Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang hidup bermasyarakat (zoon politicon).


Keutuhan manusia akan tercapai apabila manusia sanggup menyelaraskan perannya
sebagai makhluk ekonomi dan sosial. Sebagai makhluk sosial (homo socialis), manusia
tidak hanya mengandalkan kekuatannya sendiri, tetapi membutuhkan manusia lain
dalam beberapa hal tertentu. Misalnya, dalam lingkungan berbisnis mencakup
hubungan antara perusahaan dengan orang yang menginvestasi uangnya dalam
perusahaan, dengan konsumen, pegawai dan sebagainya agar usaha yang sedang
dijalankannya berjalan dengan lancar sesuai rencana.

Etika ini sangat penting, karena pandangan awal pada sesorang dinilai dari etikanya,
apakah seseorang itu baik atau buruk. Menjaga etika adalah suatu hal yang sangat
penting untuk melindungi reputasi seseorang/perusahaaan. Hal ini akan berdampak
besar pada keberlangsungan bisnis atau kerjasama dengan orang lain.

Masalah etika ini selalu di hadapi oleh para menajer dalam keseharian kegiatan
wirausaha, namun harus selalu dijaga terus menerus, sebab reputasi sebagai perusaan
yang etis tidak dibentuk dalam waktu yang pendek, tapi akan terbentuk dalam jangka
panjang. Dan ini merupakan aset yang tak ternilai sebagai goodwill bagi sebuah
perusaan

B. Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberi pengertian apa itu etika dan
pentingnya etika itu dilakukan terutama di bidang usaha.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika

Istilah etika diartikan sebagai suatu perbuatan standar (standard of conduct) yang
memimpin individu dalam membuat keputusan. Suatu kegiatan haruslah dilakukan
dengan etika atau norma-norma yang berlaku di masyarakat bisnis. Etika atau norma-
norma ini digunakan agar para pengusaha tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan
dan usaha yang dijalankan memperoleh simpati dari berbagai pihak. Pada akhirnya,
etika tersebut ikut membentuk pengusaha yang bersih dan dapat memajukan serta
membesarkan usaha yang dijalankan dalam waktu yang relatif lebih lama.

Dengan melaksanakan etika yang benar, akan terjadi keseimbangan hubungan


antara pengusaha dengan masyarakat, pelanggan, pemerintah, dan pihak-pihak lain
yang berkepentingan. Masing-masing pihak akan merasa dihargai dan dihormati.
Kemudian, ada rasa saling membutuhkan diantara mereka yang pada akhirnya
menumbuhkan rasa saling percaya sehingga usaha yang dijalankan dapat berkembang
seperti yang diinginkan.

Pengertian etika adalah tata cara berhubungan dengan manusia lainnya. Tata cara
pada masing-masing masyarakat tidaklah sama atau beragam bentuk. Hal ini disebabkan
beragamanya budaya kehidupan masyarakat yang berasal dari berbagai wilayah. Tata
cara ini diperlukan dalam berbagai sendi kehidupan manusia agar terbina hubungan
yang harmonis, saling menghargai satu sama lainnya.

Dititik dari sejarahnya kata etika berasal dari bahasa prancis (etiquette), yang
berartikan kartu undangan. Pada saat itu raja-raja prancis sering mengundang para tamu
dengan menggunakan kartu undangan. Dalam kartu undangan tercantum persyaratan
atau ketentuan untuk menghadiri acara, antara lain waktu acara dan pakaian yang harus
dikenakan.

Dalam arti luas, etika sering disebut sebagai tindakan mengatur tingkah laku atau
perilaku manusia dengan masyarakat. Tingkah laku ini perlu diatur agar tidak melanggar
norma-norma atau kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Hal ini disebabkan norma-
norma atau kebiasaan masyarakat di setiap daerah atau negara berbeda-beda. Etika
bertujuan agar norma-norma yang berlaku dijalankan sehingga setiap undangan merasa
dihargai, begitu pula dengan pengundangnya. Dengan adanya etika suasana akrab akan
terjalin. (Kasmir,2006,20-26)

