, pemeriksaan fisik atau pemeriksaan penunjang lainnya.
1.2 Data yang perlu dikaji
1. Data umum 2. Riwayat kesehatan saat ini 3. Riwayat kesehatan yang lalu 4. Riwayat kesehatan klien
1.3 Masalah Keperawatan
Belum ada karena pengkajian belum dilakukan 1.4 Rencana Keperawatn 1. Diagnosa Belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum dilakukan sepenuhnya. 2. Tujuan Umum Dalam waktu 60 menit terkumpul data yang dapat menunjang timbulnya masalah kesehatan. 3. Tujuan Khusus Terkumpul data umum, riwayat kesehatan saat ini, riwayat kesehatan yang lalu, riwayat kesehatan klien
1.5 Rencana Kegiatan
1. Topik : Data umum, riwayat kesehatan saat ini, riwayat kesehatan yang lalu dan riwayat kesehatan klien. 2. Metode : wawancara dan observasi. 3. Media dan Alat : format pengkajian dan alat tulis 4. Waktu dan Tempat : Senin,3 April 2017 5. Tempat : PSTW Karya Ria 1 Pembangunan Cibubur 6. Strategi pelaksanaan : a. Orientasi 1) Mengucapkan salam 2) Memperkenalkan diri 3) Menjelaskan tujuan kunjungan 4) Memfalidasi keadaan klien b. Kerja 1) Melakukan pengkajian 2) Memberikan reinforcement pada hal-hal positif yang dilakukan klien c. Terminasi 1) Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya 2) Mengucapkan salam 7. Kriteria Evaluasi : a. Struktur 1) LP disiapkan 2) Alat bantu/media disiapkan 3) Kontrak dengan klien tepat dan sesuai dengan rencana b. Proses 1) Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan 2) Klien kooperatif c. Hasil 1) Didapatkan : Data umum, riwayat kesehatan saat ini, riwayat kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan klien. 2) Masalah kesehatan belum teridentifikasi. LAPORAN PENDAHULUAN
Pertemuan ke 2 Tanggal: 29 Januari 2015
1.1 Latar Belakang Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari,umur manusia sebagai mahluk hidup terbatas oleh suatu peraturan alam. Maksimal enam kali masa bayi sampai dewasa. Hal ini disebabkan oleh kemunduran – kemunduran biologis dan fisik. Proses menua merupakan suatu perubahan progresif pada organisme yang telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversible serta menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan waktu. Proses alami yang disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun social akan saling berinteraksi satu sama lain. Proses menua yang terjadi pada lansia dapat digambarkan melalui tiga tahap, yaitu: kelemahan (Impairment), keterbatasan fungsional (Fungtional Limitation), ketidakmampuan (Disability) dan hambatan (Handicap) yang akan dialami bersamaan denganproses kemunduran (Bondan, 2009). Keperawatan gerontik berkisar pada pengkajian kesehatan dan status fungsional lansia, diagnose, perencanaan dan implementasi perawatan dan pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan yang teridentifikasi dan mengevaluasi keefektifan keperawatan tersebut. Hal yang pertama perawat berikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lansia adalah pengkajian (Potter & Perry, 2005). Berdasarkan hal tersebut, sebelum membuat perencanaan untuk mengatasi masalah yang terjadi, maka dilakukan pengkajian baik melalui anamnesa, pemeriksaan fisik atau pemeriksaan penunjang lainnya.
