Bab Ii
Bab Ii
LANDASAN TEORITIS
Pada bab ini, penulis akan menguraikan tentang konsep dasar anatomi
inguinalis, segitiga hesselbach, usus kecil dan usus besar dan konsep dasar
anatomi fisiologi reproduksi pria : scrotum. Pada bab ini penulis juga akan
zat-zat cair yang terbentang dari mulut ( oris ) sampai anus (Syaifuddin, 1997,
hal.75).
1. Rongga mulut
yang ada di dalam rongga mulut dan berperan pada penyiapan atau
5
6
mengandung banyak air dan pelarut lainnya (Ester, 2001, hal. 2). Mulut
bagian luar yang sempit (vestibula) yaitu ruang di antara gusi, gigi, bibir
dan pipi dan bagian rongga mulut / bagian dalam yang dibatasi oleh tulang
2. Faring
3. Esofagus
4. Lambung
pencernaan awal oleh asama lambung dan pepsin (Sjamsuhidajat dan Jong,
5. Dinding Perut
di sebelah atas pada iga, dan di bagian bawah pada tulang panggul.
6. Kanalis Inguinalis
pria, dan ligamentum rotundum pada wanita (Sjamsuhidajat & Jong, 1997,
hal. 704).
7. Segitiga Hesselbach
bagian lateral dan tepi otot rektus di bagian medial. Dasar segitiga
8. Usus kecil
1997, hal. 835). Usus halus terletak di daerah umbilikus dan dikelilingi
9. Usus besar
panjangnya lebih kurang 1,5 – 1,7 meter dan berpenampang kurang lebih 5
cm. Usus besar merupakan lanjutan dari usus halus yang tersususn sepert
huruf U terbalik dan mengelilingi usus halus (Syaifuddin, 2002, hal. 187).
Kolon memanjang dari ileum usus halus sampai anus, lubang akhir (Ester,
10. Anus
dengan dunia luar (Syaifuddin, 2002, ha. 80). Kanalis analis berukuran
Nutrisi ini harus diturunkan dari masukan makanan yang banyak mengandung
zat gizi bagi tubuh. Saat makanan didorong melalui saluran gastrointestinal,
(Smeltzer & Bare, 2001, hal. 984). Menurut Smeltzer dan Bare (2001) proses
a. Pencernaan oral
dipecah menjadi partikel kecil yang dapat ditelan dan dicampur dengan
b. Menelan
c. Kerja lambung
partikel yang lebih kecil. Makanan tetap berada di lambung selama waktu
e. Kerja kolon
kolon dibantu oleh bakteri dan larutan elektrolit. Materi sisa dari makanan
12 jam.
kontrol sadar dari korteks serebral. Selama defekasi, sfinter anal eksternal
Feces terdiri dari bahan makanan yang tidak dicerna, materi anorganik, air
dan bakteri. Bahan fekal kira-kira 75 % materi cair dan 25 % materi padat.
yang terdiri atas kulit tanpa lemak (Syaifuddin, 1997, hal. 119).
Subkutan berisi sedikit jaringan otot, testis (buah pelir) berada dalam
sebelah dalamnya terdapat kantung yang dipisahkan satu sama lain oleh
Pada bagian ini yang akan dibahas dari konsep dasar hernia adalah
1. Pengertian
Hernia adalah protrusi abnormal organ, jaringan atau bagian organ melalui
struktur yang secara normal berisi bagian dari organ tersebut (Ester, 2001,
hal.53).
Hernia adalah penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui
suatu defek pada fasia dan musculoaponeuritik dinding perut baik secara
kongenital atau didapat yang memberi jalan keluar pada setiap alat tubuh
selain yang biasa melalui dinding tersebut ( Mansjoer, dkk, 2000: 313).
ada sumber yang khusus membahas tentang hernia scrotalis maka dari itu
15
hernia yang dipandang dari segi terlihat atau tidaknya dan termasuk
2. Etiologi
c. Kelemahan jaringan atau ruang luas pada ligamen inguinal, atau dapat
3. Patofisiologi
Hernia
16
atau ruang luas pada ligamen inguinal, atau dapat disebabkan oleh trauma.
peningkatan tekanan, seperti pada batuk dan cedera traumatik. Bila dua
dari faktor ini ada bersama dengan kelemahan otot, individu akan
hernia memotong suplai darah ke segmen hernia dari usus, usus menjadi
4. Tipe hernia
a. Hernia reducible
b. Hernia irreducible
pada kantong.
17
c. Hernia strangulata
5. Manifestasi klinis
benjolan di lipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin
hal.138).
dan abdomen kanan bawah (Sjamsuhidajat & Jong, 1997, hal. 708).
19
6. Pemeriksaan diagnostik
7. Komplikasi
Menurut Mansjoer, dkk (2000), komplikasi yang dapat terjadi jika hernia
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan konservatif
20
hal. 708).
b. Penatalaksanaan bedah
suatu konsep diterapkan dalam praktik keperawatan. Hal ini bisa disebut
21
sebagai suatu pendekatan problem solving yang memerlukan ilmu, teknik, dan
keluarga.
1. Pengkajian
17).
operasi.
adalah:
2. Diagnosa Keperawatan
aktual dan resiko tinggi (Doenges, Moorhouse, & Geissler, 1999, hal. 8).
Diagnosa yang muncul pada klien dengan hernia sebelum operasi dan
23
a. Sebelum operasi :
pembedahan
mual muntah
b. Sesudah operasi :
3. Rencana Tindakan
a. Sebelum operasi :
Intervensi :
nyeri pasien.
batuk.
Intervensi :
dilaluinya
kecemasan klien
operasi
Intervensi :
jam
b. Sesudah operasi :
operasi
Intervensi :
nyeri pasien.
batuk.
Intervensi :
jam
Kriteria hasil : luka operasi bersih, kering, tidak ada bengkak dan
perdarahan
Intervensi :
cairan
makan
baru
Intervensi :
Kolaborasi:
Antibiotik
4. Tindakan Keperawatan
5. Evaluasi