ABSTRACT
Anthracnose is a major disease that causes low productivity of red pepper plant in
Indonesia. Anthracnose from Colletotrichum genus as the main cause of damage to the red
pepper. This study to determine the response of red pepper to the infection of
Colletotrichum capsici and C. acutatum. The experiments are conducted using a
randomized block design with two factors and two replications. The first factor is the two
species of fungi that cause anthracnose disease of C. capsici and C. acutatum whereas the
second factor is 18 of genotype number of red pepper. The results showed that the
development of C. capsici on red pepper are seen from the average of diameter growth of
lesions more rapidly than C acutatum. The red pepper with genotype number 10 is the
most resistant and genotype number 12 is the most susceptible to C. capsici infection.. The
red pepper with genotype number 16 is the most resistant and genotype number 7 is the
most susceptible to C acutatum infection.
Key words : Antraknosa, Red pepper, Colletotrichum acutatum andC. capsici
182
Edisi Juli 2012 Volume VI No. 1-2 ISSN 1979-8911
Gambar 1. Inokulasi dan inkubasi antraknosa pada buah cabai merah dalam cup plastik
183
Edisi Juli 2012 Volume VI No. 1-2 ISSN 1979-8911
5. Peka Ø>2
0.5
Diameter Colletotrichum(Cm) Pada
0.4
0.4
buah cabai merah
0.3
0.3
0.2
0.2
0.1
0.1
0.0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
C.capsici C.acutatum
Gambar 1. Pertumbuhan C. capsici dan C. acutatum pada buah cabai merah hari ke-6.
Gambar 1 menunjukkan bahwa nomor genotipe dan yang paling peka
pengamatan hari keenam, buah cabai terjadi pada nomor genotype 4 dengan
merah baik yang diinfeksi C. capsici diameter Lesio 0,30 cm
maupun C. acutatum berada pada kriteria
sangat tahan dengan diameter Lesio rata- Ketahanan terhadap suatu
rata 0,083 cm yang diinfeksi C. capsici penyakit seperti antraknosa dikendalikan
dan 0,066 cm yang diinfeksi C. acutatum. oleh gen-gen ketahanan yang terekspresi
Buah cabai merah yang diinfeksi C. ke dalam morfologi tanaman yang
capsici menunjukkan kriteria imun mendukung terjadinya mekanisme
dengan diameter Lesio 0,00 cm ada 10 ketahanan terhadap penyakit tersebut.
nomor genotipe dan yang paling peka Menurut Whitelaw-Weckert (2007) gen
terjadi pada nomor genotipe 12 dengan ketahanan bersifat kuantitatif yang
diameter Lesio 0,40 cm. Sedangkan buah dikendalikan oleh beberapa gen minor
cabai merah yang diinfeksi C. acutatum dan berinteraksi dengan faktor
yang menunjukkan kriteria imun dengan lingkungan.
diameter Lesio 0,00 cm berjumlah 9
2 .5
eter Colletotrichum(Cm)
erah
2 .0
padabuahcabai m
1 .5
1 .0
Diam
0 .5
0 .0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
C.capsici C.acutatum
Gambar 2. Pertumbuhan C. capsici dan C. acutatum pada buah cabai merah hari ke-8.
184
Edisi Juli 2012 Volume VI No. 1-2 ISSN 1979-8911
Pengamatan pada hari ke delapan tidak akan pernah sama, satu dengan
(Gambar 2.) menunjukkan bahwa buah lainnya yang terlihat dari beragamnya
cabai merah baik yang diinfeksi C. diameter Lesio yang dimiliki oleh setiap
capsici maupun C. acutatum berada pada nomor genotipe. Pada penelitian ini
kriteria agak tahan dengan diameter Lesio diameter Lesio merupakan ukuran
rata-rata 0,84 cm yang diinfeksi C. ketahanan dari buah cabai merah
capsici dan 0,57 cm yang diinfeksi C. terhadap serangan antraknosa yang
acutatum. Buah cabai merah yang disebarkan oleh C. capsici dan C.