Oleh karena itu, dalam etika berusaha perlu ada ketentuan yang mengaturnya.
Adapun ketentuan yang diatur dalam etika wirausaha secara umu adalah sebagai
berikut:
1. Sikap dan perilaku seorang pengusaha harus mengikuti norma yang berlaku
dalam suatu negara atau masyarakat.
2. Penampilan yang ditunjukkan seorang pengusaha harus selalu apik, sopan,
terutama dalam menghadapi situasi atau acara-acara tertentu.
3. Cara berpakaian pengusaha juga harus sopan dan sesuai dengan tempat dan
waktu yang berlaku.
4. Cara berbicara seorang pengusaha juga mencerminkan sopan, penuh tata
krama, tidak menyinggung atau mencela orang lain.
5. Gerak-gerik seorang pengusaha juga dapat menyenangkan orang lain,
hindarkan gerak-gerik yang dapat mencurigakan.

Kemudian, etika atau norma yang harus ada dalam benak dan jiwa setiap pengusaha
adalah sebagai berikut:

1. Kejujuran

Seorang pengusaha harus selalu bersikap jujur baik dalam berbicara maupun
bertindak. Jujur ini perlu agar berbagai pihak percaya terhadap apa yang akan
dilakukan. Tanpa kejujuran, usaha tidak akan maju dan tidak dipercaya konsumen
atau mitra kerjanya.

2. Bertanggung jawab

Pengusaha harus bertanjung jawab terhadap segala kegiatan yang dilakukan


dalam bidang usahanya. Kewajiban terhadap berbagai pihak harus segera
diselesaikan. Tanggung jawab tidak hanya terbatas pada kewajiban, tetapi juga
kepada seluruh karyawannya, masyarakat, dan pemerintah.

3. Menepati janji

Pengusaha dituntut untuk selalu menepati janji, misalnya dalam hal


pembayaran, pengiriman barang atau penggantian. Sekali seorang pengusaha ingkar
janji, hilanglah kepercayaan pihak lain terhadapnya. Pengusaha juga harus konsisten
terhadap apa yang telah dibuat dan disepakati sebelumnya.

4. Disiplin

Pengusaha dituntut untuk selalu disiplin dalam berbagai kegiatan yang berkaitan
dengan usahanya, misalnya dalam hal waktu pembayaran atau pelaporan kegiatan
usahanya.

5. Taat hukum

Pengusaha harus selalu patuh dan menaati hukum yang berlaku, baik yang
berkaitan dengan masyarakat ataupun pemerintah. Pelanggaran terhadap hukum
dan peraturan yang telah dibuatkan berakibat fatal di kemudian hari. Bahkan, hal itu
akan menjadi beban moral bagi pengusaha apabila tidak diselesaikan segera.
6. Suka membantu

Pengusaha secara moral harus sanggup membantu berbagai pihak yang


memerlukan bantuan. Sikap ringan tangan ini dapat ditunjukkan kepada masyarakat
dalam berbagai cara. Pengusaha yang terkesan pelit akan dimusuhi oleh banyak
orang.

7. Komitmen dan menghormati

Pengusaha harus komitmen dengan apa yang mereka jalankan dan menghargai
komitmen dengan pihak-pihak lain. Pengusaha yang menjunjung komitmen
terhadap apa yang telah diucapkan atau disepakati akan dihargai oleh berbagai
pihak.

8. Mengejar prestasi(Alma Buchari,2013,241-242)

Pengusaha yang sukses harus selalu berusaha mengejar prestasi setinggi


mungkin. Tunjuannya agar perusahaan dapat terus bertahan dari waktu ke waktu.
Prestasi yang berhasil dicapai perlu terus ditingkatkan. Di samping itu, pengusaha
juga harus tahan mental dan tidak mudah putus asa terhadap berbagai kondisi dan
situasi yang dihadapinya.

Etika yang dimiliki oleh masing-masing individu sebenarnya merupakan


perkembangan dari etika sejak dulu, yang dianut oleh dan disampaikan kepada kita oleh
orang tua, guru, pemimpin agama, dan lingkungan kita secara keseluruhan. Jadi etika
yang digunakan oleh orang bisnis tidak terlepas dari sumber-sumber yang sama.

