Anda di halaman 1dari 17

PEKERJAAN JEMBATAN TG.

B3
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Mobilisasi
Sebelum pekerjaan konstruksi dimulai, pada tahap awal pelaksanaan
adalah memobilisasi tenaga kerja, bahan dan peralatan yang disesuaikan
dengan Kontrak Kerja atau Dokumen Penawaran.Tahapan yang akan dilaksanakan
dalam periode mobilisasi iniadalah :
• Mobilisasi personil lapangan yang memenuhijaminan kualifikasi/kwantitas
(sertifikasi)menurut cakupanpekerjaannya dan keahlian setiap tenaga.
• Mobilisasi/pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam penawaran.
• Penyediaan dan pemeliharaan base camp kontraktor,jika perlu termasuk kantor
lapangan dan tempat tinggal.
• Pembuatan Jalan dan Jembatan sementara.
• Menyediakan kantor lapangan dan tempat tinggal pekerja yang memenuhi
syarat,
• Menyediakan lahan, gudang dan bengkel yang memenuhi syarat-syarat
• Pelaksanaan pembongkaran bangunan, instalasi serta pembersihan tempat
kerja dan pengembalian kondisi harus memenuhi syarat.
• Bangunan untuk kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sedemikian
rupa sehingga terbebas dari polusi yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan,
• Bangunan kantor dan fasilitas lainnya harus dibuat dengan kekuatan
structural yang memenuhi syarat,
• Bangunan kantor dan fasilitas harus dibuat pada elevasi yang lebih tinggi dari
daerah sekitarnya, diberi pagar keliling dan penjagaan, dilengkapi dengan
jalan masuk serta tempat parkir
• Jembatan sementara dibuat dengan struktur dan kekuatan memenuhi syarat
dan persetujuan direksi lapangan,
• Pengaturan lalu lintas sementara dengan rambu-rambu yang memenuhi
syarat.

b. Pemeliharaan dan Perlindungan Lalu Lintas


Pemeliharaan dan perlindungan lalu lintas dilakuakn dengan mengupayakan
manajemen pengaturan arus lalu lintas yang ada di jalan tersebut.
Terhambatnya aktifitas arus lalu lintas dilokasi pekerjaan dan daerah sekitarnya
akan menimbulkan kerugian bagi pengguna jalan dalam berbagai aspek, safety bagi
para pengguna jalan perlu mendapat jaminan agar tidak menimbulkan kerugian
bagi seluruh pihak. Pemeliharaan dan perlindungan lalu lintas dalam
pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan dengan berbagai cara antara lain:
• Memasang berbagai jenis rambu-rambu pengaman di sekitarlokasi
pekerjaan secara tepat dan benar, baik secara fungsibentuk dan lokasi
penempatan sesuai spesifikasi danketentuan yang ada.
• Menempatkan petugas pengatur lalu lintas secara efektif dan efisien untuk
mengatur dan mengerahkan arus lalu lintas yang ada.
• Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan yang
ada. Pekerjaan-pekerjaan yang akan menimbulkan gangguan besar (friction)
terhadap arus lalulintas, di atur jadwalnya sedemikian rupa sehingga
pelaksanaan pekerjaan tidak terlalu mengganggu arus lalulintas yang ada
dan menimbulkan kepadatan arus lalu lintas yang berarti.
• Jika tidak memingkinkan melakukan pekerjaan pada siang hari, maka untuk
pekerjaan tertentu seperti pengecoran akan dilakukan pada malam hari
dengan memasang penerangan yang cukup, agar tidak mengganggu arus
lalu lintas

c. Pemasangan dan Pemeliharaan Jembatan Sementara

2. PEKERJAAN DRAINASE
a. Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
• Penggalian dilaksanakan sebagaimana yang diperlukan untuk membentuk
selokan baru atau lama sehingga memenuhi kelandaian yang ditunjukkan pada
gambar yang disetujui dan memenuhi profil jenis selokan yang ditunjukkan dalam
Gambar atau bilamana diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.
• Setelah formasi selokan yang telah disiapkan disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
pelapisan selokan dengan pasangan batu dengan mortar dilaksanakan seperti
yang disyaratkan.
• Seluruh bahan hasil galian dibuang dan diratakan sedemikian rupa sehingga
dapat mencegah setiap dampak lingkungan yang mungkin terjadi, di lokasi yang
ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan.

