Anda di halaman 1dari 10

Vol. 2 | No.

1 | Maret 2018 | Halaman : 57-66


hp://ejournal.sthb.ac.id/index.php/jwy

Eksistensi Hukum Islam Dalam Peraturan Perundang-


undangan di Indonesia
Sopyan Mei Utama
Sekolah Tinggi Hukum Bandung
Email: sofyan.meiutama@yahoo.com

Info Artikel:
Diterima: 12 Januari 2018 |Disetujui: 1 Februari 2018 |Dipublikasikan: 31 Maret 2018

Abstrak
Indonesia merupakan negara hukum yang sedang membangun, termasuk di
dalammnya adalah pembangunan hukum Islam. Untuk hal tersebut perlu diketahui
eksistensi hukum Islam dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia. Spesifikasi
penelitian ini adalah deskriftif analitis, pendekatan terhadap permasalahan dilakukan
secara yuridis normatif, menggunakan telaah terhadap eksistensi hukum Islam dalam
peraturan perundang-undangan nasional. Jenis data yang digunakan adalah data
Kata Kunci: sekunder dengan bahan hukum primer, sekunder dan tertier yang dikumpulkan melalui
Eksistensi; Hukum Islam; studi pustaka, data yang terkumpul dianalisis dengan mengunakan metode analisis
Penegakkan Hukum. kualitatif, data yang tersaji diuraikan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan
eksistensi hukum Islam di Indonesia merupakan sistem hukum yang memperkaya
pada peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, sehingga dapat
melahirkan peraturan perundang-undangan hukum Islam lainnya. Penegakan
hukum Islam di Indonesia dapat dilakukan dengan tergantung pada pemahaman dan
kesadaran umat muslim Indonesia sebagai pendukung tegaknya hukum Islam sesuai
dengan keadaan zaman dan waktu.

Abstract
Indonesia is a developing country. One of the developments is Islamic Law development which
is always actual in every period of time, so it can develop in accordance with circumstances.
Keywords: Islamic Law Islaw which is developed and built based on the comprehension of nash of the Koran
Existance, Islamic Law; as well as as-sunnah to regulate and control human lives universally and be relevant to every
Positive Law. period of time and spaces of human beings. Through the long journey, muslims in Indonesia
finally has obtained family, inheritance, and benefaction laws since 1991, since the first time
the compilation of Islamic Law was applied, as the actualization form of Islamic Law (KHI) in
Indonesia. Then, it provides legislation of other Islamic Law which has become a positive law.

ISSN
Jurnal Wawasan Yuridika
2549-0664 (print)
57
Vol. 2 | No. 1 | Maret 2018
2549-0753 (online)
A. PENDAHULUAN Berkaitan dengan hal di atas, tidak
Indonesia adalah negara hukum dapat dipungkiri bahwa masyarakat
sebagaimana disebutkan dalam landasan Indonesia mayoritas beragama Islam,
Konstitusional Undang-Undang Dasar dan karenanya dapat dipahami apabila
1945.1 Pembangunan yang dilakukan ada keinginan dalam penyusunan
tidak hanya di bidang sosial, politik hukum nasional Indonesia yang sumber
dan ekonomi semata, melainkan juga hukumnya berdasarkan Al-Quran, As-
pembangunan di bidang hukum. Sunnah, dan Al-Ijtihad.4
Pembangunan hukum merupakan Perjuangan umat Islam Indonesia
kebutuhan yang tidak dapat dielakkan terhadap tanah airnya dan catatan
terutama di negara-negara yang sedang sejarah hukum Islam yang sudah
berkembang seperti Indonesia. Sebab membumi di bumi nusantara ini
kemerdekaan dan pembangunan telah semenjak masa pra-penjajahan hingga
mendorong negara untuk mengadakan sekarang, karenanya eksistensi hukum
penataan kembali terhadap kehidupan Islam keberlakuannya tergantung
masyarakat, baik di bidang politik, pada umatnya untuk menegakannya.5
ekonomi maupun di bidang sosial. Permasalahannya adalah sampai saat
Proses untuk mengubah tata kehidupan ini umat muslim sendiri belum dapat
masyarakat ke arah yang lebih baik harus sepenuhnya untuk mengaplikasikan
terlebih dahulu mampu melaksanakan hukum Islam, contohnya untuk menjadi
pembangunan di bidang hukum.2 nasabah bank masih banyak memilih
Menurut Satjipto Rahardjo seperti yang bank konvensional di banding ke bank
dikutip oleh Hutagalung mengatakan syari’ah, atau masalah pembagian waris
bahwa pada dasarnya pembangunan lebih memilih di proses di Pengadilan
dalam bidang hukum meliputi usaha- Negeri dari pada di Pengadilan Agama,
usaha untuk mengadakan pembaharuan dan banyak yang lainnya. Hal inilah
pada sifat dan isi dari ketentuan hukum menjadi suatu yang rancu, padahal
yang berlaku dan usaha yang diarahkan eksistensi hukum Islam dalam peraturan
bagi pembentukan hukum yang baru perundang-undangan Indonesia
sebagai cara untuk melaksanakan sudah jelas kepastian hukumnya, juga
pembangunan masyarakat.3 perjuangan para ulama terdahulu