Definisi lain menyatakan: Business ethics is about building of trust between people
and organizations, an absolutely essential ingredient to conducting business successfully
especially in the long term (Linda klebe Trevino, 1995:290)

Etika bisnis menyangkut usaha membangun kepercayaan antara anggota


masyarakat dengan perusahaan, dan ini merupakan elemen sangat penting buat
suksesnya suatu bisnis dalam jangka panjang.

Jadi prinsipnya seorang wirausaha lebih baik merugi daripada melakukan perbuatan
tidak terpuji. Para pengusaha semaksimal mungkin harus menghindarkan pertengkaran,
apalagi yang akan menyebabkan putus hubungan. Semua claim dari relasi sampai tingkat
tertentu harus dilayani dengan penuh toleransi.

B. Faktor yang Mempengaruhi Etika

Banyak faktor yang berpengaruh terhdap perilaku etika, namun pada dasarnya ada
tiga faktor utama yaitu (Bovee et al 2004):
1. Cultural Difference, sebagaimana diketahui bahwa tiap daerah, memiliki
kebiasaan sendiri-sendiri, lain negara lain pila kebiasaannya. Penyogokan,
komisi, titipan, amplop, upeti, dan sebagainya. Tentu dipahami dalam bentuk
yang berbeda ditiap daerah, ada yang membolehkan ada yang melarang, ada
yang mengharuskan. Ada pula dibuat kesepakatan, bahwa dunia industri tidak
dibenarkan menggunakan penyogokan sebagai alat meneroboskan produknya
ke suatu daerah, walaupun demikian sogok menyogok ini tidak kunjung habis,
dan sulit diberantas.
2. Knowledge, orang-orang yang mengetahui dan berada dalam jalur pengambil
keputusan mencoba berusaha tidak terlibat dalam masalah-masalah
menyangkut masalah etika ini. Demikian pula anda jika sudah mengetahui,
bahwa perbuatan itu melanggar etika, maka jangan mau melakukannya, karena
hai ini melanggar kata hati anda dan anda akan berhadapan dengan hukum.
3. Organizational behavior, pondasi kokoh dari sebuah etika bisnis, adalah iklim
yang berlaku pada sebuah organisasi. Ada organisasi yang betul-betul ketat
menjaga etika, dan memberi pelatihan pada karyawannya agar selalu menjaga
etika. Perusahaan besar banyak menerapkan kode etik ini, mereka membuat
definisi, memberi contoh nilai-nilai etik yang harus diikuti dalam pelaksanaan
pekerjaan. Jika seorang manajer mempunyai rasa etik yang lebih luhur akan
tetapi karyawannya tidak memahami tujuan perilaku etik ini, harus dibangun
semacam komunitas yang baik dan terus menerus dengan karyawan agar
mereka memahami lebih baik tentang pentingnya etika pada perusahaan.

Beberapa contoh kode etik sebuah perusahaan seperti:

1. Perusahaan harus mengutamakan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan


publik.
2. Selalu menjaga dan melestarikan lingkungan.
3. Hindarkan konflik yabg menjurus kepada kerusakan.
4. Menolak penyogokan dalam segala bentuknya.
5. Pahami teknologi dan aplikasinya .
6. Senang menerima kritik dan saran-saran.
7. Perlakuan sama pada setiap orang, tidak pandang etnis, ras, agama,
cacat,dsb.
8. Dan berbagai bentuk kode etik lainnya, sesuai dengan bentuk dan jenis
bisnis.

C. Tujuan dan Manfaat Etika Wirausaha

Etika yang diberlakukan oleh pengusaha terhadap berbagai pihak memiliki tujuan-
tujuan tertentu. Tujuan etika tersebut harus sejalan dengan tujuan perusahaan. Di
samping memiliki tujuan, etika juga sangat bermanfaat bagi perusahaan apabila
dilakukan secara sungguh-sungguh. Berikut ini beberapa tujuan etika yang selalu ingin
dicapai oleh perusahaan:

1. Untuk persahabatan dan pergaulan

Etika dapat meningkatkan keakraban dengan karyawan, pelanggan atau pihak-


pihak lain yang berkepentingan. Suasana akrab akan berubah menjadi pesahabatan
dan menambah luasnya pergaulan. Jika karyawan, pelanggan, dan masyarakat
menjadi akrab, segala urusan akan menjadi lebih mudah dan lancar.

