Anda di halaman 1dari 43

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

KESEHATAN JIWA

Tanggal dirawat :

Tanggal pengkajian :

Ruang rawat :

I. Identitas Klien

Nama :

Umur :

Alamat :

Pendidikan :

Agama :

Status :

Pekerjaan :

No. RM :

Dx Medis :

II. ALASAN MASUK


a. Data Primer

b. Data Sekunder

III.RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG FAKTOR PRESIPITASI


IV. FAKTOR PREDISPOSISI

V. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum

2. Tanda Vital
TD :
N :
S :
RR :
3. Ukur
BB :
TB :
4. Keluhan fisik
 Terapi

Masalah Dx Keperawatan:

VI. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL


1. Genogram

Keterangan:

: Perempuan

: Laki-laki

: garis keturunan

X
: perempuan meninggal

: hubungan perkawinan

: dalam satu rumah

: laki-laki usia 23 tahun


23
: orang terdekat

Jelaskan :

 Pola asuh :

 Pola Komunikasi :

 Pengambilan keputusan :

Masalah Dx Keperawatan :

2. Konsep Diri
a. Citra Tubuh

b. Identitas Diri

c. Peran
d. Ideal Diri

e. Harga Diri

Masalah / Diagnosa Keperawatan:

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti/terdekat

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.

Masalah / Diagnosa Keperawatan:

4. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan

b. Kegiatan Beribadah
Masalah / Diagnosa Keperawatan:

VII. STATUS MENTAL


1. Penampilan

Masalah / Diagnosa Keperawatan:

2. Pembicaraan
Frekuensi:
Volume:
Karakter:

Masalah / Diagnosa Keperawatan:

3. Aktivitas Motorik/Psikomotor
Kelambatan: Hipokinetic, Sub Stupor Katatonic. Aktivitas sehari-hari
klien hanya duduk/tidur, menyendiri, melamun, reaksi lingkungan
sangat lambat, tampak mematung, meski lingkungan sangat ramai,
klien tetap melamun.

Peningkatan: tidak ada peningkatan aktivitas motorik

Masalah / Diagnosa Keperawatan: Hambatan aktivitas

4. Afek dan Emosi


a. Afek
Tumpul, inadekuat
Penjelasan: saat dipanggil, klien tetap terdiam, klien baru akan
merespon apabila dipanggil serta digoyangkan/ditepuk bahunya.
Saat diberi stimulus menyenangkan/menyedihkan, tidak ada
perubahan ekspresi wajah. Saat klien mengatakan senang, wajah
klien tidak ada perubahan.

Masalah / Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial

b. Emosi
Merasa kesepian, apatis, depresi/sedih.
Penjelasan: klien merasa kesepian, sendirian. Klien juga
mengatakan merasa sedih, ingin cepat pulang. Klien tak peduli
dengan lingkungannya.

Masalah / Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial


5. Interaksi Selama Wawancara
Kontak mata kurang, tidak kooperatif
Penjelasan: saat diwawancara dengan perawat, klien lebih banyak
merunduk/melihat ke tempat lain dengan pandangan kosong.klien
membutuhkan waktu cukup lama untuk menjawab pertanyaan.

Masalah / Diagnosa Keperawatan: Kerusakan interaksi sosial

6. Persepsi-Sensori
Halusinasi: klien mempunyai riwayat halusinasi dibuktikan dengan
klien sebelum dirawat di RSJ, klien mondar-mandir, tertawa sendiri.

Masalah / Diagnosa Keperawatan: risiko gangguan persepsi sensori:


halusinasi

7. Proses Pikir
a. Arus Pikir
Koheren: saat ditanya, klien dapat menjawab semua sesuai dengan
maksud pertanyaan.
Masalah / Diagnosa Keperawatan: tidak ada masalah

b. Isi Pikir
Pikiran Isolasi Sosial: klien mengatakan merasa sedih dan
sendirian, kesepian di lingkungan rumah sakit. Klien mengatakan
ingin segera pulang, kangen dengan ibu.

Phobia (Xenofobi): klien mengatakan merasa takut pada orang


lain yang tidak dikenalinya, klien mengatakan tidak kebiasaan bila
berkenalan dengan orang lain.

Waham: tidak ada masalah

c. Bentuk Pikir
Realistik, rasional
Klien berfikiran sesuai dengan kenyataan/realita yang ada, hal ini
dibuktikan dengan jawaban dan alasan klien saat menjawab
pertanyaan yang diberikan dan juga dapat dilogika.
Masalah / Diagnosa Keperawatan: Gangguan Proses Pikir: Isi
Pikir.
8. Kesadaran
a. kualitas : kesadaran berubah : klien cenderung tidak peduli
terhadap lingkungan, klien mengacuhkan lingkungannya. klien suka
menyendiri, tidak peduli terhadap lingkungan, suka melamun,
pandangan kosong.
b. Kuantitas : apatis, GCS 3, 4,6

Masalah/ Diagnosa Keperawatan : Isolasi sosial

9. Orientasi
Waktu : klien tidak mampu menyebutkan pukul/jam berapa dengan
benar. Klien dapat membedakan siang, pagi, dan malam.
Tempat : klien mengatakan sekarang dia berada di rumah sakit, ingin
diobati agar cepat sembuh
Orang : klien saat ditanya, klien dapat membedakan antara perawat dan
pasien di ruangannya, namun tidak kenal nama mereka.

