Abstract
This study aims to determine the effect of the Debt and Inventory Operating Income either
partially or simultaneously at PT. Indocement Tbk. Total population in the study is a quantitative
method. Total population in this financial statements and the study sample research, counted as
many as 8 to 32 year period. The sampling technique using purposive sampling. The variable in
this study is the independent variable (independent) consisting of Debt, Inventory and the
dependent variable (dependent) is Operating Profit.
The results showed that the debt effecting significant partially on Operating Profit. The
stocks are effected significant partially on Operating Profit. Simultaneously, debt and stocks
creating a significant effect on Operating Profit level determination coefficient to 61%
Di awal tahun 2015, PT Indocemen yang fluktuasi, dimana tahun 2009 penurunan
Tunggal Prakarsa Tbk menargetkan kenaikan hutang mencapai 23,35% atau sebesar Rp. 396
pertumbuhan laba usaha sebesar 15-20 persen. miliar, sedangkan pada tahun 2012 hutang
Dengan mempertimbangkan persaingan mengalami kenaikan yang cukup drastis
industry semen di pasaran yang cenderung mencapai 40,83% atau sebesar Rp. 576 miliar
tidak stabil serta faktor permintaan yang dan 3,26% atau sebesar Rp. 1 triliun pada
menurun, PT Indocement kembali merevisi Tahun 2013.
target kenaikan laba usaha menjadi 10-13
persen. Laba Usaha PT. Indocement terus Untuk memenuhi kebutuhan para
mengalami peningkatan setiap tahunnya. customer PT Indocement memproduksi semen
Meskipun dengan demikian, ada keadaan dengan jumlah yang cukup banyak tiap
dimana persentase pertumbuhan Laba Usaha tahunnya, untuk presentase persediaan PT
terlihat lambat dan menurun dari beberapa Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mengalami
tahun terakhir . kestabilan stok barang pada tahun 2009
Persentase Laba di PT indocement persediaan barang yang belum terjual
Tunggal Prakarsa Tbk pada tahun 2008-2015 mengalami penurunan mencapai 19,37% , hal
mengalami keadaan yang fluktuasi, pada tahun ini sangat berdampak pada kenaikan laba di
2009 laba PT Indocement Tunggal Prakarsa tahun 2009. Sedangkan pada tahun 2014
Tbk mengalami kenaikan sebesar 33,40% dan persediaan barang yang belum terjual
terus mengalami kenaikan pada tahun 2010 mengalami kenaikan mencapai 11,52% .
dan tahun 2011, Penurunan laba usaha terlihat Setiap tahunnya dimulai dari tahun 2010
pada tahun 2014 sebesar 14,9% atau sebesar hingga 2015 persediaan barang terus
Rp. 5,974 triliun dan turun drastic pada tahun mengalami kenaikan yang cukup signifikan,
2015 sebesar 18,15% atau sebesar Rp. 5,056 hal ini di karenakan persaingan industry semen
triliun. Hal ini disebabkan karena volume yang sangat ketat sehingga barang yang di
penjualan domestik menurun yang merupakan produksi mengalami ketersediaan stock yang
buah dari permintaan semen nasional yang cukup banyak.
juga menurun sehingga masih tersedia stock Persaingan industry juga menjadi salah
persediaan barang yang belum terjual. satu faktor penentu hasil penjualan, dengan
persaingan yang makin ketat PT Indocement
Hutang merupakan instrumen yang dari tahun 2008-2014 mengalami kenaikan
sangat sensitif terhadap nilai perusahaan, nilai dengan pertumbuhan yang lambat, dan pada
perusahaan ditentukan oleh struktur modal. tahun 2015 penjualan PT Indocement
Semakin tinggi proporsi hutang, maka mengalami penurunan sebesar 12,35% dari
semakin tinggi harga saham. Namun pada titik Rp. 19.996.267.420.350 menjadi Rp.