2. Menyenangkan orang lain

Sikap menyenangkan orang lain merupakan sikap yang mulia. Jika kita ingin
dihormati, kita harus menghormati orang lain . menyenangkan orang lain berarti
membuat orang menjadi suka dan puas atas pelayanan yang diberikan, diharapkan
mereka akan mengulangnya kembali suatu waktu.

3. Membujuk pelanggan

Setiap calon pelanggan memiliki karakter tersendiri. Kadang-kadang seorang


calon pelanggan perlu dibujuk agar mau menjadi pelanggan. Berbagai cara dapat
dilakukan perusahaan untuk membujuk calon pelanggan. Salah satu caranya adalah
melalui etika yang ditunjukkan seluruh karyawan perusahaan.

4. Mempertahankan pelanggan

Ada anggapan mempertahankan pelanggan jauh lebih sulit daripada mencari


pelanggan. Anggapan ini tidak seluruhnya benar, justru mempertahankan pelanggan
lebih mudah karena mereka sudah merasakanproduk atau layanan yang kita
berikan. Artinya, mereka sudah mengenal kita lebih dahulu. Melalui pelayanan etika
seluruh karyawan, pelanggan lama dapat dipertahankan karena mereka sudah
merasa puas atas layanan yang diberikan.

5. Membina dan menjaga hubungan

Hubungan yang sudah berjalan baik harus tetap dan terus dibina. Hindari
adanya perbedaan paham atau konflik. Ciptakan hubungan dalam suasana akrab.
Dengan etika hubungan yang lebih baik dan akrab pun dapat
terwujud.(kasmir,2013,26-28)

D. Keuntungan Menjaga Etika

Zimmerer menyatakan ‘‘ one of the most common misconceptions about business is


the contradiction between ethics and profits.’’
Orang masih saja memperdebatkan pendapat bahwa akan membawa
keberuntungan, atau pikiran jujur dan bohong jangan dibawa-bawa ke dalam bisnis.
Urusan bisnis jangan dicampur aduk dengan paham agama, business is business, Tuhan
tidak ikut dalam bisnis. Ini adalah pernyataan-pernyataan sesat dan menyesatkan.
Perbuatan bisnis adalah satu kegiatan manusia dalam memproduksi dan
mendistribusikan barang dan jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
masyarakat, ini adalah termasuk kegiatan “ibadah” dalam islam. Jadi kegiatan bisnis
tidak terlepas dari ajaran agama dan kepercayaan kepada Allah Tuhan yang Maha Esa
Allah akan ikut dalam dua orang yang bersekutu, berkongsi. Apabila dua orang
bersepakat menjalankan bisnis, maka yang ketiga adalah Allah. Apabila salah seorang
meliciki atau mulai menipu yang lain, maka Allah akan menarik diri, keluar dari
persekutuan tersebut, sehingga persekutuan itu akan pecah, berantakan, bubar. Ada
tiga tingkatan standar Etika:

1. The law
2. The policies and procedures of an organization
3. The moral stance of the individual (Zimmerer, 1996:23)

Undang-undang dan berbagai peraturan mengatur masyarakat apa yang boleh dan
yang tidak boleh dilakukan dan memiliki sanksi yang jelas, ada hukumnya.
Sedangkan the policies and procedures adalah aturan yang berlaku di dalah sebuah
lembaga, menyangkut aturan kerja, kompensasi, cara berpakaian dan sebagainya. The
moral stance merupakan sikap atau perilaku individu bila berhadapan dengan sesuatu
dalam pergaulan yang tidak ada aturan formalnya. Nilai-nilai moral ini diperolrh oleh
seorang sejak dini dari keluarga, belajar agama, belajar budi pekerti, sopan santun.
Perilaku semacam ini dilatih dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana dikatakan oleh
Aristoteles : ‘‘ you get a good adult by techinga good child to do the right
thing.’’ (Zimmerer, 1996:23)