Masalah/ Diagnosa Keperawatan : gangguan orientasi : waktu


gangguan orientasi : orang

10. Memori
a. Gangguan daya ingat jangka panjang (>1bulan) : tidak ada
b. Gangguan daya ingat jangka pendek (1hari-1bulan) : tidak ada
c. Gangguan daya ingat saat ini (<24 tahun) : tidak ada
Jelaskan : klien mengatakan lahir pada 17 Agustus 1990, klien mngatakan
mengatakan beberapa hari yang lalu dikunjungi oleh kakaknya, klien
mengatakan tadi pagi makan dengan lauk tempe.

Masalah/ Diagnosa Keperawatan : tidak ada masalah

11. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung


Klien kurang mampu berkonsentrasi saat di beri pertanyaan, mampu
berhitung sederhana, klien menjawab 40 dengan pertanyaan 20+20 dan
membutuhkan waktu cukup lama untuk menjawab.

Masalah/ Diagnosa Keperawatan : tidak ada masalah

12. Kemampuan penilaian


Gangguan ringan : klien mampu mengambil keputusan. Klien
mengatakan cuci tangan dulu sebelum makan
Masalah/ Diagnosa Keperawatan : tidak ada masalah

13. Daya Tilik Diri


Klien mengatakan saya sakit, sarafnya ada yang rusak jadi saya di bawa
kesini, saya ingin segera sembuh.

Masalah/ Diagnosa Keperawatan : gangguan proses pikir

VIII. Kebutuhan persiapan pulang


1. Makan
bantuan minimalis : klien makan 3x1 / hari dengan konsistensi sayur,
lauk dan nasi. Klien mampu makan sendiri tanpa di suapi. Klien tidak
menghabiskan makanannya, hanya makan ½ porsi. Makanan diambil
oleh perawat. Klien suka semua jenis makanan.

Masalah/ Diagnosa Keperawatan : risiko perubahan nutrisi kurang


dari kebutuhan tubuh

2. BAB/BAK
Mandiri : klien dapat BAB dan BAK secara mandiri tanpa bantuan
orang lain. Klien membersihkannya setelah BAK dan BAB.

Masalah/ Diagnosa Keperawatan : tidak ada masalah

3. Mandi
Bantuan minimal : klien mengatakan kadang dapat mandi sendiri,
kadang juga diingatkan dan mandi dibantu oleh perawat. Klien mandi
2x sehari. Klien mengatakan lupa tidak sikat gigi dan kadang juga lupa
mandi. Klien selalu mencuci rambut, dan tidak menggunting kuku.

Masalah/ Diagnosa Keperawatan : Defisit perawatan diri

4. Berpakaina/berhias
Bantuan minimal : klien mengatakan dapat menyisir rambut sendiri,
klien mengatakan kadang dibantu perawat untuk mengambil pakaian
dan memakai pakaian.

Masalah/ Diagnosa Keperawatan : Defisit perawatan diri


5. Istirahat dan tidur
Tidur siang : 2-3 jam
Tidur malam : 9-10 jam
Aktivitas sebelum tidur : klien mengatakan berdoa sebelum tidur.
Klien tidak menyikat gigi dan mencuci kaki sebelum tidur. Klien tidak
bisa merapikan tempat tidur.

Masalah/ Diagnosa Keperawatan : tidak ada masalah


6. Penggunaan obat
Bantuan minimal : klien mengatakan dapat minum obat dengan teratur
dengan dibantu oleh perawat. Klien tidak tahu jenis obatnya, berapa
kali dia harus minum obat. Klien dibantu oleh perawat.

Masalah/ Diagnosa Keperawatan : risiko perubahan pemeliharaan


kesehatan

7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan lanjut : ya
System pendukung : keluarga
Klien mengatakan perawatan lanjutan dari petugas kesehatan RSJ, dan
didukung oleh keluarga, dengan selalu mengunjungi pasien ±10 hari
sekali.

Masalah/ Diagnosa Keperawatan : perilaku mencari bantuan


kesehatan

8. Aktivitas dalam rumah


Klien mengatakan bila dirumah, klien selalu membantu ibu
menyapu/membersihkan rumah. Klien juga mencuci pakaian nya
sendiri.

9. Aktivitas di luar rumah


Klien mengatakan jarang pergi keluar rumah, klien lebih suka tinggal
di rumah.

