Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ASKEB ANEMIA PADA IBU HAMIL

Di Susun Oleh :

NUR CHASANAH

PRODI S1 TERAPAN KEBIDANAN SEMESTER VI


STIKES KARYA HUSADA
TAHUN AJARAN 2019/ 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul asuhan keperawatan pada
ibu hamil dengan anemia dan tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Dalam makalah ini penulis membahas mengenai penyakit yang biasa bahkan sering kali
dijumpai pada kehidupan sehari hari khususnya pada ibu hamil yaitu penyakit anemia serta
membahas tentang penyebab,proses perjalanan penyakit tersebut serta cara mengurangi resiko
dari anemia tersebut khususnya pada ibu hamil

Harapan penulis semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca sehingga dapat membantu
menunjang proses belajar para pembaca dan menjadi referensi bagi pembaca. Penulis sadar bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun sehingga tercipta pendidikan yang sempurna.

Kajen, 17 Maret 2019


DAFTAR ISI

Halaman Judul ...........................................................................................i

Kata Pengantar.......................................................................................... ii

Daftar Isi......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................... .4

B. Tujuan....................................................................................................... …5

C. Manfaat..........................................................................................................5

BAB II KONSEP ANEMIA PADA IBU HAMIL

A. Definisi..........................................................................................................6

B. Etiologi .................................................................................................... … 6

C. Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan………………………………….....7

D. Tanda dan Gejala.......................................................................................9

E. Patofisiologi................................................................................................9

F. Pemeriksaan Penunjang……………………………....................................10

G. Penatalaksanaan Medis………………………………………….....................11

H. Penatalaksanaan Keperawatan………………………………………..........12

BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA

A. Pengkajian……………………………………………………………………………..14

B. Diagnosa keperawatan…………………………………………………………..16

C. Intervensi Keperawatan………………………………………………………...17

D. Evaluasi....................................................................................... ………….. 26

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Masa kehamilan merupakan masa dimana tubuh sangat membutuhkan asupan makan yang
maksimal baik untuk jasmani maupun rohani (selalu rileks dan tidak stress). Di masa-masa ini pula,
wanita hamil sangat rentan terhadap menurunnya kemampuan tubuh untuk bekerja secara
maksimal. Wanita hamil biasanya sering mengeluh sering letih, kepala pusing, sesak nafas, wajah
pucat dan berbagai macam keluhan lainnya. Semua keluhan tersebut merupakan indikasi bahwa
wanita hamil tersebut sedang menderita anemia pada masa kehamilan.

Penyakit ini terjadi akibat rendahnya kandungan hemoglobin dalam tubuh semasa mengandung.
Anemia ini secara sederhana dapat kita artikan dengan kurangnya sel-sel darah merah di dalam
darah daripada biasanya.

Anemia pada kehamilan di Indonesia masih tinggi, dengan angka nasional 65% yang setiap
daerah mempunyai variasi berbeda. Anemia gangguan medis yang paling umum ditemui pada masa
hamil, mempengaruhi sekurang – kurangnya 20% wanita hamil. Wanita ini memiliki insiden
komplikasi puerperal yang lebih tinggi, sepertiinfeksi, daripada wanita hamil dengan nilai
hematologi normal.

Anemia menyebabkan penurunan kapasitas darah untuk membawa oksigen. Jantung berupaya
mengonpensasi kondisi ini dengan meningkatkan curah jantung. Upaya ini meningkatkan
kebebasan kerja jantung dan menekan fungsi ventricular. Dengan demikian, anemia yang menyertai
komplikasi lain (misalnya, preeklampsia) dapat mengakibatkan jantung kongestif.

Apabila seorang wanita mengalami anemia selama hamil, kehilangan darah pada saat ia
melahirkan, bahkan kalaupun minimal, tidak ditoleransi dengan baik. Ia berisiko membutuhkan
transfusi darah. Sekitar 80% kasus anemia pada masa hamil merupakan anemia tipe defisiensi besi
(Arias, 1993). Dua puluh persen (20%) sisanya mencakup kasus anemia herediter dan berbagai
variasi anemia didapat, termasuk anemia defisiensi asam folat, anemia sel sabit dan talasemia.