Apabila dilihat perilaku fundamental yang berhubungan dengan etika dimasyarakat,


dan berlaku sepanjang masa di semua etnis adalah:

1. Sopan santun, selalu bicara benar, terus terang, tidak menipu, tidak mencuri.
2. Integrity, memiliki prinsip, hormat, jangan dua muka.
3. Jaga janji, bisa dipercaya bila berjanji, amanah, jangan mau menang sendiri.
4. Fidelity, benar dan loyal pada keluarga, teman, jangan menyembunyikan
informasi yang tidak perlu dirahasiakan.
5. Fairness, berlaku fair, dan terbuka komit pada kedamaian, jika salah jangan
tetap bertahan, tapi cepat mengakui kesalahan, perlakuan sama pada setiap
orang, toleran.
6. Caring for others, perhatian, baik budi, ikut andil, menolong siapa yang
memerlukan.
7. Respect for others, menghormati hak-hak orang lain, privacy, beri pertimbangan
pada orang lain yang dianggap berguna, jangan berprasangka.
8. Responsible citizenship, patuh pada undang-undang dan peraturan yang berlaku,
jika menjadi pemimpin harus bersifat terbuka dan menolong.
9. Pursuit of excellence, berbuatlah yang terbaik disegala kegiatan, dalam
pertemuan, tangung jawab, rajin, komit, tingkatkan kompetensi dalam segala
bidang, jangan mau menang sendiri.
10. Accountability, bertanggung jawab dalam segala perbuatan terutama dalam
mengambil keputuan.(diringkas dari Zimmerer 1996:28).

Untuk menjaga terlaksananya etika ini, maka didalam perusahaan dapat dilakukan
menyusun “credo”perusahaan. Zimmerer menyatakan: A company credo defines the
values underlying the entire company and its ethical inssues. Kemudian
dikembangkan kode etika didalam perusahaan secara tertulis, tidak terlalu rinci tapi
cukup memuat hal-hal yang minimum saja seperti menyangkut tata sopan santun,
keselamatan kerja, kesehatan, konflik, kemananan, kerahasiaan, kegiatan politik dalam
perusahaan, melestarikan lingkungan dan sebagainya. Mendorong karyawan agar taat
pada peraturan, adakan pelatihan-pelatihan, umumkan jika ada kejanggalan atau
pelanggaran, ciptakan budaya perusahaan yang nyata diikuti atau dibiasakan berlaku
terus menerus.(Alma Buchari,2013,h.242-244)

E. Sikap dan Perilaku Wirausaha

Sikap dan perilaku pengusaha dan seluruh karyawannya merupakan bagian penting
dalam etika wirausaha. Oleh karena itu, dalam praktiknya sikap dan perilaku yang harus
ditunjukkan oleh pengusaha dan seluruh karyawan, terutama karyawan di costomer
service, sales, teller, dan satpam harus sesuai dengan etika yang berlaku. Sikap dan
tingkah laku menunjukkan kepribadian karyawan suatu perusahaan. Sikap dan perilaku
ini harus diberikan sama mutunya kepada seluruh pelanggan tanpa pandang bulu.

Adapun sikap dan perilaku yang harus dijalankan oleh pengusaha dan seluruh
karyawan adalah sebagai berikut:

1. Jujur dalam bertindak dan bersikap

Sikap jujur merupakan modal utama seseorang karyawan dalam melayani


pelanggan. Kejujuran dalam berkata, berbicara, bersikap, maupun bertindak.
Kejujuran inilah yang akan menumbuhkan kepercayaan pelanggan atas layanan yang
diberikan.

2. Rajin, tepat waktu, dan tidak pemalas

Seorang karyawan dituntut rajin dan tepat waktu dalam bekerja terutama dalam
melayani pelanggan. Di samping itu, karyawan juga di tuntut untuk cekatan dalam
bekerja, pantang menyerah, selalu ingin tahu, dan tidak mudah putus asa. Hal yang
paling penting adalah hilangkan sifat pemalas bagi seluruh karyawan.
3. Selalu murah senyum

Dalam menghadapi pelanggan atau tamu, seorang karyawan harus selalu murah
senyum. Jangan sekali-kali bersikap murung atau cemberut. Dengan senyum kita
mampu meruntukan hati pelanggan biasanya akan tersanjung dengan senyum yang
ditunjukkan oleh karyawan.