Masalah/ Diagnosa Keperawatan : tidak ada masalah

IX. Mekanisme koping


Maladaptif : klien lebih sering memendam sendiri permasalahannya
Adaptif : klien kadang bercerita tentang masalahnya kepada ibunya
Klien mengatakan , saat punya masalah, klien lebih sering memendam
sendiri permasalahannya, kadang juga bercerita kepada ibunya.
Masalah/ Diagnosa Keperawatan : koping individu tidak efektif

X. Masalah psikososial dan lingkungan


a. Masalah b/d lingkungan, spesifiknya
Klien mengatakan tidak betah tinggal di rumah sakit, klien merasa
kesepian dan ingin segera pulang
b. Masalah dengan pendidikan, spesifiknya
Keluarga klien mengatakan saat SMP, klien tidak lulus UAN, sehingga
mengalami depresi karena merasa di olok-olok temannya.

Masalah/ Diagnosa Keperawatan : gangguan konsep diri : harga diri


rendah

XI Pengetahuan Kurang Tentang

Mekanisme koping : klien pengetahuannya kurang tentang bagaimana


menyelesaikan masalahnya dengan baik. klien mengatakan
“saya memendam sendiri masalah saya.”

Masalah/Dx Keperawatan : kurang pengetahuan tentang mekanisme koping


masalah.

XI. Aspek Medis

Diagnosa Medik : Axis 1 : Schizophrenia Katatonic

Axis 2 : Pendiam, tertutup

Axis 3 : Observasi febris

Axis 4 : tidak jelas

Axis 5 : GAF 20-11

Terapi Medik : 2 April 2013 : Ciproflox 500mg 2x1

Clozapine 25mg 2x1

XIII Analisa Data


DATA DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. DS: klien mengatakan “saya kesepian dan Isolasi sosial :
merasa sendiri”. menarik diri
Klien mengatakan “saya takut mengatakan
berkenalan dengan orang lain.”
Klien mengatakan “ saya malas berbicara
dengan orang lain.”
Klien mengatakan “saya sedih.”
Klien mengtakakan “ saya tidak biasa bicara
dengan orang lain.”
DO:klien suka menyendiri.
Klien hanya mematung.
Pandangan kosong.
Kontak mata kurang, sering menunduk.
Apatis, klien berbicara seperlunya.
Afek tumpul
2. DS: Saat ditanya tentang pengalaman Gangguan
yang menyedihkan klien mengatakan konsep diri :
“pernah di olok-olok temannya.” Keluarga Harga Diri
klien mengatakan “dulu saat SMP, klien Rendah.
tidak lulus UAN, dan di ejek teman-
temannya, sehingga sejak saat itu klien
depresi dan jarang keluar rumah.”
Klien mengatakan “ mereka bersalah,
banyak melakukan dosa.”
Klien mengatakan “malu bicara dengan
orang lain.”
DO: kontak mata kurang
Tidak berinisiatif melakukan interaksi
dengan orang lain.
Klien lebih banyak tiduran di tempat tidur
3. DS : keluarga klien mengatakan sebelum di risiko gangguan
rawat di RSJ, klien mondar-mandir, tertawa persepsi sensori:
sendiri. halusinasi
DO : klien suka melamun dan menyendiri

XIV. Daftar Masalah / Diagnosa Keperawatan


1. Isolas sosial : menarik diri
2. Gangguan persepsi sensori : harga diri rendah
3. Defisit perawatan diri
4. Risiko tingggi kekerasan
5. Hambatan aktivitas
6. Risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
7. Gangguan proses pikir : isi pikir
8. Gangguan orientasi : waktu
9. Gangguan orientasi : orang
10. Gangguan proses pikir : kemampuan penilaian, gangguan ringan
11. Risiko perubahan pemeliharaan pemeliharaan kesehatan
12. Koping individu kurang efektif
13. Hambatan interaksi sosial
14. Perilaku mencari bantuan kesehatan
15. Kurang pengetahuan tentang mekanisme koping masalah

XV Pohon masalah
Risiko gangguan persepsi
halusinasi

Isolasi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

XVI. Proritas Diagnosa Keperawatan

Isolasi sosial : menarik diri


RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA
KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL
DI RUANG KEMUNING RSJ Dr.RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

Tanggal Diagnosa Perencanaan Rencana Tindakan Keperawatan Rasional


Tujuan Kriteria evaluasi
Keperawatan
Isolasi Sosial TUM:
Klien dapat
berinteraksi dengan
orang lain
Setelah dilakukan 1.1 Bina hubungan saling percaya hubungan saling
TUK 1: maksimal 2x pertemuan dengan: percaya dapat
a. Sapa klien dengan ramah,
Klien dapat membina klien dapat menerima memudahkan
bik verbal maupun non
hubungan saling kehadiran perawat. Klien perawat dalam
verbal
percaya dapat mengungkapkan melakukan
b. Perkenalkan diri dengan
perasaan dan tindakan dan klien
sopan
keberadaannya sat ini c. Tanyakan nama lengkap lebih terbuka
secara verbal klien dan nama panggilan dengan terhadap
- Klien mau yang disukai klien perawat.
d. Jelaskan tujuan pertemuan
menjawab salam e. Buat kontrak interaksi yang
- Ada kontak mata
jelas
- Klien mau f. Jujur dan tepati janji
berjabat tangan g. Tunjukkan sikap empati
- Klien mau dan menerima klien apa
berkenalan adanya
- Klien mau h. Beri perhatian pada klien
menjawab dan perhatikan kebutuhan
pertanyaan dasar klien
- Klien mau duduk
berdampingan
dengan perawat
- Mau
mengungkapkan
perasaannya