b. Pasangan Batu dengan Mortar


• Batu dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat mengurangi kelekatan
dengan adukan.
• Sebelum pemasangan, batu dibasahi seluruh permukaannya dan diberikan waktu
yang cukup untuk proses penyerapan air sampai jenuh.
• Suatu landasan dari adukan semen paling sedikit setebal 3 cm harus dipasang
pada formasi yang telah disiapkan. Landasan adukan ini dikerjakan sedikit demi
sedikit sedemikian rupa sehingga permukaan batu akan tertanam pada adukan
sebelum mengeras.
• Batu ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa
sehingga satu batu berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal
pelapisan yang diperlukan dimana tebal ini akan diukur tegak lurus terhadap
lereng. Rongga yang terdapat di antara satu batu dengan lainnya diisi dengan
adukan dan dikerjakan sampai hampir sama rata dengan permukaan lapisan
tetapi tidak sampai menutupi permukaan lapisan.
• Permukaan pekerjaan pasangan batu dengan mortar yang ter-ekspos
diselesaikan dan dirawat seperti yang disyaratkan untuk pelapisan batu.
• Penimbunan kembali di sekeliling struktur yang telah selesai dirawat sesuai
dengan ketentuan.

3. PEKERJAAN TANAH
a. Galian Biasa
• Penggalian dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan
dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan mencakup
pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah,
batu, batu bata, beton, pasangan batu dan bahan perkerasan lama, yang tidak
digunakan untuk pekerjaan permanen.
• Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin
terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian.
• Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada permukaan yang terekspos tidak boleh
tertinggal dan semua pecahan batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm
harus dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara
menimbun kembali dengan bahan yang disetujui Direksi Pekerjaan dan
dipadatkan.
• Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang
(barikade) yang cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh ke
dalamnya, dan setiap galian terbuka pada lokasi jalur lalu lintas maupun
lokasi bahu jalan harus diberi rambu tambahan pada malam hari berupa drum
yang dicat putih (atau yang sejenis).
b. Galian Struktur dengan Kedalaman 0 - 2 meter
• Penggalian dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan
dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan mencakup
pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah,
batu, batu bata, beton, pasangan batu dan bahan perkerasan lama, yang tidak
digunakan untuk pekerjaan permanen.
• Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin
terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian.
• Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada permukaan yang terekspos tidak boleh
tertinggal dan semua pecahan batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm
harus dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara
menimbun kembali dengan bahan yang disetujui Direksi Pekerjaan dan
dipadatkan.
• Galian untuk struktur dibuat dengan ukuran yang cukup sehingga memungkinkan
pemasangan bahan dengan benar.
• Bila galian parit untuk gorong-gorong atau lainnya dilakukan pada timbunan baru,
maka timbunan dikerjakan sampai ketinggian yang diperlukan dengan jarak
masing-masing lokasi galian parit tidak kurang dari 5 kali lebar galian parit
tersebut, selanjutnya galian parit tersebut dilaksanakan dengan sisi-sisi yang
setegak mungkin sebagaimana kondisi tanahnya mengijinkan.
• Galian sampai elevasi akhir pondasi untuk telapak pondasi struktur tidak boleh
dilaksanakan sampai sesaat sebelum pondasi akan dicor.

c. Galian Struktur dengan Kedalaman 2 - 4 meter


• Penggalian dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan
dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan mencakup
pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah,
batu, batu bata, beton, pasangan batu dan bahan perkerasan lama, yang tidak
digunakan untuk pekerjaan permanen.
• Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin
terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian.
• Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada permukaan yang terekspos tidak boleh
tertinggal dan semua pecahan batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm
harus dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara
menimbun kembali dengan bahan yang disetujui Direksi Pekerjaan dan
dipadatkan.
• Galian untuk struktur dibuat dengan ukuran yang cukup sehingga memungkinkan
pemasangan bahan dengan benar.
• Bila galian parit untuk gorong-gorong atau lainnya dilakukan pada timbunan baru,
maka timbunan dikerjakan sampai ketinggian yang diperlukan dengan jarak
masing-masing lokasi galian parit tidak kurang dari 5 kali lebar galian parit
tersebut, selanjutnya galian parit tersebut dilaksanakan dengan sisi-sisi yang
setegak mungkin sebagaimana kondisi tanahnya mengijinkan.
• Galian sampai elevasi akhir pondasi untuk telapak pondasi struktur tidak boleh
dilaksanakan sampai sesaat sebelum pondasi akan dicor.

