Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Menurut Otley (1980) para peneliti telah menerapkan pendekatan kontinjensi guna
menganalisis dan mendisain sistem pengendalian, khususnya di bidang sistem akuntansi
manajemen. Beberapa peneliti dalam bidang akuntansi manajemen melakukan pengujian untuk
melihat hubungan variable kontekstual seperti ketidak pastian lingkungan, ketidakpastian tugas,
struktur dan budaya organisasi, ketidakpastian strategi dengan disain sistem akuntansi
manajemen. Pendekatan kontinjensi menarik minat para peneliti karena mereka ingin
mengetahui apakah tingkat keandalan suatu sistem akuntansi manajemen akan selalu akan selalu
berpengaruh sama pada setiap atau tidak. Berdasarkan teori kontinjensi, maka terdapat faktor
situasional lainnya yang mungkin saling berinteraksi dalam kondisi tertentu. Diawali dari
pendekatan kontinjensi ini maka muncul lagi kemungkinan bahwa desentralisasi juga akan
menhebabkan perbedaan kebutuhan informasi akuntansi manajeme
Teori kontinjensi dalam konteks penganggaran modal berkaitan erat dengan desain proses
penganggaran modal Bower (1970). Dalam perspektif ini, efisiensi alokasi sumber dana tidak
hanya masalah kecanggihan mengadopsi, secara teoritis juga terkait dengan teknik investasi dan
keunggulan prosedur. Pertimbangan juga harus dilakukan terhadap kesesuaian antara konteks
perusahaan, desain, dan pengoperasian sistem penganggaran modal.
Penganggaran modal berfokus pada tiga aspek konteks perusahaan, yang diasumsikan
berhubungan dengan desain dan operasi dari sistem penganggaran modal perusahaan.
Para ilmuwan berpendapat bahwa keputusan penganggaran modal harus diartikan sebagai
sistem komponen yang saling terkait. tingkat kecanggihan sistem penganggaran modal
ditentukan oleh keberadaan Sembilan komponen berikut.
1. Penyusunan anggaran modal jangka panjang
2. Pencarian sistematis alternative untuk proyrk besar.
3. Adanya skrining (screening) dan telaah badan.
4. Teknik evaluasi proses.
5. Penggunaan teknik ilmu manajemen.
6. Analisis risiko.
7. Pekerjaan penuh waktu staf penganggaran modal.
8. Pengendalian pengeluaran.
9. Pasca-audit.
Prosedur
Administratif 1. Penganggaran modal yang tampak lebih dari dua tahun.
2. Pemutakhiran penganggaran modal manual.
3. Badan formal bertanggung jawab untuk menyaring proposal.
4. Satu atau lebih penggaran modal staf penuh waktu.
5. Penelaahan leguler terhadap tinggat imbal hasil minimum yang
diperlukan proyek.
Pengendalian 1. Mempertimbangkan kembali proyrk besar setelah persetujuan
operasional.
2. Monitor kinerja proyek operasional terlebih dahulu.
3. Perlu penyelesaian pasca audit pada proyek yang paling besar.
Evaluasi 1. Pencarian spesifik dan skrining alternative.
2. Eevaluasi keuangan formal.
3. Analisis risiko formal.
4. Pertimbangan inflasi spesifik.
Teknik
Penilaian keuangan
1. Payback period.
2. Average accounting rate of retum.
3. Discounting- intimal rate of retum (IPR).
4. Discounting- net present value (NPV).
Prosedur
Breadle dan Myers (1991) telah menulis artikel yang berfokus pada hubungan antara
pasca-audit modal asset dan kinerja perusahaan.
Terdapat 3 faktor yang diasumsikan untuk menentukan tingkat kcanggihan pascaprosedur
audit.
1. Dibutuhkan konsistensi antara teknik yang diterapkan utuk evaluasi dan pasca-audit.
2. Uraian periodic rutin yang diinginkan unutk mengidentifikasikan asset non-perfoming
secara tepat waktu.
3. Kebijakan tertulis dan dokumentasi yang diinginkan karena mereka cenderung
untukmelegitimasi pengabaian keputusan tersebut, menghilangkan beberapa
hambatan psikologis untuk mengabaikan keputusan dam untuk proses pengendalian
yang rutin.