Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

“GELOMBANG STASIONER dan GELOMBANG


BUNYI”

Disusun oleh :

Nama : Anisa Nur Maya D.R.H.H.


No. Absen : 5
Kelas : XII IPA 4

SMA NEGERI 1 SURAKARTA


TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Jalan Monginsidi No. 40 Surakarta Telp. (0271) 652975
PERCOBAAN GELOMBANG STASIONER (MELDE)

A. JUDUL
Percobaan Gelombang Stasioner (MELDE)

B. TUJUAN
Mengamati terjadinya gelombang stasioner dan menghitung cepat rambat gelombang
stasioner pada tali.

C. DASAR TEORI
Gelombang merupakan getaran yang merambat, baik melalui medium maupun
tanpa medium. Gelombang yang dapat merambat dengan medium disebut gelombang
mekanik. Sedangkan gelombnag yang dapat merambat, baik ada medium dan tidak ada
medium disebut gelombang elektromagnetik.
Sementara itu, gelombang berdasarkan arah perambatannya dibedakan menjadi
gelombang transversal dan gelombang longitudinal. Gelombang longitudinal adalah
gelombang yang arah rambatannya searah dengan arah getaran partikelnya. Sedangkan
gelombang transversal adalaha gelombang yang arah perambatannya tegak lurus dengan
arah getaran partikelnya.
Gelombang stasioner biasa juga disebut dengan gelombang tegak, gelombang
berdiri, atau gelombaang diam kaarena gelombang stasioner adalah gelombang yang
terjadi akibat interferensi antara gelombang datang dan gelombang pantul yang memiliki
amplitude dan frekuensi yang sama, tetapi arah rambatannya berlawanan. Amplitude pada
gelombang stasioner tidak konstan, besar amplitude pada setiap titik sepanjang
gelombang tidak sama. Pada simpul amplitude nol, dan pada perut gelombang
maksimum. Gelombang stasioner dibagi menjadi dua, yaitu gelombang stasioner ujung
terikat dan gelombang stasioner ujung bebas.

Persamaan gelombang : (1)

Dengan : = cepat rambat gelombang (m/s),

= panjang gelombang (m), dan

= frekuensi (Hz) .

Hukum Melde
Bila seutas tali dengan tegangan tertentu digetarkan secara terus-menerus maka
akan terlihat suatu bentuk gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah rambat
gelombang. Gelombang ini dinamakan gelombang transversal. Jika kedua ujungnya
tertutup, gelombang pada tali akan terpantul-pantul dan dapat menghasilkan gelombang
stasioner yang tampak berupa simpul dan perut gelombang.

2
Percobaan Melde (2)

Dengan : F = gaya beban (N) dan


= massa tiap satuan panjang tali (kg/m)

D. ALAT DAN BAHAN

1. Power supply
2. Vibrator
3. Kabel penghubung
4. Penggaris
5. Katrol
6. Beban
7. Tali
8. Timbangan

E. CARA KERJA
1. Ukur panjang tali dan timbang massanya, kemudian tentukan besar .
2. Susun alat seperti gambar diatas.
3. Ubah beban atau panjang tali dengan menggeser vibrator sehingga terbentuk
gelombang stasioner.
4. Tentukan jumlah gelombang yang terjadi. Hitung panjang gelombangnya.
5. Catat dan masukkan dalah table hasil pengamatan.

F. HASIL PENGAMATAN
Frekuensi vibrator = 50 Hz = 10 m/s2

Tabel Hasil Pengamatan

(m/s)
(m/s)
tali tali beban F
No. (kg/m) (m) dari
(N) dari rumus
(Hz) (m) (gr) (gr) rumus
1
2
1. 50 1,13 0,3 2,6 .10-4 50 0,5 0,82 41 43,85
2. 50 1,13 0,3 2,6 .10-4 60 0,6 0,96 48 48,03
3. 50 1,13 0,3 2,6 .10-4 70 0,7 1,02 51 51,88

3
G. ANALISA DATA
Tuliskan perhitungan untuk mencari dan dari rumus :

1.

= 41

= 48

= 52

2.

= 2,6 .10-4

= 43,85

= 48,03

= 51,88

Hasil perhitungan menggunakan rumus 1 dan rumus 2 memiliki hasil yang

hampir sama dan selisih yang tidak terlalu besar. Perbadaan yang terjadi dapat
dikarenakan kondisi ketika praktikum yang kurang baik ataupun ketidaktelitian dari
penguji, kesalahan dalam memnggunakan alat, dan keterbatasan dalam kemampuan
dalam menggunakan alat.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Jika tali digetarkan secara terus-menerus, maka akan menimbulkan gelombang
transversal pada tali. Jika kedua ujung tali tertutup, maka gelombang transversal
itu akan bersifat stasioner atau diam
2. Cepat rambat gelombang stasioner dipengaruhi oleh panjang gelombang dan
frekuensi.