d. Galian Struktur dengan Kedalaman 4 - 6 meter


• Penggalian dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan
dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan mencakup
pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah,
batu, batu bata, beton, pasangan batu dan bahan perkerasan lama, yang tidak
digunakan untuk pekerjaan permanen.
• Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin
terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian.
• Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada permukaan yang terekspos tidak boleh
tertinggal dan semua pecahan batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm
harus dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara
menimbun kembali dengan bahan yang disetujui Direksi Pekerjaan dan
dipadatkan.
• Galian untuk struktur dibuat dengan ukuran yang cukup sehingga memungkinkan
pemasangan bahan dengan benar.
• Bila galian parit untuk gorong-gorong atau lainnya dilakukan pada timbunan baru,
maka timbunan dikerjakan sampai ketinggian yang diperlukan dengan jarak
masing-masing lokasi galian parit tidak kurang dari 5 kali lebar galian parit
tersebut, selanjutnya galian parit tersebut dilaksanakan dengan sisi-sisi yang
setegak mungkin sebagaimana kondisi tanahnya mengijinkan.
• Galian sampai elevasi akhir pondasi untuk telapak pondasi struktur tidak boleh
dilaksanakan sampai sesaat sebelum pondasi akan dicor.

e. Cofferdam, Penyokong, Pengaku dan Pekerjaan yang Berkaitan


• Penggalian dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan
dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan mencakup
pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah,
batu, batu bata, beton, pasangan batu dan bahan perkerasan lama, yang tidak
digunakan untuk pekerjaan permanen.
• Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin
terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian.
• Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada permukaan yang terekspos tidak boleh
tertinggal dan semua pecahan batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm
harus dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara
menimbun kembali dengan bahan yang disetujui Direksi Pekerjaan dan
dipadatkan.
• Cofferdam, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) atau tindakan lain untuk
mengeluarkan air dipasang untuk pembuatan dan pemeriksaan kerangka acuan
dan untuk memungkinkan pemompaan dari luar acuan. Cofferdam atau
penyokong atau pengaku yang tergeser atau bergerak ke samping selama
pekerjaan galian harus diperbaiki, dikembalikan posisinya dan diperkuat untuk
menjamin kebebasan ruang gerak yang diperlukan selama pelaksanaan.
• Cofferdam, penyokong dan pengaku (bracing) yang dibuat untuk pondasi
jembatan atau struktur lainnya diletakkan sedemikian hingga tidak menyebabkan
terjadinya penggerusan dasar, tebing atau bantaran sungai.
f. Penyiapan Badan Jln. pada Galian Biasa atau Perk. Lama Rusak
• Setelah pekerjaan galian selesai dilaksanakan, maka dilaksanakan pembetukan
tanah dasar.
• Seluruh timbunan yang diperlukan dihampar sesuai dengan kebutuhan dan
elevasi yang dirancanakan.
• Tanah dasar dipadatkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku/relevan

4. PEKERJAAN PELEBARAN DAN PERKERASAN BAHU JALAN


a. Lapis Pondasi Agregat Kelas A
b. Lapis Pondasi Agregat Kelas B
• Penyiapan tanah dasar untuk bahu jalan baik itu meratakan dan memadatkannya.
• Wheel loader memuat material Agregat yang telah dicampur dari base camp
/stock file ke dalam dump truck untuk selanjutnya dibawa kelokasi pekerjaan.
• Material dihampar di lokasi kerja dengan menggunakan Vibrator roller, dengan
tetap menjaga tebal hamparan sesuai yang disyaratkan dalam gambar.
• Untuk menjaga kadar air bahan yang disyaratkan dalam rentang Spesifikasi,
maka sebelum pemadatan dapat dilakukan penyiraman material hamparan
dengan menggunakan Water Tank. Sekelompok pekerja akan merapihkan
hamparan dari agregasi sebelum pemadatan dengan menggunakan alat bantu.