1
Lihat Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 Hasil Amandemen 2002.
2
Mura P. Hutagalung, Hukum Islam dalam Era Pembangunan (Jakarta: Penerbit Ind Hill, 1985), hlm. 9.
3
Ibid., hlm. 9.
4
K.N. Sofyan Hasan, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf (Surabaya: Penerbit Al-Ikhlas, 1995), hlm. 10.
5
Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia (Jakarta: Akademika Pressindo, 1992), hlm. 1.

58 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 2 | No. 1 | Maret 2018
merupakan rangkaian sebuah cita- Norma hukum Islam berfungsi
cita bangsa Indonesia hingga adanya sebagai penyaring bahan-bahan
lembaga Peradilan Agama.6 hukum nasional Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut, penting c. Hukum Islam sebagai bahan utama
untuk dibahas mengenai eksistensi dan unsur utama hukum nasional
hukum Islam di Indonesia dalam Indonesia.
pembentukan peraturan perundang-
undangan dan upaya penegakan hukum Undang-Undang Dasar Republik
Islam di Indonesia. Indonesia Tahun 1945 tidak me-
nyebutkan bahwa Islam adalah agama
resmi negara. Namun hukum Islam
B. PEMBAHASAN di Indonesia hidup di tengah-tengah
1. Eksistensi hukum Islam di masyarakat (living law). Hukum Islam
Indonesia dalam pembentukan merupakan hukum material yang
peraturan perundang-undangan menjadi sumber pembentuk hukum di
Untuk mengetahui eksistensi hukum Indonesia, di samping sumber-sumber
Islam di Indonesia dalam pembentukan lainnya seperti hukum adat dan hukum
peraturan perundang-undangan adalah barat. Karena hukum Islam sudah dikenal
dengan teori eksistensi yang dikemuka- di Indonesia jauh sebelum masuknya
kan oleh Ichtijanto, penafsiran teori pemerintah Kolonial Belanda di samping
ini mengungkapkan eksistensi hukum hukum Adat yang merupakan hukum
Islam dalam hukum nasional sebagai asli Indonesia. Dalam konteks ini,
berikut:7 tentunya keberadaan hukum Islam di
Indonesia simultan dengan menyebarnya
a. Hukum Islam sebagai bagian integral agama Islam di nusantara dan menjadi
dari hukum nasional Indonesia. bagian yang tidak terpisahkan dari
b. Hukum Islam adalah hukum yang ajaran Islam.
mandiri dan diakui keberadaannya, Secara empirik hukum Islam
dan karena kekuatan dan wibawa- merupakan hukum yang hidup (the living
nya, maka hukum nasional memberi- law),8 dalam masyarakat Indonesia mulai
kan status sebagai hukum nasional. sejak masuknya Islam ke nusantara

6
Jumni Nelli, "Kritik Terhadap Kompilasi Hukum Islam (KHI) Tentang Pasal Sahnya Perkawinan dan
Pencatatan Perkawinan," Jurnal Hukum dan HAM, Cet. Ke-1, (Pekanbaru 2012), hlm. 20-21.
7
Ichtijanto, Hukum Islam dan Hukum Nasional (Jakarta: Ind-Hill Co, 1990), hlm. 86-87.
8
Said Agil Husein Al Munawwar, Islam dalam Pluralitas Masyarakat Indonesia (Jakarta: Kaifa, 2004),
hlm. 176.