1.2 Data yang perlu dikaji
1. Pemeriksaan Fisik 2. Penilaian Psikososial dan Spiritual 3. Konsep Diri
1.3 Masalah Keperawatan
Belum ada karena pengkajian belum dilakukan 1.4 Rencana Keperawatn 1. Diagnosa Belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum dilakukan sepenuhnya. 2. Tujuan Umum Dalam waktu 60 menit terkumpul data yang dapat menunjang timbulnya masalah kesehatan. 3. Tujuan Khusus Terkumpul data pemeriksaan fisik, penilaian psikososial dan spiritual dan konsep diri
1.5 Rencana Kegiatan
1. Topik : pemeriksaan fisik, penilaian psikososial dan spiritual dan konsep diri 2. Metode : wawancara dan observasi. 3. Media dan Alat : format pengkajian, alat tulis, spydnomanometer dan stetoscope. 4. Waktu dan Tempat : Kamis,29 Januari 2015 5. Tempat : Wisma Dahlia 6. Strategi pelaksanaan : a. Orientasi 1) Mengucapkan salam 2) Memperkenalkan diri 3) Menjelaskan tujuan kunjungan 4) Memfalidasi keadaan klien b. Kerja 1) Melakukan pengkajian 2) Memberikan reinforcement pada hal-hal positif yang dilakukan klien c. Terminasi 1) Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya 2) Mengucapkan salam 7. Kriteria Evaluasi : a. Struktur 1) LP disiapkan 2) Alat bantu/media disiapkan 3) Kontrak dengan klien tepat dan sesuai dengan rencana b. Proses 1) Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan 2) Klien kooperatif c. Hasil 1) Didapatkan : pemeriksaan fisik, penilaian psikososial dan spiritual dan konsep diri 2) Masalah kesehatan belum teridentifikasi. LAPORAN PENDAHULUAN
Pertemuan ke 3 Tanggal: 30 Januari 2015
1.1 Latar Belakang Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari,umur manusia sebagai mahluk hidup terbatas oleh suatu peraturan alam. Maksimal enam kali masa bayi sampai dewasa. Hal ini disebabkan oleh kemunduran – kemunduran biologis dan fisik. Proses menua merupakan suatu perubahan progresif pada organisme yang telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversible serta menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan waktu. Proses alami yang disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun social akan saling berinteraksi satu sama lain. Proses menua yang terjadi pada lansia dapat digambarkan melalui tiga tahap, yaitu: kelemahan (Impairment), keterbatasan fungsional (Fungtional Limitation), ketidakmampuan (Disability) dan hambatan (Handicap) yang akan dialami bersamaan denganproses kemunduran (Bondan, 2009). Keperawatan gerontik berkisar pada pengkajian kesehatan dan status fungsional lansia, diagnose, perencanaan dan implementasi perawatan dan pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan yang teridentifikasi dan mengevaluasi keefektifan keperawatan tersebut. Hal yang pertama perawat berikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lansia adalah pengkajian (Potter & Perry, 2005). Berdasarkan hal tersebut, sebelum membuat perencanaan untuk mengatasi masalah yang terjadi, maka dilakukan pengkajian baik melalui anamnesa, pemeriksaan fisik atau pemeriksaan penunjang lainnya.
1.2 Data yang perlu dikaji
1. Penilaian Indeks Katz 2. Penilaian Barthel Index 3. Penilaian Short Portable Mental Status Questionare 4. Penilaian Mini Mental Status Examination 5. Penilaian Skala Depresi
1.3 Masalah Keperawatan
Belum ada karena pengkajian belum dilakukan 1.4 Rencana Keperawatn 1. Diagnosa Belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum dilakukan sepenuhnya. 2. Tujuan Umum Dalam waktu 60 menit terkumpul data yang dapat menunjang timbulnya masalah kesehatan. 3. Tujuan Khusus Terkumpul data penilaian Indeks Katz, penilaian Barthel Index, penilaian Short Portable Mental Status Questionare, penilaian Mini Mental Status Examination, dan penilaian Skala Depresi
1.5 Rencana Kegiatan
1. Topik : Penilaian Indeks Katz, penilaian Barthel Index, penilaian Short Portable Mental Status Questionare, penilaian Mini Mental Status Examination, dan penilaian Skala Depresi 2. Metode : wawancara dan observasi. 3. Media dan Alat : format pengkajian, alat tulis, spydnomanometer dan stetoscope. 4. Waktu dan Tempat : Jumat,30 Januari 2015 5. Tempat : Wisma Dahlia 6. Strategi pelaksanaan : a. Orientasi 1) Mengucapkan salam 2) Memperkenalkan diri 3) Menjelaskan tujuan kunjungan 4) Memfalidasi keadaan klien b. Kerja 1) Melakukan pengkajian 2) Memberikan reinforcement pada hal-hal positif yang dilakukan klien c. Terminasi 1. Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya 3) Mengucapkan salam 7. Kriteria Evaluasi : a. Struktur 1) LP disiapkan 2) Alat bantu/media disiapkan 3) Kontrak dengan klien tepat dan sesuai dengan rencana b. Proses 1) Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan 2) Klien kooperatif c. Hasil 1) Didapatkan : Penilaian Indeks Katz, penilaian Barthel Index, penilaian Short Portable Mental Status Questionare, penilaian Mini Mental Status Examination, dan penilaian Skala Depresi 2) Teridentifikasi masalah kesehatan. LAPORAN PENDAHULUAN
