B3
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Mobilisasi
Sebelum pekerjaan konstruksi dimulai, pada tahap awal pelaksanaan
adalah memobilisasi tenaga kerja, bahan dan peralatan yang disesuaikan
dengan Kontrak Kerja atau Dokumen Penawaran.Tahapan yang akan dilaksanakan
dalam periode mobilisasi iniadalah :
• Mobilisasi personil lapangan yang memenuhijaminan kualifikasi/kwantitas
(sertifikasi)menurut cakupanpekerjaannya dan keahlian setiap tenaga.
• Mobilisasi/pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam penawaran.
• Penyediaan dan pemeliharaan base camp kontraktor,jika perlu termasuk kantor
lapangan dan tempat tinggal.
• Pembuatan Jalan dan Jembatan sementara.
• Menyediakan kantor lapangan dan tempat tinggal pekerja yang memenuhi
syarat,
• Menyediakan lahan, gudang dan bengkel yang memenuhi syarat-syarat
• Pelaksanaan pembongkaran bangunan, instalasi serta pembersihan tempat
kerja dan pengembalian kondisi harus memenuhi syarat.
• Bangunan untuk kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sedemikian
rupa sehingga terbebas dari polusi yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan,
• Bangunan kantor dan fasilitas lainnya harus dibuat dengan kekuatan
structural yang memenuhi syarat,
• Bangunan kantor dan fasilitas harus dibuat pada elevasi yang lebih tinggi dari
daerah sekitarnya, diberi pagar keliling dan penjagaan, dilengkapi dengan
jalan masuk serta tempat parkir
• Jembatan sementara dibuat dengan struktur dan kekuatan memenuhi syarat
dan persetujuan direksi lapangan,
• Pengaturan lalu lintas sementara dengan rambu-rambu yang memenuhi
syarat.
2. PEKERJAAN DRAINASE
a. Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
• Penggalian dilaksanakan sebagaimana yang diperlukan untuk membentuk
selokan baru atau lama sehingga memenuhi kelandaian yang ditunjukkan pada
gambar yang disetujui dan memenuhi profil jenis selokan yang ditunjukkan dalam
Gambar atau bilamana diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.
• Setelah formasi selokan yang telah disiapkan disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
pelapisan selokan dengan pasangan batu dengan mortar dilaksanakan seperti
yang disyaratkan.
• Seluruh bahan hasil galian dibuang dan diratakan sedemikian rupa sehingga
dapat mencegah setiap dampak lingkungan yang mungkin terjadi, di lokasi yang
ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan.
3. PEKERJAAN TANAH
a. Galian Biasa
• Penggalian dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan
dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan mencakup
pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah,
batu, batu bata, beton, pasangan batu dan bahan perkerasan lama, yang tidak
digunakan untuk pekerjaan permanen.
• Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin
terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian.
• Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada permukaan yang terekspos tidak boleh
tertinggal dan semua pecahan batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm
harus dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara
menimbun kembali dengan bahan yang disetujui Direksi Pekerjaan dan
dipadatkan.
• Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang
(barikade) yang cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh ke
dalamnya, dan setiap galian terbuka pada lokasi jalur lalu lintas maupun
lokasi bahu jalan harus diberi rambu tambahan pada malam hari berupa drum
yang dicat putih (atau yang sejenis).
b. Galian Struktur dengan Kedalaman 0 - 2 meter
• Penggalian dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan
dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan mencakup
pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah,
batu, batu bata, beton, pasangan batu dan bahan perkerasan lama, yang tidak
digunakan untuk pekerjaan permanen.
• Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin
terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian.
• Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada permukaan yang terekspos tidak boleh
tertinggal dan semua pecahan batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm
harus dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara
menimbun kembali dengan bahan yang disetujui Direksi Pekerjaan dan
dipadatkan.
• Galian untuk struktur dibuat dengan ukuran yang cukup sehingga memungkinkan
pemasangan bahan dengan benar.
• Bila galian parit untuk gorong-gorong atau lainnya dilakukan pada timbunan baru,
maka timbunan dikerjakan sampai ketinggian yang diperlukan dengan jarak
masing-masing lokasi galian parit tidak kurang dari 5 kali lebar galian parit
tersebut, selanjutnya galian parit tersebut dilaksanakan dengan sisi-sisi yang
setegak mungkin sebagaimana kondisi tanahnya mengijinkan.
• Galian sampai elevasi akhir pondasi untuk telapak pondasi struktur tidak boleh
dilaksanakan sampai sesaat sebelum pondasi akan dicor.
b. Lapis Perekat
• Penyiapan permukaan yang akan dihampar dengan menggunakan mesin
kompresor yang dibantu dengan alat manual seperti : sikap dan sapu lidi.