Jurnal Wawasan Yuridika 59


Vol. 2 | No. 1 | Maret 2018
(Indonesia) yang menurut JC.Van Leur yaitu suatu aturan yang dipertahankan
sejak abad ke-7.9 Catatan JC Van Leur itu dan diperlakukan oleh seorang sultan
membuktikan sebenarnya Hukum Islam dalam wilayah kekuasaanya yang
sudah dikenal jauh sebelum masuknya bersumber pada hukum Islam. Di dalam
Belanda ke Indonesia. Persoalannya perkembangannya qanun merupakan
kemudian tentu keberadaan Hukum suatu istilah untuk menjelaskan aturan
Islam itu tergantung pada penyebaran yang berlaku di tengah masyarakat yang
ajaran Islam pada waktu itu, sehingga merupakan penyesuaian dengan kondisi
kemudian pembicaraan mengenai setempat atau penjelasan lebih lanjut
Hukum Islam lebih banyak diawali pada atas ketentuan di dalam fikih.
zaman pemerintahan kolonial Belanda. Qanun juga digunakan sebagai istilah
Kemungkinan terbesar termajinalkan untuk “Peraturan Daerah Plus” atau lebih
Hukum Islam pada zaman Belanda tepatnya Peraturan Daerah yang menjadi
merupakan akibat panjang dari pola peraturan pelaksanaan langsung untuk
politik jajahan dan penetrasi dari politik undang-undang (dalam rangka otonomi
hukum kolonial Belanda, serta rekayasa khusus di Provinsi Nanggroe Aceh
ilmiah kaum intelektual Belanda yang Darussalam). Hal ini ditegaskan dalam
secara sistematik memarjinalkan Hukum Undang-Undang Nomor 18 Tahun
Islam.10 2001 tentang Perbankan Syari’ah Bab 1
Hukum Islam adalah hukum yang Ketentuan Umum Pasal 1 angka 8. Sejak
dibangun berdasarkan pemahaman dimulainya penyelenggaraan otonomi
atas nash Al-Qur’an, As-Sunnah dan khusus berdasarkan UU No. 18/01,
Al-Ijtihad untuk mengatur kehidupan sudah banyak qanun yang disahkan,
manusia yang berlaku secara universal- seperti di Provinsi Nanggroe Aceh
relevan pada setiap zaman (waktu) dan Darussalam, dalam beberapa tahun ini
makan (ruang) manusia. Keuniversalan telah dihasilkan beberapa puluh qanun
hukum Islam ini sebagai kelanjutan yang mengatur berbagai materi untuk
langsung dari hakikat Islam sebagai merealisasikan kewenangan khusus
agama universal, yakni agama yang yang diserahkan Pemerintah kepada
substansi-substansi ajaran-Nya tidak Pemerintah Provinsi Aceh termasuk
dibatasi oleh ruang dan waktu manusia, pelaksanaan Syari’at Islam. Sebagai
melainkan berlaku bagi semua orang istilah yang mempunyai pengertian
Islam di mana pun, kapan pun, dan yang sama dengan undang-undang,
kebangsaan apapun, dengan suatu qanun maka qanun ini mempunyai kekuasaan

9
Ahmad Mansur Suryanegara, Menemukan Sejarah (Bandung: Mizan, 1999), hlm. 74-76. Lihat juga;
Hassan Muarif Ambary, Menemukan Jejak Arkeologis dan Historis Islam (Jakarta: Logos, 1995), hlm.
56-58.
10
Bustanul Arifin, Dimensi Hukum Islam dalam Hukum Nasional (Jakarta: Gema Insani Press, 1999), hlm.
33.

