Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika ini sangat penting, karena pandangan awal pada sesorang dinilai dari etikanya,
apakah seseorang itu baik atau buruk. Menjaga etika adalah suatu hal yang sangat
penting untuk melindungi reputasi seseorang/perusahaaan. Hal ini akan berdampak
besar pada keberlangsungan bisnis atau kerjasama dengan orang lain.
Masalah etika ini selalu di hadapi oleh para menajer dalam keseharian kegiatan
wirausaha, namun harus selalu dijaga terus menerus, sebab reputasi sebagai perusaan
yang etis tidak dibentuk dalam waktu yang pendek, tapi akan terbentuk dalam jangka
panjang. Dan ini merupakan aset yang tak ternilai sebagai goodwill bagi sebuah
perusaan
B. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberi pengertian apa itu etika dan
pentingnya etika itu dilakukan terutama di bidang usaha.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika
Istilah etika diartikan sebagai suatu perbuatan standar (standard of conduct) yang
memimpin individu dalam membuat keputusan. Suatu kegiatan haruslah dilakukan
dengan etika atau norma-norma yang berlaku di masyarakat bisnis. Etika atau norma-
norma ini digunakan agar para pengusaha tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan
dan usaha yang dijalankan memperoleh simpati dari berbagai pihak. Pada akhirnya,
etika tersebut ikut membentuk pengusaha yang bersih dan dapat memajukan serta
membesarkan usaha yang dijalankan dalam waktu yang relatif lebih lama.
Pengertian etika adalah tata cara berhubungan dengan manusia lainnya. Tata cara
pada masing-masing masyarakat tidaklah sama atau beragam bentuk. Hal ini disebabkan
beragamanya budaya kehidupan masyarakat yang berasal dari berbagai wilayah. Tata
cara ini diperlukan dalam berbagai sendi kehidupan manusia agar terbina hubungan
yang harmonis, saling menghargai satu sama lainnya.
Dititik dari sejarahnya kata etika berasal dari bahasa prancis (etiquette), yang
berartikan kartu undangan. Pada saat itu raja-raja prancis sering mengundang para tamu
dengan menggunakan kartu undangan. Dalam kartu undangan tercantum persyaratan
atau ketentuan untuk menghadiri acara, antara lain waktu acara dan pakaian yang harus
dikenakan.
Dalam arti luas, etika sering disebut sebagai tindakan mengatur tingkah laku atau
perilaku manusia dengan masyarakat. Tingkah laku ini perlu diatur agar tidak melanggar
norma-norma atau kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Hal ini disebabkan norma-
norma atau kebiasaan masyarakat di setiap daerah atau negara berbeda-beda. Etika
bertujuan agar norma-norma yang berlaku dijalankan sehingga setiap undangan merasa
dihargai, begitu pula dengan pengundangnya. Dengan adanya etika suasana akrab akan
terjalin. (Kasmir,2006,20-26)
Oleh karena itu, dalam etika berusaha perlu ada ketentuan yang mengaturnya.
Adapun ketentuan yang diatur dalam etika wirausaha secara umu adalah sebagai
berikut:
1. Sikap dan perilaku seorang pengusaha harus mengikuti norma yang berlaku
dalam suatu negara atau masyarakat.
2. Penampilan yang ditunjukkan seorang pengusaha harus selalu apik, sopan,
terutama dalam menghadapi situasi atau acara-acara tertentu.
3. Cara berpakaian pengusaha juga harus sopan dan sesuai dengan tempat dan
waktu yang berlaku.
4. Cara berbicara seorang pengusaha juga mencerminkan sopan, penuh tata
krama, tidak menyinggung atau mencela orang lain.
5. Gerak-gerik seorang pengusaha juga dapat menyenangkan orang lain,
hindarkan gerak-gerik yang dapat mencurigakan.
Kemudian, etika atau norma yang harus ada dalam benak dan jiwa setiap pengusaha
adalah sebagai berikut:
1. Kejujuran
Seorang pengusaha harus selalu bersikap jujur baik dalam berbicara maupun
bertindak. Jujur ini perlu agar berbagai pihak percaya terhadap apa yang akan
dilakukan. Tanpa kejujuran, usaha tidak akan maju dan tidak dipercaya konsumen
atau mitra kerjanya.
2. Bertanggung jawab
3. Menepati janji
4. Disiplin
Pengusaha dituntut untuk selalu disiplin dalam berbagai kegiatan yang berkaitan
dengan usahanya, misalnya dalam hal waktu pembayaran atau pelaporan kegiatan
usahanya.
5. Taat hukum
Pengusaha harus selalu patuh dan menaati hukum yang berlaku, baik yang
berkaitan dengan masyarakat ataupun pemerintah. Pelanggaran terhadap hukum
dan peraturan yang telah dibuatkan berakibat fatal di kemudian hari. Bahkan, hal itu
akan menjadi beban moral bagi pengusaha apabila tidak diselesaikan segera.
6. Suka membantu
Pengusaha harus komitmen dengan apa yang mereka jalankan dan menghargai
komitmen dengan pihak-pihak lain. Pengusaha yang menjunjung komitmen
terhadap apa yang telah diucapkan atau disepakati akan dihargai oleh berbagai
pihak.
