Anda di halaman 1dari 16

A.

MATERI PEMBELAJARAN (RINCIAN DARI MATERI POKOK)


A) Pengertian
Ilmu Ukur Tanah/ Survei dan Pemetaan adalah sebagian kecil dari ilmu yang lebih luas, dinamakan
Ilmu Geodesi. Ilmu Geodesi mempunyai 2 maksud/tujuan yaitu :

1. Maksud ilmiah, yaitu menentukan bentuk permukaan bumi.


2. Maksud praktis, yaitu yang mempelajari penggambaran sebagian besar atau sebagian kecil dari
permukaan bumi, yang dinamakan peta.
Untuk mencapai maksud di atas, maka perlu dipelajari bagaimana melakukan pengukuran di
atas permukaan bumi yang mempunyai bentuk tidak beraturan karena adanya gunung-gunung yang
tinggi dan lembah- lembah yang curam. Pengukuran yang akan dipelajari
dibagi-bagi dalam pengukuran mendatar dari titik-titik yang terletak di atas
permukaan bumi dan pengukuran tegak guna mendapatkan tegak antara titik-titik yang diukur di
atas permukaan bumi yang tidak beraturan, ke dalam bidang gambar datar (peta) maka diperlukan
bidang perantara sehingga keadaan dapat dilakukan dengan mudah. Sebagai bidang perantaranya
adalah bidang datar. Karena permukaan bumi yang akan kita ukur hanya mempunyai ukuran
tidak lebih dari radius 55 km, meskipun permukaan bumi itu lengkung (tidak datar) maka kita anggap
datar.

B) Ruang Lingkup Survei dan Pemetaan.


1) Pengamatan 1
a) Lakukan pengamatan tentang benda-benda disekitar Anda, bagaimanakah kedudukannya
terhadap benda lain antara lain jaraknya, besarnya (panjangnya, lebarnya, tingginya),
berapakah perbedaan ketinggiannya antara benda yang satu dengan benda yang lain,
misalnya perbedaan tinggi antara muka kursi dan muka meja, dsb
b) Amatilah benda-benda tersebut sebanyak-banyaknya, dan tulislah sebagai hasil
pengamatan Anda, yang mana hasil tersebut akan didiskusikan dengan hasil
pengamatan dari teman – teman Anda.

2) Bandingkan Dan Simpulkan


Dalam hal tersebut di atas, masing – masing siswa pasti ada kekurangan dan ada
kelebihannya, untuk itu bandingkan hasil pengamatamu dengan teman – teman lainnya,
kemudian saling melengkapi hasil pengamatannya masing – masing.

3) Tujuan Survei dan Pemetaan


Secara umum, tujuan Survei dan Pemetaan adalah menerapkan bagaimana cara :
1. Menentukan posisi sembarang bentuk yang berbeda di atas permukaan bumi.
2. Menentukan letak ketinggian (elevasi) segala sesuatu yang berbeda di atas atau
di bawah suatu bidang yang berpedoman pada permukaan air laut rata – rata/
Mean Sea Level (MSL).
3. Menentukan bentuk atau relief permukaan tanah beserta benda – benda yang ada
dipermukaan tanah tersebut.
4. Menentukan panjang, arah/ sudut, dan koordinat suatu titik (posisi) dari titik lain
yang terdapat pada permukaan bumi, dan menghitung luas daerah yang telah
dibatasi suatu areal tertentu.

4) Ruang Lingkup Survei dan Pemetaan


1. Ruang Lingkup Survei dan Pemetaan antara lain :

a. Badan Pertanahan Nasional (BPN), untuk menentukan batas-batas tanah milik


pemerintah, milik perorangan dan milik swasta sehingga dapat untuk membuat
Sertifikat Hak Milik (SHM), menentukan besarnya pajak kepada pemerintah/ Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB).
b. Kementrian pekerjaan umum dalam rencana pembuatan jalan, saluran- saluran/parit-
parit dan irigasi besar kecil sebagaimana disebut dalam ruang lingkup diatas.
c. Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) yang menentukan
batas-batas sebuah negara dengan negara tetangganya (menentukan batas negara
harus diukur oleh kedua belah pihak dengan perjanjian-perjanjian bersama dan
dilindungi oleh undang- undang).
d. Kementrian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) tentang batas

