Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Secara umum pelaksanaan bangunan dimulai dengan tahapan struktur dengan
tahapan struktur yang merupakan tahapan terpenting karena menjadi penentu
supaya bangunan dapat bertahan sesuai dengan yang direncanakan dalam menerima
beban baik dari beban sendiri dan atau dari beban luar. Dalam pelaksanaan
pekerjaan suatu proyek dibutuhkan suatu metode supaya pekerjaan berjalan sesuai
dengan target waktu, biaya, dan mutu. Perencanaan bekisting merupakan bagian
penting dalam pekerjaan struktur beton bertulang (Trijeti, 2011).
Perkembangan tuntutan akan pekerjaan bekisting untuk pekerjaan struktur
beton, telah memicu berkembangnya berbagai sistem dan metode bekisting dengan
penggunaan berbagai jenis material dan alat. Material yang paling dominan dipakai
untuk pekerjaan bekisting adalah kayu. Pengerjaan yang lebih cepat dan harga yang
relatif lebih murah menjadi pertimbangan akan penggunaan kayu sebagai bahan
bekisting (Nashir, 2010).
Dalam pelaksanaannya kebanyakan dari kontraktor menggunakan formwork
atau acuan dan perancah yang bersifat konvensional atau material dirakit pada
lokasi secara manual dan material yang digunakan cenderung berasal dari alam atau
berbahan kayu. Sehingga dalam dunia konstruksi sekarang ini perlu dilakukan
pembaharuan metode dimana metode formwork konvensional digantikan dengan
metode formwork setengah sistem atau full sistem. Dimana metode setengah sistem
adalah bahan yang digunakan merupakan campuran dari material lokal dan bahan
buatan pabrik sedangkan metode full sistem adalah bahan yang digunakan sudah
merupakan bahan hasil buatan pabrik. Karena untuk pertimbangan bahan dan
material yang digunakan berbeda maka perlu dilakukan analisa atau kajian
mengenai pekerjaan bekisting dan perancah menggunakan sistem zonasi ini
terutama dampaknya terhadap waktu dan biaya.
Berdasarkan uraian tersebut maka perlu diadakan kajian lebih lanjut
mengenai bekisting setengah sistem dan full sistem menggunakan sistem zonasi ini

1
untuk mengetahui yang paling efisien dari kedua metode tersebut. Sehingga penulis
dalam hal ini mengangkat mengenai “Perencanaan Bekisting dan Perancah pada
Gedung Bertingkat dengan Sistem Zonasi (Studi Kasus : Proyek Apartemen
Darmo Hill Surabaya)”

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas, maka diambil suatu rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana desain dan tahapan pelaksanaan pekerjaan bekisting dan
perancah?
2. Bagaimana pengaturan zona pekerjaan terhadap penggunaan atau siklus
pekerjaan bekisting dan perancah?
3. Berapa biaya yang dibutuhkan dari pekerjaan bekisting dan perancah?

1.3 Batasan Masalah


Dari perumusan masalah diatas, penelitian ini dibatasi sebagai berikut :
1. Objek penelitian yaitu pada proyek pembangunan Apartemen Darmo Hill.
2. Analisa biaya dan waktu pekerjaan hanya dilakukan pada bekisting dan
perancah.
3. Penelitian hanya dilakukan pada satu pekerjaan yaitu pekerjaan bekisting.
4. Pekerjaan yang ditinjau adalah pekerjaan balok dan pelat lantai.
5. Jenis bekisting yang digunakan adalah jenis bekisting semi sistem dan full
sistem.
6. Analisa biaya dan waktu hanya dilakukan pada dengan menggunakan sistem
zoning yang ditentukan pada bab IV pembahasan.

1.4 Maksud dan Tujuan


Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menentukan desain dan tahapan pelaksanaan pekerjaan bekisting dan
perancah menggunakan metode setengah sistem dan full sistem.
2. Menganalisis pembagian zona pekerjaan bekisting dan perancah dalam
pelaksanaan pekerjaan bekisting dan perancah dikaitkan dengan waktu

2
pelaksanaan dan biaya yang dikeluarkan, ditinjau pada pekerjaan bekisting
balok dan pelat lantai.
3. Menghitung rencana anggaran biaya pemasangan bekisting dan perancah dari
kedua metode yaitu setengah sistem dan full sistem.

1.5 Manfaat Penelitian


Penyusunan skripsi ini diharapkan akan memberi manfaat nantinya bagi
semua pihak baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Adapun
manfaat yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
1. Bagi akademisi
Dapat dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan mahasiswa dalam menerima
materi perkuliahan serta dapat dipakai sebagai pertimbangan terhadap materi
yag telah diberikan dibangku perkuliahan.Bagi Penulis
2. Bagi praktisi
Dapat dijadikan sebagai referensi dalam pengambilan keputusan berkaitan
dengan penggunaan bekisting dan perancah. Diharapkan analisa ini dapat
diterapkan lebih lanjut di lapangan.
3. Bagi peneliti lain
Dapat dijadikan sebagai bahan kajian guna pengembangan keilmuan yang
diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan, terutama yang
berkaitan dengan pengembangan managemen dan metode pelaksanaan baru.

Anda mungkin juga menyukai