TUK 2: Setelah maksimal 3x 2.1 Tanyakan kepada klien tentang: Kemampuan klien
Klien mampu interaksi klien dapat a. Orang yang tinggal menyebutkan
menyebutkan menyebutkan minimal serumah/teman sekamar klien penyebab menarik
b. Orang yang paling dekat
penyebab menarik diri satu penyebab menarik diri dapat sebagai
dengan klien di
diri yang berasal dari: dasar untuk
rumah/diruang perawatan
1. Diri sendiri c. Apa yang membuat klien tindakan perawat
2. Orang lain
dekat orang tersebut selanjutnya.
3. Lingkungan
d. Orang yang tidak dekat
dengan klien di rumah/di
ruang perawatan
e. Apa yang membuat klien
tidak dekat dengan orang
tersebut
f. Upaya yang sudah dilakukan
agar dekat dengan lain
2.2 Kaji pengetahuan klien tentang
perilaku menarik diri dan tanda-
tandanya
2.3 Dikusikan dengan klien
penyebab menarik diri atau tidak
mau bergaul dengan orang lain
2.4 Beri pujian terhadap
kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya
TUK 3: Setelah maksimal 2 x 3.1 Kaji pengetahuan klien Kemampuan klien
Klien dapat interaksi klien dapat tentang manfaat dan keuntungan menyebutkan
menyebutkan menyebutkan bergaul dengan orang lain keuntungan
3.2 Beri kesempatan pada klien
keuntungan keuntungan berhubungan berhubungan
untuk mengungkapkan
berhubungan dengan sosial, misalnya dengan orang lain
perasaannya tentang keuntungan
orang lain dan a. Banyak teman dan kerugian tidak
b. Tidak kesepian berhubungan dengan orang lain
kerugian tidak berhubungan
c. Bisa diskusi 3.3 Diskusikan bersama klien
berhubungan dengan d. Saling menolong dengan orang lain
tentang manfaat berhubungan
orang lain sebagai pendorong
dengan orang lain
Setelah maksimal 2 x 3.4 Beri reinforcement positif klien untuk
interaksi klien dapat terhadap kemampuan melakukan
menyebutkan kerugian mengungkapkan perasaan interaksi dengan
tidak berhubungan tentang keuntungan orang lain.
dengan orang lain misal: berhubungan dengan orang lain
3.5 Kaji pengetahuan klien
sendiri, tidak punya
tentang kerugian bila tidak
teman, kesepian, tidak
berhubungan dengan orang lain
ada temannya untuk
3.6 Beri kesempatan pada klien
ngobrol
untuk mengungkapkan perasaan
tentang kerugian bila tidak
berhubungan dengan orang lain
3.7 Diskusikan bersama klien
tentang kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain
3.8 Beri reinforcement positif
terhadapa kemampuan
mengungkapkan perasaan
tentang kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain
TUK 4: Setelah maksimal 3 x 4.1 Observasi perilaku klien saat Hubungan sosial
Klien dapat interkasi klien dapat berhubungan dengan orang lain secara bertahap
4.2 Beri motivasi dan bantu
melaksanakan melaksanakan hubungan mampu melatih
klien untuk
hubungan sosial secara sosial secara bertahap klien dalam
berkenalan/berkomunikasi
bertahap dengan : berinteraksi dengan
dengan orang lain melalui
a. Klien – orang lain, mulai
a. Klien – perawat
perawat b. Klien – perawat – dari perawat hingga
b. Klien –
perawat lain teman seruangan
perawat – c. Klien – perawat –
dan masyarakat.
perawat lain perawat lain – klien lain
c. Klien – d. Klien – kelompok
perawat – kecil
perawat lain – e. Klien –
klien lain keluarga/kelompok
d. Klien – 4.3 Beri reinforcement terhadap
kelompok kecil keberhasilan yang telah dicapai
e. Klien – 4.4 Bnatu klien mengevaluasi
keluarga/kelomp manfaat berhubungan dengan
ok orang lain
4.5 Motivasi dan libatkan klien
untuk mengkuti kegiatan Terapi
Aktivitas Kelompok Sosial
Sosialisasi
4.6 Diskusikan jadwal kegiatan
harian yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kemampuan
klien bersosialisasi
4.7 Beri motivasi klien untuk
melakukan kegiatan sesuai
dengan jadwal yang telah dibuat
4.8 Beri pujian terhadap
kemampuan klien memperluas
pergaulannya melalui aktivitas
yang dilaksanakan

