Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, MANAJEMEN LABA

DAN CAPITAL INTENSITY TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK


(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Di BEI Periode 2013-2015)

Oleh :
Audina Gita Atami
Pembimbing : Yesi Mutia Basri dan Pipin Kurnia

Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia


E-mail: audinagita@gmail.com

The Effects of Corporate Governance, Earning Management, Capital Intensity to


Tax Aggressiveness (Empirical Study in Manufacture Listing Companies in
Indonesian Stock Exchange Period 2013-2015)

ABSTRACT

The aim of this study are examine the effect of corporate governance,
earnings management and capital intensity to tax aggressiveness. The proxy of
corporate governances are independent commissioner, audit committee and
institutional ownership. Cash effective tax rates (CETR) is used to measure tax
aggressiveness. This study uses secondary data with a sample of 62 companies
listed on the Stock Exchange during the period 2013-2015. Determination of the
sample was made by applying purposive sampling method. The results of this
study showed that the variable of institutional ownership and capital intensity
have significant effect toward tax aggressiveness. Meanwhile, independent
commissioner, audit committee and earnings management have no significant
effect toward tax aggressiveness.

Keywords : Corporate Governance, Earnings Management, Capital Intensity, Tax


Aggressiveness.

PENDAHULUAN maupun badan kepada negara,


berupa pembayaran pajak. Pajak
Tujuan pembangunan merupakan iuran rakyat kepada
nasional yang dilaksanakan oleh negara berdasarkan peraturan dan
pemerintah Indonesia adalah untuk perundang-undangan, sehingga dapat
mencapai kehidupan bermasyarakat, dipaksakan dengan tidak ada balas
berbangsa dan bernegara. jasa dan digunakan bagi sebesar-
Pembangunan nasional merupakan besarnya untuk kemakmuran rakyat.
kegiatan yang berlangsung terus Pajak merupakan penerimaan
menerus dan berkesinambungan terbesar dalam APBN, karena itu
dengan tujuan untuk meningkatkan pajak selalu menjadi fokus utama
kesejahteraan rakyat. Untuk dapat pemerintah dalam meningkatkan
merealisasikan tujuan tersebut, maka APBN.
diperlukan kontribusi orang pribadi
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (April) 2017 2965
Selama periode tahun 2011- sektor pajak bertentangan (Yoehana,
2015, pemerintah dapat 2013).
meningkatkan realisasi penerimaan Sebagaimana yang telah
pajak, baik pajak dalam negeri dijelaskan, maka perusahaan
maupun pajak perdagangan melakukan usaha dan strategi untuk
internasional dari Rp. 873.874 milyar mengurangi atau meminimalkan
pada tahun 2011 menjadi Rp. jumlah pajak tersebut. Usaha dan
1.489.256 milyar pada tahun 2015. strategi tersebut salah satunya
Total penerimaan perpajakan melalui tindakan manajemen pajak,
cenderung mengalami peningkatan. dengan tujuan menekan serendah
Hal ini menunjukkan bahwa pajak mungkin kewajiban membayar
memiliki peranan penting bagi pajaknya. Manajemen pajak adalah
kelangsungan hidup negara, sehingga alat untuk memenuhi kewajiban
penting bagi pemerintah untuk perpajakan dengan benar tetapi
menyusun kebijakan perpajakan jumlah pajak yang dibayar dapat
yang tepat. ditekan serendah mungkin untuk
Kebijakan yang telah memperoleh laba seperti yang
ditetapkan oleh pemerintah, yaitu diharapkan manajemen. Manajemen
pemberian fasilitas perpajakan pajak yang dilakukan oleh
berupa penurunan tarif pajak badan perusahaan seharusnya dilakukan
dari 28% menjadi 25%, diatur dalam dengan cara yang benar agar tidak
UU No. 36 tahun 2008, keringanan terjadi pelanggaran norma dan aturan
PPh sebesar 5% bagi perusahaan perpajakan atau menjurus pada
yang minimal 40% sahamnya praktik penghindaran pajak. Namun
dimiliki publik yang diatur dalam pada praktiknya perusahaan
UU No. 36 tahun 2008 pasal 17 ayat cenderung untuk memanfaatkan
(2b) dan pemberian insentif berupa celah-celah peraturan perpajakan
pajak ditanggung pemerintah (DTP) yang cenderung merujuk pada
atas PPh, PPN dan bea masuk, guna pelanggaran pajak, di mana hal ini
mendorong investasi kegiatan usaha lebih dikenal dengan tindakan pajak
dalam negeri. Diharapkan dengan agresif atau agresivitas pajak
adanya kebijakan ini, perusahaan (Kurniasari, 2015).
dapat membayar pajak sesuai dengan Tindakan pajak agresif atau
ketentuan yang berlaku. Namun agresivitas pajak menurut Lanis dan
kenyataannya, masih ada terjadi Richardson (2012) adalah keinginan
kecurangan yang dilakukan untuk meminimalkan beban pajak
perusahaan dalam usaha menurunkan melalui cara-cara yang legal, ilegal,
beban pajak yang harus dibayarkan atau kedua-duanya. Usaha untuk
(Nugraha, 2015). meminimalkan jumlah pajak yang
Bagi perusahaan, pajak dibayar perusahaan dapat melalui
merupakan beban yang harus tindakan pajak agresif seperti
ditanggung, sehingga perusahaan perencanaan pajak (tax planning),