B. TUJUAN

a. Tujuan Umum

Mengetahui bagaimana cara mengatasi ibu hamil dengan kasus anemia selama kehamilan
sehingga dapat menekan terjadinya komplikasi lebih lanjut

b. Tujuan Khusus

· Mengetahui apa itu anemia dalam kehamilan

· Mengetahui tanda dan gejala anemia dalam kehamilan


· Mengetahui epidemiologi anemia dalam kehamilan

· Mengetahui etiologi anemia dalam kehamilan

· Mengetahui patofisiologi anemia dalam kehamilan

· Mengetahui klasifikasi anemi dalam kehamilan

· Mengetahui penatalaksanaan anemia dalam kehamilan

C. MANFAAT

· Bagi Mahasiswa

Makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa, sehingga
dapat mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan kebidanan.

· Bagi Petugas Kesehatan

Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi petugas kesehatan khususnya bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan.
BAB II

KONSEP ANEMIA PADA IBU HAMIL

A. DEFINISI

Anemia adalah suatu keadaan di mana jumlah eritrosit yang beredar atau konsentrasi
hemoglobin menurun. Sabagai akibat,ada penurunan trasportasi oksigan dari paru-paru ke jaringan
perifer. Selama kehamilan, anemia lazim terjadi dan biasanya disebabkan oleh difesiensi besi,
sekunder terhadap kehilangan darah sebalumnya atau asupan besi yang tidak jarang adekuat.

Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12
gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II
(Saifuddin, 2002). Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis
pengobatannya relatif mudah, bahkan murah.

Anemia diindikasikan bila hemoglobin ( Hb) kurang dari 12 g/dl pada wanita yang tidak
hamil atau kurang dari 10 g/dl pada wanita hamil.

B. ETIOLOGI

Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut
bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Safuddin, 2002). Menurut Mochtar (1998)
penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai berikut :

1. Kurang gizi (malnutrisi)

2. Kurang zat besi dalam diit

3. Malabsorpsi

4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain

5. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain

C. KLASIFIKASI ANEMIA DALAM KEHAMILAN

Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Mochtar (1998), adalah sebagai berikut :
1. Anemia Defisiensi Zat Besi

anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya yaitu, keperluan zat
besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah pemberian tablet
besi.

a. Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atau Na-
fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan.
Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk
profilaksis anemia (Saifuddin, 2002).

b. Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per oral, dan
adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa kehamilannya tua
(Wiknjosastro, 2002). Pemberian preparat parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20
mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 gr%
(Manuaba, 2001).

Untuk menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnesa. Hasil
anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan
mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan
menggunakan alat sachli, dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III. Hasil
pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai berikut:

1) Hb 11 gr% : Tidak anemia

2) Hb 9-10 gr% : Anemia ringan

3) Hb 7 – 8 gr% : Anemia sedang

4) Hb < 7 gr% : Anemia berat

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai 800 mg. Kebutuhan ini terdiri
dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk
meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat
usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8–10 mg zat
besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20–25 mg zat besi
perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi
sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba,
2001).

2. Anemia Megaloblastik

Anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali karena kekurangan
vitamin B12.

Pengobatannya:

a. Asam folik 15 – 30 mg per hari


b. Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari

c. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari

d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan transfusi
darah.

3. Anemia Hipoplastik

Anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah merah baru.
Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi lengkap,
pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosi.

4. Anemia Hemolitik

Anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat
dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran darah,
kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.
Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila disebabkan
oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun pada
beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi hasil. Sehingga transfusi darah berulang dapat
membantu penderita ini.