5. PEKERJAAN PERKERASAN BERBUTIR


a. Lapis Pondasi Agregat Kelas A
• Penyiapan tanah dasar untuk bahu jalan baik itu meratakan dan meratakannya.
• Wheel loader memuat material Agregat yang telah dicampur dari base camp
/stock file ke dalam dump truck untuk selanjutnya dibawa kelokasi pekerjaan.
• Material dihampar di lokasi kerja dengan menggunakan Vibrator roller, dengan
tetap menjaga tebal hamparan sesuai yang disyaratkan dalam gambar.
• Untuk menjaga kadar air bahan yang disyaratkan dalam rentang Spesifikasi,
maka sebelum pemadatan dapat dilakukan penyiraman material hamparan
dengan menggunakan Water Tank. Sekelompok pekerja akan merapihkan
hamparan dari agregasi sebelum pemadatan dengan menggunakan alat bantu.
b. Lapis Pondasi Agregat Kelas B
• Penyiapan tanah dasar untuk bahu jalan baik itu meratakan dan meratakannya.
• Wheel loader memuat material Agregat yang telah dicampur dari base camp
/stock file ke dalam dump truck untuk selanjutnya dibawa kelokasi pekerjaan.
• Material dihampar di lokasi kerja dengan menggunakan Vibrator roller, dengan
tetap menjaga tebal hamparan sesuai yang disyaratkan dalam gambar.
• Untuk menjaga kadar air bahan yang disyaratkan dalam rentang Spesifikasi,
maka sebelum pemadatan dapat dilakukan penyiraman material hamparan
dengan menggunakan Water Tank. Sekelompok pekerja akan merapihkan
hamparan dari agregasi sebelum pemadatan dengan menggunakan alat bantu.
6. PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL
a. Lapis Resap Pengikat
• Penyiapan permukaan yang akan dihampar dengan menggunakan mesin
kompresor yang dibantu dengan alat manual seperti : sikap dan sapu lidi.
• Pekerjaan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga masih memungkinkan lalu
lintas satu lajur tanpa merusak pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan hanya
menimbulkan gangguan yang minimal bagi lalu lintas.
• Bangunan dan benda- benda lain disamping tempat kerja (struktur, kerb lantai dan
lain-lain) harus dilindungi agar tidak menjadi kotor karena percikan aspal.
• Penyiapan material yang digunakan dengan mencampur Aspal dan Korosene
sesuai komposisi yang ditentukan, dan kemudian dipasnaskan sehingga menjadi
aspal cair.
• Penghamparan dilakukan dengan menggunakan aspal Sprayer secara seksama,
dengan mengacu pada rentang suhu yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
• Perapihan dilakukan setelah penyemprotan selesai dilakukan.

b. Lapis Perekat
• Penyiapan permukaan yang akan dihampar dengan menggunakan mesin
kompresor yang dibantu dengan alat manual seperti : sikap dan sapu lidi.
• Pekerjaan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga masih memungkinkan lalu
lintas satu lajur tanpa merusak pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan hanya
menimbulkan gangguan yang minimal bagi lalu lintas.
• Bangunan dan benda- benda lain disamping tempat kerja (struktur, kerb lantai dan
lain-lain) harus dilindungi agar tidak menjadi kotor karena percikan aspal.
• Penyiapan material yang digunakan dengan mencampur Aspal dan Korosene
sesuai komposisi yang ditentukan, dan kemudian dipasnaskan sehingga menjadi
aspal cair.
• Penghamparan dilakukan dengan menggunakan aspal Sprayer secara seksama,
dengan mengacu pada rentang suhu yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
• Perapihan dilakukan setelah penyemprotan selesai dilakukan.

c. Laston Lapis Aus (AC-WC) t= 0,05 m


• Wheel Loader memuat dari Stock File ke Hot Bin, kemudian bersama-sama
dengan Asphalt di campur diunit pencampuran asphalt dengan komposisi yang
telah disetujui.
• Dump truck membawa campuran asphalt panas kelokasi pekerjaan.
• Campuran dihampar dengan menggunakan Asphalt Finisher, kemudian
pemadatan awal oleh Tandem Roller, pemadatan utama oleh Type Roller dan
pemadatan akhir kembali dengan Tandem Roller .
• Lintasan pemadatan dilakukan sesuai jumlah lintasan yang telah disetujui.
• Semua rentang suhu yang disyaratkan selama proses ini harus tetap dijaga untuk
mendapatkan kepadatan yang optimum.
• Selama penghamparan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi dan
sambungan hamparan secara manual, sebagian lagi bertugas mengatur lalu lintas
yang lewat.

d. Laston Lapis Antara (AC-BC) t=0,05 m


• Setelah pekerjaan lapis resap pengikat dilaksanakan dan dibiarkan selama 24
jam, maka dilanjutkan dengan penghamparan Laston Lapis Antara (AC-BC)
• Wheel Loader memuat dari Stock File ke Hot Bin, kemudian bersama-sama
dengan Asphalt di campur diunit pencampuran asphalt dengan komposisi yang
telah disetujui.
• Dump truck membawa campuran asphalt panas kelokasi pekerjaan.
• Campuran dihampar dengan menggunakan Asphalt Finisher, kemudian
pemadatan awal oleh Tandem Roller, pemadatan utama oleh Type Roller dan
pemadatan akhir kembali dengan Tandem Roller .
• Lintasan pemadatan dilakukan sesuai jumlah lintasan yang telah disetujui.
• Semua rentang suhu yang disyaratkan selama proses ini harus tetap dijaga untuk
mendapatkan kepadatan yang optimum.
• Selama penghamparan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi dan
sambungan hamparan secara manual, sebagian lagi bertugas mengatur lalu lintas
yang lewat.