berusaha meminimalkan biaya yang penghindaraan pajak (tax
dikeluarkan untuk memperoleh laba avoidance), dan penggelapan pajak
yang maksimal. Hal ini bertentangan (tax evasion). Kebijakan tersebut
dengan tujuan pemerintah, yaitu dapat diambil perusahaan untuk
memaksimalkan penerimaan dari
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (April) 2017 2966
menurunkan jumlah beban pajak mengurangi beban pajak yang harus
yang harus dibayar oleh perusahaan. dibayarkan. Jadi, semakin agresif
Dengan maraknya kasus perusahaan melakukan manajemen
penghindaran atau penggelapan laba, maka dapat dikatakan tingkat
pajak yang dilakukan oleh agresivitas pajak perusahaan juga
perusahaan-perusahaan besar yang tinggi karena beban pajak semakin
ada di Indonesia, dapat disimpulkan kecil (Suyanto, 2012).
bahwa masih adanya kemungkinan Selanjutnya, faktor yang
bahwa perusahaan-perusahaan dapat mempengaruhi perusahaan
tersebut masih belum menerapkan dalam melakukan tindakan
prinsip-prinsip good corporate agresivitas pajak adalah capital
governance. Konsep corporate intensity. Menurut Rodriguez dan
goverance ini memberikan informasi Arias (2012) capital intensity dapat
suatu perusahaan secara terbuka dan mempengaruhi perusahaan dalam
akurat, sehingga diharapkan dapat besar kecilnya membayar pajak.
meningkatkan kualitas laporan Besar kecilnya sebuah perusahaan
keuangan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi seberapa besar
meningkatkan kepercayaan pemakai perusahaan memperoleh pendapatan
laporan keuangan. Maka dari itu, perusahaan. Kepemilikan aset yang
perusahaan yang menerapkan prinsip besar bagi perusahaan dapat
Good Corporate Governance secara menimbulkan biaya yang dapat
konsisten akan meningkatkan menambah atau mengurangi laba
kualitas laporan keuangan dan sebelum pajak.
menurunkan tingkat tingkat pajak Penelitian ini merupakan
agresif. pengembangan dari penelitian
Faktor lain yang diprediksi Annisa dan Kurniasih (2012) dengan
dapat meningkatkan tingkat penambahan variabel independen,
agresivitas pajak adalah manajemen yaitu manajemen laba dan capital
laba. Scott (2009) mendefinisikan intensity. Penelitian mengenai
manajemen laba sebagai tindakan manajemen laba dan capital intensity
manajer memilih kebijakan akuntansi terhadap tindakan agresivitas pajak
atau tindakan yang mempengaruhi belum banyak dilakukan sehingga
pendapatan dalam pelaporan peneliti merasa tertarik untuk
keuangan. Manajemen laba meneliti hal tersebut. Objek dalam
merupakan tindakan mementingkan penelitian ini menggunakan wajib
kepentingan pribadi manajer untuk pajak badan perusahaan manufaktur
memaksimalkan utilitas dan yang terdaftar di Bursa Efek
kesejahteraannya dalam menjalankan Indonesia (BEI) periode 2013-2015.
kontrak dengan prinsipal. Salah satu Rumusan masalah dalam
motivasi manajer melakukan penelitan ini adalah: 1) apakah
manajemen laba adalah motivasi komisaris independen berpengaruh
pajak. Manajemen melakukan terhadap agresivitas pajak, 2) apakah
manajemen laba dikarenakan adanya komite audit berpengaruh terhadap
keinginan untuk mengurangi beban agresivitas pajak, 3) apakah
pajak. Oleh karena itu, perusahaan kepemilikan institusional
cenderung mengelola laba sebelum berpengaruh terhadap agresivitas
pajak sebagai upaya manajemen pajak, 4) apakah manajemen laba
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (April) 2017 2967
berpengaruh terhadap agresivitas dan tax sheltering, dimana definisi
pajak, 5) apakah capital intensity perencanaan pajak tersebut mungkin
berpengaruh terhadap agresivitas legal atau ilegal atau berada dalam
pajak. “grey area”.
Berdasarkan rumusan
masalah diatas, maka tujuan dari Komisaris Independen
penelitian ini adalah: 1) untuk Komisaris independen
mengetahui pengaruh komisaris merupakan anggota komisaris yang
independen terhadap agresivitas tidak terafiliasi dengan manajemen,
pajak, 2) untuk menguji pengaruh anggota dewan komisaris lainnya
komite audit terhadap agresivitas dan pemegang saham pengendali,
pajak, 3) untuk menguji pengaruh serta bebas dari hubungan bisnis dan
kepemilikan institusional terhadap hubungan lainnya yang dapat
agresivitas pajak, 4) untuk menguji mempengaruhi kemampuannya
pengaruh manajemen laba terhadap untuk bertindak independen atau
agresivitas pajak, 5) untuk menguji bertindak semata-mata demi
pengaruh capital intensity terhadap kepentingan perusahaan (Guna &
agresivitas pajak. Herawaty, 2010).
Fama dan Jensen (dalam
TINJAUAN PUSTAKA Ujiyantho dan Pramuka, 2007)
menyatakan bahwa komisaris
Teori Agency independen merupakan posisi terbaik
Menurut Jensen dan untuk melaksanakan fungsi
Meckling (1976), teori agency adalah monitoring agar tercipta perusahaan
hubungan keagenan sebagai suatu dengan tata kelola yang baik (good
kontrak dimana satu atau lebih corporate governance). Dengan
principle menunjuk pihak lain begitu, peluang terjadinya agresivitas