TUK 5 : Setelah maksimal 3x 5.1 Dorong klien untuk Kamampuan klien


Klien mampu interaksi klien dapat mengungkapkan perasaannya dalam
mengungkapkan mengungkapkan setelah berhubungan dengan mengungkapkan
perasaannya setelah perasaan setelah orang lain/ kelompok perasaan setelah
5.2 Diskusikan dengan klien
berhubungan dengan berhubungan dengan berhubungan
manfaat berhubungan dengan
orang lain orang lain untuk: dengan orang lain
orang lain
a. Diri dapat menjadi
5.3 Beri reinforcement positif
sendiri stimulus klien
atas kemampuanklien
b. Orang
dapat lebih sering
mengungkapkan perasaan
lain
berinteraksi
c. Kelompo manfaat berhubungan dengan
k orang lain
TUK 6 : Setelah 2 x pertemuan 6.1 Diskusikan pentingnya peran Dukungan keluarga
Klien mendapat keluarga dapat serta keluarga sebagai terhadap perawatan
dukungan keluarga menjelaskan tentang: pendukung untuk mengatasi klien yang menarik
dalam memperluas a. Pengertian perilaku menarik diri diri dapat
6.2 Diskusikan dengan anggota
hubungan sosial menarik diri meningkatkan
b. Tanda dan gejala keluarga tentang hubungan sosial
a. Perilaku menarik diri
menarik diri klien.
b. Tnada dan gejala menarik
c. Penyebab dan
diri
akibat menarik
c. Penyebab perilaku menarik
diri
diri
d. Cara merawat
d. Cara keluarga menghadapi
klien menarik diri
klien yang sedang menarik
diri
Setelah 3x pertemuan 6.3 Diskusikan potensi keluarga
keluarga dapat untuk membantu klien mengatasi
mempraktekkan cara perilaku menarik diri
6.4 Latih keluarga cara merawat
merawat klien menarik
klien menarik diri
diri
6.5 Tanyakan perasaan keluarga
setelah mencoba cara yang
dilatihkan
6.6 Dorong anggota keluarga untuk
memberikan dukungan kepada
klien berkomunikasi dengan
orang lain
6.7 Anjurkan anggota keluarga
untuk secara rutin dan bergantian
mengunjungi klien minimal 1x
seminggu
6.8 Beri reinforcement atas hal – hal
yang telah dicapai dan
keterlibatannyakeluarga merawat
klien di rumah sakit
TUK 7 : Setelah maksimal 3 x 7.1 Diskusikan dengan klien tentang Pengunaan obat
Klien dapat interaksi klien manfaat dan kerugian tidak secara teratur dapat
memanfaatkan obat menyebutkan; minum obat, nama, warna, dosis, mempercepat
dengan baik a. Manfaat minum cara, efek terapi dan efek penyembuhan
obat samping penggunaan obat klien.
b. Kerugian tidak 7.2 Pantau klien saat penggunaan
minum obat obat
c. Nama, warna, 7.3 Anjurkan klien minta sendiri
dosis, efek terapi obat pada perawat agar dapat
dan efek samping merasakan manfaatnya
7.4 Beri pujian jika klien
obat
menggunakan obat dengan benar
Setelah ...x interaksi
7.5 Diskusikan akibat berhenti
klien
minum obat tanpa konsultasi
mendemonstrasikan dengan dokter
7.6 Anjurkan klien untuk konsultasi
penggunaan obat dan
kepada dokter/perawat jika
menyebutkan akibat
terjadi hal – hal yang tidak di
berhenti minum obat
inginkan
tanpa konsultasi dokter
CATATAN PERKEMBANGAN TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

DI UNIT RAWAT INAP RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

Tgl dan jam Dx. Keperawatan Implementasi Tindakan Keperawatan Evaluasi Keperawatan Nama & tanda
tangan
Rabu, 3 April Isolasi sosial: SP - 1 S:
2013 jam 10.00 menarik diri 1. Membina hubungan saling
percaya
2. Membantu klien mengenal
penyebab isolasi sosial
3. Membantu klien mengenal
manfaat berhubungan sosial dengan
orang lain dan kerugian tidak
berhubungan sosial dengan orang lain
4. Mengajarkan klien berkenalan