7. PEKERJAAN STRUKTUR
a. Beton K350 (poor plate, pilar dan abutmen)

• Penyiapan tempat kerja


• Apabila ada beton lama, maka harus dibongkar dulu
• Untuk pekerjaan fondasi, harus sesuai dengan dimensi yang disyaratkan
dan adanya tempat disekeliling tempat pekerjaan yang stabil dan
adanya jalan kerja sehingga pekerjaan dapat dengan mudah diperiksa
• Untuk fondasi langsung, beton tidak boleh dicor langsung di atas tanah
• Sebelum pengecoran, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang
berada di dalam beton sudah terpasang dan diikat kuat sehingga tidak
bergeser pada saat pengecoran
• Galian harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi lapangan sebelum
pekerjaan beton dimulai
• Pada waktu pengecoran, beton tidak boleh terkena air hujan, atau panas matahari
secara langsung, jadi harus pasang tenda atau pelindung terhadap beton cor
• Alat untuk pekerjaan Takaran (timbangan utk fc’>20MPa), Mixer (manual,
ready mix), gerobak, pompa, alatpemadat, finishin.
• Untuk beton dengan kuat tekan > fc’ 20 MPa, penakaran dilaksanakan
berdasarkan berat
• Sehingga diperlukan masing-masing berat volume agregat kasar maupun
Halus yang akan digunakan sesuai dengan Spek.

b. Unit Pracetak Gelagar Tipe I Bentang 35 meter

• Pekerjaan pemasangan gelagar dilaksanakan setelah pekerjaan pondasi


jembatan selesai dilaksanakan.
• Gelagar pracetak dari kendaraan trailer dengan menggunakan crane.
• Perakitan gelagar jembatan dilaksanakan pada suatu daerah yang mempunyai
panjang sebesar bentang gelagar.
• Sebagai tambahan diperlukan pula daerah untuk penyimpanan balok-balok beton
yang akan difungsikan sebagai penopang sementara gelagar.
• Dengan menggunakan crane, gelagar diletakkan pada posisi memanjang di atas
alat bantuan tumpuan, lalu dilakukan penyatuan gelagar dengan menggunakan
metode stressing atau post tension.

c. Unit Pracetak Voided Slab Bentang 0.07 x 1.44 meter


d.
e. Unit Pracetak Flat Slab Bentang 0.2 x 1.64 meter
f. Unit Pracetak Diafragma Bentang 1.6 meter jml 3 x 10 bh
Diafragma adalah elemen struktur yang berfungsi untuk memberikan ikatan antara gelagar
sehingga kan memberikan kestabilan pada masing-masing gelagar dalam arah horizontal.
Pengikatan tersebut dilakukan dalam bentuk pemberian stressing pada diafragma dan gelagar
sehingga dapat bekerja sebagai satu kesatuan.

g. Kabel Pra Tegang, Pengadaan dan Penarikan


h. Pemasangan Unit Pracetak Gelagar Tipe I Bentang 35. meter
i. Pemasangan Unit Pracetak Voided Slab Bentang 2,5 meter
j. Pemasangan Unit Pracetak Flat Slab Bentang 3 meter
k. Baja Tulangan (Polos) U24
• Setelah acuan selesai dan diperiksa kekuatannya, pengerjaannya, kerapatan
adukan, ketinggian dan kebersihan, penulangan dapat dipasang. Perlu untuk
sering memeriksa ukuran pada waktu pembengkokan di lokasi, atau tepat
sesudah pengiriman ke lokasi jika tulangan dibengkokan di luar lokasi.
• Penggunaan kayu, rak baja atau penyangga lain adalah supaya penulangan tidak
mengenai tanah atau lumpur sampai siap dipakai. Cat, minyak, lemak,Lumpur,
mill scale lepas atau karat lepas akan mengurangi sifat pelekatan dari batang
sederhana khususnya dan harus di lepas.
• Penutup (selimut) sangat penting terutama pada pelat lantai yang relative tipis,
kurangnya selimut dapat mengakibatkan berkaratnya batang dan terkikisnya
beton,sedangkan terlalu banyak selimut dapat mengakibatkan kekuatan rencana
diperkirakan dari pelat tidak tercapai.
• Pengikat kawat sama cepat berkarat seperti batang biasa,dan ujung pengikat
harus dijauhkan dari permukaan beton.
• Blok adukan dan dudukan (chair) plastik dipakai untu memelihara selimut lebih
disukai dari pada dudukan baja dengan pinggiran plastik.
• Beberapa dudukan plastic mempunyai luas dasar yang kurang, dan dapat hancur
bila dibebani, apalagi dalam cuaca panas. Bila dudukan dipakai pada posisi
horizontal untuk memegang penulangan vertical kadang – kadang berputar
kecuali jika dipasang dengan baik.
• Penulangan harus ditopang sedemikian rupa sehingga tidak berpindah, distorsi,
atau rusak dengan cara apapun pada waktu pengecoran pelat lantai.
• Sisa-sisa besi/kawat baja ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan bahaya,
• Besi tulangan yang menjorok ke luar dari lantaiatau dinding harus diberipelindung,
• Bila melakukan penyambungan besi tulangan maka ujungnya menjorok ke luar
tidak boleh menimbulkan bahaya,
• Besi tulangan tidak boleh disimpan pada perancah atau papan acuan
yang dapat membahayakan kestabilannya.

