Dasar Dasar Konseling
Dasar Dasar Konseling
Tujuan Konseling
1. Memperkuat motivasi untuk melakukan hal-hal yang benar.
2. Mengurangi tekanan emosi melalui kesempatan untuk mengekspresikan perasaan
yang dalam. Sumber: keluarga, tempat kerja, lingkungan.
3. Membantu pasien mengembangkan potensinya.
4. Mengubah kebiasaan.
5. Mengubah struktur kognitif individu, yaitu penyesuaian gambaran ide mengenai
dirinya sendiri maupun dunia di sekitarnya dengan kondisi yang ada.
6. Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas untuk mengambil keputusan dengan
tepat.
7. Meningkatkan pengetahuan diri atau insight.
8. Meningkatkan hubungan antar pribadi. Melatih kembali kemampuan untuk
berhubungan dengan orang lain.
9. Meningkatkan kesadaran diri dan mengubah proses somatik supaya mengurangi
rasa sakit.
10. Mengubah status kesadaran untuk mengembangkan kontrol dan kreativitas diri.
1
Pengaruh Proses Terapeutik dalam Konseling
Pembuatan keputusan
Rencana lebih realistis. meningkat sehingga tujuan,
Meningkat peluang mencapai aspirasi dan rencana lebih
tujuan realistis
Tipe-Tipe Konseling
Masalah yang Aktivitisa oleh
Tipe Rentang Waktu
Mungkin Ditangani Konselor
Krisis Segera Kecemasan akibat - Dukungan pribadi
obat bius atau (support)
bertolak cinta. - Intervensi langsung
- Dukungan kadar
tinggi
- Konseling
individual atau
referal ke klinik
atau lembaga lain.
Fasilitas Bervariasi Masalah-masalah - Konseling
(singkat sampai akademik, individual dengan
jangka panjang) penyesuaian teknik-teknik:
perkawinan pemantulan isi dan
prasaan: informing,
interpreting,
konfronting,
aktifitas arahan.
Preventif Jangka waktu Pendidikan seks, - Pemberian
terbatas kesadaran terhadap informasi
(tergantung narkoba, persiapan - Referal ke program-
pada jenis menghadapi program relevan.
program) pernikahan. - Konseling
individual
berdasarkan isi dan
2
proses program.
Development Kontinue Pengembangan - Membantu
(mencakup citra diri yang penegasan nilai-
seluruh jangka positif, penerimaan nilai.
kehidupan kematian anggota - Mereview
individu) keluarga. pembuatan
keputusan.
- Konseling individu
berkenaan dengan
pengembangan
pribadi.
Tahap-Tahap Konseling
Penciptaan Pengembanga
struktur Identifikasi masalah
n Rapport
awal
3
Sikap Dasar Konselor
Penerimaan : Kesediaan konselor memiliki penghargaan tanpa menggunakan
standard ukuran atau persyaratan sebagai pribadi seutuhnya.
Pemahaman : Berhubungan erat dengan empati, yaitu kemampuan memahami
orang lain dengan sangat baik sehingga kita merasa seperti dirinya
(pikiran dan perasaan), bisa secara verbal maupun non verbal.
Kesejatian : Keselarasan antara pikiran/perasaan dengan tingkah laku maupun
verbal.
Keterbukaan : Jujur dalam semua hal yang memfasilitasi konseling, keterbatasan
konselor maupun cepat tidaknya masalah teratasi.
Building Relationships
Menyiapkan klien dan membuka hubungan.
Menyiapkan klien
Tujuan: membuka wawancara untuk menanamkan kepercayaan, membuat klien
dapat mengutarakan kebutuhannya dengan jelas dan nyaman.
Membuka hubungan
a. Salam
b. Menanyakan tujuan Klien datang
4
Realitas yang Harus Diperhatikan
1. Tidak mudah untuk menerima bantuan.
2. Sulit untuk bertekad berubah.
3. Sulit untuk menerima pengaruh konselor.
4. Sulit untuk mempercayai dan terbuka pada orang lain.
5. Pada awalnya sulit untuk melihat permasalahan dengan jelas.
6. Masalah mungkin terlalu luas, kompleks atau unik sehingga sulit dibagi.
7. Ada hambatan budaya.
5
Komponen Listening
Attending
a. Lakukan kontak mata secara hati-hati dan perhatikan bahasa tubuh kita.
b. Verbal gestures: ketrampilan mengikuti pokok pembicaraan klien tanpa
interupsi, memberikan pertanyaan atau mengarahkan ke topik lain (sepatah
kata, pengulangan kata kunci, pernyataan mendukung)
c. Natural gestures: ketrampilan memberikan dorongan minimal (anggukan,
gerakan tangan, kepala, bahu).
Paraphrasing
Menyatakan kembali pembicaraan klien secara lebih singkat menggunakan kata-
kata sendiri.
Misal:
Kl : “Saya berharap dapat bekerja dan mendapat uang sendiri.”
Kr : “Ibu/Bpk ingin memperoleh kesempatan bekerja sehingga mendapat
penghasilan.”
Tujuan:
a. Menguji pemahaman konselor
b. Memberitahukan klien bahwa kita berusaha untuk memahami mereka.
Sehingga ….
Klien merasa dipahami → terdorong untuk meneruskan.
Clarifying: Memperjelas topik
a. Dilakukan jika konselor tidak dapat melakukan paraphrasing karena isi
pembicaraan sangat tidak jelas.
b. Caranya:
- Akui kebingungan kita
- Lakukan restatement atau minta klien menjelaskan, mengulang atau
memberikan contoh lebih lanjut tentang pembicaraannya. Misal:
“Saudara berharap dapat bekerja kembali di kantor”
Perception Checking
Meminta masukan/koreksi klien mengenai keakuratan pemahaman kita secara
keseluruhan → “Coba kita lihat apakah saya sudah menangkap dengan tepat
6
maksud saudara … betul demikian? → Sifatnya menduga, konselor bisa meminta
freedback dari klien.
Misal:
Kl : “Saya kira saya mampu melakukan itu, tapi apakah dapat merubah
keadaan?”
Kr : “Sepertinya saudara belum yakin dengan kemampuan saudara”atau
“Saudara belum yakin dengan kemampuan saudara?”
7
Kr : “Maaf ya, Bapak/Ibu/Saudara berkara semua baik-baik saja tetapi cara
anda menyampaikan mencerminkan rasa sedih, kiranya bagaimana?”
Ketrampilan Mengarahkan (leading)
Ketrampilan konselor dalam mengarahkan perhatian klien pada hal yang penting
menurut konselor.
Caranya:
1. Memberikan pertanyaan terbuka
2. Melakukan arahan langsung/tidak langsung
3. Memfokuskan pembicaraan
Informing
Macamnya:
Memberikan informasi
Memberikan nasihat
Yang perlu diperhatikan:
Informing dapat menimbulkan ketergantungan, sehingga:
1. diberikan hanya jika diperlukan/diminta klien,
2. konselor harus betul-betul memiliki pengetahuan tentang hal yang diformasikan,
3. penggunaan alat tes harus tepat,
4. dapat menggunakan contoh pribadi.
B. Mengakhiri Konseling
Konseling diakhiri dengan kesimpulan (dapat dilakukan oleh konselor/klien).
Konselor menggarisbawahi hal yang menonjol, menyatakan dengan bahasa yang
sederhana.
8
Berdiam diri: memberikan kesempatan klien untuk berbicara secara leluasa
Mimik (ekspresi wajah)
Kontak mata: sesuai dan wajar
Variasi nada suara dan kecepatan bicara
Sentuhan: tergantung budaya