(agent) untuk menjalankan pajak semakin kecil oleh manajer.
perusahaan. Dalam teori agency, Berdasarkan penjelasan tersebut,
principle adalah pemegang saham maka hipotesis yang akan diuji
dan agent adalah manajemen yang pada penelitian ini adalah sebagai
memiliki kewajiban untuk mengelola berikut:
perusahaan sebagaimana yang telah H1: Komisaris independen
diperintahkan principle. berpengaruh terhadap
agresivitas pajak.
Agresivitas Pajak
Menurut Frank et. al (2009), Komite Audit
tindakan agresivitas pajak adalah Komite audit bertugas
tindakan yang dilakukan oleh melakukan pengawasan untuk
perusahaan untuk mengurangi beban meningkatkan efektivitas dalam
pajak penghasilan perusahaan menciptakan keterbukaan dan
dengan manipulasi pajak baik yang pelaporan keuangan yang
sifatnya legal maupun ilegal. berkualitas, ketaatan terhadap
Sementara, Khurana dan Moser peraturan perundang-undangan yang
(2009) mengemukakan bahwa berlaku, dan pengawasan internal
agresivitas pajak adalah perencanaan yang memadai (Sulistyanto, 2008).
pajak melalui tindakan tax avoidance
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (April) 2017 2968
Keberadaan komite audit manajer dapat memilih beberapa
bermanfaat menjamin transparansi, kebijakan akuntansi sehingga dapat
keterbukaan laporan keuangan, diduga kalau manajer akan memilih
keadilan bagi stakeholder dalam kebijakan yang dapat
pengungkapan informasi yang memaksimalkan utilitasnya atau nilai
dilakukan oleh manajemen (Nabila pasar dari perusahaan. Hal ini
dan Daljono, 2013). Berdasarkan disebut earning management
penjelasan tersebut, maka hipotesis (manajemen laba).
yang akan diuji pada penelitian ini Salah satu motivasi manajer
adalah sebagai berikut: melakukan manajemen laba adalah
H2: Komite audit berpengaruh motivasi pajak. Manajer melakukan
terhadap agresivitas pajak. manajemen laba dikarenakan adanya
keinginan untuk mengurangi beban
Kepemilikan Institusional pajak. Jadi, semakin agresif
Kepemilikan institusional perusahaan melakukan manajemen
didefinisikan sebagai proporsi laba, maka dapat dikatakan tingkat
kepemilikan saham oleh institusi agresivitas pajak perusahaan juga
pendiri perusahaan, bukan institusi tinggi karena beban pajak semakin
pemegang saham publik yang diukur kecil (Suyanto, 2012). Berdasarkan
dengan presentase jumlah saham penjelasan tersebut, maka hipotesis
yang dimiliki oleh investor institusi yang akan diuji pada penelitian ini
intern (Sujoko dalam Fadhilah, adalah sebagai berikut:
2014). H4: Manajemen laba berpengaruh
Adanya pengawasan yang terhadap agresivitas pajak.
optimal terhadap kinerja manajer,
maka manajer akan lebih berhati-hati Capital Intensity
dalam mengambil keputusan. Capital intensity sering
Kepemilikan perusahaan oleh dikaitkan dengan seberapa besar aset
institusi akan mendorong tetap dan persediaan yang dimiliki
pengawasan yang lebih efektif, perusahaan. Menurut Rodriguez dan
karena institusi merupakan Arias (2012), aset tetap perusahaan
profesional yang memiliki dapat mengakibatkan berkurangnya
kemampuan dalam mengevaluasi beban pajak yang harus dibayarkan,
kinerja perusahaan (Bachtiar, 2015). karena aset tetap pada umumnya
Berdasarkan penjelasan tersebut, akan mengalami penyusutan. Beban
maka hipotesis yang akan diuji penyusutan yang terjadi dapat
pada penelitian ini adalah sebagai dimanfaatkan perusahaan untuk
berikut: mengurangi beban pajak yang harus
H3: Kepemilikan institusional dibayarkan perusahaan (Bachtiar,
berpengaruh terhadap 2015).
agresivitas pajak. Hanum (2013) menjelaskan
bahwa biaya depresiasi adalah biaya
Manajemen Laba yang dapat dikurangkan dari
Menurut Scott (2009) penghasilan dalam menghitung
manajer mempunyai kepentingan pajak, maka dengan semakin besar
kuat dalam pilihan kebijakan jumlah aset tetap yang dimiliki oleh
akuntansi. Berdasarkan hal tersebut, perusahaan maka akan semakin besar
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (April) 2017 2969
pula depresiasinya sehingga tahunan dengan lengkap dan periode
mengakibatkan jumlah penghasilan berakhir pada tanggal 31 Desember
kena pajak dan tarif pajak efektifnya yang terpublish di Bursa Efek
akan semakin kecil.. Berdasarkan Indonesia, 3) Perusahaan
penjelasan tersebut, maka hipotesis menerbitkan laporan keuangan
yang akan diuji pada penelitian ini tahunan dengan denominasi rupiah
adalah sebagai berikut: (Rp), 4) Perusahaan tidak mengalami
H5: Capital intensity berpengaruh kerugian pada tahun penelitian.
terhadap agresivitas pajak. Berdasarkan kriteria tersebut, maka
diperoleh 62 perusahaan yang
Model Penelitian diobservasi selama 3 tahun. Metode
Berdasarkan penjelasan diatas, analisis yang digunakan pada
maka model pada penelitian ini penelitian ini adalah analisis regresi
adalah: linear berganda dengan rumus
Gambar 1 sebagai berikut:
Model Penelitian
Y =  +  1X1 +  2X2 +  3X3 + 4X4
Komisaris +  5X5 + 
Independen