Pertemuan ke 4 Tanggal : 2 Februari 2014
1.1 Latar Belakang Setelah melakukan pengkajian pada klien ditemukan masalah kesehatan yaitu gangguan mobilasis fisik, resiko kerusakan integritas kulit dan resiko cedera. Pada pertemuan ini perawat akan mengenalkan dan menjelaskan masalah kesehatan tersebut diatas kepada klien kemudian bersama-sama dengan klien memprioritaskan masalah kesehatan yang ada sehingga klien diharapkan dapat berpartisipasi aktif untuk kegiatan selanjutnya.
1.2 Data yang Perlu Dikaji
a. Pengkajian Morse Fall Scale b. Pemahaman klien terhadap masalah kesehatan yang dirasakan c. Kemampuan klien untuk memprioritaskan masalah kesehatan yang dirasakan.
1.3 Masalah Keperawatan
a. Gangguan mobilasi fisik b. Resiko kerusakan integritas kulit c. Resiko cedera
1.4 Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan Adapun diagnosa keperawatan yang akan diprioritaskan bersama klien adalah: a. Gangguan mobilisasi fisik b.d nyeri pada persendian b. Resiko kerusakan integritas kulit b.d reaksi alergi c. Resiko jatuh b.d artritis 2. Tujuan Umum Dalam waktu 60 menit diharapkan klien mampu memprioritaskan masalah kesehatan yang dirasakannya. 3. Tujuan Khusus a. Klien mampu mengenal masalah kesehatan yang ada b. Klien menyetujui adanya masalah kesehatan yang ada c. Klien memutuskan untuk memprioritaskan masalah kesehatan yang ada
1.5 Rancangan Kegiatan
1. Topik : Memprioritaskan masalah kesehatan yang ada pada klien dan pengkajian Morse Fall Scale. 2. Metode : Diskusi 3. Media : Alat tulis 4. Waktu : 2 Februari 2015 5. Tempat : Wisma Dahlia 6. Strategi Pelaksanaan: a. Orientasi : 1) Mengucapkan salam 2) Memvalidasi keadaan klien 3) Mengingatkan kontrak b. Kerja : Pengkajian Morse Fall Scale, mengenalkan masalah kesehatan yang ada, berdiskusi dengan klien tentang masalah kesehatan yang ada, klien memprioritaskan masalah kesehatan yang ada bersama perawat c. Terminasi 1) Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya 2) Mengucapkan salam. 7. Kriteria Evaluasi : a. Struktur 1) LP disiapkan 2) Alat bantu/media disiapkan 3) Kontrak dengan klien tepat dan sesuai dengan rencana b. Proses 1) Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan. 2) Klien aktif dalam kegiatan. c. Hasil Klien mampu mengenal dan menyetujui masalah kesehatan yang ada dan memutuskan untuk memprioritaskan masalah kesehatan bersama perawat. LAPORAN PENDAHULUAN
Pertemuan ke 5 Tanggal : 3 Februari 2014
1.1 Latar Belakang Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari,umur manusia sebagai mahluk hidup terbatas oleh suatu peraturan alam. Maksimal enam kali masa bayi sampai dewasa. Hal ini disebabkan oleh kemunduran – kemunduran biologis dan fisik. Proses menua merupakan suatu perubahan progresif pada organisme yang telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversible serta menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan waktu. Proses alami yang disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun social akan saling berinteraksi satu sama lain. Proses menua yang terjadi pada lansia dapat digambarkan melalui tiga tahap, yaitu: kelemahan (Impairment), keterbatasan fungsional (Fungtional Limitation), ketidakmampuan (Disability) dan hambatan (Handicap) yang akan dialami bersamaan denganproses kemunduran (Bondan, 2009) Salah satu upaya dalam mengatasi penurunan fungsi organ yang terjadi pada lansia dan untuk mengatasi masalah gangguan mobilisasi adalah dengan senam. Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak memberatkan dan dapat diterapkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini akan membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja optimal dan mampu menghilangkan radikal bebas. Dengan latihan fisik melalui senam diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan meningkatkan kekuatan tungkai dan tangan, memperbaiki keseimbangan, koordinasi, dan meningkatkan reaksi terhadap bahaya lingkungan. Jenis senam yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mobilisasi yaitu senam lansia sehat, senam persendian, senam pernapasan dan ROM.