Selamat pagi, saya perawat Irka Maharani,


saya senang dipanggil Irka. Saya perawat di
ruang kemuning.
Siapa nama mas? Nama saya MZ.
Oh, mas MZ. Senang dipanggil apa mas? Dipanggil Z.
Apa keluhan mas hari ini? Apa yang mas
rasakan hari ini? Tidak ada.
Mas Z, bagaimana kalau kita berbincang-
bincang tentang keluarga dan teman-teman
mas, mas mau apa ndak? Iya.
Bagaimana kalau kita berbincang-bincang di
ruang tamu depan? Ndak mau. Disini saja.
Baiklah, mas ingin berapa lama? Bagaimana
kalau 15 menit? Iya.
Mas, apa yang sampean rasakan selama Ndak krasan, ingin cepat pulang.
dirawat disini?
Mas merasa sendirian? Iya, sendirian.
Oh, siapa saja yang mas kenal di ruangan ini? Tidak ada yang kenal.
Oh begitu, apa yang menghambat mas dalam
berteman atau bercakap-cakap dengan pasien Masih takut dan malu, ndak
lain? kebiasaan.
Lha menurut mas Z, apa manfaat kalau kita Bisa diajak konsultasi.
punya banyak teman? Tidak ada.
Wah benar, apa lagi?
Baiklah, bagaimana kalau kerugian mas jika Jadi kesepian, mbak.
tidak punya teman? Tidak ada.
Iya, benar mas. Apa lagi kerugiannya? Iya.
Baiklah, jadi rugi ya kalau kita tidak punya Mau.
teman?
Jadi apakah mas mau bergaul dengan orang Ndak tahu caranya mbak.
lain?
Bagus, hmm.. bagaimana kalu sekarang kita
belajar berkenalan dengan orang lain?
Begini mas, yang pertama kita sebutkan dulu
nama, lalu nama panggilan, asal dan hobi nya...
misalnya begini, nama saya Irka Maharani,
saya senang dipanggil Irka, asal saya dari
Blitar, hobi saya menyanyi. Ayo, sekarang mas
coba perkenalan dengan saya, seperti yangs Nama saya MZ.
aya contohkan tadi.
Lalu, senang dipanggil apa? Senang dipanggil mas Z.
Asalnya dari mana? Asal dari Jember.
Dan hobinya apa? Hobi itu apa mbak?
Hobi itu aktivitas yang mas senangi... Senang main game.
Iya, bagus sekali mas. Begitu ya caranya
berkenalan dengan orang lain, setelah itu
sampean bisa ngobrol-ngobrol juga? Iya.
Nah, bagaimana perasaannya setelah latihan
berkenalan? Senang apa ndak? Senang.
Diingat-ingat terus ya cara berkenalannya? Iya.
Mas Z, mau mencoba berkenalan dengan Ndak usah.
perawat yang lain?
Lho kenapa? Masih takut, mbak. Malu.
Oh, ndak perlu malu dan takut, mereka semua
baik kok, kan kalau punya banyak teman bisa
diajak konsultasi tadi katanya sampean? Iya, mbak. Mau.
Bagus, kalau begitu besok kita berkenalan
dengan perawat yang lain ya mas? Iya.
Baiklah, ngobrol-ngobrolnya dilanjtukan besok
ya? Jam 10.00, di tempat ini juga, bagaimana? Iya, mau.
Baiklah, sampai besok. Iya.

O:
Klien malas berbicara. Klien
duduk mematung. Pandangan
kosong.
Kontak mata kurang. Klien
tampak sedih. Afek tumpul dan
inadekuat.
Klien berbicara seperlunya.

A:
Klien dapat melakukan BHSP
dengan perawat.
Klien dapat menyebutkan
penyebab menarik diri.
Klien dapat menyebutkan
manfaat memiliki banyak teman.
Klien dapat menyebutkan
kerugian tidak punya teman.
Dengan dibantu, klien dapat
melakukan perkenalan dengan
perawat.

P:
Perawat:
Evaluasi kemapuan klien dalam
berkenalan.
Lanjutkan ke SP- 2
Klien:
Anjurkan klien untuk selalu
. berlatih berkenalan dengan
perawat atau pasien seruangan.
kamis, 4 April Isolasi sosial: SP – 2 S:
2013 jam 10.00 menarik diri 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian
2. Memberikan kesemapatan
kepada klien mempraktikkan cara
berkenalan dengan orang lain (klien-
perawat-perawat lain)
3. Membantu klien memasukkan
kegiatan bercakap-cakap dengan orang
lain ke dalam jadwal harian

Sedih. Pengen pulang, ketemu


Selamat pagi mas Z? Bagaimana perasaaanya
ibu.
hari ini?
Iya.
Oh, sabar dulu ya mas?
Seperti janji saya kemarin, saya ingin
mengajak mas berlatih berkenalan dengan
Mau.
perawat hari ini, mungkin sekitar 10 menit
saja. Bagaimana? Mau kan?
Agak lupa, mbak.
Bagus, masih ingat cara berkenalan dengan
dengan orang lain?
Begini, yang pertama kita sebutkan nama,
Iya
kemudian nama panggilan, asal dan hobi atau
Nama saya MZ. Dipangil Z.
kegemaran kita.
Rumahnya di Jember. Hobi saya
Ayo, kita temui di ruang tamu.
bermain game.
Selamat pagi perawat, R? Mas Z ingin
berkenalan dengan perawat R.

