Puji syukur yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada kehadirat Tuhan Yang
Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan karuniaNya, kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Gizi dan Diet”. Makalah ini disusun guna memenuhi
tugas.
Upaya serta usaha telah kami berikan untuk makalah ini, namun kami sadar bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan waktu dan
keadaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini.
Atas bantuan dan bimbingan yang kami peroleh dari berbagai pihak, maka dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini dapat
bermafaat bagi pembacanya.
Penulis
Daftar Isi
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Diabetes mellitus terjadi kalau jumlah insulin yang di hasilkan pangkreas tidak
ukupuntuk proses metabolisme yang normal. Sel-sel beta pada pulau-pulau
Langerhans pangkreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon yang terlibat
dalam pengaturan kadar gula darah. Pada masa lalu, hal yang paling ditekankan
adalah gangguanmetabolisme hidratarang yang terjadi dalam tubuh penderita
diabetes. Hal ini terjadi karena kadar glukosa dalam urinedan darah mudah di ukur.
PEMBAHASAN
Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis
termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat
(Price & Wilson, 2005)
Diabetes Mellitus adalah suatu kelainan metabolisme kronik yang terjadi karena
berbagai penyebab, ditandai dengan konsentrasi glukosa darah melebihi normal,
disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang
diakibatkan oleh kelainan sekresi hormon insulin, kelainan kerja insulin atau kedua-
duanya (Depkes RI, 2005)
Diabetes Mellitus merupakan suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang
merupakan akibat dari sejumlah faktor dimana didapat defisiensi insulin yang absolut
atau relatif gangguan fungsi insulin (WHO, 2005)
Tujuan utama yang diharapkan dari pengaturan diet ini adalah untuk membantu
pasien memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol
metabolik yang lebih baik.
Sedangkan tujuan khusus yang diharapkan dari pengaturan diet pada penderita
diabetes mellitus ini adalah:
Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar
sepanjang hari. Penurunan berat badan ringan atau sedang (5-10 kg) sudah terbukti
dapat meningkatkan kontrol diabetes, walaupun berat badan idaman tidak dicapai.
Penurunan berat badan dapat diusahakan dicapai dengan baik dengan penurunan
asupan energi yang moderat dan peningkatan pengeluaran energi. Dianjurkan
pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 kkal lebih rendah dari asupan rata-rata
sehari.
1) Karbohidrat
Rekomendasi ADA tahun 1994 lebih memfokuskan pada jumlah total karbohidrat
daripada jenisnya. Rekomendasi untuk sukrosa lebih liberal. Buah dan susu sudah
terbukti mempunyai respon glikemik yang lebih rendah dari pada sebagian besar
tepung-tepungan. Walaupun berbagai tepung-tepungan mempunyai respon glikemik
yang berbeda, prioritas hendaknya lebih pada jumlah total karbohidrat yang
dikonsumsi daripada sumber karbohidrat.
Fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil daripada sukrosa dan kebanyakan
karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa dapat memberikan
keuntungan sebagai bahan pemanis pada diet diabetes. Namun pengaruhnya dalam
jumlah besar (20% energi) potensial merugikan pada kolesterol dan LDL. Penderita
disiplemia hendaknya menghindari mengkonsumsi fruktosa dalam jumlah besar,
namun tidak ada alasan untuk menghindari makanan seperti buah-buahan dan
sayuran yang mengandung fruktosa alami maupun konsumsi sejumlah sedang
makanan yang mengandung pemanis fruktosa.
Sorbitol, manitol, dan xylitol adalah gula alkohol biasa mengandung 7 kalori/gram
menghasilkan respon glikemik lebih rendah daripada sukrosa dan karbohidrat lain.
Penggunaan pemanis tersebut secara berlebihan dapat mempunyai pengaruh
laksatif. Sakarin, aspartame adalah pemanis tak bergizi yang dapat diterima sebagai
pemanis pada semua penderita DM.
2) Serat
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk orang
yang tidak diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35 gr serat makanan dari
berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25
gr/1000 kalori/ hari dengan mengutamakan serat larut air.
3) Protein
Sumber protein yang baik adalah ikan, seafood, daging tanpa lemak, ayam tanpa
kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan dan tahu-tempe.
4) Total lemak
Anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20-25% energi. lemak jenuh < 7%
kebutuhan energi dan lemak tidak jenuh ganda <10 %.