l. Baja Tulangan (Ulir) U32

• Setelah acuan selesai dan diperiksa kekuatannya, pengerjaannya, kerapatan


adukan, ketinggian dan kebersihan, penulangan dapat dipasang. Perlu untuk
sering memeriksa ukuran pada waktu pembengkokan di lokasi, atau tepat
sesudah pengiriman ke lokasi jika tulangan dibengkokan di luar lokasi.
• Penggunaan kayu, rak baja atau penyangga lain adalah supaya penulangan tidak
mengenai tanah atau lumpur sampai siap dipakai. Cat, minyak, lemak,Lumpur,
mill scale lepas atau karat lepas akan mengurangi sifat pelekatan dari batang
sederhana khususnya dan harus di lepas.
• Penutup (selimut) sangat penting terutama pada pelat lantai yang relative tipis,
kurangnya selimut dapat mengakibatkan berkaratnya batang dan terkikisnya
beton,sedangkan terlalu banyak selimut dapat mengakibatkan kekuatan rencana
diperkirakan dari pelat tidak tercapai.
• Pengikat kawat sama cepat berkarat seperti batang biasa,dan ujung pengikat
harus dijauhkan dari permukaan beton.
• Blok adukan dan dudukan (chair) plastik dipakai untu memelihara selimut lebih
disukai dari pada dudukan baja dengan pinggiran plastik.
• Beberapa dudukan plastic mempunyai luas dasar yang kurang, dan dapat hancur
bila dibebani, apalagi dalam cuaca panas. Bila dudukan dipakai pada posisi
horizontal untuk memegang penulangan vertical kadang – kadang berputar
kecuali jika dipasang dengan baik.
• Penulangan harus ditopang sedemikian rupa sehingga tidak berpindah, distorsi,
atau rusak dengan cara apapun pada waktu pengecoran pelat lantai.
• Sisa-sisa besi/kawat baja ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan bahaya,
• Besi tulangan yang menjorok ke luar dari lantaiatau dinding harus diberipelindung,
• Bila melakukan penyambungan besi tulangan maka ujungnya menjorok ke luar
tidak boleh menimbulkan bahaya,
• Besi tulangan tidak boleh disimpan pada perancah atau papan acuan
yang dapat membahayakan kestabilannya.

m. Bekisting
n. Pengadaan & Pemancangan Tiang Pnc. Beton Pratekan Pracetak Ukuran Dia.
40cm

