Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN

PRAKTIKUM ILMU KIMIA MAKANAN


BILANGAN PENYABUNAN PADA MINYAK

Disusun oleh :

1. Arinsa Yuni P (P17431111004)


2. Khanifah Subekti (P17431111018)
3. Rizki Nanda Amalia (P17431111036)

Kelas Reguler A Semester 2

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

JURUSAN GIZI

2011/ 2012
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Minyak / Lemak didefinisikan sebagai ester asam lemak dengan alkohol.


Minyak / lemak pada umumnya memiliki titik didih tinggi, tidak larut dalam pelarut
polar, tetapi larut dalam pelarut organik (eter, alkohol, kloroform, benzene dll).
Dengan pelarut-pelarut tersebut lemak dapat diekstraksi dari sel dan jaringan
tumbuhan ataupun hewan.

Komponen-komponen campuran lemak dapat difraksionasi lebih lanjut


dengan menggunakan perbedaan kelarutannya di dalam berbagai pelarut organik.
Sebagai contoh: fosfolipid dapat dipisahkan dari sterol dan lemak netral atas dasar
ketidaklarutannya di dalam aseton. Suatu reaksi yang sangat berguna untuk
fraksionasi lemak, adalah reaksi penyabunan / bilangan penyabunan. Bilangan
penyabunan menyatakan jumlah ALB dan AL teresterifikasi pada gliserol. Bilangan
penyabunan dinyatakan dalam jumlah milligram kalium hidroksida (KOH) yang
dibutuhkan untuk menyabunkan 1 gram minyak atau lemak. Besarnya bilangan
penyabunan tergantung dari besarnya molekul. Minyak yang mempunyai berat
molekul rendah (rantai karbon pendek) akan mempunyai bilangan penyabunan yang
lebih tinggi daripada minyak yang mempunyai berat molekul tinggi. Penentuan
bilangan penyabunan dapat dilakukan pada semua jenis minyak/lemak.

2. Tujuan

1. Agar mahasiswa dapat melakukan uji bilangan penyabunan pada minyak/lemak.


2. Agar mahasiswa dapat menghitung bilangan penyabunan pada minyak/lemak.

B. ISI

1. Prinsip

Penyabunan lemak oleh KOH-alkohol membentuk gliserol dan sabun.


2. Reaksi

R1 - C – OOH2 R1 – COOK HO – C – H2

R2 – C – OOCH + 3 KOH R2 – COOK + HO – C - H

R3 – C – OOCH2 R3 - COOK HO – C – H2

Trigliserida Sabun Gliserol

3. Alat dan Bahan


Alat :
- Erlenmeyer - Pemanas listrik
- Pipet ukur - Pendingin tegak
- Gelas ukur - Buret
- Pipet tetes

Bahan :

- KOH alkohol 1 N
- HCl 0,5 N
- Indikator PP

4. Cara Kerja
1. Menimbang lemak/minyak dengan teliti 2 gram dalam erlenmeyer tutup asa.
2. Menambahkan 50 ml KOH alkohol.
3. Memasang erlenmeyer pada pendingin tegak, panaskan sampai lemak tersabunkan
( ± 30 menit).
4. Mendinginkan erlenmeyer, melanjutkan titrasi menggunakan HCL 0,5 N dengan
PP 3 tetes sebagai indikator.
5. Membuat blanko dari larutan KOH alkohol.
6. Melakukan standarisasi HCL.

ILUSTRASI
5. Hasil Pengamatan
Akumulasi Data :

Kelompo Sampel Blanko Angka Penyabunan


k
9 35 60 357
10 34,4 60 365,57
11 34,7 60 361,284
12 33,3 60 381,276
13 36,8 60 331,296
14 36,7 60 332,7
15 34,9 60 358,428
16 34,5 60 364,14
∑ 286,528

Standarisasi HCL
1. NH2C204 × VH2C204 = N NaOH × V NaOH
0,5 × 10,0 = N NaOH × 10,0
5 = N NaOH × 10,0
N NaOH = 0,5 N

2. N NaOH × V NaOH = N HCl × V HCl


0,5 × 10,0 = N HCl × 9,8
5 = N HCl × 9,8
N HCl = 0,51 N
Rumus Perhitungan :

ml titrasi(B−S) × N HCl × BM KOH


Angka penyabunan =
berat contoh( g)

(60−34,4 ) × 0,51× 56
=
2

= 365,57 %

6. Pembahasan
Dalam praktikum bilangan penyabunan pada minyak, minyak ditimbang 2 gr
masukkan ke dalam erlenmeyer tutup asa kemudian menambahkan 50 ml KOH
alkohol. Setelah itu memasang erlenmeyer pada pendingin tegak, memanaskan
sampai lemak tersabunkan ± 30 menit. Mendinginkan Erlenmeyer, kemudian tetesi
dengan indikator PP sebanyak 3 tetes dilanjutkan dengan titrasi menggunakan HCl 0,5
N sampai TAT warna pink hilang. Ternyata setelah dilakukan pengamatan
menghasilkan sampel 34,4 ml dan blanko 60 ml sehingga menghasilkan angka
penyabunan 365,57 %.

C. PENUTUP
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Titik Akhir
Titrasi dari uji bilangan penyabunan adalah warna pink hilang. Dengan standarisasi
HCl adalah 0,51 N dan rata-rata angka penyabunan adalah 286,528 %.

Anda mungkin juga menyukai