Wah, bagus sekali mas. Ada yang ingin Tidak ada.


ditanyakan lagi kepada perawat R? Mas bisa
tanya-tanya tentang keluarga atau teman Insyaallah.
perawat R?
Baiklah, kalau begitu, nanti kalau mas sedang Senang.
luang, mas bisa ngobrol-ngobrol dengan
perawat R ya?
Mas, bagaimana perasaannya setelah
berkenalan dengan perawat R?
Nah, kalau begitu jangan lupa untuk Mau.
mempertahankan terus apa yang sampean
lakukan tadi. Mas Z tidak hanya bisa tanya
tentang nama, nama panggilan, asal dan hobi Insyaallah.
saja? Mas juga bisa bertanya tentang keluarga
juga. Mau mas? Iya.
Mari kita masukkan ke dalam jadwal harian
mas Z. Mau berapa kali perkenalannya dalam O:
sehari? Bagaimana kalau 2 kali sehari? Klien melamun dan hanya
Kalau begitu kita besok latihan lagi ya? Sekitar sendirian saat perawat datang
jam 10.00 disini? mengunjungi klien.
Sampai besok Kontak mata kurang.
Klien hanya menunduk saat
berbicara.
Pandangan kosong.
Klien tampak sedih.
Afek tumpul dan inadekuat.
A:
Klien mampu berkenalan
dengan perawat lain dengan
dibantu perawat.
P:
Perawat:
Evaluasi kemampuan klien
dalam memasukkan kegiatan
berkenalan dalam jadwal harian
klien.
Libatkan klien dalam TAKs
Lanjutkan ke SP – 3.
Klien:
Anjurkan klien untuk tetap
berlatih berkenalan.
Anjurkan klien untuk selalu
memasukkan kegiatan
berkenalan ke dalam jadwal
harian klien.
jumat, 5 April Isolasi sosial: SP- 3 S:
2013 jam 10.00 menarik diri 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian klien
2. Memberikan kesempatan
kepada klien berkenalan dengan dua
orang atau lebih
3. Menganjurkan klien
memasukkan ke dalam jadwal kegiatan
harian
Baik.
Selamat pagi, Z? Bagaimana kabarnya hari ini?
Bagiamana perasaannya setelah berkenalan Senang.
dengan perawat R kemarin?
Mas Z sudah memasukkan jadwal latihan Belum.
berkenalan kemarin dengan orang lain yang
belum dikenal?
Baiklah, sekarang kita berlatih berkenalan lagi Iya, mau.
ya dengan teman seruangan? Kira-kira 10
menit saja di ruang tamu, bagaimana?
Ayo kita temui di ruang makan.
Selamat pagi mbak R? Ini pasien saya ingin Iya.
berkenalan dengan sampean? Nama saya MZ. Senang
Sekarang mas Z bisa memulai berkenalan dipanggil Z. Rumah saya di
dengan mbak R ya? Jember. Hobi saya main game.

Wah bagus mas, sampean sudah bisa


berkenalan dengan lebih baik sekali.
Bagaimana perasaannya sekarang setelah
berkenalan dengan mbak R? Senang.
Jangan lupa untuk memasukkan kegiatan
berkenalan ke dalam jadwal sehari-hari ya? Iya.
Baiklah, kita bisa bertemu lagi besok untuk
berlatih berkenalan lagi, sekitar jam 10.00, Mau.
mau kan?
Sampai besok. O:
Klien tampak lebih bersemangat
saat berkenalan.
Kontak mata kurang.
Klien beberapa kali menunduk
atau melihat hal yang lain.
Afek inadekuat.

A:
Klien dapat melakukan
perkenalan bertahap (klien-
perawat- teman seruangan)
Klien belum bisa memasukkan
kegiatan berkenalan ke dalam
jadwal sehari-hari klien.

P:
Perawat:
Evaluasi kemampuan klien
dalam memasukkan kegiatan
berkenalan ke dalam jadwal
sehari-hari klien.
Pantau kegiatan klien dalam
memperluas hubungan sosial
dengan orang lain.
Klien dapat mengikuti TAKs
sampai selesai

Klien:
Anjurkan klien untuk
memasukkan kegiatan
berkenalan ke dalam jadwal
sehari-hari klien.
Anjurkan klien untuk lebih
sering berbincang-bincang
dengan orang lain.
Sabtu, 6 April Isolasi sosial: SP 1 – KELUARGA
1.Membina hubungan saling percaya
2013 menarik diri
dengan keluarga klien
Jam 10.00
2.Mendiskusikan masalah yang dirasakan
keluarga klien dalam merawat klien
3.Menjelaskan pengertian, tanda dan
gejala isolasi sosial yang dialami klien
beserta proses terjadinya masalah
4.Menjelaskan cara-cara merawat klien
dengan isolasi sosial

