Anda di halaman 1dari 4

Nur Fina Saputri

2014017106
4A4 AKUNTANSI
Audit Internal

I. DEFINISI
Internal audit adalah sebuah organisasi independen, dan aktivitas obyektif jaminan
konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi
organisasi. Internal Auditor ialah orang atau badan yang melaksanakan aktivitas
Internal Audit.

II. JENIS AUDIT


a. Pemeriksaan Umum (General Audit), yaitu suatu pemeriksaan umum atas laporan
keuangan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang independen
b. dengan maksud untuk memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan
secara keseluruhan.
c. Pemeriksaan Khusus (Special Audit), yaitu suatu bentuk pemeriksaan yang hanya
terbatas pada permintaan auditee yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik
(KAP) dengan memberikan opini terhadap bagian dari laporan keuangan yang
diaudit, misalnya pemeriksaan terhadap penerimaan kas perusahaan.

III. PERBEDAAN DAN KESAMAAN MENGENAI TANGGUNG JAWAB DAN


PELAKSANAAN AUDIT OLEH AUDITOR INTERN DAN EKSTERN:
Perbedaannya:
 Auditor ekstern bertanggung jawab kepemakai laporan keuangan yang
mengandalkan auditor untuk memberikan kredibilitas terhadap laporan keuangan,
sedangkan auditor intern bertanggung jawab ke manajemen.
 Keputusan mengenai materialitas dan resiko.
 Auditor internal lebih memberikan rekomendasi dan berada dibawah komando,
sedangkan auditor eksternal lebih beropini dan bersifat lebih independen
walaupun sama-sama independen.
Persamaannya:
 Sebagai auditor harus kompeten dan selalu objektif dalam melaksanakan
pekerjaan dan melaporkan hasil auditnya
 Selalu menggunakan model resiko audit dalam menetapkan luasnya pengujian
dan mengevaluasi hasil auditnya.

IV. TUJUAN DAN TUGAS AUDIT INTERNAL


Pengauditan internal pada dasarnya membantu anggota manajemen dalam
meringankan tanggung jawabnya dengan aktivitas penelaahan, rangkaian, penilaian,
dan analisa informasi aktivitas perusahaan secara layak.
Internal Audit berfungsi untuk alat bantu manajemen guna menilai tingkat efektif dan
keefisienan pengendalian internal perusahaan, memberi saran ataupun rekomendasi
serta memberikan nilai tambah untuk manajemen sebagai dasar pengambilan
keputusan atau tindakan berikutnya.

V. STANDARS FOR THE PROFESSIONAL PRACTICE OF INTERNAL


AUDITING
1) Standar Atribut,
yang berkenaan dengan karakterisitik auditor internal baik secara organisasional
maupun individual dalam melaksanakan aktivitas auditnya.
2) Standar Pelaksanaan,
yang menjelaskan sifat aktivitas audit internal, dan manajemen atas aktivitas
audit.
3) Standar Implementasi,
yang berkenaan dengan aplikasi standar atribut dan standar pelaksanaan dalam
jenis audit tertentu (misalnya dalam audit kepatuhan, dan investigasi/audit fraud).
Standar Implementasi dicirikan dengan kode “A” atau “C” pada Standar Atribut,
dan Standar Pelaksanaan.

VI. PRAKTEK AUDIT INTERNAL


Praktek audit internal meliputi 3 kategori pokok:
1) Audit Keuangan,
yang meliputi analisis aktivitas ekonomi perusahaan yang diukur dan dilaporkan
berdasarkan metode akuntansi.
2) Audit Kepatuhan,
yang meliputi suatu review atas pengendalian keuangan dan operasi, serta
transaksi untuk menentukan tingkat kepatuhan/kesesuaiannya dengan hukum,
regulasi, standar dan prosedur yang berlaku/ada.
3) Audit Operasional,
yang meliputi review secara komprehensif atas berbagai fungsi dalam organisasi
untuk menilai keekonomisan dan efisiensi operasi, serta keefektifan dalam
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

VII. INDEPENDENSI INTERNAL AUDIT


Sukrisno (2004:227), mengemukakan bahwa independensi internal auditor antara lain
tergantung pada:

1. Kedudukan Internal Audit Department (IAD) tersebut dalam organisasi


perusahaan, maksudnya kepada siapa IAD bertanggung jawab.
2. Apakah IAD dilibatkan dalam kegiatan operasional.