tertentu peningkatan hutang akan menurunkan 17.798.055.420.350 dengan penurunan
nilai perusahaan karena manfaat yang tersebut sangat berpengaruh juga ke
diperoleh dari penggunaan hutang lebih kecil persediaan yang meningkat sebesar 11,45%
dari pada biaya yang ditimbulkan. Persentase dan laba yang mengalami penurunan sebesar
Hutang PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 18,45%.
pada tahun 2008-2015 mengalami keadaan
Tabel. 1
Data jumlah Hutang, Persediaan dan Laba Usaha
Pada tahun 2008 s/d 2015
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
masa yang mendatang yang mungkin timbul meningkatkan laba. Untuk mengembangkan
dari kewajiban sekarang dari suatu entitas perusahaan, dibutuhkan dana yang tidak
untuk menyerahkan aktiva atau memberikan sedikit sehingga perusahaan memanfaatkan
ke entitas lain di masa mendatang sebagai dana dari pihak eksternal yakni utang. Utang
akibat transaksi di masa lalu” tersebut diharapkan dapat meningkatkan
Berdasarkan hal tersebut dapat diambil operasional perusahaan sehingga
kesimpulan bahwa hutang memiliki 2 meningkatkan keuntungan yang besar bagi
komponen utama, yaitu: perusahaan, sehingga perusahaan dapat
a. Adanya kewajiban sekarang dalam berkembang dengan baik dan mampu
bentuk pengorbanan manfaat ekonomi membayar utang baik pokok maupun
dimasa mendatang dari penyerahan bunganya. Utang merupakan sumber dana
barang atau jasa. yang membutuhkan pembayaran di masa
b. Berasal dari transaksi atau peristiwa depan. Sehingga utang dapat mempengaruhi
masa yang lalu (telah terjadi). pendapatan perusahaan dalam hal ini utang
dapat mempengaruhi laba.
Dengan demikian dapat disimpulkan Menurut Riyanto (2008:38) dalam
bahwa hutang adalah kewajiban keuangan bukunya “Dasar-dasar Pembelanjaan Negara”
perusahaan kepada pihak lain yang harus mengemukakan konsep hubungan hutang
dibayar dengan uang, barang, atau jasa pada dengan laba sebagai berikut: “Semakin
saat jatuh tempo banyak hutang baik hutang jangka pendek
maupun hutang jangka panjang akan
Kemudian Agus Ristono (2009:16) mengakibatkan biaya bunga yang semakin
menyatakan bahwa: “Persediaan dapat meningkat yang pada akhirnya akan
diartikan sebagai barang-barang yang mengakibatkan laba perusahaan semakin
disimpan untuk digunakan atau dijual pada berkurang.”
masa atau periode yang akan datang.
Persediaan terdiri dari persediaan bahan baku, Dari pengertian diatas dapat
persediaan barang setengah jadi, dan disimpulkan bahwa semakin tinggi jumlah
persediaan barang jadi” hutang yang dimiliki perusahaan maka akan
mengakibatkan laba yang diperoleh
Kerangka pemikiran dalam penelitian perusahaan semakin berkurang karena
ini adalah mengetahui dan menguji apakah semakin tinggi tingkat hutang maka biaya
terdapat pengaruh faktor Hutang dan bunga pun akan semakin tinggi.