diinfeksi C. capsici yang menunjukkan acutatum. Menurut Yusnafi (2002)
paling peka terjadi pada nomor genotipe ketahanan suatu tanaman dapat terjadi
12 dengan diameter Lesio 2,30 cm, karena tanaman itu sendiri yang memiliki
sedangkan buah cabai merah yang kemampuan untuk membuat struktur atau
diinfeksi C. acutatum yang menunjukkan zat spesifik seperti, terbentuknya lapisan
paling peka terjadi pada nomor genotipe kutikula yang tebal, dinding sel yang
12 dengan diameter Lesio 1,30 cm dan bersuberin juga sel-sel gabus ataupun
yang paling tahan dengan kriteria imun terbentuknya zat yang bersifat racun yang
dengan diameter Lesio 0,00 cm terjadi mampu membunuh mikroorganisme
pada nomor genotipe 17. patogen
Berbagai nomor genotipe
memiliki ketahanan yang berbeda dan
A B
Gambar 2. Gejala pada buah cabai merah yang terinfeksi (lingkaran)
A. Colletotrichum capsici dan B. Colletotrichum acutatum
4.0
eter Colletotrichum(Cm)
3.5
erah
3.0
padabuahcabai m
2.5
2.0
1.5
1.0
Diam
0.5
0.0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 5 16 1 7 18
C.capsici C.acutatum
Gambar 4. Pada hari ke 10 pertumbuhan C. capsici dan C. acutatum pada cabai merah.
185
Edisi Juli 2012 Volume VI No. 1-2 ISSN 1979-8911
Pengamatan pada hari kesepuluh pengamatan hari ke-6, ke-8 dan ke-10
(Gambar 3.) menunjukkan bahwa buah (0,08 cm, 0,84 cm dan 2,10 cm) lebih
cabai merah yang diinfeksi C.capsici cepat dari pada C. acutatum (0,07 cm,
berada pada kriteria peka dengan 0,58 cm dan 1,50 cm). Respons buah
diameter Lesio rata-rata 2,10 cm tanaman cabai terhadap infeksi C. capsici
sedangkan yang diinfeksi C. acutatum yang paling tahan adalah genotipe nomor
berada pada kriteria agak peka dengan 10 dengan pertumbuhan diameter Lesio
diameter Lesio 1,50 cm. Buah cabai hari ke-6, ke-8 dan ke-10 (0,00 cm, 0,20
merah yang diinfeksi C. capsici yang cm dan 0,20 cm) dan yang paling peka
menunjukkan paling peka terjadi pada adalah genotipe nomor 12 (0,40 cm, 2,30
nomor genotipe 12 dengan diameter cm dan 3,60 cm). Sedangkan respons
Lesio 3,6 cm dan yang paling tahan buah tanaman cabai terhadap infeksi C.
dengan kriteria sangat tahan berdiameter acutatum yang paling tahan adalah
Lesio 0,2 cm terjadi pada nomor genotipe genotipe nomor 16 dengan pertumbuhan
10, sedangkan buah cabai merah yang diameter Lesio hari ke-6, ke-8 dan ke-10
diinfeksi C. acutatum yang menunjukkan (0,00 cm, 0,10 cm dan 0,10 cm) dan yang
paling peka nomor genotipe 7 dengan paling peka adalah genotipe nomor 7
diameter Lesio 2,6 cm dan yang paling (0,00 cm, 1,10 cm dan 2,60 cm).
tahan dengan kriteria sangat tahan
berdiameter Lesio 0,1 cm terjadi pada
nomor genotipe 10.
Daftar Pustaka
Mikroorganisme patogen akan
memberikan respons terhadap tanaman
karena tanaman itu sendiri akan Hersanti, Fei, L. dan Zulkarnaen, I. 2001.
memberikan sinyal kimia berupa : Pengujian kemampuan campuran
depresan, stimulator, atraktan maupun senyawa benzothiadiazol 1% -
repelen (Suheriyanto, 2001). Genotipe Mankozeb 48% dalam
buah cabai merah yang tahan terhadap meningkatkan ketahanan cabai
serangan antraknosa selalu banyak merah terhadap penyakit
mengandung senyawa fenol dan enzim antraknosa. Prosiding Kongres
aktif seperti, ortodihidroksifenol, Nasional XVI dan Seminar Hasil
peroksidase, polifenol oksidase, dan PFI, Bogor, 22 – 24 Agustus
fenilalanin amonialiase (Than, et al., 2001.
2008). Interaksi antara senyawa fenol
dari tanaman dengan jamur Kim, K.H., Yoon, J.B., Park, H.G.,
Cholletotrichum akan menghasilkan Park,E.W., and Kim, Y.H. 2004.
respons beragam yang ditunjukkan oleh Structural modifications and
besarnya luasan serangan seperti yang programmed cell death of chili
terlihat pada besarnya diameter Lesio. pepper fruit related to resistance
responses to Colletotrichum
gloeosporioides infection.
Phytopathol. 94, 1295 -1304.
KESIMPULAN
Kusandriani,.1996. Uji ketahanan
Perkembangan C. capsici pada
Beberapa Varietas Tanaman
buah cabai merah yang dilihat dari rata
Cabai (Capsicum annum L.)
rata pertumbuhan diameter Lesio pada
Terhadap Serangan Penyakit
186
Edisi Juli 2012 Volume VI No. 1-2 ISSN 1979-8911
187