Anda di halaman 1dari 2

Lamunan Si Tukang Cuci

Hari Ahad, 8 November 2015 adalah hari yang sangat berbeda


dibandingkan hari yang biasanya. Tak seperti biasa, pada hari itu aku lebih banyak
berpikir tentang sesuatu. Sesuatu itulah yang masih bersemayam dalam benakku.
Karena ada begitu banyak suatu hal yang aku pikirkan, akhirnya tak terasa jam
telah menunjukkan pukul 22.09 WIB. Ternyata benar-benar payah, aku telah
menghabiskan waktuku yang sangat berharga hanya untuk melamun saja. Padahal
aku tahu kalau esoknya akan ada 2 mata pelajaran yang menyajikan ulangan
harian. Serta hingga saat ini aku belum menyiapkan baju seragam sekolahku yang
akan aku kenakan besok hari Senin, bahkan hingga saat ini aku belum
mencucinya.
3 jam sebelum aku melamun, aku menonton sebuah film yang sangat
mengesankan. Jujur saja aku baru pertama kalinya mennton film itu meskipun
sudah lama rilis di bioskop. Film yang aku tonton ialah TITANIC, yah itu adalah
film yang mengisahkan tentang tragedi tenggelamnya kapal terbesar dan termegah
di masa itu, di tengah samudera Atlantik yang dingin. Di dalam film tersebut juga
menceritakan kisah percintaan seorang bangsawan dengan seorang seniman
gelandangan yang sangat menakjubkan.
Setelah melihat film tersebut aku dapat mengambil hikmah dari film
tersebut. Bahwa betapa besarnya kekuasaan Allah swt. Yang mana Dia telah
memberikan sebuah pembelajaran kepada manusia bahwa untuk tidak bersifat
angkuh, terlebih angku terhadap Tuhannya sendiri. Di dalam film tersebut juga
dengan jelas tergambar bahwa pada masa itu kaum bangsawan kebannyakan ialah
kaum yang telah buta akan kekayaan dan kekuasaan sehingga mereka tidak pernah
mengetahui arti hidup di dunia ini selain untuk mendapat uang sebannyak-
banyaknya untuk membeli kekuasaan dan menjadi raja di dunia semu yang telah
mereka ciptakan sendiri.
Beberapa saat kemudian aku teringat tentang suatu kejadian dalam film
itu, yaitu saat jamuan makan malam. Ketika itu Jack si seniman gelandangan ada
di sana bersama-sama dengan para bangsawa karena ia telah menyelamatkan
Rose. Di saat perjamuan itulah Jack memaparkan definisi hidup yang sebenarnya,
bukan uang, wanita, maupun kekuasaan namun definisi hidup yang sebenarnya
adalah menikmati setiap detik jarum jam dengan kebersamaan yang nyata dan
berkelana ke berbagai penjuru untuk mengetahui kebesaran sang Maha Kuasa.
Jalani hidup ini dengan ikhlas, maka akan timbul ketenangan dalam jiwa. Setelah
ketenangan jiwa itu tumbuh, maka keangkuhan serta keserakahan akan
berguguran, yang akhirnya akan digantikan dengan rasa akan kecukupan nikmat
yang pada kenyataanya telah banyak diberikan kepada diri kita oleh Allah Yang
Maha Pemurah.
Setelah melihat film ini harusnya aku dapat berubah dengan perlahan ke
arah yang lebih baik untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Aku juga selalu
memohon kepada Allah Swt. untuk bisa menuntunku supaya menjadi seseorang
yang selalu berguna bagi agamaku.
Karena banyak melamun aku hampir lupa tidak mencuci seragamku.
Akhirnya aku ambil seragam hari seninku kemudian ku cuci walau jarum jam
telah menunjukkan pukul 23.14 WIB. Seragam itu aku cuci dengan cepat dan
penuh semangat dan kemudian kuperas dengan penuh tenaga hingga air yang
tersisa hanya sedikit. Dan pada endingnya seragam itu ku jemur di sela ruang
belakang kulkas. Setelah mencuci aku mencoba untuk belajar, namun sayang baru
sekitar 20 menitan tubuhku terhempas hingga jatuh ke permukaan benda yang
lumayan empuk. Aku pun seketika tak sadarkan diri.

Anda mungkin juga menyukai