• Pekerjaan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga masih memungkinkan lalu
lintas satu lajur tanpa merusak pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan hanya
menimbulkan gangguan yang minimal bagi lalu lintas.
• Bangunan dan benda- benda lain disamping tempat kerja (struktur, kerb lantai dan
lain-lain) harus dilindungi agar tidak menjadi kotor karena percikan aspal.
• Penyiapan material yang digunakan dengan mencampur Aspal dan Korosene
sesuai komposisi yang ditentukan, dan kemudian dipasnaskan sehingga menjadi
aspal cair.
• Penghamparan dilakukan dengan menggunakan aspal Sprayer secara seksama,
dengan mengacu pada rentang suhu yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
• Perapihan dilakukan setelah penyemprotan selesai dilakukan.
7. PEKERJAAN STRUKTUR
a. Beton K350 (poor plate, pilar dan abutmen)
m. Bekisting
n. Pengadaan & Pemancangan Tiang Pnc. Beton Pratekan Pracetak Ukuran Dia.
40cm
• Agregat sebelum digelar dipanaskan terlebh dahulu sampai suhu 200 derajat
dengan alat pemanas tertentu (indirect heating) dimana suhu dapat terkontrol
dengan baik dan dapat menghasilkan panas yang merata pada seluruh agregat.
Penghamparan lapis pertama setebal 40 mm yang kemudian dicor dengan aspal
karet yang sudah dipanaskan dengan cara indirect heating sampai suhu 200
derajat agar aspal karet tersebut dapat berpenetrasi kedalam semua rongga antar
agregat. Proses ini diulangi untuk ketebalan selanjutnya, sampai elevasi yang
ditentukan. Setelah penghamparan agregat selesai selanjutnya dipadatkan
dengan menggunakan alat compector sampai agregat saling mengunci dan
padat.
• Setelah semua agregat padan selanjutnya cor kembali dengan aspal bitumen
yang berfungsi sebagai waterproofing agar air tidak masuk kedalam bagian
agregat
• Lokasi yang diperlukan untuk pemasangan kerb dibersihkan dan digali sampai
bentuk dan ke dalaman yang diperlukan, dan landasan kerb ini harus dipadatkan
sampai suatu permukaan yang rata.
• Semua bahan yang lunak dan tidak sesuai harus dibuang dan diganti dengan
bahan yang memenuhi serta harus dipadatkan sampai merata.
• Pemasangan kerb dipasang dengan teliti sesuai dengan detil, garis dan elevasi
yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
• Setiap kerb yang akan dipasang pada suatu kurva dengan radius kurang dari20
meter harus dibuat dengan menggunakan cetakan lengkung atau unit-unit
pracetakyang melengkung.
• Sambungan unit-unit kerb dan jenis-jenis pracetak lainnya harus dipasang dengan
sambungan yang serapat mungkin.
• Setelah suatu pekerjaan beton yang dicor di tempat mengeras dan unit-unit kerb
telah dipasang sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, maka
setiap lubang galian yang tersisa ditimbun kembali dengan bahan yang disetujui.
Bahan ini harus diisi dan dipadatkan sampai merata dalam lapisan-lapisan yang
tidak melebihi ketebalan15 cm. Semua celah di antara kerb baru dan tepi
perkerasan yang ada harus diisi kembali dengan jenis campuran aspal yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan, kecuali dalam Gambar telah ditunjukkan dengan
jelas bahwa pengisian kembali ini tidakdiperlukan.
• Bila jalan masuk kendaraan yang memotong trotoar diperlukan, maka sebagian
unit-unit kerb dibentuk khusus atau dipasang lebih rendah dengan peralihan
yangcukup landai sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
•
c. Perkerasan Blok Beton pada Trotoar dan Median
• Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang sejajar dan bersebelahan dengan jalur lalu
lintas yang diperkeras dengan konstruksi perkerasan beton atau aspal.
• Median jalan adalah merupakan suatu bagian tengah badan jalan yang secara
fisik memisahkan arus lalu lintas yang berlawanan arah; median jalan atau
pemisah tengah dapat berbentuk median yang ditinggikan, median yang
diturunkan, atau median rata.
• Setelah pekerjaan kerb telah selasai sebagai pembatas luar, maka perkerasan
blok beton dapat dilaksanakan.
• Sebelum pemasangan blok beton, disiapkan terlebih dahulu landasan pasir
sesuai dengan gambar yang telah ditentukan atau dengan arahan direksi.
• Penyusunan blok beton diatur dan disusun rata, rapat dan rapi sesuai gambar
atau arahan direksi.
•