60 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 2 | No. 1 | Maret 2018
atau kekuatan untuk pelaksanaannya bidang-bidang tertentu, seperti bidang
dan penegakan hukum, ketika sudah ahwal asy-syakhsyah (hukum keluarga),
menjadi keputusan hakim di pengadilan. dan meluas pada bidang muamalat
Berdasarkan Undang-Undang (hukum perdagangan Islam, perbankan
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Syari’ah) yang diakibatkan oleh
Pembentukan Peraturan Perundang- berkembangnya sistem keuangan Islam
undangan dinyatakan bahwa jenis dan di Indonesia, dan masalah haji, zakat
hierarki Peraturan Perundang-undangan wakaf, dan sebagainya. Pengembangan
terdiri atas: hukum Islam, di samping dilandasi oleh
epistemologinya yang kokoh juga perlu
a. Undang-Undang Dasar Negara memformulasikan dan merekonstruksi
Republik Indonesia Tahun 1945; basis teorinya.
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Basis teori hukum Islam sebagaimana
Rakyat; dibahas oleh para ahli teori hukum Islam
c. Undang-Undang / Peraturan Peme- terdahulu, bahwa salah satu persyaratan
rintah Pengganti Undang-Undang; penting mujtahid dalam melakukan
d. Peraturan Pemerintah; ijtihadnya adalah keharusan mengetahui
e. Peraturan Presiden; tujuan ditetapkannya hukum dalam
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan Islam. Pernyataan ini untuk pertama
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. kalinya dikemukakan oleh Abd al-Malik
al-Juwani, dilanjutkan oleh Abu Hamid
Kekuatan hukum peraturan al-Gazali, diteruskan oleh Izzuddin
perundang-undangan adalah ibn Abd al-Salam. Basis teori ini secara
sesuai dengan hierarki tersebut. sistematis dan rinci dikembangkan oleh
Konsekuensinya semua peraturan Abu Ishaq al-Syatibi dan diliberalisasi-
perundang-undangan tidak boleh kan oleh Najamuddin at-Tufi. Kajian
bertentangan dengan UUD 1945. utama dalam teori maqasid al-syari’ah
Permasalahannya adalah bagaimana adalah mengenai tujuan hukum Islam
yang berkaitan dengan kedudukan yang diwujudkan dalam bentuk
hukum dan peraturan yang berdasarkan kemaslahatan umat manusia baik di
hukum Islam, karena kenyataannya, dunia maupun di akhirat.11
sistem hukum Indonesia mengakui Perkembangan hukum Islam dalam
hukum Islam sebagai hukum positif, konteks hukum nasional, melepaskan diri
dijalankan oleh masyarakat muslim pada dari pengaruh teori receptie, khususnya

11
Ibid., hlm. 101.

Jurnal Wawasan Yuridika 61


Vol. 2 | No. 1 | Maret 2018
dalam rangkaian usaha pengembangan datang menggunakan model sistem
Pengadilan Agama. Oleh karena itu, di hukum Anglo saxon karena hukum itu
dalam sistem hukum di Indonesia ini akan diperlakukan pada tempat, orang
merupakan bentuk terdekat dengan dan kasus tertentu.
kodifikasi hukum yang menjadi arah Mencermati perspektif hukum Islam
pembangunan hukum nasional di dalam sistem hukum nasional guna
Indonesia.12 Contoh gagasan untuk melaksanakan pembangunan hukum
mengadakan Kompilasi Hukum Islam di sekurang-kurangnya bisa tampil dalam
Indonesia pertama kali diumumkan oleh tiga bentuk:14 Pertama, hukum Islam
Munawir Syadzali,13 tampil dalam bentuk hukum positif
Fikih Islam mengungkapkan yang hanya berlaku bagi umat Islam.
kaidah ”Hukum Islam dapat berubah Dalam hal ini hukum Islam berperan
karena perubahan waktu, tempat, dan mengisi kekosongan hukum dalam
keadaan”. Keadaan masyarakat itu selalu hukum positif. Kedua, hukum Islam
berkembang, karenanya pelaksanaan berkontribusi bagi penyusunan hukum
hukum menggunakan metode yang nasional sebagai sumber nilai. Ketiga,
sangat memperhatikan rasa keadilan hukum Islam bertujuan untuk rahmatan
masyarakat, di antara metode itu ialah lil alamin. Bentuk kedua dan ketiga
maslahat mursalah, istihsan, istishab, dan lebih cocok untuk diterapkan karena
urf. Penegakan Hukum Islam dideskrip- dalam bentuk ini hukum Islam mudah
sikan salah satunya adanya Kompilasi terlaksana dan atau terintegrasi.
Hukum Islam yang kemudian turun
menjadi peraturan yang lainnya seperti
Undang-undang Perwakafan, Undang- 2. Upaya penegakan hukum Islam di
undang Perbankan Syari’ah, mengenai Indonesia.
perekonomian Syari’ah, Undang-undang Untuk mengetahui upaya penegakan
Peradilan Agama dan lainnya. hukum Islam di Indonesia pelaksanaanya
Eksisitensi hukum Islam di adalah harus mengetahui mengenai
Indonesia dalam pembentukan sejauh mana masyarakat muslim
peraturan perundang-undangan dapat Indonesia patuh terhadap aturan dalam
dilihat cara mengintegrasikan norma Institusi Kompilasi Hukum Islam (KHI),
agama ke dalam sistem hukum Nasional sebagaimana disebutkan Roscoe Pound
Indonesia saat ini dan masa yang akan ”a Tool of social enginering”, hukum