1.2 Masalah Keperawatan
a. Gangguan mobilisasi fisik b. Resiko cedera
1.3 Tujuan Kegiatan
a. Tujuan Umum Dalam waktu 60 menit diharapkan klien mampu melaksanakan senam lansia sehat dengan baik. b. Tujuan Khusus 1. Klien mampu mengikuti senam 2. Klien mampu meningkatkan kekuatan otot melalui senam 3. Klien mampu latihan mobilisasi 1.4 Rancangan Kegiatan a. Topik : Latihan Fisik : Senam lansia sehat. b. Metode : Demontrasi c. Media : Speaker d. Waktu : 3 Februari 2015 e. Tempat : Lapangan utama PSTW Budi Mulya 1 f.Strategi Pelaksanaan: 1. Orientasi : a) Mengucapkan salam b) Memvalidasi keadaan klien c) Mengingatkan kontrak 2. Kerja : Latihan fisik: Senam lansia sehat untuk meningkatkan kekuatan otot serta rentang gerak pasien. 3. Terminasi a) Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya b) Mengucapkan salam. g. Kriteria Evaluasi : 1. Struktur a) LP disiapkan b) Alat bantu/media disiapkan c) Kontrak dengan klien tepat dan sesuai dengan rencana 2. Proses a) Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan. b) Klien aktif dalam kegiatan. 3. Hasil Klien mampu mengikuti senam lansia dengan baik. LAPORAN PENDAHULUAN
Pertemuan ke 6 Tanggal : 4 Februari 2014
1.1 Latar Belakang Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari,umur manusia sebagai mahluk hidup terbatas oleh suatu peraturan alam. Maksimal enam kali masa bayi sampai dewasa. Hal ini disebabkan oleh kemunduran – kemunduran biologis dan fisik. Proses menua merupakan suatu perubahan progresif pada organisme yang telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversible serta menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan waktu. Proses alami yang disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun social akan saling berinteraksi satu sama lain. Proses menua yang terjadi pada lansia dapat digambarkan melalui tiga tahap, yaitu: kelemahan (Impairment), keterbatasan fungsional (Fungtional Limitation), ketidakmampuan (Disability) dan hambatan (Handicap) yang akan dialami bersamaan denganproses kemunduran (Bondan, 2009) Salah satu upaya dalam mengatasi penurunan fungsi organ yang terjadi pada lansia dan untuk mengatasi masalah gangguan mobilisasi adalah dengan senam. Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak memberatkan dan dapat diterapkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini akan membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja optimal dan mampu menghilangkan radikal bebas. Dengan latihan fisik melalui senam diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan meningkatkan kekuatan tungkai dan tangan, memperbaiki keseimbangan, koordinasi, dan meningkatkan reaksi terhadap bahaya lingkungan. Jenis senam yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mobilisasi yaitu senam lansia sehat, senam persendian, senam pernapasan dan ROM.