Komite Agresivitas Pajak (Y)


Audit Agresivitas pajak diukur
dengan menggunakan proksi CETR
Kepemilikan Agresivitas (Cash Effective Tax Rates). CETR
Institusional Pajak menggambarkan total pembayaran
pajak penghasilan yang dibayarkan
Manajemen
Laba perusahaan dari seluruh total
pendapatan sebelum pajak. CETR
Capital dapat dihitung dari:
Intensity
Sumber: Data Olahan, 2016.
Komisaris Independen (X1)
METODE PENELITIAN
Komisaris independen
Populasi dalam penelitian ini merupakan anggota komisaris yang
adalah seluruh perusahaan tidak terafiliasi dengan manajemen,
manufaktur yang telah terdaftar di anggota dewan komisaris lainnya
Bursa Efek Indonesia (BEI) selama dan pemegang saham pengendali,
periode 2013 hingga 2015, yaitu serta bebas dari hubungan bisnis dan
sebanyak 142 perusahaan. Teknik hubungan lainnya yang dapat
pengambilan sampel dalam mempengaruhi kemampuannya
penelitian ini menggunakan teknik untuk bertindak independen atau
purposive sampling, dengan kriteria bertindak semata-mata demi
sebagai berikut: 1) Perusahaan kepentingan perusahaan. Proporsi
manufaktur yang sudah terdaftar di dewan komisaris independen (KOM)
Bursa Efek Indonesia (BEI) selama dapat diukur dengan rumus:
periode 2013-2015, 2) Perusahaan
mempublikasikan laporan keuangan
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (April) 2017 2970
Komite Audit (X2) ( )
Komite Audit oleh Bapepam
menyebutkan bahwa komite audit Dengan nilai koefisien regresi di
wajib mengadakan pertemuan atas, maka nilai nondiscretionary
minimal sebanyak 4 (empat) kali accruals dapat dihitung dengan
dalam setahun untuk mendiskusikan rumus:
pelaporan keuangan dengan auditor ( )
eksternal, dan untuk melaksanakan
( )
kewajiban dan tanggung jawabnya [ ]
yang menyangkut soal sistem
pelaporan keuangan. Frekuensi ( )
pertemuan komite audit diukur dari
Selanjutnya, menghitung nilai
jumlah pertemuan yang dilaksanakan
discretionary accruals dengan
dalam satu tahun.
rumus:
( )
Kepemilikan Institusional (X3)
Keterangan:
Kepemilikan institusional
TAit = Total Accrual perusahaan i
merupakan proporsi kepemilikan
pada periode t
saham oleh institusi pendiri
NIt = Laba bersih perusahaan pada
perusahaan, bukan institusi
periode t
pemegang saham publik yang diukur
CFOt = Arus kas aktivitas operasi
dengan presentase jumlah saham
perusahaan i pada periode t
yang dimiliki oleh investor institusi
Ait-1 = Total aset perusahaan i pada
intern (Fadhilah, 2014). Kepemilikan
akhir periode t-1
instistusional (KEP) dapat dihitung
PPEit = aktiva tetap perusahaan i
dengan rasio:
pada akhir periode t
1,2,3 = parameter spesifik
perusahaan
Manajemen Laba (X4) ε = error
Ukuran manajemen laba dalam ΔREVit = perubahan pendapatan
penelitian ini menggunakan perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t
discretionary accruals (DA). ΔRECit = piutang perusahaan i
Penggunaan discretionary accruals dari tahun t-1 ke tahun t
sebagai proksi manajemen laba NDAit = non-discretionary
dihitung dengan menggunakan accruals perusahaan i pada periode t
Modified Jones Model. Manajemen
laba dapat dihitung dengan rumus Capital Intensity (X5)
sebagai berikut: Capital intensity meng-
gambarkan seberapa besar aset
Selanjutnya, nilai total accrual perusahaan yang diinvestasikan
diestimasi dengan persamaan regresi dalam bentuk aset tetap. Capital
Ordinary Least Square (OLS): intensity (CINT) menurut Lanis dan
( ) ( ) Richardson (2012) dihitung dari:

JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (April) 2017 2971


HASIL PENELITIAN DAN Berdasarkan gambar diatas,
PEMBAHASAN dilihat bahwa titik-titik mengikuti
dan mendekati garis diagonalnya,
Analisis Statistik Deskriptif sehingga dapat disimpulkan bahwa
Statistik deskriptif yang model regresi memenuhi asumsi
dilakukan bertujuan untuk normalitas.
mengetahui nilai mean, maksimum,
minimum dan standar deviasi dari Uji Multikolonieritas
variabel yang akan digunakan dalam Uji multikoliniearitas bertujuan
penelitian ini, seperti ditunjukan untuk menguji apakah pada model
dalam tabel berikut ini: regresi berganda ditemukan adanya
korelasi antar variabel independen.
Tabel 1 Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
Analisis Satistik Dekriprif multikoliniearitas, dapat diihat dari
N Min Max Mean Std. Tolerance Value atau Variance
Deviati Inflation Factor (VIF).
on
CETR 186 -.113 5.79 .34349 .53364
Tabel 2
KOM 186 .200 .800 .39684 .10143
Hasil Uji Multikolinieritas
AUD 186 2 39 6.56 6.17
Coefficientsa
KEP 186 .000 .982 .66779 .23019
DA 186 -.168 .357 .00381 .08545 Collinearity Statistics
Model
CINT 186 .045 .843 .33706 .17926 Tolerance VIF
1 (Constant)
Sumber: Data Olahan, 2016.
Komisaris .904 1.106
Independen
Uji Normalitas Komite Audit .920 1.087
Uji normalitas bertujuan Kepemilikan .971 1.030
untuk menguji apakah data yang Institusional
Manajemen .964 1.037
digunakan memiliki distribusi Laba
normal. Data yang digunakan dalam Capital .964 1.038
penelitian harus berdistribusi normal Intensity
agar menghasilkan hasil yang Sumber: Data Olahan, 2016.
relevan. Berikut grafik hasil uji
Berdasarkan tabel diatas
normalitas pada model penelitian ini:
dapat dilihat bahwa nilai tolerance
masing-masing variabel
Gambar 2
menunjukkan angka > 0,1 dan nilai
Hasil Uji Normalitas
VIF menunjukkan < 10, sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa
masing-masing variabel terbebas dari
multikolinieritas.

Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas
bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual
Sumber: Data Olahan, 2016. suatu pengamatan ke pengamatan

JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (April) 2017 2972


lain. Heteroskedastisitas dapat dilihat dengan jumlah parameter 5 sebesar
melalui scatterplot berikut ini: 1,7892. Nilai 4-du adalah sebesar
2,2108. Berdasarkan kriteria yang
Gambar 3 telah ditentukan, d berada diantara
Hasil Uji Heteroskedastisitas 1,7892 dan 2,2108 , yakni 1,7892 <
2,184 < 2,2108, sehingga dapat
disimpulkan bahwa data pada model
regresi yang digunakan bebas dari
masalah autokorelasi.
Uji Koefisien Determinasi
Uji Koefisien determinasi
Sumber: Data Olahan, 2016. (R2) digunakan untuk mengukur
seberapa besar kemampuan
Berdasarkan gambar diatas, keseluruhan variabel independen
dapat dilihat bahwa hasil pengujian dapat menjelaskan variabel
heteroskedastisitas pada tampilan dependen. Pengujian ini
scatterplot dari variabel dependen memperhatikan nilai Adjusted R
yaitu agresivitas pajak menunjukkan Square yang terdapat pada tabel
titik-titik menyebar diatas dan model summary. Berikut adalah tabel
dibawah angka 0 pada sumbu Y, hasil pengujian koefisien
sehingga dapat diambil kesimpulan determinasi:
bahwa model penelitian ini telah Tabel 4
terbebas dari heteroskedastisitas. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Uji Autokorelasi Model R R Square Adjusted
R Square
Uji autokorelasi menguji
1 .427a .182 .146
kemungkinan adanya korelasi yang
terjadi antara kesalahan pengganggu Sumber: Data Olahan, 2016.
atau residual pada periode t dengan Berdasarkan tabel hasil
kesalahan pengganggu pada periode pengujian di atas, diperoleh nilai
t-1 (periode sebelumnya). Untuk Adjusted R Square adalah sebesar
mendeteksi ada tidaknya autokorelasi 0,146 (14,6%). Angka ini
dalam penelitian ini, maka digunakan menjelaskan bahwa kontribusi setiap
pengujian Durbin-Watson Test. variabel independen yaitu komisaris
independen, komite audit,
Tabel 3 kepemilikan institusional,
Hasil Uji Autokorelasi manajemen laba dan capital intensity
Model Summaryb hanya mampu menjelaskan variabel
Adjus Std.
Dur
dependen sebesar 14,6% sementara
ted R Error
Model R
R
of the
bin- sisanya, 85,4% dijelaskan oleh
Square Squar Wat
e
Estim
son
variabel lain di luar model penelitian.
ate
.8315 2.18
1 .427a .182 .146 Uji Signifikan Simultan (Uji F)
753 4
Sumber: Data Olahan, 2016. Uji F bertujuan untuk
mengetahui kelayakan model regresi
Berdasarkan hasil penelitian yang digunakan. Pengujian ini
menunjukkan bahwa nilai d sebesar memperhatikan nilai Signifikansi
2,184, nilai du pada sampel 119 (Sig) pada tabel ANOVA dengan
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (April) 2017 2973
kriteria pengujian signifikansi (α) Berdasarkan tabel diatas,
sebesar 0,05. Apabila nilai persamaan regresi berganda dalam
probability significancy dari F-rasio penelitian ini adalah sebagai berikut:
lebih kecil dari 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa model regresi yang
digunakan layak untuk memprediksi
perilaku agresivitas pajak. Berikut Hasil Pengujian Hipotesis dan
adalah tabel hasil pengujian Pembahasan
signifikan simultan (uji F): Uji t digunakan untuk
mengetahui besarnya pengaruh
Tabel 5 variabel independen terhadap
Uji F variabel dependen secara individual.
ANOVAa Uji t dapat dihitung dengan
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
membandingkan antara nilai thitung
Regressi
17.410 5 3.482 5.035 .000b
dengan ttabel. Jika thitung > ttabel, maka
on
1
Residual 78.141 113 .692
Ha diterima dan Ho ditolak, dengan
Total 95.551 118 kata lain bahwa variabel independen
Sumber: Data Olahan, 2016. memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen. Dan
Berdasarkan hasil pengujian, begitu juga sebaliknya jika thitung <
diperoleh hasil hasil Fhitung adalah ttabel, maka Ha ditolak dan Ho
sebesar 5,035 sementara Ftabel untuk diterima, dengan kata lain bahwa
tingkat signifikansi 5% dengan df variabel independen tidak memiliki
(degree of freedom) pembilang 5 dan pengaruh yang signifikan terhadap
penyebut 113 adalah 2,29, sehingga variabel dependen.
nilai Fhitung lebih besar dari daripada Diketahui nilai ttabel pada
Ftabel (5,035 > 2,29). Dengan taraf signifikansi 5% (2-tailed)
demikian Ho ditolak dan Ha diterima, adalah 1,981.
atau dengan kata lain seluruh
variabel independen pada model Pengaruh Komisaris Independen
regresi secara bersama-sama Terhadap Agresivitas Pajak
mempengaruhi variabel dependen. Berdasarkan tabel hasil
regresi berganda, diketahui bahwa
Pengujian Regresi Berganda thitung komisaris independen sebesar
Hasil regresi berganda dalam 1,666 dan nilai ttabel sebesar 1,981.
penelitian ini dapat dilihat pada tabel Nilai thitung < ttabel, yaitu 1,666 <
berikut ini: 1,981 dengan signifikansi 0,098 >
Tabel 6 0,05, sehingga menunjukkan Ho
Hasil Regresi Berganda diterima dan Ha ditolak. Jadi, dapat
Koefi Keputus
Variabel t hit Sig.
sien an disimpulkan bahwa komisaris
(Constant) -.054 -.705 .482
Komisaris .134 1.666 .098 Tidak
independen tidak mempunyai
Independen Sig pengaruh yang signifikan terhadap
Komite Audit -.088 -.956 .341 Tidak
Sig agresivitas pajak.
Kepemilikan -.172 -2.253 .026 Sig
Institusional Hasil penelitian ini sesuai
Manajemen
Laba
-.100 -.1.298 .197 Tidak
Sig
dengan penelitian Annisa dan
Capital .310 3.740 .000 Sig Kurniasih (2012) dan Valentinus
Intensity
(2015). Tetapi, hasil penelitian ini
Sumber: Data Olahan, 2016.
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (April) 2017 2974
tidak mendukung hasil penelitian Berdasarkan tabel hasil
Suyanto (2012) dan Putri (2014). regresi berganda, diketahui bahwa
thitung manajemen laba sebesar -1,298
Pengaruh Komite Audit Terhadap dan nilai ttabel sebesar -1,981. Nilai -
Agresivitas Pajak thitung > -ttabel, yaitu -1,298 > -1,981
Berdasarkan tabel hasil dengan signifikansi 0,197 > 0,05,
regresi berganda, diketahui bahwa sehingga menunjukkan Ho diterima
thitung komite audit sebesar -0,956 dan dan Ha ditolak. Jadi, dapat
nilai ttabel sebesar -1,981. Nilai -thitung disimpulkan bahwa manajemen laba
> -ttabel, yaitu -0,956 > -1,981 dengan tidak mempunyai pengaruh yang
signifikansi 0,341 > 0,05, sehingga signifikan terhadap agresivitas pajak.
menunjukkan Ho diterima dan Ha Hasil penelitian ini sesuai
ditolak. Jadi, dapat disimpulkan dengan penelitian Putri (2014) dan
bahwa komite audit tidak Amril (2015). Tetapi hasil penelitian
mempunyai pengaruh yang ini tindak mendukung penelitian
signifikan terhadap agresivitas pajak. Suyanto (2012) dan Valentinus
Hasil penelitian ini sesuai (2013).
dengan penelitian Valentinus (2015).
Tetapi hasil penelitian ini tindak Pengaruh Capital Intensity
mendukung penelitian Annisa dan Terhadap Agresivitas Pajak
Kurniasih (2012). Berdasarkan tabel hasil
regresi berganda, diketahui bahwa
Pengaruh Kepemilikan thitung capital intensity sebesar 3,740
Institusional Terhadap Agresivitas dan nilai ttabel sebesar 1,981. Nilai
Pajak thitung > ttabel, yaitu 3,740 > 1,981
Berdasarkan tabel hasil dengan signifikansi 0,000 < 0,05,
regresi berganda, diketahui bahwa sehingga menunjukkan Ho ditolak
thitung kepemilikan institusional dan Ha diterima. Jadi, dapat
sebesar -2,253 dan nilai ttabel sebesar disimpulkan bahwa capital intensity
-1,984. Nilai -thitung < -ttabel, yaitu - mempunyai pengaruh yang
2,253 > -1,981 dengan signifikansi signifikan terhadap agresivitas pajak.
0,026 < 0,05, sehingga menunjukkan Hasil penelitian ini sesuai
Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi, dengan penelitian Richardson dan
dapat disimpulkan bahwa Lanis (2007), Bachtiar (2015). Tetapi
kepemilikan institusional mem- hasil penelitian ini tindak
punyai pengaruh yang signifikan mendukung penelitian Nugraha
terhadap agresivitas pajak. (2015).
Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian Khurana dan SIMPULAN, SARAN DAN
Moser (2009), Amril (2015). Tetapi IMPLIKASI
hasil penelitian ini tindak
mendukung penelitian Annisa dan Simpulan
Kurniasih (2012), Bachtiar (2015). Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah disajikan
Pengaruh Manajemen Laba sebelumya, maka dapat diambil
Terhadap Agresivitas Pajak kesimpulan sebagai berikut:

JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (April) 2017 2975


1. Komisaris independen tidak membuktikan bahwa semakin
mempunyai pengaruh signifikan tinggi beban penyusutan aset
terhadap agresivitas pajak. Hal ini tetap, maka akan semakin tinggi
berarti bahwa keberadaan tingkat agresivitas pajak
komisaris independen secara perusahaan.
langsung cukup sulit
mempengaruhi agresivitas pajak Saran
yang dilakukan perusahaan Berdasarkan hasil penelitian,
manufaktur. pembahasan dan kesimpulan yang
2. Komite audit tidak mempunyai telah dikemukakan, maka peneliti
pengaruh signifikan terhadap mencoba memberikan beberapa
agresivitas pajak perusahaan. Hal saran terkait penelitian agresivitas
ini mengindikasikan bahwa pajak:
jumlah rapat rutin yang 1. Bagi peneliti selanjutnya,
dilaksanakan oleh antar anggota disarankan agar dapat menambah
komite tidak dapat dapat periode pengamatan dan meneliti
mengurangi tingkat agresivitas tindakan agresivitas pajak pada
pajak. sektor lain agar hasil yang
3. Kepemilikan institusional diperoleh dapat digeneralisasi.
mempunyai hubungan yang 2. Bagi peneliti selanjutnya,
disarankan untuk menggunakan
negatif dan signifikan terhadap
proksi lain dalam mengukur
agresivitas pajak. Hal ini berarti
agresivitas pajak, seperti effective
bahwa besarnya pemilik
tax rates (ETR) atau book tax-
institusional yang bertujuan untuk
difference (BTD).
memantau, mendisplinkan dan
3. Bagi peneliti selanjutnya,
mempengaruhi manajer akan
disarankan agar dapat
berdampak pada penurunan menambahkan variabel penelitian
tingkat agresivitas pajak. lain karena masih banyak faktor
4. Manajemen laba tidak lain yang berkontribusi dalam
mempunyai pengaruh signifikan mempengaruhi agresivitas pajak,
terhadap agresivitas pajak seperti leverage, likuiditas,
perusahaan. Hal ini profitabilitas, struktur
mengindikasikan bahwa kepemilikan, kompensasi rugi
manajemen laba yang dilakukan fiskal, kualitas audit dan
perusahaan dapat meminimalkan kepemilikan manajerial.
beban pajak yang harus 4. Bagi pemerintah, penelitian ini
dibayarkan namun tidak diharapkan menjadi masukan
berdampak besar bagi tujuan dalam membuat kebijakan
meminimalisasi biaya pajak. peraturan perpajakan untuk
5. Capital intensity mempunyai mengurangi perusahaan dalam
hubungan positif dan signifikan menghindari beban pajak dengan
terhadap agresivitas pajak. Hal ini melakukan praktik tax avoidance.
dapat diartikan bahwa capital 5. Bagi perusahaan, penelitian ini
intensity dapat menyebabkan diharapkan dapat menjadi bahan
berkurangnya beban pajak yang pertimbangan dalam pengambilan
harus dibayarkan dengan adanya keputusan perusahaan.
depresiasi aset tetap. Hal ini

JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (April) 2017 2976


Implikasi karena semakin tinggi tingkat
Berdasarkan hasil penelitian agresivitas pajak suatu perusahaan
maka implikasi penelitian ini adalah: berarti kemungkinan semakin
1. Implikasi Teoritis agresif perusahaan tersebut pada
Secara teoritis hasil penelitian ini pelaporan keuangannya.
mendukung teori agency yang
menjelaskan bahwa terdapat
kesepakatan antara principle yang DAFTAR PUSTAKA
memiliki wewenang dengan agent
atau pihak yang diberi Amril, Alfred. 2015. Pengaruh
kewenangan untuk menjalankan Manajemen Laba dan
perusahaan, sehingga terdapat Corporate Governance
perbedaan kepentingan oleh Terhadap Agresivitas Pajak
principle dan agent. Hal ini dapat Perusahaan Manufaktur yang
dilihat bahwa agent memiliki Listing di Bursa Efek
kesempatan untuk memanipulasi Indonesia (BEI) Periode
pendapatan kena pajak menjadi 2011-2013. Jurnal.
lebih rendah, sehingga beban Universitas Bung Hatta.
pajak yang ditanggung Padang.
perusahaan semakin kecil. Hal ini
akan membuat kinerja agent Annisa N. Ayu dan Lulus Kurniasih.
seolah-olah baik, sehingga 2012. Pengaruh Corporate
menguntungkan agent itu sendiri. Governance Terhadap Tax
Tindakan agent terkait dengan Avoidance. Jurnal Akuntansi
kegiatan manajemen pajak dapat & Auditing Volume 8/No.
dikontrol melalui mekanisme 2/Mei 2012: 95-189.
pengawasan dan penerapan Universitas Sebelas Maret.
corporate governance secara Surakarta.
benar.
2. Implikasi Praktik Bachtiar, Mohammad Danu. 2015.
Secara praktik, penelitian ini Pengaruh Struktur
dapat menambah pemahaman Kepemilikan, Ukuran
mengenai corporate governance, Perusahaan dan Capital
manajemen laba dan capital Intensity Terhadap Effective
intensity dan pengaruhnya Tax Rates. Skripsi.
terhadap tindakan agresivitas Universitas Diponegoro.
pajak perusahaan. Bagi Semarang.
perusahaan, agar dapat menjadi
faktor pertimbangan pihak Fadhilah, Rahmi. 2014. Pengaruh
manajemen perusahaan dalam Corporate Governance
melakukan penghindaran pajak, Terhadap Tax Avoidance.
guna memperkecil tindakan Respository. Universitas
perusahaan untuk melakukan Negeri Padang. Padang.
agresivitas perpajakan. Bagi para
pengguna laporan keuangan agar Frank, M., Lynch, L., dan Rego, S.
lebih berhati-hati dalam 2009. Tax Reporting
pengambilan keputusan investasi, Aggressiveness and Its
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (April) 2017 2977
Relation to Aggressive Kurniasari, Wahyu Indah. 2015.
Financial Reporting. The Pengaruh Luas
Accounting Revie, 84, 467- Pengungkapan Corporate
496. Social Responsibility dan
Keberadaan Risk
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Management Committee
Analisis Multivariate Dengan Terhadap Agresivitas Pajak
Program SPSS. Semarang: Perusahaan. Skripsi.
Badan Penerbit Universitas Universitas Diponegoro.
Diponegoro. Semarang.

Guna, Welvin I dan Arleen Lanis, R dan Richardson, G. 2012.


Herawaty. 2010. Pengaruh Corporate Social
Good Corporate Governance, Responsibility and Tax
Independensi Auditor, Aggresiveness: an Empirical
Kualitas Audit dan Faktor Analysis. Journal of
Lainnya Terhadap Accounting and Public
Manajemen Laba. Jurnal Policy. 31, 86-108.
Bisnis dan Akuntansi Vol. 12,
No. 1, Hlm. 53-68. STIE Nabila, Afifah dan Daljono. 2013.
Trisakti. Pengaruh Proporsi Dewan
Komisaris Independen,
Hanum, Hashemi Rodhian dan Komite Audit dan Reputasi
Zulaikha. 2013. Pengaruh Auditor Terhadap
Karakteristik Corporate Manajemen Laba. Jurnal.
Governance Terhadap Universitas Diponegoro.
Effective Tax Rate. Journal Semarang.
of Accounting Diponegoro,
Volume 2, Nomor 2, Tahun Nugraha, Novia Bani. 2015.
2013, Halaman 1-10, ISSN Pengaruh Corporate Social
(Online):2337-3806. Responsibility, Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas,
Jensen, Michael C. dan William H. Leverage dan Capital
Meckling. 1976. Theory of Intensity Terhadap
the Firm: Managerial Agresivitas Pajak.
Behavior, Agency Costs and Diponegoro Journal of
Ownership Structure. Journal Accounting Vol. 4 No. 4 Hlm.
of Financial Economics No. 1-14, ISSN (Online): 2337-
3: 305-360. 3806. Semarang.

Khurana, Inder K. dan William J. Putri, Lucy Tania Yolanda. 2014.


Moser. 2009. Institutional Pengaruh Likuiditas,
Ownership and Tax Manajemen Laba dan
Aggressiveness. Social Corporate Governance
Science Research Network. Terhadap Agresivitas Pajak
Perusahaan. Artikel.

JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (April) 2017 2978


Universitas Negeri Padang. Undang-Undang Republik Indonesia
Padang. Nomor 36 Tahun 2008
tentang Perubahan Keempat
Rodriguez and Arias. 2013. Do atas Undang-Undang Nomor
Business Characteristics 7 Tahun 1984 tentang Pajak
Determine an Effective Tax Penghasilan.
Rate?. The Chinese Economy,
45 (6), 60-83. Valentinus, Aloysius Wendy. 2013.
Pengaruh Proporsi Komisaris
Scott, William R. 2009. Financial Independen, Komite Audit,
Accounting Theory, 5th Manajemen Laba, Likuiditas,
edition. Prentice Hall Inc. Ukuran Perusahaan dan
Profitabilitas Terhadap
Sulistyanto, S. 2008. Manajemen Agresivitas Pajak. Skripsi.
Laba: Teori dan Empiris. PT Universitas Sebelas Maret.
Gramedia. Jakarta. Surakarta.

Suyanto, Krisnata Dwi. 2012. Yoehana, Maretta. 2013. Analisis


Pengaruh Likuiditas, Pengaruh Corporate Social
Leverage, Komisaris Responsibility Terhadap
Independen dan Manajemen Agresivitas Pajak. Skripsi.
Laba Terhadap Agresivitas Universitas Diponegoro.
Pajak Perusahaan. Tesis. Semarang.
Universitas Kristen Satya
Wacana. Salatiga.

Ujiyantho, M. Arief dan B. A


Pramuka. 2007. Mekanisme
Corporate Governance,
Manajemen Laba dan Kinerja
Keuangan. Simposium
Nasional Akuntansi X.

JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (April) 2017 2979

Anda mungkin juga menyukai