12
Ibid.
13
Menteri Agama RI pada Era Orde Baru.
14
Rr. Rina Antasari, Istinbath/No. 16/Th. XIV/Juni/2015/89-108, hlm. 1.

62 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 2 | No. 1 | Maret 2018
berfungsi sebagai alat untuk mengubah Di samping itu, adanya keinginan
masyarakat. Dalam konteks KHI ini yang kuat dari masyarakat Islam
menunjukan bahwa institusi-institusi Indonesia yang menginginkan
seperti peradilan dan hakim-hakim agar hukum Islam menjadi hukum
agama, majelis ulama, lembaga-lembaga dasar mereka, baik perdata maupun
hukum dan fatwa dari organisasi Islam, pidana.16 Hal ini sejalan dengan
lembaga pendidikan sebagai media keyakinan umat Islam bahwa kalimat
intelektual, Lembaga-lembaga penelitian syahadat menjadi bukti adanya
dan media masa merupakan wujud supremasi hukum Islam atas diri mereka
untuk sosialisasi penegakan hukum sebagaimana yang dikenal dalam teori
Islam di Indonesia. credo atau teori syahadah.17
Menurut Hans Kelsen, hukum Teori syahadah di atas sejalan
haruslah dibersihkan dari anasir-anasir dengan teori otoritas yang dikemukakan
bukan hukum, seperti anasir etika, oleh H.A.R Gibb bahwa orang yang
sosiologi, politik dan sebagainya. telah menerima Islam sebagai agamanya
Hukum harus dibebankan dari unsur berarti ia telah menerima otoritas
moral sebagaimana diajarkan oleh aliran hukum Islam atas dirinya sekalipun
hukum alam (unsur etika), juga dari terdapat perbedaan perlakuan dari
persepsi hukum kebiasaan (sosiologis) pihak penguasa terhadap sistem hukum
dan konsepsi-konsepsi keadilan politis yang lain tidak dapat menyurutkan
(unsur politis).15 Lebih lanjut Hans pengakuan dan pelaksanaan hukum
Kelsen mengajarkan hukum termasuk yang telah lebih dahulu menjadi otoritas
dalam sollen-skatagori (hukum sebagai masyarakat, bahwa hukum Islam telah
keharusan), Orang mentaati hukum menjadi otoritas pribadi yang dimiliki
karena mereka memang harus mentaati oleh orang Islam tetap saja akan menjadi
hukum sebagai perintah negara. Pelalaian panutan sistem hukum yang kuat.18
terhadap perintah akan mengakibatkan Secara yuridis Hukum Islam di
orang itu berurusan dengan akibat- Indonesia telah diterapkan oleh umat
akibat kelalaiannya (sanksi). Islam dan telah berlaku secara normatif

15
Hans Kelsen, Teori Hukum Murni, Dasar-Dasar Ilmu Hukum Normatif sebagai Ilmu Hukum Empirik-
Deskriptif, Ahli Bahasa Soemardi (Jakarta: Rimdi Press, 1995), hlm. 126.
16
Padmo Wahjono, “Budaya Hukum Islam dalam Perspektif Pembentukan Hukum di Masa
Datang”, dalam Amirullah Ahmad, Dimensi Hukum Islam dalam Sistem Hukum Nasional: Mengenang
65 th. Prof. Dr. H. Bustanul Arifin, S.H. (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), hlm. 167.
17
Ibid., hlm. 172.
18
A. Djazuli, “Beberapa Aspek Pengembangan Hukum Islam”, dalam Juhaya S. Praja, Hukum Islam di
Indonesia: Pemikiran dan Praktek (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), hlm. 260.