Definisi lain menyatakan: Business ethics is about building of trust between people
and organizations, an absolutely essential ingredient to conducting business successfully
especially in the long term (Linda klebe Trevino, 1995:290)
Jadi prinsipnya seorang wirausaha lebih baik merugi daripada melakukan perbuatan
tidak terpuji. Para pengusaha semaksimal mungkin harus menghindarkan pertengkaran,
apalagi yang akan menyebabkan putus hubungan. Semua claim dari relasi sampai tingkat
tertentu harus dilayani dengan penuh toleransi.
Banyak faktor yang berpengaruh terhdap perilaku etika, namun pada dasarnya ada
tiga faktor utama yaitu (Bovee et al 2004):
1. Cultural Difference, sebagaimana diketahui bahwa tiap daerah, memiliki
kebiasaan sendiri-sendiri, lain negara lain pila kebiasaannya. Penyogokan,
komisi, titipan, amplop, upeti, dan sebagainya. Tentu dipahami dalam bentuk
yang berbeda ditiap daerah, ada yang membolehkan ada yang melarang, ada
yang mengharuskan. Ada pula dibuat kesepakatan, bahwa dunia industri tidak
dibenarkan menggunakan penyogokan sebagai alat meneroboskan produknya
ke suatu daerah, walaupun demikian sogok menyogok ini tidak kunjung habis,
dan sulit diberantas.
2. Knowledge, orang-orang yang mengetahui dan berada dalam jalur pengambil
keputusan mencoba berusaha tidak terlibat dalam masalah-masalah
menyangkut masalah etika ini. Demikian pula anda jika sudah mengetahui,
bahwa perbuatan itu melanggar etika, maka jangan mau melakukannya, karena
hai ini melanggar kata hati anda dan anda akan berhadapan dengan hukum.
3. Organizational behavior, pondasi kokoh dari sebuah etika bisnis, adalah iklim
yang berlaku pada sebuah organisasi. Ada organisasi yang betul-betul ketat
menjaga etika, dan memberi pelatihan pada karyawannya agar selalu menjaga
etika. Perusahaan besar banyak menerapkan kode etik ini, mereka membuat
definisi, memberi contoh nilai-nilai etik yang harus diikuti dalam pelaksanaan
pekerjaan. Jika seorang manajer mempunyai rasa etik yang lebih luhur akan
tetapi karyawannya tidak memahami tujuan perilaku etik ini, harus dibangun
semacam komunitas yang baik dan terus menerus dengan karyawan agar
mereka memahami lebih baik tentang pentingnya etika pada perusahaan.
Etika yang diberlakukan oleh pengusaha terhadap berbagai pihak memiliki tujuan-
tujuan tertentu. Tujuan etika tersebut harus sejalan dengan tujuan perusahaan. Di
samping memiliki tujuan, etika juga sangat bermanfaat bagi perusahaan apabila
dilakukan secara sungguh-sungguh. Berikut ini beberapa tujuan etika yang selalu ingin
dicapai oleh perusahaan:
Sikap menyenangkan orang lain merupakan sikap yang mulia. Jika kita ingin
dihormati, kita harus menghormati orang lain . menyenangkan orang lain berarti
membuat orang menjadi suka dan puas atas pelayanan yang diberikan, diharapkan
mereka akan mengulangnya kembali suatu waktu.
3. Membujuk pelanggan
4. Mempertahankan pelanggan
Hubungan yang sudah berjalan baik harus tetap dan terus dibina. Hindari
adanya perbedaan paham atau konflik. Ciptakan hubungan dalam suasana akrab.
Dengan etika hubungan yang lebih baik dan akrab pun dapat
terwujud.(kasmir,2013,26-28)
1. The law
2. The policies and procedures of an organization
3. The moral stance of the individual (Zimmerer, 1996:23)
Undang-undang dan berbagai peraturan mengatur masyarakat apa yang boleh dan
yang tidak boleh dilakukan dan memiliki sanksi yang jelas, ada hukumnya.
Sedangkan the policies and procedures adalah aturan yang berlaku di dalah sebuah
lembaga, menyangkut aturan kerja, kompensasi, cara berpakaian dan sebagainya. The
moral stance merupakan sikap atau perilaku individu bila berhadapan dengan sesuatu
dalam pergaulan yang tidak ada aturan formalnya. Nilai-nilai moral ini diperolrh oleh
seorang sejak dini dari keluarga, belajar agama, belajar budi pekerti, sopan santun.
Perilaku semacam ini dilatih dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana dikatakan oleh
Aristoteles : ‘‘ you get a good adult by techinga good child to do the right
thing.’’ (Zimmerer, 1996:23)
1. Sopan santun, selalu bicara benar, terus terang, tidak menipu, tidak mencuri.
2. Integrity, memiliki prinsip, hormat, jangan dua muka.
3. Jaga janji, bisa dipercaya bila berjanji, amanah, jangan mau menang sendiri.
4. Fidelity, benar dan loyal pada keluarga, teman, jangan menyembunyikan
informasi yang tidak perlu dirahasiakan.