D. GEJALA ANEMIA PADA IBU HAMIL

Gejala anemia pada kehamilan yaitu:

 Ibu mengeluh cepat lelah,

 Sering pusing,

 Mata berkunang-kunang,

 Malaise,

 Lidah luka,

 Nafsu makan turun (anoreksia),

 Konsentrasi hilang,

 Nafas pendek (pada anemia parah); dan

 Keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.


E. PATOFISIOLOGI ANEMIA PADA IBU HAMIL

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau kehilangan sel darah
merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapt terjadi akibat kekurangan nutrisi,
pajanan toksik, inuasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah
merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut
terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah
merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel
darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau dalam system
retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang
sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah
merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi
normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera.
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb)
dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke seluruh
organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat
menghambat kerja organ-organ penting.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG LABORATORIUM PADA KEHAMILAN

1. Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun

2. Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (molume korpuskular rerata) dan
MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan mikrositik dengan eritrosit hipokronik (DB),
peningkatan (AP). Pansitopenia (aplastik).

3. Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons sumsum tulang terhadap
kehilangan darah/hemolisis).

4. Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat mengindikasikan tipe
khusus anemia).

5. LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan kerusakan sel darah
merah : atau penyakit malignasi.

6. Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia, misal : pada tipe
anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih pendek.
Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).

7. SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin meningkat (hemolitik)
atau menurun (aplastik).
Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat (DB); normal atau tinggi (hemolitik)
8. Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.
Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP, hemolitik).
Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan dengan defisiensi
masukan/absorpsi

9. Besi serum : tak ada (DB); tinggi (hemolitik)

10. TBC serum : meningkat (DB)

11. Feritin serum : meningkat (DB)

12. Masa perdarahan : memanjang (aplastik)

13. LDH serum : menurun (DB)

14. Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urine (AP)

15. Guaiak : mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster, menunjukkan perdarahan
akut / kronis (DB).

16. Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya asam hidroklorik bebas
(AP).

17. Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak berubah dalam jumlah, ukuran,
dan bentuk, membentuk, membedakan tipe anemia, misal: peningkatan megaloblas (AP), lemak
sumsum dengan penurunan sel darah (aplastik).

18. Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan : perdarahan GI (Doenges,
1999).

G. PENATALAKSANAAN MEDIS

Tindakan umum :
1. Transpalasi sel darah merah.
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :
1. Anemia defisiensi besi
Penatalaksanaan :
Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan seperti ikan,
daging, telur dan sayur.
Pemberian preparat fe
Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis makan
Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.
2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12
3. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral
4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian cairan dan
transfusi darah.

H. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

A. Pada saat kunjungan awal, kaji riwayat pasien

1. Telusuri riwayat anemia, masalah pembekuan darah, penyakit sel sabit, anemia glukosa-6-fosfat
dehidrogenase (G6PD), atau peyakit hemolitik herediter lain.

2. Kaji riwayat keluarga

B. Lakukan hitungan darah lengkap pada kunjungan awal.

1. Morfologi

a. Morfologi normal menunjukkan sel darah merah (SDM) yang sehat dan matang

b. SDM mikrositik hipokrom menunjukkan anemia defisiensi zat besi

c. SDM makrositik hipokrom menunjukkan anemia pernisiosa

2. Kadar hemoglobin (Hb) dan hematokrin (Ht) pada kehamilan

a. Kadar Hb lebih dari 13 g/dl dengan Ht lebih dari 40% dapat menunjukkan hipovolemia.
Waspada dehidrasi dan preklamsi

b. Kadar Hb 11,5-13 g/dl dengan Ht 34%-40% menunjukkan keadaan yang normal dan sehat.

c. Kadar Hb 10,5-11,5 g/dl dengan Ht 31%-32% menunjukkan kadar yang rendah, namun masih
normal.

d. Kadar Hb 10 g/dl disertai Ht 30% menunjukkan anemia

(1) Rujuk pasien ke ahli gizi atau konseling gizi,atau keduanya

(2) Berikan suplemen zat besi 1 atau 2 kali/hari, atau satu kapsul time-release, seperti Slow-Fe
setiap hari

e. Kadar Hb < 9-10 g/dl dengan Ht 27%-30% dapat menunjukkan anemia megaloblastik.