Jurnal Wawasan Yuridika 63


Vol. 2 | No. 1 | Maret 2018
dan formal yuridis yakni hubungan hukum yang timbul dan direduksi dari
antara seorang muslim dengan Tuhannya ajaran-ajaran agama Islam.
dan hubungan manusia dengan manusia Secara politik Indonesia memberi
lainnya, manusia dengan benda serta peluang yang besar terhadap hukum
masyarakatnya.19 Sebagai hukum Islam dalam mengembangkan
yang bersumber dari agama, maka aspirasi politik Islam termasuk upaya
hukum Islam memiliki daya ikat yang legislasi hukum Islam,20 saat ini,
kuat dan berdimensi transendental. peluang partai-parati Islam semakin
Hukum Islam yang bersumber pada terbuka dalam melegislasi hukum
syari’ah mempunyai karakter yang Islam ke dalam hukum nasional,
bersifat universal dan fleksibel serta keberadaan politik menunjukkan bahwa
memiliki dinamika yang sangat tinggi meskipun aspirasi politik Islam bukan
disebabkan oleh faktor konsistensinya mayoritas di Indonesia namun dengan
dan sifat transformasinya. Kedua sifat memperhatikan konfigurasi politik
ini memungkinkan hukum Islam tetap yang ada cukup memberi peluang
relevan dengan perubahan sosial dan bagi lahirnya produk-produk hukum
perubahan waktu sehingga hukum nasional yang bernuansa Islam seperti
Islam di Indonesia telah menjadi bagian lahirnya UU No. 10 Tahun 1998 tentang
penting dari sistem hukum nasional perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992
Indonesia, dan faktor konstitusional tentang Perbankan, lahirnya UU No.
UUD 45 dan ideologi Pancasila 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
memberikan kedudukan penting bagi yang semakin memperkuat kedudukan
agama dalam mewarnai sistem hukum kegiatan ekonomi syari’ah di Indonesia,
nasional, sebagaimana dijelaskan dalam kemudian Undang-Undang Nomor 21
Pasal 29 ayat (2) mengenai perlunya tahun 2008 Tentang Perbankan syari’ah,
pengembangan kesadaran hukum lahirnya UU No. 17 Tahun 1999 tentang
masyarakat Indonesia yang mayoritas Penyelenggaran Haji, dan Undang-
beragama Islam adalah bukti adanya undang No. 13 Tahun 2008 tentang
perananan hukum Islam di Indonesia. Penyelenggaraan Ibadah Haji, serta
Karena itu, upaya legislasi hukum Islam Undang-Undang No. 34 Tahun 2014
ke dalam hukum nasional adalah bukti tentang Pengelolaan Keuangan Haji,
bahwa negara menghendaki aspirasi lahirnya UU No. 38 Tahun 1999 tentang

19
Abd. Aziz, et al., ed Ensiklopedia Hukum Islam, Jilid 5 Cet. 1, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Houve, 1996),
hlm. 1439.
20
Prinsip-prinsip Dasar Pembentukan Undang-undang dalam Program Legislasi Nasional tahun 2005-2009,
www.parlemen.net, hlm. 2.