• Mempersiapkan lokasi dimana alat pemancang akan diletakan, tanah haruslah


dapat menopang berat alat. Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada
di bawah permukaan tanah asli, maka galian harus dilaksanakan terlebih dahulu
sebelum pemancangan. Perhatian khusus diberikan agar dasar pondasi tidak
terganggu oleh penggalian diluar batas-batas yang ditunjukan oleh gambar kerja
• Mempersiapkan alat pancang yang sesuai dengan jenis tanah dan tiang pancang
yang telah ditentukan sehingga tiang pancang tersebut dapat menembus dan
masuk pada kedalaman yang telah ditentukan atau daya dukung yang telah
ditentukan tanpa terjadi kerusakan.
• Berat palu pada jenis drop hammer sebaiknya tidak kurang dari jumlah berat tiang
beserta topi pancang. Sedangkan untuk diesel hammer berat palu tidak boleh
kurang dari setengah jumlah berat tiang total beserta topi pancang ditambah 500
kg dan minimum 2,2 ton.
• Tiang pancang disimpan di sekitar lokasi yang akan dilakukan pemancangan.
Tiang pancang disusus seperti piramida, dan dialasi dengan kayu 5/10.
Penyimpanan dikelompokan sesuai dengan type, diameter, dimensi yang sama.
• Pada masing masing tiang pancang diberi identitas dan diberi meteran per satu
meter
• Kepala tiang pancang dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel. Tiang
pancang diikatkan pada sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik sehingga
tiang pancang masuk pada bagian alat.
• Setelah tiang pancang berada pada titik dan kemiringan yang telah ditentukan,
kemudian dilakukan pemancangan dengan menjatuhkan palu pada mesin
pancang.
• Pada pemancangan tiang yang utuh maka pemancangan (set) maksirnum
umumnya diperoleh dengan cara menggunakan alat pemukul (hammer) yang
paling tepat dan paling lunak. Bila pemancangan dilakukan secara sebagian
(segmental) maka ketinggian maksimum pemukulan yang diusulkan harus
semaksimal mungkin konsisten dengan tegangan maksimum yang diijinkan
padabeton dan massa alat pemukulnya juga harus diganti dengan yang sesuai,
haruspula diperhitungkan kemungkinan adanya kehilangan energi pada
sambungan
• Bila tiang pancang segmental menemui tanah yang lembek sekali, batuan keras
atau lapisan-lapisan batuan maka ketinggian pemukulannya harus dikurangi
• Bila tiang yang dipancangkan pada tanah lunak sampai kelapisan keras
pendukung untuk memperoleh penumpuan ujung yang kuat (high end bearing)
maka ketinggian dari semua tiang pancang yang berdekatan harus diperiksa
apakah terjadi pengangkatan, bila mengalami hal tersebut dilakukan lagi
pemancangan kembali tiang yang terangkat tersebut
• Bila kedalaman pemancangna lebih dalam dari pada panjang tiang pancang satu
batang, maka perlu dilakukan penyambungan dengan tiang pancang kedua yaitu
dengan pengelasan yang dilakukan dengan cermat sehingga tidak ada
celah/lubang pada sambungan las tersebut.
• Pemancangan dilakukan sampai penetrasi maksimum atau panentrasi tertentu
sesuai dengan perencanaan atau arahan direksi.
• Mengecek kelurusan / kemiringan sudut tiang pancang dengan menggunakan
theodolit min. 2 sudut yang berbeda

o. Pengujian Pembebanan Statis Pada Tiang dgn. Dia. s/d 600 mm


• Setelah tiang uji dipersiapkan/dipancang, perlu ditunggu dulu selama 7 hingga 30
hari sebelum tiang dapat diuji. Hal ini untuk memungkinkan tanah yang tekah
terganggu saat pemancangan dapat kembali ke keadaan semula.
• Beban kontra dapat dilakukan dengan cara seperti yang ditunjukkan pada
gambar.

• Pembebanan diberikan pada tiang pancang dengan menggunakan dongkrak


hidrolik.
• Beban yang diberikan hingga 200% dari beban rencana.
• Pembacaan data dilakukan berdasarkan siklus waktu dan beban tertentu, serta
membaca penurunan/kenaikan yang terjadi terhadap siklus tersebut.

p. Pasangan batu kali 1pc : 4 psr


q. Expansion Joint Tipe Tertutup
• Setelah persiapan lokasi pemasangan Expansion Joint telah siap, maka pada
bagian celah dalam 30 mm dari bagian dasar dimasukkan tali tambang. Seluruh
sisi yang dibongkar dilapisi dengan menggunakn aspal bitumen yang berfungsi
sebagai pengikat antara bagian aspal lama dengan aspal baru. Pasangkan baja
dalam kondisi datar tidak ada beda tinggi antara sisi-sisinya ini dimaksudkan agar
pada saat menerima beban dari atas plat baja tidak bergerak yang menyebabkan
Expansion Joint rusak/retak.

• Agregat sebelum digelar dipanaskan terlebh dahulu sampai suhu 200 derajat
dengan alat pemanas tertentu (indirect heating) dimana suhu dapat terkontrol
dengan baik dan dapat menghasilkan panas yang merata pada seluruh agregat.
Penghamparan lapis pertama setebal 40 mm yang kemudian dicor dengan aspal
karet yang sudah dipanaskan dengan cara indirect heating sampai suhu 200
derajat agar aspal karet tersebut dapat berpenetrasi kedalam semua rongga antar
agregat. Proses ini diulangi untuk ketebalan selanjutnya, sampai elevasi yang
ditentukan. Setelah penghamparan agregat selesai selanjutnya dipadatkan
dengan menggunakan alat compector sampai agregat saling mengunci dan
padat.
• Setelah semua agregat padan selanjutnya cor kembali dengan aspal bitumen
yang berfungsi sebagai waterproofing agar air tidak masuk kedalam bagian
agregat

r. Perletakan Elastomer Alam


• Pengadaan Elastomer yang terbuat dari karet alam harus sesuai dengan ukuran
yang ditentukan serta telah teruji dan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan, antara lain kemampuan yang cukup terhadap pemuaian dan kontraksi
akibat perubahan temperature, rotasi, perubahan kemiringan dan penyusutan
pada elemen struktur.
• Elastomer diinstal atau dipasang pada bagian jembatan di antara tumpuan kepala
jembatan dan gelagar jembatan dengan menggunakan lem epoxy rubber untuk
melekatkan dengan beton atau besi.
8. PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI & PEKERJAAN MINOR
a. Marka Jalan Thermoplastic
b. Kerb Pracetak