– batas tambang minyak, tambang batu bara, tambang emas dsbnya.

e. Jawatan Topografi Angkatan Darat, dibidang kemiliteran, dalam penentuan


situasi Medan Pertempuran.
f. Maritim, parawisata, transmigrasi dan pembuatan proyek - proyek kecil maupun
proyek besar dan pemeliharaannya.
g. Perancanaan Tata Kota dll.
h. Mengadakan pengukuran tanah untuk pemetaan dengan skala-skala tertentu dari
data –data lapangan dipindahkan di atas kertas yang disebut PETA.
i. Fotogrametri yaitu pengukuran yang salah satu unsurnya menggunakan foto udara.
j. Pengukuran hidografi yaitu pengukuran untuk mendapatkan gambar permukaan dasar
laut dan lain-lain.
k. Selain hal tersebut, luas tanah juga diperlukan untuk perencanaan kotamadya, perluasan suatu daerah,
rsncana jalan, rencana pengairan, dan rencana transmigrasi.

Peta

Salah satu kegunaan pengukuran tanah adalah untuk membuat peta. Peta adalah gambar
dari permukaan bumi, yang dilihat secara vertikal dari atas pada suatu bidang datar. Gambar
dalam peta mencakup atau memuat segala sesuatu yang terlihat pada permukaan bumi dan
memuat segala sesuatu yang diperlukan untuk pembuatan peta.
Dalam menggambar permukaan bumi yang disebut peta, harus digunakan skala proyeksi
tertentu.
Dengan adanya benda-benda alam dan benda-benda buatan manusia di atas permukaan bumi
yang harus digambar, maka perlu dibuat tanda-tanda gambar agar dapat membedakan antara
benda satu dengan benda lainnya. Tanda- tanda gambar itu disebut legenda.
Pembuatan peta harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Mempunyai skala.
2. Memakai sistem proyeksi.
3. Mempunyai legenda.
4. Mempunyai tulisan untuk keterangan yang lengkap.

3.1 Macam-Macam Peta


1. Peta Agraria
Peta agraria dibuat dan diukur oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN)
atau kotamadya dengan ukuran yang besar skala biasanya 1:1.000 atau
1:500.
Di atas peta ini dapat dilihat keadaan tiap-tiap persil dengan bangunannya;
digunakan untuk pajak tanah dan pekerjaan teknis.

2. Peta Teknik
Peta teknik dibuat secara khusus dalam perencanaan untuk pekerjaan teknik, untuk
perencanaan dan pembuatan gedung, jalan raya, jalan kereta api, irigasi, jembatan,
dan keperluan lain untuk pembangunan. Skalanya disesuaikan dengan besar kecilnya
pekerjaan yang akan
Dilaksanakan.

3. Peta Topografi
Arti dari topografi ialah penjelasan lapangan secara tertulis.
Jadi, peta topografi adalah peta yang lengkap menggambarkan daerah dengan detail-
detail yang lengkap, mefnpunyai ketentuan-ketentuan internasional; umpamanya
proyeksi yang dipakai ialah proyeksi Polyder berdasarkan garis-garis lintang dan
meridian.
Skala peta yang dipakai 1:50.000 dan 1:35.000 besamya tiap-tiap peta yaitu 20 x 20.
Artinya 20 menit lintang dan .20 menit bujur. Dengan luas antara 18 x 13 cm.
Peta ini dibuat oleh Dinas Topograpi Angkatan Darat.

4. Peta Hidrografi
Peta hidrografi adalah peta yang menggambarkan keadaan pantai, dalamnya laut,
dan menggambarkan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pelayaran.