Jika ingin independen, departemen audit internal tidak boleh terlibat dalam kegiatan
operasional perusahaan. Misalnya tidak boleh ikut serta dalam kegiatan penjualan
dan pemasaran, penyusunan sistem akuntansi, proses pencatatan transaksi, dan
penyusunan laporan keuangan perusahaan.
VIII. LAPORAN INTERNAL AUDIT
Hasil akhir dari pelaksanaan audit internal dituangkan dalam suatu bentuk laporan
tertulis melalui proses penyusunan yang baik. Laporan hasil audit internal merupakan
suatu alat penting untuk menyampaikan pertanggungjawaban hasil kerja kepada
manajemen yaitu sebagai media informasi untuk menilai sejauh mana tugas-tugas
yang dibebankan dapat dilaksanakan. Adapun isi atau materi laporan audit internal
menurut Boynton (2003:494) yaitu:

1. suatu laporan tertulis yang ditandatangani harus dikeluarkan setelah pemeriksaan


audit selesai. Laporan intern itu bisa dalam bentuk tertulis atau lisan dan dapat
disampaikan secara formal ataupun informal.
2. auditor internal harus membahas kesimpulan dan rekomendasi pada tingkatan
manajemen yang tepat sebelum mengeluarkan laporan tertulis yang final.
3. laporan haruslah objektif, jelas, ringkas, konstruktif dan tepat waktu.
4. laporan harus menyatakan tujuan, ruang lingkup, dan hasil audit, dan bila tepat,
laporan itu juga harus berisi suatu pernyataan pendapat auditor.
5. laporan dapat mencakup rekomendasi untuk perbaikan yang potensial dan
mengakui kinerja serta tindakan korektif yang memuaskan.
6. pandangan auditee tentang kesimpulan dan rekomendasi audit dapat disertakan
dalam laporan audit.
7. direktur auditing internal atau designee harus mereview dan menyetujui laporan
audit final sebelum diterbitkan serta harus memutuskan kepada siapa laporan itu
akan dibagikan.

Laporan dari bagian audit internal merupakan suatu alat komunikasi yang di dalamnya
terdapat tujuan yang dimulai dari penugasan, luas pemeriksaan, batasan yang dibuat
dan juga saran atau rekomendasi kepada pimpinan perusahaan.

IX. TUJUAN LAPORAN AUDIT DAN CARA MENCAPAINYA

Tujuan dari laporan audit adalah sebagai berikut:


1. laporan auditor adalah merupakan kesimpulan dari hasil pemeriksaan
2. menyajikan temuan-temuan dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
3. sebagai dasar untuk kemudian diambil tindakan oleh manajemen terhadap
penyimpangan yang terjadi.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka laporan yang disampaikan haruslah memiliki
unsur-unsur berikut ini:
1. Objektif
Laporan yang disusun harus mengungkapkan fakta dengan teliti berdasarkan data
yang dapat diuji kebenarannya. Menyampaikan dengan jelas tentang pokok
pemeriksaan yang telah dilakukan sehingga dapat diyakini kebenarannya.
2. Clear (jelas)
Laporan disusun dengan menggunakan bahasa yang jelas, tidak
menimbulkan kesalahpahaman bagi penggunanya. Menerangkan dengan jelas dan
lengkap agar dapat dimengerti oleh pihak-pihak yang menggunakannya.
3. Ringkas
Struktur laporan yang baik melaporkan dengan ringkas pelaksanaan operasional,
pengendalian, dan hasil kerja. Laporan itu harus terhindar dari hal-hal yang tidak
relevan, tidak material seperti gagasan, temuan, kalimat dan sebagainya yang tidak
menunjang tema pokok laporan, namun tetap menjaga kualitas informasi yang
disampaikan melalui laporan tersebut sehingga dapat memenuhi kebutuhan
pemakainya.
4. Membangun (konstruktif)
Laporan yang bersifat membangun adalah laporan yang sedapat mungkin
memaparkan rekomendasi tindakan perbaikan yang dapat dilakukan untuk
mengupayakan peningkatan operasi.
5. Tepat waktu
Laporan audit hanya dapat bermanfaat dengan maksimal bila laporan tersebut
disajikan pada saat dibutuhkan. Sehingga auditor harus mampu menyajikan laporan
yang tepat waktu.

Anda mungkin juga menyukai