1.2 Masalah Keperawatan
a. Gangguan mobilisasi fisik b. Resiko cedera
1.3 Tujuan Kegiatan
a. Tujuan Umum Dalam waktu 60 menit diharapkan klien mampu melaksanakan senam lansia sehat dengan baik. b. Tujuan Khusus 1) Klien mampu mengikuti senam 2) Klien mampu meningkatkan kekuatan otot melalui senam 3) Klien mampu latihan mobilisasi 1.4 Rancangan Kegiatan a. Topik : Latihan Fisik : Senam lansia sehat. b. Metode : Demontrasi c. Media : Speaker d. Waktu : 3 Februari 2015 e. Tempat : Lapangan utama PSTW Budi Mulya 1 f.Strategi Pelaksanaan: 1. Orientasi : a) Mengucapkan salam b) Memvalidasi keadaan klien c) Mengingatkan kontrak 2. Kerja : Latihan fisik: Senam lansia sehat untuk meningkatkan kekuatan otot serta rentang gerak pasien. 3. Terminasi a) Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya b) Mengucapkan salam. g. Kriteria Evaluasi : 1. Struktur a) LP disiapkan b) Alat bantu/media disiapkan c) Kontrak dengan klien tepat dan sesuai dengan rencana 2. Proses a) Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan. b) Klien aktif dalam kegiatan. 3. Hasil Klien mampu mengikuti senam lansia dengan baik. LAPORAN PENDAHULUAN
Pertemuan ke 7 Tanggal : 5 Februari 2014
1.1 Latar Belakang Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari,umur manusia sebagai mahluk hidup terbatas oleh suatu peraturan alam. Maksimal enam kali masa bayi sampai dewasa. Hal ini disebabkan oleh kemunduran – kemunduran biologis dan fisik. Proses menua merupakan suatu perubahan progresif pada organisme yang telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversible serta menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan waktu. Proses alami yang disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun social akan saling berinteraksi satu sama lain. Proses menua yang terjadi pada lansia dapat digambarkan melalui tiga tahap, yaitu: kelemahan (Impairment), keterbatasan fungsional (Fungtional Limitation), ketidakmampuan (Disability) dan hambatan (Handicap) yang akan dialami bersamaan denganproses kemunduran (Bondan, 2009) Salah satu upaya dalam mengatasi penurunan fungsi organ yang terjadi pada lansia dan untuk mengatasi masalah gangguan mobilisasi adalah dengan senam. Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak memberatkan dan dapat diterapkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini akan membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja optimal dan mampu menghilangkan radikal bebas. Dengan latihan fisik melalui senam diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan meningkatkan kekuatan tungkai dan tangan, memperbaiki keseimbangan, koordinasi, dan meningkatkan reaksi terhadap bahaya lingkungan. Jenis senam yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mobilisasi yaitu senam lansia sehat, senam persendian, senam pernapasan dan ROM.
1.2 Masalah Keperawatan
a. Gangguan mobilisasi fisik b. Resiko cedera
1.3 Tujuan Kegiatan
a. Tujuan Umum Dalam waktu 60 menit diharapkan klien mampu melaksanakan senam lansia sehat dengan baik. b. Tujuan Khusus 1) Klien mampu mengikuti senam 2) Klien mampu meningkatkan kekuatan otot melalui senam 3) Klien mampu latihan mobilisasi
1.4 Rancangan Kegiatan
a. Topik : Latihan Fisik : Senam lansia sehat. b. Metode : Demontrasi c. Media : Speaker d. Waktu : 3 Februari 2015 e. Tempat : Lapangan utama PSTW Budi Mulya 1 f.Strategi Pelaksanaan: 1. Orientasi : a) Mengucapkan salam b) Memvalidasi keadaan klien c) Mengingatkan kontrak 2. Kerja : Latihan fisik: Senam lansia sehat untuk meningkatkan kekuatan otot serta rentang gerak pasien. 3. Terminasi a) Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya b) Mengucapkan salam. g. Kriteria Evaluasi : 1. Struktur a) LP disiapkan b) Alat bantu/media disiapkan c) Kontrak dengan klien tepat dan sesuai dengan rencana 2. Proses a) Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan. b) Klien aktif dalam kegiatan. 4. Hasil Klien mampu mengikuti senam lansia dengan baik.