5. Peta Khusus
Peta ini dibuat untuk suatu keperluan, sehingga tidak dapat
dipergunakan untuk keperluan lainnya.
Misalnya:

a. Peta statistik untuk keperluan Kantor Kepegawaian dan


Kependudukan.
b. Peta jalan untuk keperluan turisme.

c. Peta sungai untuk-keperluan pelayaran sungai.

d. Peta pengairan yang menyatakan daerah pengairan dan saluran

air, baik untuk aliran sungai ke daerah pengairan maupun untuk

mengalirkan air yang tetah digunakan.

e. Peta geologi (macam lapisan tanah, gunung-gunung berapi, sungai di bawah


tanah, dan lain-lain).
f. Peta hutan yang menyatakan keadaan hutan dan keadaan

tumbuhannya.
g. Peta triangutasi yaitu peta yang.menggambarkan khusus titik (tempat-tempat
dengan koordinatnya). Sebagai titik-titik ikat kerangka peta yang diukur dengan
teliti.

6. Peta Dunia
Dengan persetujuan internasional, tiap negara dapat membuat peta dengan skala
lebih kecil dari 1:1.000.000, bahkan dapat membuat peta dunia secara lengkap.
Jadi, peta dunia ialah peta yang menggambarkan benua serta pulau-pulau
beserta batas-batas tiap negara di selurun dunia dengan isinya. Artinya, keadaan
tempat- tempat tiap negara, jalan, dan sungai sampai kepada flora dan
faunanya.

3.2 Skala Peta

Skala peta adalah suatu perbandingan linier dari keadaan di atas peta
(kertas gambar) dengan keadaan di atas bumi. Misalnya, peta skala
1:100.000 berarti 1 cm di atas peta sama dengan 100.000 cm (1000
meter) di atas permukaan bumi.
Untuk menentukan pemakaian skala peta, didasarkan atas 2
perbandinganyaitu :
1. Dapat mengukur jarak-jarak denah secara teliti.
2. Dapat menggambarkan suatu daerah yang luas dengan tidak banyak kesalahan-
kesalahan yang besar.
a. Jenis Peta Berdasar Skalanya
Ditinjau dari skalanya, peta terdiri dari:
1. Peta teknik atau peta rencana.
Skala 1:5000 dan lebih besar 1 : 1000; 1 : 500 dan seterusnya.
2. Peta topografi.
Skala 1 : 10.000 sampai 1 : 200.000.
3. Peta geografi.
Skala 1 : 200.000 dan lebih kecil 1 : 50.000 ;1 : 200.000 dan seterusnya.

b. Cara Menggambar dengan Skala


Contoh:
1. Jarak pengukuran lurus/jarak sebenarnya = 36,4 km
Skala gambar = 1 : 50.000
Jarak dalam kertas/peta JP = Js x Skala
Jarak dalam kertas/peta JP = 3.640.000/5000=72.8 cm

2. Jarak di lapangan = 1 km

Skala gambar = 1 : 50.000

Jarak dalam kertas/peta = JP = 100.000/50.000 = 2 cm

3. Jarak di peta = 2 cm

skala gambar = 1 : 50.000

Uraian Materi

A. Menjelaskan jenis-jenis Peralatan Survei dan Pemetaan


1. Perlengkapan/ Peralatan Survei dan Pemetaan Sederhana (bukan optic)

1.1. Tanda Titik – Titik di Lapangan dan Kegunaannya.

Pada pekerjaan Ukur Tanah, baik pengukuran jarak maupun pengukuran sudut, diperlukan
perlengkapan maupun peralatannya. Menurut sifat dan kegunaannya, titik-titik Survei dan
Pemetaandapat dibedakan menjadi 2 (dua) buah, yaitu titik bersifat tetap (Bench Mark) dan titik
bersifat sementara.

1.2. Titik Tetap (Bench Mark)

Titik tetap terdiri dari titik triangulasi dan titik polygon. Titik triangulasi terbuat dari tugu beton
dan dipasang di daerah-daerah luas/pegunungan atau di setiap pulau. Titik polygon terbuat dari
tugu beton dan dipasang di daerah-daerah kecil, seperti dalam kota atau kawasan industri dan
perumahan.