Persediaan terhadap Laba Usaha pada PT.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 2) Pengaruh Persediaan terhadap Laba
Usaha
1) Pengaruh Hutang terhadap Laba
Usaha Persediaan barang merupakan elemen
utama dari modal kerja yang selalu dalam
Secara umum, tujuan perusahaan keadaan tersedia, dimana secara terus menerus
adalah mendapatkan laba. Faktor yang mengalami perubahan dalam kegiataan
mempengaruhi besar kecilnya laba adalah perusahaan. Perusahaan industri pada
modal. Bagi perusahaan, modal merupakan umumnya mempunyai tiga jenis persediaan
sumber dana yang mendukung dan menjamin yaitu bahan baku, barang dalam proses dan
kelangsungan operasional perusahaan barang jadi, ciri khas dari modal persediaan
sehingga perusahaan dapat mengembangkan adalah solusi optimalnya difokuskan untuk
perusahaan dan meningkatkan jumlah menjamin persediaan biaya yang serendah
pendapatan yang pada akhirnya dapat rendahnya sehingga penetapan besarnya
Vol. 2. No. 2 Oktober 2016
4
JURNAL MANAJEMEN FE-UB
Tabel 2
Statistik Deskritif
Variabel N Minimum Maksimum Rata-rata Std deviation
Hutang 32 2,686,055,931,5
194,082,857,05 62.00 616,952,503,63 530,160,920,770
5.00 6.56 .41
Persediaan 32 1,001,305,069,4 1,913,646,940,8 1,480,029,268,1
05.00 66.00 11.66 199,678,072,943
.03
Laba 32 6,064,100,829,0 2,861,002,325,8 1,578,952,477,7
545,782,110,19 95.00 76.37 91.90
9.00
Sumber: Laporan Keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Selama periode 8 tahun dari tahun Berdasarkan hasil Uji histogram Jarque
2008 sampai dengan 2015 terlihat dalam tabel Bera tersebut diatas dimana model persamaan
diatas bahwa PT. Indocement Tunggal nilai probabilitas sebesar 0,639563, dengan
Prakarsa Tbk mencatatkan hutang dengan rata- demikian bahwa probabilitas gangguan
rata sebesar Rp. 616,952,503,636.56 dengan regresi tersebut terdistribusi secara normal
hutang tertinggi pada kuartal III tahun 2014 karena nilai probability Jarque Bera lebih
sebesar Rp. 2,686,055,931,562.00 dan hutang sebesar 0,05. Untuk pengujian korelasi,
terendah pada kuartal III tahun 2010 sebesar model regresi ini tidak mengandung masalah
Rp. 194,082,857,055.00 sedangkan standar multikolinearitas.Berdasarkan hasil uji white
deviasi sebesar Rp. 530,160,920,770.41. heteroskedastisitas nilai Probability Chi-
Sedangkan untuk persediaan, rata-rata sebesar squared lebih besar dari 0,05 yaitu 0,3160.
Rp. 1,480,029,268,111.66 dengan persediaan Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
tertinggi pada kuartal III tahun 2014 sebesar model regresi persamaan tersebut bebas dari
Rp. 1,913,646,940,866.00 dan hutang terendah gejala heteroskedastisitas. Sedangkan hasil uji
pada kuartal III tahun 2008 sebesar Rp. auto korelasi diatas dimana nilai Probability
1,001,305,069,405.00 sedangkan standar Chi-squared lebih besar dari 0,05 yaitu
deviasi sebesar Rp. 199,678,072,943.03. 0,1396. Dengan demikian dapat disimpulkan
Kemudian PT. Indocement Tunggal Prakarsa bahwa model regresi persamaan tersebut bebas
Tbk berhasil memperoleh laba rata-rata dari masalah autokorelasi
sebesar Rp. 2,861,002,325,876.37 dengan laba Berdasarkan pengolahan data
tertinggi diperoleh pada kuartal IV tahun 2013 menggunakan program eviews versi 9,
sebesar Rp. 6,064,100,829,095.00 dan laba diperoleh hasil sebagai berikut :
terendah pada kuartal I tahun 2008 sebesar Rp.
545,782,110,199.00. sedangkan standar
deviasi sebesar Rp. 1,578,952,477,791.90
Tabel 3
Dependent Variable: LB
Method: Least Squares
Date: 08/25/16 Time: 08:22
Sample: 2008Q1 2015Q4
Included observations: 32
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 12.15251 10.53687 2.153332 0.0482
HUTANG -0.449457 0.125308 -3.586824 0.0012
PERSEDIAAN 1.014730 0.404021 2.511576 0.0178
R-squared 0.615447 Mean dependent var 28.50972
Adjusted R-squared 0.582029 S.D. dependent var 0.633204
S.E. of regression 0.455718 Akaike info criterion 1.355175
Sum squared resid 6.022686 Schwarz criterion 1.492587
Log likelihood 18.68279 Hannan-Quinn criter. 1.400723
F-statistic 15.42446 Durbin-Watson stat 1.622927
Prob(F-statistic) 0.000027
Sumber: Data diolah eviews 9
dan biaa produksi harus seimbang agar laba Kieso dan Weygandt. 2010. Akuntansi
usaha yang diperoleh dapat maksimal. Intermediate. Edisi Kesebelas.