5. Fairness, berlaku fair, dan terbuka komit pada kedamaian, jika salah jangan
tetap bertahan, tapi cepat mengakui kesalahan, perlakuan sama pada setiap
orang, toleran.
6. Caring for others, perhatian, baik budi, ikut andil, menolong siapa yang
memerlukan.
7. Respect for others, menghormati hak-hak orang lain, privacy, beri pertimbangan
pada orang lain yang dianggap berguna, jangan berprasangka.
8. Responsible citizenship, patuh pada undang-undang dan peraturan yang berlaku,
jika menjadi pemimpin harus bersifat terbuka dan menolong.
9. Pursuit of excellence, berbuatlah yang terbaik disegala kegiatan, dalam
pertemuan, tangung jawab, rajin, komit, tingkatkan kompetensi dalam segala
bidang, jangan mau menang sendiri.
10. Accountability, bertanggung jawab dalam segala perbuatan terutama dalam
mengambil keputuan.(diringkas dari Zimmerer 1996:28).
Untuk menjaga terlaksananya etika ini, maka didalam perusahaan dapat dilakukan
menyusun “credo”perusahaan. Zimmerer menyatakan: A company credo defines the
values underlying the entire company and its ethical inssues. Kemudian
dikembangkan kode etika didalam perusahaan secara tertulis, tidak terlalu rinci tapi
cukup memuat hal-hal yang minimum saja seperti menyangkut tata sopan santun,
keselamatan kerja, kesehatan, konflik, kemananan, kerahasiaan, kegiatan politik dalam
perusahaan, melestarikan lingkungan dan sebagainya. Mendorong karyawan agar taat
pada peraturan, adakan pelatihan-pelatihan, umumkan jika ada kejanggalan atau
pelanggaran, ciptakan budaya perusahaan yang nyata diikuti atau dibiasakan berlaku
terus menerus.(Alma Buchari,2013,h.242-244)
Sikap dan perilaku pengusaha dan seluruh karyawannya merupakan bagian penting
dalam etika wirausaha. Oleh karena itu, dalam praktiknya sikap dan perilaku yang harus
ditunjukkan oleh pengusaha dan seluruh karyawan, terutama karyawan di costomer
service, sales, teller, dan satpam harus sesuai dengan etika yang berlaku. Sikap dan
tingkah laku menunjukkan kepribadian karyawan suatu perusahaan. Sikap dan perilaku
ini harus diberikan sama mutunya kepada seluruh pelanggan tanpa pandang bulu.
Adapun sikap dan perilaku yang harus dijalankan oleh pengusaha dan seluruh
karyawan adalah sebagai berikut:
Seorang karyawan dituntut rajin dan tepat waktu dalam bekerja terutama dalam
melayani pelanggan. Di samping itu, karyawan juga di tuntut untuk cekatan dalam
bekerja, pantang menyerah, selalu ingin tahu, dan tidak mudah putus asa. Hal yang
paling penting adalah hilangkan sifat pemalas bagi seluruh karyawan.
3. Selalu murah senyum
Dalam menghadapi pelanggan atau tamu, seorang karyawan harus selalu murah
senyum. Jangan sekali-kali bersikap murung atau cemberut. Dengan senyum kita
mampu meruntukan hati pelanggan biasanya akan tersanjung dengan senyum yang
ditunjukkan oleh karyawan.
Dalam bersikap dan berbicara pada saat melayani pelanggan atau tamu
hendaknya dengan suara yang lemah lembut dan sikap yang ramah-tamah. Sikap
seperti ini dapat menarik minat tamu dan membuat pelanggan betah berhubungan
dengan perusahaan.
Seorang karyawan harus merasa memiliki perusahaan sebagai milik sendiri. Rasa
memiliki perusahaan yang tinggi akan memotivasi karyawan untuk melayani
pelanggan. Di samping itu, karyawan juga harus memiliki jiwa pengabdian, loyal, dan
setia terhadap perusahaan. (Kasmir,2013,h.28-30)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam etika ada beberapa manfaat yang dapat dipetik, yaitu: persahabatan dan
pergaulan, Menyenangkan orang lain, membujuk pelanggan, mempertahankan
pelanggan, membina dan menjaga hubungan, serta berusaha menarik pelanggan. Sikap
dan perilaku yang harus dijalankan oleh pengusaha dan seluruh karyawan sesuai dengan
etika wirausaha, yaitu: jujur dalam bertindak dan bersikap rajin, tepat waktu, dan tidak
pemalas, selalu murah senyum, lemah lembut dan ramah tamah, sopan santun dan
hormat, selalu ceria dan pandai bergaul, fleksibel dan memiliki perusahaan yang tinggi.
Beberapa ciri wirausahawan yang dikatakan berhasil yaitu: memliki visi dan
tujuan yang jelas, inisiatif dan selalu proaktif, berorientasi pada prestasi, berani
mengambil resiko, kerja keras, bertanggung jawab, komitmen pada berbagai pihak, serta
mengembangkan dan memelihara hubungan baikn dengan berbagai pihak.
DAFTAR PUSTAKA