Dari titik tetap ini selain diketahui koordinat-koordinatnya (X,Y), dan diketahui pula ketinggiannya
yang diambil dari permukaan air laut rata – rata. Koordinat titik tetap ini diukur dan dihitung secara
Teliti karena titik ini akan menjadi dasar pengukuran selanjutnya.
Gambar 2. 1 Titik Tetap

B. Macam – macam patok tetap

1.1. Titik Sementara


Titik sementara adalah tanda/titik yang bersifat sementara, baik pembuatan dan penggunaannya
dalam pengukuran. Tanda titik sementara terdiri atas:

1.2 Patok
Alat ini terbuat dari kayu atau bambu, yang digunakan untuk memberi tanda batas yang bersifat
sementara pada saat pengukuran. Titik ini ditanam ke dalam tanah dengan kedalaman 0,25 s.d.
0,50 meter. Patok dimasukkan ke dalam tanah dengan cara dipukul dan sisa yang menonjol dari
permukaan tanah 5 sampai 10 cm. Sebaiknya alat ini diberi tanda dengan cat merah agar mudah
terlihat. Ukurannya 5 x 5 cm atau 10 x 10 cm.

Gambar 2. 2 Patok semestara

1.3 Yalon
Yalon terbuat dari pipa besi dengan ukuran diameter ¾ inci yang digunakan untuk memberi tanda
titik/batas pengukuran dan bersifat sementara. Agar mudah terlihat, alat ini setiap jarak 20cm
diberi warna merah dan putih berselang-seling. Agar tidak cepat rusak, akibat ditancapkan ke
dalam tanah, maka bagian bawah dilengkapi dengan sapatu besi.
Gambar 2. 3 Yalon besi

Gambar 2. 4 Yalon kayu dan Statif Yalon

1.4 Rambu Ukur (Bak Ukur)


Alat ini terbuat dari kayu atau bahan aluminium, pada sisi depannya terdapat skala
pembacaan, digunakan untuk memberi tanda titik sementara dilapangan pada saat
pengukuran. Rambu ukur berpenampang segi empat berukuran ± 2 cm x ±4 cm dan panjang
3 sampai 5 meter. Bagian depannya dilengkapi dengan ukuran skala sentimeter. Pada setiap
1 meternya diberi cat yang berbeda dan mencolok.

Rambu ukur yang penjangnya 5 meter dapat distel dalam pemakaian di lapangan (Gambar
7). Kedudukan alat ini harus benar – benar tegak/vertikal. Kegunaan pokok alat ini adalah
untuk pembacaan data pada pengukuran sipat datar maupun sipat ruang (untuk bantuan
mengukur jarak optis, sudut miring dan beda tinggi).

Gambar 2. 5 Rambu Ukur


C. Alat Ukur Jarak Langsung Dilapangan
Alat-alat ukur jarak yang digunakan pada pengukuran dilapangan antara lain sebagai berikut:

1 Pita Ukur Kain Linen


Pita ukur ini terbuat dari kain linen, lebar 2 cm dan panjang 10 m, 15 m, 30 m, 50m..
Kelemahan pita ukur ini adalah mudah basah bila terkena air, sehingga mudah
merenggang/ memanjang dan mudah rusak/putus. Dan pemakaiannya tidak
menggunakan pocket balance. Hal ini akan mengakibatkan kurang teliti dalam
pengukuran jarak langsung.

Gambar 2. 6 Pita Ukur Kain Linen

1.2. Pita Ukur Fiberglass


Pita ukur ini terbuat dari bahan fiberglass, lebar 2 cm panjang 15m, 30 m dan 50 m. Pita
ukur ini sangat kuat, ringan dan tahan terhadap air, sehingga banyak dipakai pada
pengukuran, baik didaerah basah maupun daerah kering. Saat pemakaiannya tidak
menggunakan pocket balance. Perlu diperhatikan pula bahwa pada saat menggulung
jangan sampai terlipat..