4
3. Semakin besar nilai panjang gelombang dan frekuensi maka cepat rambat
gelombang akan semakin besar pula.
4. Cepat rambat gelombang dipengaruhi oleh beban dan massa tiap satuan panajng
tali.
5. Semakin besar beban pada tali maka cepat rambat gelombang akan semakin besar
dan semakin kecil massa tiap satuan panjang maka cepat rambat gelombang akan
semakin besar pula.

I. PERTANYAAN
1. Bagaimana pengaruh cepat rambat gelombang pada tali jika beban yang
digunakan diperbesar ?

Semakin berat beban pada tali maka panjang gelombang yang dihasilkan
akan semakin besar sehingga cepat rambat gelombang juga akan semakin
besar.

2. Bagaiman pengaruh panjang tali terhadap cepat rambat gelombang pada tali ?

Semakin panjang tali maka massa tiap satuan panjang tali akan semkin kecil
sehingga cepat rambat gelombang akan semakin besar.

PERCOBAAN GELOMBANG BUNYI

A. JUDUL
Percobaan Gelombang Bunyi

B. TUJUAN
1. Mengamati gelombang stasioner longitudinal
2. Mengamati terjadinya resonansi
3. Menentukan cepat rambat gelombang bunyi

C. DASAR TEORI
Bunyi adalah rambatan dari gelombang yang dalam batas-batas frekuensi tertentu
dapat meneimbulkan kesan pendengaran. Bunyi merupakan gelombang mekanik
longitudinal karena dalam rambatannya memerlukan medium, yaitu zat padat, zat cair,
dan gas. Bunyi tidak dapat merambat dalam hampa udara. Syarat terjadinya bunyi :
1. Adanya sumber bunyi (benda bergetar)
2. Adanya zat perantar (medium)

5
3. Adanya pendengat dalam jarak didaerah jangkauan bunyi
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada benda lain
yang bergetar didekatnya. Syarat terjadinya resonansi adalah frekuensi benda yang ikut
bergetar sama dengan frekuensi benda yang bergetar atau kelipatannya..
Pada percobaan resonansi, garputala yang digetarkan merupakan sumber
gelombang bunyi yang merambat ke segala arah. Gelombang yang dipantulkan ke bawah
akan dipantulkan sehingga terjadi interferensi gelombang dating dan gelombang pantul.

Resonansi pertama :

Resonansi kedua :

Dengan : = panjang kolom udara (m)

= panjang gelombang bunyi (m)

= cepat rambat gelombang bunyi(m/s)

= frekuensi garputala (Hz)

D. ALAT DAN BAHAN


1. Tabung resonansi
2. Garputala
3. Air

E. CARA KERJA
1. Susun alat seperti gambar, catat frekuensi garputala yang digunakan.
2. Getarkan garputala, ukur panjang kolom udara pada saat terjadi resonansi pertama
dan kedua dengan menaikkan atau menurunkan selang.
3. Ulaing percobaan beberapa kali.
4. Hitung besar kecepatan gelombang bunyi di udara dengan rumus

F. HASIL PENGAMATAN
Resonansi 1

No. (Hz) (cm) (cm) (m/s)


1. 341,3 23 92 313
2. 288 21 84 241

Resonansi 2

No. (Hz) (cm) (cm) (m/s)


1. 341,4 77 102,6 350,1
2. 288 27 36 103,6

G. ANALISA DATA

6
Berdasarkan dari buku referensi dan literature besar, cepat rambat bunyi di udara

adalah 340 m/s. Sedangkan hasil persobaan kami, bedasarkan rumus diperoleh

hasil :
102,6 .10 -2 . 341,3
= 350,17 m/s

Hasil perhitungan menggunakan rumus memiliki hasil yang hampir sama

dengan buku referensi. Perbadaan yang terjadi dapat dikarenakan kondisi ketika
praktikum yang kurang baik ataupun ketidaktelitian dari penguji.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa cepat
rambat gelombang bunyi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1. Panjang tabung, semakin besar ketinggian kolom udara maka cepat rambat
gelombang bunyi juga semakin besar
2. Panjang gelombang, semakin besar panjang gelombang maka cepat rambat
gelombang bunyi akan semakin besar pula
3. Frekuensi, semakin besar frekuensi maka cepat rambat gelombang bunyi juga
akan semakin besar.
4. Suhu ruang dan molekul gas di udara.

I. PERTANYAAN
1. Bagaimana cepat rambat bunyi pada suatu benda yang modulus elastisitasnya E
dan kerapatannya ?

Dengan : = modulus Young zat padat (N/m2)

= massa jenis zat padat (kg/m3)

= cepat rambat bunyi dalam zat padat (m/s)

2. Dapatkah bunyi merambat di ruang hampa ?


Tidak, karena bunyi termasuk dalam gelombang mekanik longitudinal yang
membutuhkan medium untuk dapat merambat.

3. Apa yang dimaksud gelombang transversal ?


Gelombang transversal yaitu gelombang yang arah rambatannya tegak lurus
dengan arah getarannya.

Anda mungkin juga menyukai