64 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 2 | No. 1 | Maret 2018
pengelolaan zakat, di ubah dengan Anglo saxon karena hukum itu akan
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 diperlakukan pada tempat, orang
tentang Pengelolaan Zakat, lahirnya UU dan kasus tertentu. Mencermati
No. 18 Tahun 2001 tentang Nanggro Aceh perspektif hukum Islam dalam sistem
Darussalam yang memberi otonomi hukum nasional guna melaksanakan
khusus kepada daerah Istimewa Aceh pembangunan hukum sekurang-
untuk menerapkan syari’at Islam, kurangnya bisa tampil dalam tiga
lahirnya UU No. 3 Tahun 2006 sebagai bentuk yaitu: pertama, hukum Islam
hasil amandemen UU No. 7 Tahun tampil dalam bentuk hukum positif
1989 tentang Peradilan Agama yang yang hanya berlaku bagi umat Islam.
memberikan kewenangan baru berupa Dalam hal ini hukum Islam berperan
penyelesaian sengketa ekonomi syari’ah, mengisi kekosongan hukum dalam
juga Undang-undang No. 50 Tahun 2009 hukum positif. Kedua, hukum Islam
tentang Perubahan Kedua Atas UU No. berkontribusi bagi penyusunan
7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, hukum nasional sebagai sumber
Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 nilai. Ketiga, hukum Islam bertujuan
Tentang Wakaf, dengan PP. No. 42 Tahun untuk rahmatan lil alamin.
2006 tentang Pelaksanaan Undang- 2. Upaya penegakan hukum Islam di
Undang No. 41 Tahun 2004 tentang Indonesia dapat dilakukan dengan
Wakaf, dan sebagainya. melaksanakan amanat dalam Insti-
Secara ilmiah sumber hukum tusi Kompilasi Hukum Islam (KHI)
Islam di samping al-Qur’an dan hadis, yaitu menjalankan dan melakukan
ijtihad juga menjadi sumber hukum pengawasan dalam penerapannya
keilmiahan sangat universal dan di masyarakat, kemudian lahir
dinamis dalam konteks kajian ilmu. pula peraturan lainnya seperti:
Ijtihad sebagai landasan pemikiran Undang-undang Perwakafan,
filosofis telah mendorong adanya kajian- Undang-undang Perbankan Syari’ah,
kajian keislaman yang sangat kritis dan Undang-undang Pengelolaan Haji,
akademis. Undang-undang Pengeloaan Zakat,
Undang-undang Peradilan Agama,
dan lainnya.
C. PENUTUP
1. Eksisitensi hukum Islam di Indonesia
dalam pembentukan peraturan per-
undang-undangan melalui integrasi
norma agama ke dalam sistem
hukum nasional Indonesia saat ini
dan masa yang akan datang dengan
menggunakan model sistem hukum

Jurnal Wawasan Yuridika 65


Vol. 2 | No. 1 | Maret 2018
DAFTAR PUSTAKA Bahasa Soemardi. Jakarta: Rimdi
Press, 1995.
Abdurahman. Kompilasi Hukum Islam
di Indonesia. Jakarta: Akademika Munawwar, Said Agil Husein Al. Islam
Pressindo, 1992. Dalam Pluralitas Masyarakat Indonesia,
Jakarta: Kaifa, 2004.
Antasari, Rr. Rina. Istinbath/No. 16/Th.
XIV/Juni/2015/89-108. Nelli, Jumni. Kritik Terhadap Kompilasi
Hukum Islam (KHI) Tentang Pasal
Arifin, Bustanul. Dimensi Hukum Islam Sahnya Perkawinan dan Pencatatan
dalam Hukum Nasional. Jakarta: Gema Perkawinan. Jurnal Hukum dan HAM,
Insani Press, 1999. Cet. 1, (Pekanbaru, 2012).

Aziz, Abd. et al., ed Ensiklopedia Hukum Praja, Juhaya S. Hukum Islam di Indonesia:
Islam, Jilid 5, Cet. 1. Jakarta: Ichtiar Pemikiran dan Praktik. Bandung:
Baru Van Houve, 1996. Remaja Rosdakarya, 1994.

Hasan, K.N. Sofyan. Pengantar Hukum Suryanegara, Ahmad Mansur.


Zakat dan Wakaf. Surabaya: Penerbit Menemukan Sejarah. Bandung: Mizan,
Al-Ikhlas, 1995. 1999.

Hutagalung, Mura P. Hukum Islam dalam Wahjono, Padmo. Budaya Hukum Islam
Era Pembangunan. Jakarta: Ind Hill, Dalam Perspektif Pembentukan Hukum
1985. di Masa Datang, dalam Amirullah
Ahmad, Dimensi Hukum Islam dalam
Ichtijanto, Hukum Islam dan Hukum Sistem Hukum Nasional: Mengenang 65
Nasional, Jakarta: Ind-Hill Co, 1990. th. Prof. Dr. H. Bustanul Arifin, S.H.,
Jakarta: Gema Insani Press, 1996.
Indonesia. Instruksi Presiden Nomor 1
Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum
Islam di Indonesia.

Indonesia. Undang-Undang Dasar


Republik Indonesia Tahun 1945.

Kelsen , Hans. Teori Hukum Murni: Dasar-


Dasar Ilmu Hukum Normatif Sebagai
Ilmu Hukum Empirik-Deskriptif. Ahli

66 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 2 | No. 1 | Maret 2018

Anda mungkin juga menyukai