Gambar 2. 7 Pita Ukur Fibre Glass

1.3 Pita Ukur Baja


Pita ukur ini terbuat dari pita baja lebar 2 cm, tebal 0,4 mm, serta panjang 20 m, 30 m,
50 m dan 100 m. Alat ini menggunakan pocket balance yang dipasang pada ujung pita
ukur yang ditarik 5 sampai 8 koligram. Yang perlu diperhatikan, penggunaan alat ini
harus menghindari lalu lintas kendaraan, karena bila pita ukur baja ini terlindas roda
kendaraan akibatnya bisa putus.

Gambar 2. 8 Pita Ukur Baja

1.4 Mata yang dihubungkan satu sama lain dan dipasang cincin kuningan untuk tiap panjang 1 m, 10 m, 20 m,
25 m dan 30 meter. Namun sat ini sudah jarang rantai ukur ini digunakan, dan pemakaian alat ini harus
menggunkan pocket balance dengan gaya tarik maksimum 10 kg.
Dalam penarikan rantai ukur ini, harus diperhatikan yaitu mata rantai tidak boleh kusut
dan terlipat. Sebagai pelengkap,dalam pemakaian dilapangan, harus disediakan pen
baja untuk menghindari kesalahan pengukuran.

Gambar 2. 9 Rantai Ukur

1.5 Roda ukur (Odometer)


Alat ini berupa roda yang berukuran 30 cm s/d 40 cm dan dilengkapi dengan tongkat
pendorong. Diantara roda terdapat skala pencatat jarak mulai dari sentimeter,
meter,dan kilometer. Roda ini dilengkapi dengan jraum penunjuk batas ukuran. Alat ini
banyak dipakai pada pengukuran jarak jalan raya dalam rangka perhitungan volume
pekerjaan. Yang perlu diperhatikan, alat ini digunakan dengan cara harus didorong
lurus.
I. MEMBUAT GARIS LURUS ANTARA DUA TITIK DI LAPANGAN

1. Petunjuk
a. Perhatikan dengan baik lokasi di mana kita akan melakukan praktek.
b. Perhatikan dengan saksama lembaran pekerjaan dan langkah-langkah kerjanya.
c. Mengincar yalon harus pada dua posisi/sisi (kanan dan kiri).
d. Menancapkan yalon harus tegak (bukan selalu tegak lurus permukaan tanah).
e. Pemasangan yalon-yalon harus tepat sesuai titik-titik yang telah ditentukan.
f. Membuat laporan kerja

2. Peralatan dan Perlengkapan


Peralatan dan perlengkapan yang dapat digunakan untuk membuat garis lurus antara dua buh titik di lapangan
yaitu :
1. Yalon (minimal 4 buah)
2. Pita ukur/Meteran (minimal 15 m)
3. Alas tulis, Alat tulis menulis, kertas untuk sket/catatan.

3. Keselamatan Kerja
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bekerja agar keselamatan terjamin antara lain :
a. Saat membawa yalon, dipanggul, bagian depannya yang tumpul, dan yalon tidak boleh diseret
b. Saat praktek dilarang bercanda.
c. Hati-hati saat menancapkan yalon ke tanah.
d. Setelah selesai praktek, peralatan harus dibersihkan kembali.

4. Langkah Kerja
a. Tancapkan yalon di titik P dan Q
b. Minimum dilaksanakan oleh 2 orang.
c. Orang pertama berdiri di belakang yalon titik P sejauh X cm ( ± 30 cm) menghadap ke arah titik Q dan
memberi perintah pada orang ke dua.
d. Orang ke dua diantara titik P dan Q memegang yalon dengan ibu jari dan jari telunjuk, mengikuti petunjuk
orang pertama sehingga yalon A segaris lurus dengan P dan Q.
e. Orang kedua menancapkan yalon A setegak-mungkin pada titik yang sudah didapat.
f. Orang pertama mengincar kembali posisi yalon, sehingga benar-benar tampak yalon PAQ berimpit (hanya
terlihat satu yalon).
g. Demikian lakukan seperti di atas pada yalon B, C, dan seterusnya.
h. Bila pekerjaan selesai maka titik-titik P, A, B, C, .... Q tampak seperti satu yalon, karena lurus sekali.