• Lokasi yang diperlukan untuk pemasangan kerb dibersihkan dan digali sampai
bentuk dan ke dalaman yang diperlukan, dan landasan kerb ini harus dipadatkan
sampai suatu permukaan yang rata.
• Semua bahan yang lunak dan tidak sesuai harus dibuang dan diganti dengan
bahan yang memenuhi serta harus dipadatkan sampai merata.
• Pemasangan kerb dipasang dengan teliti sesuai dengan detil, garis dan elevasi
yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
• Setiap kerb yang akan dipasang pada suatu kurva dengan radius kurang dari20
meter harus dibuat dengan menggunakan cetakan lengkung atau unit-unit
pracetakyang melengkung.
• Sambungan unit-unit kerb dan jenis-jenis pracetak lainnya harus dipasang dengan
sambungan yang serapat mungkin.
• Setelah suatu pekerjaan beton yang dicor di tempat mengeras dan unit-unit kerb
telah dipasang sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, maka
setiap lubang galian yang tersisa ditimbun kembali dengan bahan yang disetujui.
Bahan ini harus diisi dan dipadatkan sampai merata dalam lapisan-lapisan yang
tidak melebihi ketebalan15 cm. Semua celah di antara kerb baru dan tepi
perkerasan yang ada harus diisi kembali dengan jenis campuran aspal yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan, kecuali dalam Gambar telah ditunjukkan dengan
jelas bahwa pengisian kembali ini tidakdiperlukan.
• Bila jalan masuk kendaraan yang memotong trotoar diperlukan, maka sebagian
unit-unit kerb dibentuk khusus atau dipasang lebih rendah dengan peralihan
yangcukup landai sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

c. Perkerasan Blok Beton pada Trotoar dan Median
• Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang sejajar dan bersebelahan dengan jalur lalu
lintas yang diperkeras dengan konstruksi perkerasan beton atau aspal.
• Median jalan adalah merupakan suatu bagian tengah badan jalan yang secara
fisik memisahkan arus lalu lintas yang berlawanan arah; median jalan atau
pemisah tengah dapat berbentuk median yang ditinggikan, median yang
diturunkan, atau median rata.
• Setelah pekerjaan kerb telah selasai sebagai pembatas luar, maka perkerasan
blok beton dapat dilaksanakan.
• Sebelum pemasangan blok beton, disiapkan terlebih dahulu landasan pasir
sesuai dengan gambar yang telah ditentukan atau dengan arahan direksi.
• Penyusunan blok beton diatur dan disusun rata, rapat dan rapi sesuai gambar
atau arahan direksi.

d. Pipa Untuk Pembuangan Air Dari Jembatan


Pipa pembuangan ini adalah pipa pembuangan air hujan yang terletak
pada lantai jembatan ke arah bawah,Diameter minimum 75 mm dengan Bahan
baja galvanis. Panjang pipa cucuran 20 cm lebih panjang dari bagian terbawah
struktur utama bangunan atas.

e. Papan Nama Jembatan


Papan nama jembatan dibuat sesusai dengan nomenklaturyang ada, berisi
nama jembatan dan informasinyasebagaimana di bawah ini;
• Ukuran minimal 40x 60 cm2
• Bahan marmerdengan lambang PU
• Letak sesuai dengan ketentuandan dipasang pada parapet
• Isi tulisan :
◦ Nomor jembatan
◦ Nama jembatan
◦ Lokasi
◦ Data teknis
◦ Tahun pembangunan

f. Lampu Penerangan Jalan Lengan Tunggal


9. REVETMENT PENGAMAN BANGUNAN
a. Pengukuran dan Pemasangan Patok
b. Pemasangan Bowplank
c. Urugan Pasir dipadatkan t = 15 cm
d. Beton untuk lantai kerja (bedding) t = 5 cm
e. Beton K-225 Readymix (Kaki Pondasi-Grid-Curve)
f. Pembesian (Kaki Pondasi-Grid-Curve)
g. Pasangan Batu Kali 1 pc : 4 psr.
h. Siaran 1 pc : 2 psr
i. Suling-suling (Wheep Hole)
j. Pemasangan Bronjong (kawat dia.6mm)

Anda mungkin juga menyukai