2 Bagi Akademisi, penelitian ini dapat berguna Erlangga, Jakarta.
sebagai dasar untuk penelitian berikutnya yang Kusnadi, Siti Maria, Ririn I. 2008. Akuntansi
berkaitan dengan kinerja perusahaan dan laba Keuangan. Edisi Ketiga. Malang:
yang di di dapatkan, hal tersebut menjadi Universitas Brawijaya
pertimbangan untuk para inestor dalam Kusnadi. 2009. Akuntansi Keuangan Lanjutan.
menanamkan modalnya di perusahaan Edisi Kedua. Malang: Universitas
tersebut. Brawijaya
3 Hasil penelitian ini sekiranya dapat di jadikan Lukman Syamsudin. 2007. Manajemen
sebagai acuan bagi peneliti lainnya untuk keuangan perusahaan. Jakarta : Raja
mengembakan maupun mengkoreksi dan Grafindo Persada
melakukan perbaikan seperlunya. Mulyadi, 2009. Akuntansi Biaya. Edisi
Kelima. Yogyakarta: UPP- STMYKPN
Munawir. 2007. Analisis Laporan Keuangan.
DAFTAR PUSTAKA Edisi Keempat. Yogyakarta; Liberty
Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 5.
Anis dan Imam. 2007. Teori Akuntansi Edisi Yogyakarta : UPP-STIM YKPN.
Ketiga. Jakarta: Erlangga Masiyah Kholmi & Yuningsih. 2009.
Baridwan, Zaki. 2007. Intermediate Akuntansi Biaya. Malang : UMM
Accountin, Edisi Kesepuluh. Yogyakarta: Press.
BPFE. Myes. 2008. Financial Statement Analysis.
Beams. 2006. Akuntansi Keuangan Lanjutan Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga
di Indonesia. Jilid 2. Jakarta: Salemba Novia, Dina. 2010. Modul Tutorial Akuntansi
Empat Biaya. Malang : Fakultas Pertanian
Carter, William K dan Milton F.Usry. 2004. Universitas Brawijaya.
Cost Accounting. Terjemahan Krista. 2009. Pedoman Standar Akuntansi Keuangan, No. 2.
Akuntansi Biaya. Edisi Ketiga Belas, Buku 2006 Laporan Arus Kas.
Kedua. Jakarta : Salemba Empat Prinsip Akuntansi Indonesia. 2005. Edisi
Garrison, Ray H, ; Noreen, Eric W, ; and Peter revisi. Ikatan Akuntan Indonesia
C. Brewer. 2007. Akuntansi Riyanto. 2006. Pasar Dasar Pembelanjaan
Manajerial. Buku 2 Edisi 11. Jakarta : Perusahaan, Edisi Keempat. Yogyakarta:
Salemba Empat. BPFE
Ghozali dan Chairiri. 2006. Statement of Soemarso. 2008. Pengantar Akuntansi. Edisi
Financial Accounting Concept No.6. Pertama. Jakarta: Salemba Group
Bandung: Rosda Karya Simamora, Henry. 2008. Memenangkan Pasar
Harahap, Sofyan S. 2009. Analisis Kritis atas dengan Pemasaran Efektif dan
Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Profitabel. Jakarta: PT Gramedia
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Pustaka Utama
Irawati, Susan. 2009. Manajemen Keuangan. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis.
Cetakan Kesatu. Bandung : PT. Bandung : Alfabeta
Pustaka. Soemarso. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Edisi 5. Jakarta : Salemba Empat
Akuntansi Keuangan PSAK No. 25. Tuanakotta, Theodorus M. 2007. Teori
Jakarta: Salem Empat Akuntansi. Edisi Sebelas. Jakarta:
Salemba Empat