5. Kegunaan membuat garis lurus di lapangan :


Diantaranya untuk membantu pada saat pengukuran jarak langsung dengan pita ukur, yang mana bila
panjang jarak yang akan diukur melebihi dari panjangnya pita ukur . Sehinga supaya jaraknya benar-benar
lurus (tidak membelok kekanan dan kekiri), maka dibuatlah garis lurus tersebut dengan bantuan Yalon.

6. Pertanyaan Awal
a. Sebutkan kegunaan dari titik-titik pembagi (A,B,C) tersebut!
b. Dalam mengincar yalon, kita harus berdiri minimum 130 cm.
(benar/salah)
c. Cara memegang yalon pada waktu menerima aba- aba boleh digenggam. (benar/salah)
d. Untuk memberi perintah pada teman yang jauh kita menggunakan bahasa isyarat. (benar/salah)
e. Bolehkah membawa yalon dengan cara diseret?
7. Pertanyaan Akhir
a. Pada pekerjaan-pekerjaan apakah, membuat garis lurus ini
dilaksanakan?
b. Bila pada pekerjaan ini tidak ada yalon, apakah yang akan dipakai sebagai pengganti yalon?

Gambar 2. 10 Yalon

II. MEMPERPANJANG GARIS LURUS DILAPANGAN

1. Petunjuk
a. Perhatikan dengan baik lokasi di mana kita akan melakukan praktek.
b. Perhatikan dengan saksama lembaran pekerjaan dan langkah-langkah kerjanya.
c. Mengincar yalon harus pada dua posisi/sisi (kanan dan kin).
d. Menancapkan yalon harus tegak (bukan selalu tegak lurus permukaan
tanah).
e. Pemasangan yalon-yalon harus tepat sesuai titik-titik yang telah
ditentukan.
f. Membuat laporan kerja

2. Peralatan dan Perlengkapan


1. Yalon (minimal 4 buah)
2. Pita ukur/Meteran (minimal 15 m)
3. Alas tulis, Alat tulis menulis, kertas untuk sket/catatan.

3. Keselamatan Kerja
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bekerja agar keselamatan terjamin antara lain :
a. Saat membawa yalon, dipanggul, bagian depannya yang tumpul, dan
yalon tidak boleh diseret
b. Saat praktek dilarang bercanda.
c. Hati-hati saat menancapkan yalon ke tanah.
d. Setelah selesai praktek, peralatan harus dibersihkan kembali.

4. Langkah Kerja
a. Minimum pekerjaan dilakukan oleh satu orang (boleh lebih)
b. Membuat garis lurus PQ (tancapkan yalon P dan Q (yang akan diperpanjang)
c. Orang yang berdiri di titik A (perpanjangan P-Q) membidik kea rah Q - P dan berusaha agar yalon A – Q – P
terlihan satu buah saja.
d. Setelah tepat satu buah saja, kemudian yalon A ditancapkan, lakukan hal tersebut pada titik B
e. Bila pekerjaan dilakukan oleh dua orang:
f. Membuat garis lurus PQ (dengan menancapkan yalon dititik P dan Q)
g. Orang pertama berdiri di titik P, orang kedua di titik A menuruti aba – aba dari orang pertama sambai yalon
P – Q – A terlihat satu buah saja.
h. Lakukan hal tersebut sampai pada titik titik yang diperlukan

2. Pertanyaan Awal
a. Jelaskan dengan singkat cara memperpanjang garis lurus di lapangan!
b. Apa kegunaan dan alat yang digunakan untuk pengukuran ini?
c. Perlukah adanya pemeriksaan terakhir kala pengukuran ini telah selesai?
d. Sesudah selesai, perlukah alat-alat yang digunakan untuk praktek di bersihkan/dicuci?