4. Lemah lembut dan ramah-tamah

Dalam bersikap dan berbicara pada saat melayani pelanggan atau tamu
hendaknya dengan suara yang lemah lembut dan sikap yang ramah-tamah. Sikap
seperti ini dapat menarik minat tamu dan membuat pelanggan betah berhubungan
dengan perusahaan.

5. Sopan santun dan hormat

Dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan hendaknya selalu bersikap


sopan dan hormat. Dengan demikian, pelanggan juga akan menghormati pelayanan
yang diberikan karyawan tersebut.

6. Selalu ceria dan pandai bergaul

Sikap selalu ceria yang ditunjukkan karyawan dapat memecahkan kekakuan


yang ada. Sementara itu, sikap pandai bergaul juga akan menyebabkan pelanggan
merasa cepat akrab dan merasa seperti teman lama sehingga segala sesuatu
berjalan lancar.

7. Fleksibel dan suka menolong pelanggan

Dalam menghadapi pelanggan, karyawan harus dapat memberikan pengertian


dan mau mengalah kepada pelanggan. Segala sesuatu dapat diselesaikan dan selalu
ada jalan keluarnya dengan cara yang fleksibel. Tidak ada maslah yang tidak dapat
diselesaikan asalkan mengikuti peraturan yang berlaku. Karyawan juga diharapkan
suka menolong pelanggan yang mengalami kesulitan sampai menemui jalan
keluarnya.

8. Serius dan memiliki rasa tanggung jawab

Dalam melayani pelanggan karyawan harus serius dang sungguh-sungguh.


Karyawan harus tabah dalam menghadapi pelanggan yang sulit berkomunikasi atau
yang suka ngeyel. Selain serius, karyawan juga harus mampu bertanggung jawab
terhadap pekerjaannya sampai pelanggan merasa puas terhadap pelayanan yang
diberikan.

9. Rasa memiliki perusahaan yang tinggi

Seorang karyawan harus merasa memiliki perusahaan sebagai milik sendiri. Rasa
memiliki perusahaan yang tinggi akan memotivasi karyawan untuk melayani
pelanggan. Di samping itu, karyawan juga harus memiliki jiwa pengabdian, loyal, dan
setia terhadap perusahaan. (Kasmir,2013,h.28-30)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan


usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreatifitas dan inovasi yang terus
menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya
yang akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak. Seorang
wirausaha harus memiliki etika dalam menjalankan usahanya, yaitu antara lain: sikap
dan perilaku, penampilan, cara berpakaian, cara berbicara dan gerak-gerik.

Dalam etika ada beberapa manfaat yang dapat dipetik, yaitu: persahabatan dan
pergaulan, Menyenangkan orang lain, membujuk pelanggan, mempertahankan
pelanggan, membina dan menjaga hubungan, serta berusaha menarik pelanggan. Sikap
dan perilaku yang harus dijalankan oleh pengusaha dan seluruh karyawan sesuai dengan
etika wirausaha, yaitu: jujur dalam bertindak dan bersikap rajin, tepat waktu, dan tidak
pemalas, selalu murah senyum, lemah lembut dan ramah tamah, sopan santun dan
hormat, selalu ceria dan pandai bergaul, fleksibel dan memiliki perusahaan yang tinggi.

Beberapa ciri wirausahawan yang dikatakan berhasil yaitu: memliki visi dan
tujuan yang jelas, inisiatif dan selalu proaktif, berorientasi pada prestasi, berani
mengambil resiko, kerja keras, bertanggung jawab, komitmen pada berbagai pihak, serta
mengembangkan dan memelihara hubungan baikn dengan berbagai pihak.
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, kewirausahaan, jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006.

Kasmir, kewirausahaan, jakarta: PT RajaGrafindo Persada, cet. Ke8, 2013

Alma Buchari, kewirausahaan, Bandung: ALFABETA, cv, cet. Ke-19, 2013

Alma Buchari, kewirausahaan, Bandung: ALFABETA, cv, cet. ke-9, 2010

Anda mungkin juga menyukai