“Selamat pagi Pak! Perkenalkan saya


perawat Irka. Saya merawat anak Bapak, Z,
diruang Kemuning ini.”
“Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa?”
“Bagaimana perasaan Bapak hari ini?
Bagaimana keadaan Z sekarang?”
“Bagaimana kalau kita berbincang – bincang Saya R.
tentang masalah anak Bapak dan cara Sedih mbak kalau lihat
perawatannya?” keadaannya Z.
“Kita diskusi di sini saja ya? Berapa lama
Ini lumayan membaik.
Bapak punya waktu? Bagamana kalau
setengah jam?”
Iya, mbak.
“Apa masalah yang Bapak hadapi dalam
merawat Z? Apa yang sudah dilakukan?”
Iya, mbak.
“Masalah yang dialami oleh anak Z disebut
isolasi sosial. Ini adalah salah satu gejala
Keluarga berusaha mengobatkan
penyakit yang juga dialami oleh pasien –
kemana-mana mbak, dari
pasien gangguan jiwa yang lain. Tanda –
alternatif sampai ke RSJ.
tandanya, antara lain tidak mau bergaul
dengan orang lain, mengurung diri, dan
kalaupun berbicara hanya sebentar dengan
wajah menunduk. Biasanya masalah ini
muncul karena memiliki pengalaman yang
mengecewakan ketika berhubungan dengan
orang lain, seperti sering ditolak, tidak
dihargai atau berpisah dengan orang – orang
yang dicintai.
Jika masalah isolasi sosial ini tidak diatasi,
seseorang dapat mengalami halusinasi, yakni
mendengar suara atau melihat bayangan yang
sebetulnya tidak ada. Untuk menghadapi
keadaan yang demikian Bapak dan anggota
keluarga lainnya harus sabar mengahadapi Z.
Untuk merawat Z keluarga perlu melakukan
beberapa hal. Pertama, keluarga harus
membina hubungan salaing percaya dengan
Z, caranya adalah dengan bersikap peduli
dengan Z dan jangan ingkar janji.
Kedua, keluarga perlu memberikan semangat
dan dorongan kepada Z untuk dapat
melakukan kegiatan bersama – sama dengan
orang lain. Berilah pujian yang wajar dan
jangan mencela kondisi Z. Selanjutnya
jangan biarkan Z sendiri. Buatlah rencana
atau jadwal bercakap – cakap dengan Z,
misalnya ibadah bersama, makan bersama,
rekreasi bersama, atau melakukan kegiatan
rumah tangga bersama.”

“Nah, bagaimana kalau sekarang kita latihan


untuk melakukan semua cara itu? Begini
contoh komunikasinya Pak, “Z, Bapak lihat
sekarang kamu sudah bisa bercakap – cakap
dengan orang lain. Perbincangannya juga
lumayan lama. Bapak senang sekali melihat
perkembangan kamu, nak. Coba kamu
Iya mbak.
berbincang – bincang dengan yang lain.
Bagaimana Z, kamu mau coba kan, nak?”
“ Nah, coba sekarang Bapak peragakan cara
komunikasi seperti yang saya contohkan!
Bagus, Bapak telah memperagakan dengan
baik sekali!”
“Sampai disisni ada yang ditanyakan Pak?”

“Baiklah waktunya sudah habis. Bagaiamana


perasaan bapak setelah kita latihan tadi?”
“Coba bapak ulangi lagi apa yang dimaksud
Iya, akan saya coba.
dengan isolasi sosial dan tanda – tanda orang
yang mengalami isolasi sosial. Selanjutnya
dapatkah bapak sebutkan kembali cara – cara Tidak ada.
merawat anak Bapak yang mengalami
masalah isolasi sosial?” Senang saya mbak.
“Bagus sekali, Bapak dapat menyebutkan
kembali cara – cara perawatan tersebut. Nanti
Pertama, kami harus membina
kalau ketemu Z coba Bapak lakukan. Dan
hubungan salaing percaya
tolong ceritakan pada semua keluarga agar
dengan Z, caranya adalah
mereka juga melakukan hal yang sama.”
dengan bersikap peduli dengan
“Selamat pagi!” Z dan jangan ingkar janji.
Kedua, kami perlu
memberikan semangat dan
dorongan kepada Z untuk
dapat melakukan kegiatan
bersama – sama dengan orang
lain. Memberi pujian yang
wajar dan tidak mencela
kondisi Z. Selanjutnya tidak
membiarkan Z sendiri.
Membuat rencana atau jadwal
bercakap – cakap dengan Z

O:
Keluarga menyimak penjelasan
pendidikan kesehatan dalam
mengatasi masalah isolasi sosial
yang diberikan perawat

A:
Keluarga mampu mengetahui
dan mengatasi masalah isolasi
sosial, penyebab isolasi sosial,
dan cara merawat pasien isolasi
sosial.

P:
Untuk keluarga :
Anjurka keluarga untuk
memberikan dukungan kepada
klien untuk memperluas
hubungan sosial

Untuk perawat :
Validasi kemampuan keluarga
dalam merawat pasien dengan
isolasi sosial.
Lanjtkan SP2 Keluarga

Anda mungkin juga menyukai