3. Pertanyaan Akhir
a. Pada akhir pekerjaan-pekerjaan apakah, memperpanjang garis lurus dilakukan?
b. Sesudah pekerjaan/pengukuran selesai, apa yang anda lakukan?

Gambar 2. Gambar kerja


III. MEMBUAT GARIS LURUS ANTARA DUA TITIK MELALUI RINTANGAN

1. Petunjuk
a. Perhatikan dengan baik lokasi di mana kita akan melakukan praktek.
b. Perhatikan dengan saksama lembaran pekerjaan dan langkah-langkah kerjanya.
c. Mengincar yalon harus pada dua posisi/sisi (kanan dan kin).
d. Menancapkan yalon harus tegak (bukan selalu tegak lurus permukaan
tanah).
e. Pemasangan yalon-yalon harus tepat sesuai titik-titik yang telah
ditentukan.
f. Membuat laporan kerja

2. Peralatan dan Perlengkapan yang Digunakan


1. Yalon (minimal 8 buah)
2. Patok-patok kayu/bambu sementara(minimal 4 buah)
3. Pita ukur/Meteran (minimal 15 m)
4. Alas tulis, Alat tulis menulis, kertas untuk sket/catatan.

3. Keselamatan Kerja
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bekerja agar keselamatan terjamin antara lain :
1. Saat membawa yalon, dipanggul, bagian depannya yang tumpul, dan
2. yalon tidak boleh diseret
3. Saat praktek dilarang bercanda.
4. Hati-hati saat menancapkan yalon ke tanah.
5. Setelah selesai praktek, peralatan harus dibersihkan kembali.
4.Langkah Kerja
Cara I
1. Tancapkan yalon di titik P dan titik Q (P dan Q titik utama).
2. Tancap yalon R sehingga dapat melihat ke P dan Q.
3. Ukur PR dan QR.
4. Bagi PR menjadi bagian-bagian yang sama misalnya (4 bagian), sehingga RS = 1/4 RP.
5. Bagi RQ menjadi bagian-bagian yang sama misalnya (4 bagian), sehingga RT = 1/4 RQ.
6. Hubungkan dan perpanjang ST, sekarang ST//PQ.
7. Proyeksikan titik P ke perpanjangan TS di A, sehingga PA tegak lurus ST (dengan menggunakan cermin
sudut/penta prisma atau dengan cara garis tinggi, setinggi segi tiga sama kaki, (alasnya dibagi 2 sebagai titik
A)
8. Proyeksikan pula Q ke perpanjangan ST di D, Sehingga DQ=AP, dan DQ tegak lurus DT
9. Tentukan titik-titik pembagi B,C secukupnya buat BB’// DD’ dengan perbandingan segitiga = 3:4:5 dan
tentukan titik B’ dengan ukur BB’ = AP.
10. Dengan jalan sama buat CC’//DQ, CC’= DQ
11. Jadi titik B, S, T, C segaris dengan garis PQ.
12. Lakukan untuk titik titik S’ T’ kemudian hubungkan titik – titik P B’ S’ dan Q T’ dan C’, itulah garis PQ yang
terhalang bangunan

5. Pertanyaan
a. Dapat dilakukan oleh berapa orangkah pekerjaan ini?
b. Alat-alat apakah yang digunakan untuk pekerjaan ini?
c. Bolehkah ketika bekerja sambil bergurau?
d. Apa yang dimaksud 3:4:5, buat contoh dan buktikan?
e. Di manakah titik R ditempatkan pada pekerjaan ini?
f. Coba terangkan cara memproyeksikan suatu ttik pada suatu garis!
g. Bagaimanakah cara mengontrol bahwa pengukur yang kamu lakukan sudah betul-betul lurus?
h. Adakah cara lain untuk mengerjakan pekerjaan ini? Kalau ada terangkan?