(1) Rujuk pasien ke ahli gizi atau konseling diet.

(2) Rekomendasikan pemberian suplemen ferum-sulfat 325 mg per oral, 2 atau 3 kali/hari.
f. Kadar Hb <9g/dl dengan Ht <27% atau anemia yang tidak berespon terhadap pengobatan di
atas, diperlukan langkah-langkah berikut:

(1) Periksa adanya pendarahan samara tau infeksi.

(2) Pertimbangkan untuk melakukan uji laboratorium berikut:

(a) Hb dan Ht (untuk meyingkirkan kesalahan laboratorium)

(b) Kadar kosentrasizat besi serum

(c) Kapasitas pegikat zat besi

(d) Hitung jenis sel (SDP dan SDM)

(e) Hitung retikulosit (untuk megukur produksi eritrosit)

(f) Hitung trombosit

(g) uji guaiac pada feses untuk medeteksi pendarahan samar

(h) Kultur feses untuk memeriksa telur dan parasit

(i) Skrining G6PD (lahat panduan untuk anemia: Hemolitik didapat) bila klien keturunan Afika-
Amerika.

(3) Konsultasikan dengan dokter

(4) Rujuk pasien ke ahli gizi atau konseling gizi.

C. Bila pasien hamil, periksa kadar hematokrin pda awal kunjungan , yaitu 28 minggu kehamilan
dan 4 minggu setelah memulai terapi.

1. Atasi tanda-tanda anemia (sesuai informasi sebelumnya pada poin IV-Penatalaksanaan B2).

2. Konsultasikan ke dokter bila:

a. Terdapat penurunan Ht yang menetap walaupun sudah mendapat terapi

b. Terdapat penurunan yang signifikan, dibandingkan dengan hasil sebelumnya (singkirkan


kesalahan labotaturium).

c. Tidak berespons trhadap terapi setelah 4-6 minggu

d. Kadar Hb <9,0 g/dl atau Ht <27%.


BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL

DENGAN ANEMIA

A. PENGKAJIAN

Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
menyeluru(Boedihartono, 1994).

Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :

1. Aktivitas / istirahat

Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas ; penurunan semangat


untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih
banyak.

Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi, menarik diri,
apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan.
Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain
yang menunujukkan keletihan.

2. Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi berat (DB),
angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpitasi
(takikardia kompensasi).

Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar, hipotensi
postural. Disritmia : abnormalitas EKG, depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang
T; takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik (DB). Ekstremitas (warna) : pucat pada kulit dan
membrane mukosa (konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit
hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan). Kulit seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau
kuning lemon terang (AP). Sklera : biru atau putih seperti mutiara (DB). Pengisian kapiler melambat
(penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi) kuku : mudah patah, berbentuk
seperti sendok (koilonikia) (DB). Rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara
premature (AP).

3. Integritas ego

Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya penolakan


transfusi darah.

Tanda : depresi.

4. Eleminasi
Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB). Hematemesis,
feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi. Penurunan haluaran urine.
Tanda : distensi abdomen.

5. Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan produk sereal
tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah, dyspepsia,
anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas mengunyah atau peka terhadap es,
kotoran, tepung jagung, cat, tanah liat, dan sebagainya (DB).
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan vitamin B12).
Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas (DB).
Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut
pecah. (DB).

6. Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi.
Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki
goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.

Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu berespons,
lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik, AP). Epitaksis : perdarahan dari lubang-
lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi, tanda Romberg
positif, paralysis (AP).

7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)

8. Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.

9. Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat terpajan pada radiasi; baik
terhadap pengobatan atau kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran terhadap dingin
dan panas. Transfusi darah sebelumnya. Gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering
infeksi.

Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum. Ptekie dan
ekimosis (aplastik).

10. Seksualitas
Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore (DB). Hilang libido
(pria dan wanita). Imppoten.

Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.


B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan


oksigen

2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


ketidakmampuan untuk mencerna makanan

3. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh sekunder yang tidak adekuat (mis:
penurunan hemoglobin, eukopenia, supresi/penurunan respon inflamasi)

4. Konstipasi berhubungan dengan perubahan pada pola makan.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan/Kriteria hasil Intevensi Rasional


Keperawatan

1. Intoleransi aktivitas Melaporkan peningkatan 1. Kaji kemampuan 1. Mempengaruhi


berhubungan toleransi pasien untuk pilihan
dengan aktivitas(termasuk melakukan untuk intervensi/bantuan
ketidakseimbangan aktivitas sehari-hari. melakukan tugas/AKS
antara suplai dan normal. 2. Menunjukkan
kebutuhan oksigen. perubahan neurologi
2. Kaji karena defesiensi
kehilangan/gangguan vitamin B12
keseimbangan gaya mempengaruhi
jalan, kelemahan otot. keamanan
pasien/resiko cedera.
3. Awasi tekanan
darah, nadi, 3. Manifestasi
pernapasan selama kardiopulmonal dari
dan sesudah aktivitas. upaya jantung dan paru
untuk membawa jumlah
4. Berikan oksigen adekuat ke
lingkungan tenang. jaringan.
5. Ubah posisi pasien 4. Meningkatkan
dengan perlahan dan istirahat untuk
pantau terhadap menurunkan kebutuhan
pusing. oksigen tubuh dan
6. Anjurkan pasien menurunkan regangan
untuk menghentikan jantung dan paru.
aktivitas bila palpitasi. 5. Hipotensi postural
atau hipoksia serebral
dapat menyebabkan
pusing, berdenyut dan
peningkatan resiko
cedera.

6. Regangan/stres
kardiopulmonal
berlebihan/stres dapat
menimbulkan
kegagalan.

2. Ketidakseimbangan Menunjukkan 1. Kaji riwayat 1. Mengidentifikasi


nutrisi: kurang dari peningkatan berat badan nutrisi, termasuk defisiensi, menduga
kebutuhan tubuh atau berat badan stabil makanan yang disukai. kemungkinan
berhubungan dengan nilai intervensi.
dengan laboratorium normal. 2. Observasi dan
ketidakmampuan catat masukan 2. Mengawasi
untuk mencerna makanan pasien. masukan kalori atau
makanan. kualitas kekurangan
3. Timbang berat konsumsi makanan.
badan tiap hari.
3. Mengawasi
4. Berikan makan penurunan berat badan
sedikit dan frekuensi atau efektivitas
sering dan/atau intervensi nutrisi.
makan diantara waktu
makan. 4. Makan sedikit dapat
menurunkan
5. Observasi dan kelemahan dan
catat kejadian meningkatkan
mual/muntah, flatus pemasukan juga
dan gejala lain yang mencegah distensi
berhubungan. gaster.
6. Berikan dan bantu 5. Gejala GI dapat
hygiene mulut yang menunjukkan efek
baik sebelum dan anemia (hipoksia) pada
sesudah makan, organ.
gunakan sikat gigi
halus untuk 6. Meningkatkan nafsu
penyikatan yang makan dan pemasukan
lembut. Berikan oral, menurunkan
pencuci mulut yang pertumbuhan bakteri,
diencerkan bila meminimalkan
mukosa oral luka. kemungkinan infeksi.
Teknik perawatan
7. Kolaborasi : mulut khusus mungkin
1.Berikan obat sesuai diperlukan bila jaringan
indikasi, mis.Vitamin rapuh/luka/perdarahan
dan suplemen mineral, dan nyeri berat.
seperti 7. Kolaborasi :
sianokobalamin
(vitamin B12), asam 1. Kebutuhan
folat (Flovite); asam penggantian tergantung
askorbat (vitamin C), pada tipe anemia
dan/atau adanya
2.Besi dextran (IM/IV.) masukan oral yang
buruk dan defisiensi
yag diidentifikasi.