Apabila peningkatan LDL merupakan masalah utama, dapat diikuti anjuran diet
disiplin diet dislipidemia. Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan
kolesterol adalah untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
5) Garam
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu
tidak lebih dari 3000 mgr atau sama dengan 6-7 g (1 sdt) garam dapur, sedangkan
bagi yang menderita hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mgr natrium
perhari atau sama dengan 6 gr/hari garam dapur. Sumber natrium antara lain adalah
garam dapur, vetsin dan soda.
6) Alkohol
7) Kebutuhan kalori
Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal.
Komposisi energy adalah 45-65% dari karbohidrat, 10-20% dari protein dan 20-25%
dari lemak. Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan
orang dengan diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan kebutuhan
kalori basal yang besarnya 25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah dan dikurangi
bergantung pada beberapa faktor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas,
kehamilan/laktasi, adanya komplikasi dan berat badan.
Waktu pemberian makanan untuk penderita yang medapat insulin jenis intermediate
atau long acting harus disesuaikan dengan waktu saat insulin bekerja. Bila makanan
terlambat diberikan, maka saat insulin bekerja, tidak ada makanan atau makanan
kurang dari seharusnya, sehingga terjadi hipoglikemia (kadar gula darah kurang dari
normal).Gejala-gejala hipoglikemia antara lain gemetar, berkeringat, lelah, lapar,
gampang tersinggung, bingung, detak jantung cepat sekali, pandangan kabur, nyeri
kepala, tubuh kebas, atau kesemutan di sekitar mulut dan bibir, bahkan bisa kejang-
kejang atau pingsan. Sebaliknya bila makanan terlalu banyak, tidak sesuai dengan
jumlah insulin yang diberikan, maka akan terjadi hiperglikemia (kadar gula darah
lebih dari normal). Seringkali, menu makanan yang tepat dan waktu makan yang
teratur dapat mencegah problem-problem tersebut.
Pada penderita DM tipe II, pengaturan makanan merupakan hal yang sangat
penting. Bila hasil pengaturan makanan tidak sesuai dengan yang diharapkan,
diperlukan obat-obat hipoglikemia OAD (oral anti-diabetic) atau insulin.
Mayoritas penderita DM tipe II mengalami obesitas, oleh karena itu tujuan utama
dari pengaturan makanan adalah menurunkan berat badan ke berat badan ideal.
Untuk itu penderita diberi diet rendah kalori atau rendah energi. Dengan diet rendah
kalori, pada umumnya keadaaan hiperglikemia dapat diperbaiki. Pada beberapa
penderita, pengurangan jumlah total energi waktu puasa dapat menormalkan kadar
glukosa
Penderita DM tipe II yang kurus tidak memerlukan pembatasan jumlah energi yang
ketat. Akan tetapi, semua penderita diabetes tipe II harus mengurangi lemak dan
kolesterol serta meningkatkan rasio asam lemak tak jenuh dengan asam lemak
jenuh.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jika Insulin tidak bekerja aktif glukosa tidak dapat masuk ke sel dengan akibat
glikosa akan tetap berada di dalam pembuluh darah yang artinya kadar glukosa
darah meningkat .
Jumlah insulin normal malah meningkat lebih banyak tapi jumlah reseptor Insulin
yang di permukaan sel yang berkurang.
3.2 Saran
Bagi perawat haruslah penting menjaga kebutuhan gizi pasien dan harus
memperhatikan diet apa saja yang harus di berikan kepada pasien. Jagalah
kesehatan anda sejak dini sebelum tumbul gejala penyakit yang kita takuti. Mulailah
memilah-milah makanan yang baik untuk kesehatan kita dan hindari stress yang
dapat memperparah penyakit yang diderita.
Bukan hanya perawat saja yang perlu menjaga kesehatan, tetapi kita mnasyarakat
luas juga perlu memperhatikan kesehatan, dengan pola hidup sehat dan olah raga
yang teratur serta
DAFTAR PUSTAKA
Mariyani, Lisa. 2008. Pengaturan Makan pada Penyandang Diabetes Mellitus – Bag.
1.http://kulinersehat.wordpress.com/2008/10/29/pengaturan-makan-pada-
penyandang-diabetes-mellitus-bag-1/. Diakses pada tanggal 30 Desember 2012.