Gambar 2. 11 cara 1

Cara II :
Gambar 2. 12 cara 2

Pada cara II, dibuat suatu gris lurus lainnya sejajar dengan PQ.pilihlah titik A dan titik B sedemikian rupa hingga
jarak dari P Q dan AB sama panjangnya = p. Dengan demikian, haruslah dibuat < PAB = < QBA kedua-duanya 90o.
Bagaimana sudut siku-siku ini dibuatnya?
Tentukan titik-titik a, b, c, d, dan selanjutnya pada garis lurus AB dan buatlah pada titik-titik ini garis tinggi, garis
yang dibuat sama dengan jarak P. Maka didapatkan titik a1, b1, c1, d1, dan seterusnya yang merupakan titik-titik
pada garis lurus PQ.

Cara III :
Pada cara ketiga, dicarilah titik A dilapangan yang letaknya sedemikian rupa hingga titik P dan titik Q dapat
terlihat dari titik A. Buatlah di lapangan garis lurus PA (lihat gambar di bawah ini) dan buatlah titik-titiknya a, b,
c, dan d.
Hitunglah berturut-turut:
Pa Pb Pc Pd
P1 = p; P2 = p; P3 = p; P4 = p;
Pq Pq Pq Pq

Gambar 2. 13 cara 3

Buatlah jarak P1, P2, P3, dan P4 sebagai garis tinggi-garis tinggi berturut-turut dari titik a, b, c dan d, sehingga
didapatlah titik-titik a1, b1, c1 dan d1 yang akan terletak digaris lurus PQ.
Perlulah disini dibuat sudut-sudut dititik a, b, c, dan d yang besarnya sama dengan 90o.
Cara ketiga ini memerlukan hitungan jarak-jarak P1 dan seterusnya. Bila garis PQ panjang, maka banyaklah pula
hitungan yang harus dilakukan. Pada cara sebelumnya, tidak ada hitungan yang harus dikerjakan karena jarak-
jarak yang harus dibuat di lapangan sama panjangnya dengan jarak p yang ditentukan.
IV. MENENTUKAN TITIK POTONG ANTARA DUA GARIS YANG BERSILANGAN DI LAPANGAN.

1. Petunjuk
a. Pelajarilah lembaran pekerjaan ini dengan langkah-langkah yang baik dan benar!
b. Pekerjaan ini dapat dilakukan 3 orang.
c. Jawablah pertanyaan-pertanyaan awal!
d. Jawablah pertanyaan-pertanyaan akhir!
e. Gambarlah hasil praktek untuk dijadikan laporan hasil pengukuran!

2. Peralatan dan Perlengkapan yang Digunakan


a. Yalon (minimal 8 buah)
b. Patok-patok bambu/kayu sementara (minimal 8 buah)
c. Pita ukur/Meteran (minimal 15 m)
d. Alas tulis, Alat tulis menulis, kertas untuk sket/catatan.

3. Keselamatan Kerja
Sama seperti pada praktek – praktek sebelumnya

4. Langkah Kerja
a. Pasanglah yalon di titik A, B, P, dan Q (pada titik-titik yang telah ditentukan)
b. Orang pertama (I) membidikan yalon A ke B.
c. Orang kedua (II) membidikan yalon P ke Q.
d. Orang ketiga (III) menancapkan yalon S, kira-kira diperkirakan tepat pada gars lurus AB dan PQ, dengan
memperhatikan aba – aba dari orang ke satu (I) dan orang ke dua (II)
e. Periksa kembali pekerjaannya apakah sudah memenuhi syarat atau belum!

5. Pertanyaan Awal
a. Alat apa saja yang kita gunakan untuk pekerjaan ini dan berapa banyaknya?
b. Minimal dilakukan oleh berapa orangkah pengukuran ini?
c. Bagaimanakah cara menancapkan yalon yang aman?
d. Apakah tugas orang ketiga di dalam pengukuran ini?
e. Perlukah membuat garis silang ini dibedakan kembali dari titik yang lain?

6. Pertanyaan Akhir
a. Terangkan dengan singkat bagaimana langkah kerja di dalam pengukuran ini?
b. Pada pekerjaan-pekerjaan apakah, menentukan titik potong ini biasanya dilaksanakan?
Gambar 2. 14 Gambar kerja

Anda mungkin juga menyukai