Bab Ii ...
Bab Ii ...
TINJAUAN PUSTAKA
Akar
Calon akar muncul dari biji kelapa sawit yang dikecambahkan disebut
radikula, panjangnya dapat mencapai 15 cm dan mampu bertahan sampai 6 bulan.
Akar primer yang tumbuh dari pangkal batang (bole) ribuan jumlahnya,
diamternya berkisar antara 8 dan 10 mm. Panjangnya dapat mencapai 18 cm. Akar
sekunder tumbuh dari akar primer, diameternya 2-4 mm. Dari akar sekunder
4
Batang
Daun
Bunga
Buah
Buah kelapa sawit adalah buah batu yang sessile (sessile drup), menempel
dan menggerombol pada tandan buah. Jumlah buah per tandan dapat mencapai
1600 buah, berbentuk lonjong membulat. Panjang buah 2 - 3 cm, beratnya 30
gram. Bagian-bagian buah terdiri atas eksokarp (kulit buah) dan mesokarp (sabut
dan biji). Eksokarp dan mesokarp disebut perikarp. Biji terdiri atas endokarp
(cangkang) dan inti (kernel), sedangkan inti tersebut terdiri dari endosperma dan
embrio (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008).
Biji
Biji merupakan bagian buah yang telah terpisah dari daging buah dan
sering disebut noten atau nut yang memiliki berbagai ukuran tergantung tipe
tanaman. Biji kelapa sawit terdiri atas cangkang, embryo dan inti atau endosperm.
Embrio panjangnya 3 mm berdiameter 1.2 mm berbentuk silindris seperti peluru
dan memiliki dua bagian utama. Bagian yang tumpul permukaannya berwarna
kuning dan bagian lain agak berwarna kuning. Endosperm merupakan cadangan
makanan bagi pertumbuhan embrio. Pada perkecambahan embrio berkembang
dan akan keluar melalui lubang cangkang. Bagian pertama yang muncul adalah
radikula (akar) dan menyusul plumula (batang) (Sastrosayono, 2008).
Pembibitan
menyediakan bibit yang asli dan jagur. Bibit kelapa sawit yang asli dan jagur
merupakan jaminan untuk memperoleh kebun dengan produktivitas tinggi.
Tujuan Pembibitan
Bibit merupakan bahan yang dihasilkan dari suatu proses pengadaan bahan
tanaman. Pembibitan merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian kegiatan
budidaya tanaman kelapa sawit. Melalui tahap pembibitan ini diharapkan akan
menghasilkan bibit yang baik dan berkualitas. Bibit kelapa sawit yang baik adalah
bibit yang memiliki kekuatan dan penampilan tumbuh yang optimal serta
berkemampuan dalam mengahadapi kondisi cekaman lingkungan saat
pelaksanaan transplanting atau penanaman di lapangan (PPKS, 2003).
Bibit yang dihasilkan adalah bibit yang baik dan berkualitas diperlukan
pengelolaan yang intensif selama tahap pembibitan. Pengelolaan pembibitan
diperlukan pedoman kerja yang dapat menjadi acuan sekaligus kontrol selama
pelaksanaan di lapangan. Mangoensoekarjo dan Semangun (2008) juga
menyatakan bahwa pembibitan kelapa sawit merupakan langkah permulaan yang
sangat menentukan keberhasilan penanaman di lapangan, sedangkan bibit unggul
merupakan dasar dari perusahaan untuk mencapai produktivitas dan mutu minyak
kelapa sawit yang tinggi.
Persiapan Pembibitan
1. Pemilihan lokasi
2. Penentuan jumlah bibit yang dibutuhkan dan luas areal pembibitan
3. Penyediaan bahan tanaman
4. Sistem pembibitan yang digunakan (pre nursery dan main nursery)
5. Penyediaan media dan wadah tanam (polibag)
6. Penentuan teknik budidaya dan manajemen pembibitan
Menurut Pahan (2010), lokasi pembibitan kelapa sawit harus
memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut :
1. Areal diusahakan memiliki topografi yang rata dan berada di tengah kebun
2. Dekat dengan sumber air
3. Drainase harus baik sehingga air hujan tidak akan tergenang
4. Memiliki akses jalan yang baik sehingga memudahkan dalam pengawasan
5. Terhindar dari gangguan hama, penyakit, ternak dan manusia
6. Dekat dengan emplasemen sehingga pengawasan dapat dilakukan lebih
intensif.
Bahan Tanaman
Bahan tanaman yang digunakan harus dapat dipastikan berasal dari pusat
sumber benih yang telah memiliki legalitas dari pemerintah dan mempunyai
reputasi baik, seperti Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan. Pada saat ini
bahan tanaman yang dianjurkan adalah Tenera yang merupakan hasil dari
persilangan Dura x Pisifera (D x P). Bahan tanaman yang dihasilkan oleh PPKS
merupakan hasil seleksi yang ketat dan telah teruji di berbagai lokasi, sehingga
kualitasnya terjamin (PPKS, 2003).
Bahan tanaman kelapa sawit di pembibitan disediakan dalam bentuk
kecambah (germinated seed). Untuk kerapatan tanam 143 pohon di lapangan
diperlukan 200 kecambah/ha. Pemesanan kecambah sebaiknya dilakukan 3 - 6
bulan sebelum pembibitan dimulai. Persiapan lapangan agar disesuaikan dengan
jadwal kedatangan kecambah (Pahan, 2010).
8
Sistem Pembibitan
Pre nursery
Pre nursery atau pembibitan awal dapat dilakukan pada bedengan-
bedengan yang tanahnya ditinggikan sampai mencapai 35 cm atau bibit di tanam
dalam polibag kecil berupa tanah bagian atas (top soil) yang sudah dibersihkan
(Sastrosayono, 2008). Ciri utama pembibitan tahap awal adalah penggunaan
kantong plastik berukuran kecil, sehingga jumlah bibit per ha areal pembibitan
menjadi banyak. Areal pembibitan dipilih lahan yang rata dan datar (tidak
miring), berdrainase lancar, dekat dengan sumber air, tetapi tidak rawan banjir
(Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008). Pada pre nursery bibit ditanam dan
disusun rapat sampai berumur 3 - 4 bulan. Dalam waktu 3 - 4 bulan pertama dari
pertumbuhan bibit diperlukan naungan agar intensitas cahaya yang diterima bibit
sekitar 40% (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008). Bibit ditanam pada
kantong plastik kecil berukuran 14 x 22 cm rata dengan tebal 0.07 mm. Tanah
yang diisikan adalah tanah atas (top soil) yang disaring. Kecambah yang ditanam
dengan plumula menghadap keatas dan radikula ke bawah sedalam 2 - 3 cm.
Pembibitan awal merupakan tahap yang menentukan keberhasilan dalam
9
Main nursery