2. Diberikan sampai
defisit diperkirakan
teratasi dan disimpan
untuk yang tak dapat
diabsorpsi atau terapi
besi oral, atau bila
kehilangan darah
terlalu cepat untuk
penggantian oral
menjadi efektif.

3. Resiko infeksi Mngidentifikasi perilaku 1. Tingkatkan cuci 1. Mencegah


berhubungan untuk tangan yang baik oleh kontaminasi silang.
dengan pertahanan mencegah/menurunkan oemberi perawatan
tubuh sekunder yang resiko infeksi. 2. Menurunkan resiko
dan pasien.
tidak adekuat (mis: infeksi bakteri.
penurunan
2. Pertahankan
hemoglobin, 3. Membantu dalam
eukopenia, teknik aseptic ketat
pada prosedur/ pengenceran secret
supresi/penurunan
perawatan luka. pernafasan untuk
respon inflamasi).
mempermudah
3. Tingkatkan pengeluaran dan
masukan cairan mencegah statis cairan
adekuat. tubuh.

4. Pantau suhu, catat 4. Adnya proses


adanya menggigil dan inflamasi/infeksi
takikardia dengan atau membutuhkan
tanpa demam
5. Kolaborasi: evaluasi/pengobatan.
berikan antiseptic
topical, antibiotic 5. Mungkin digunakan
sistemik. secara propilaktik
untuk menurunkan
kolonisasi atau untuk
pengobatan proses
infeksi local.

4. Konstipasi Membuat/kembali pola 1. Observasi warna 1. Membantu


berhubungan normal dari fungsi usus. feses, konsistensi, mengidentifikasi
dengan perubahan frekuensi, dan jumlah. penyebab/ factor
pada pola makan.
pemberat dan
2. Auskultas bunyi intervensi yang tepat.
usus
2. Bunyi usus secara
3. Awasi masukan umum meningkat pada
dan haluaran dengan diare dan menurun
perhatian khusus pada pada konstipasi.
makanan/cairan.
3. Dapat
4. Kaji kondisi kulit mengidentifikasi
perianal dengan dehidrasi, kehilangan
sering. berlebihan atau alat
5. Kolaborasi: dalam mengidentifikasi
berikan obat anti defisiensi diet.
diare, misalnya:
difenoxsilat 4. Mencegah ekskoriasi
hidroklorida. kulit dan kerusakan
kulit.

5. Menurunkan
multilitas usus bila
diare terjadi.

D. EVALUASI

1. Terjadi penurunan tanda fisiologis intoleransi, mis, nadi, pernapasan, dan TD masih
dalamrentang normal pasien.

2. Tidak ada tanda terjadinya malnutrisi. Klien menunjukan perilaku, perubahan pola hidup untuk
meningkatkan dan/atau mempertahankan berat badan yang sesuai.

3. Perilaku untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi dapat diidentifikasi.

4. Fungsi usus mulai kembali normal.


DAFTAR PUSTAKA

Morgan Geri, dkk. 2009. Obstetri dan Ginekologi Pansuan Praktik. Jakarta: EGC.

Loowdermilk,dkk.2005.Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Jakarta:EGC.

Taber Ben-zion,M,D.1994.Kapita Selekta Kedaruratan Obstet dan Ginekologi.Jakarta:EGC.

Prawirohardjo, Sarwono.2006.Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Meternal dan


Neonatal.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka.

Doenges, Marilynn E,dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta:EGC.

Nanda.2009.Diagnosa Keperawatan 2009-2011.Jakarta:EGC.

Manuaba, Ida Bagus Gde.2001.Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan
KB.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai