PENDAHULUAN
1
2012).Munurut Rahadi(2010), kondisi ini menjadi ancaman serius bagi bagi
keberlangsungan usaha para pedagang tradisonal.
2. Bagi Fakultas
Sebagai tambahan ilmu dan referensi dalam metode pelaksanaan,analisis
SWOT dan K3 pada pekerjaan konstruksi bangunan gedung.
3. Bagi Pemerintah
Dapat digunakan sebagai acuan metode pelaksanaan, analisis SWOT dan
K3 pada pekerjaan konstruksi bangunan gedung.
2
1.5 Batasan Pelaksanaan
Karena terbatasnya waktu dan biaya, maka dalam perencanaan
pelaksanaan ini ada beberapa permasalahan yang dibatasi adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan yang dibahas hanya sampai plat lantai dua.
2. Metode pelaksanaan direncanakan sampai plat lantai dua.
3. Analisis SWOT direncanakan sesuai dengan metode pelaksanaan yakni
sampai plat lantai dua.
4. Analisis K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) direncanakan sampai plat
lantai dua.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
d. dan lain-lain
2. Bangunan sipil, seperti :
a. Jalan
b. Jembatan
c. bendungan
d. dan infrastruktur lainnya.
5
penjual. Penjual mempunyai kebebasan untuk memutuskan barang atau jasa apa
yang seharusnya untuk diproduksi serta yang akan di distribusikan.Menurut
(William J.Stanton), berpendapat bahwa pengertian pasar adalah sekumpulan
orang yang memiliki keinginan untuk puas, uang yang digunakan untuk
berbelanja, serta memiliki kemauan untuk membelanjakan uang tersebut.
6
lainnya yang dijual dan biasanya dapat bertahan lama.Contoh : minimarket, pasar
swalayan (supermarket), dan lain sebagainya.
7
W = Weaknesses (kelemahan).
O = Opportunities (Peluang).
T = Threats (hambatan).
A. Strenght (S)
Yaitu analisis kekuatan, situasi ataupun kondisi yang merupakan kekuatan
dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini.Yang perlu di lakukan di dalam
analisis ini adalah setiap perusahaan atau organisasi perlu menilai kekuatan-
kekuatan dan kelemahan di bandingkan dengan para pesaingnya.Misalnya jika
kekuatan perusahaan tersebut unggul di dalam teknologinya, maka keunggulan itu
dapat di manfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat
teknologi dan juga kualitas yang lebih maju.
B. Weaknesses (W)
Yaitu analisi kelemahan, situasi ataupun kondisi yang merupakan
kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Merupakan cara
menganalisis kelemahan di dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi yang
menjadi kendala yang serius dalam kemajuan suatu perusahaan atau organisasi.
C. Opportunity (O)
Yaitu analisis peluang, situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar
suatu organisasi atau perusahaan dan memberikan peluang berkembang bagi
organisasi dimasa depan. Cara ini adalah untuk mencari peluang ataupun
terobosan yang memungkinkan suatu perusahaan ataupun organisasi bisa
berkembang di masa yang akan depan atau masa yang akan datang.
D. Threats (T)
Yaitu analisis ancaman, cara menganalisis tantangan atau ancaman yang
harus dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun organisasi untuk menghadapi
berbagai macam faktor lingkungan yang tidak menguntungkan pada suatu
perusahaan atau organisasi yang menyebabkan kemunduran. Jika tidak segera di
atasi, ancaman tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu usaha yang
bersangkutan baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang.
8
2.5.1 Tujuan Analisis SWOT
Tujuan analisis SWOT pada perusahaan adalah untuk membenarkan
faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan yang telah dianalisis. Apabila
terdapat kesalahan, agar perusahaan itu berjalan dengan baik maka perusahan itu
harus mengolah untuk mempertahankan serta memanfaatkan peluang yang ada
secara baik begitu juga pihak perusahaan harus mengetahui kelemahan yang
dihadapi agar menjadi kekuatan serta mengatasi ancaman menjadi peluang.
9
2.6.1 Tujuan K3
Tujuan kesehatan kerja menurut Ramlan (2006) adalah :
1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja
disemua lapangan pekerjaan ketingkat yang setinggi-tingginya baik fisik,
mental maupun kesejahteraan sosial.
2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan masyarakat pekerja yang
diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan kerjanya seperti kecelakaan
akibat kerja.
3. Memberi perlindungan bagi pekerja saat melaksanakan pekerjaannya dan
kemungkinan terjadinya bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang
membahayakan kesehatan di tempat kerja.
4. Menempatkan pekerja disuatu lingkungan pekerjaan berdasarkan
keterampilan, kemampuan fisik dan psikis pekerjaannya
2.6.2 Hazard/Bahaya
Hazard/bahaya adalah suatu bahan atau kondisi yang berpotensi
menimbulkan kerusakan/kerugian. Pada dasarnya hazard akan selamanya menjadi
hazard, walaupun tidak menimbulkan kerugian/konsekuensi pada manusia.
Kerugian baru muncul setelah adanya kontak pada manusia.
2.6.3 Resiko
Resiko adalah suatu kemungkinan terjadinya dampak/konsekuensi pada
kelompok/individu yang terpapar dengan hazard. Untuk mengelola resiko perlu
adanya suatu menajemen resiko (risk menagement). Tujuan dari menajemen
resiko adalah memperkecil kerugian dan meningkatkan kesempatan ataupun
peluang.
10
11
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Lokasi Proyek
Proyek ini berlokasi di Desa Adat Pecatu, Kecamatan Kuta Utara,
Kabupaten Badung, Bali.
12
bangunan kecuali barang-barang yang ditentukan harus dilindungi agar
tetap utuh.
o Pelaksanaan pembongkaran akan dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk
menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan.
o Bahan-bahan bekas bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan
kembali dan akan diangkut keluar dari halaman proyek dengan
sepengetahuan dan ijin dari Direksi.
a. Peralatan yang digunakan:
Excavator, dump truck, cangkul, sekop, gerobak dorong dan alat
bantu.
13
vertikal.
(Gambar 3.2 Pekerjaan pengukuran menggunakan pesawat theodolith)
o Peil bangunan umumnya diambil dari as jalan atau titik tertentu yang
disepakati bersama dengan Direksi Teknis, dan menjadi acuan selanjutnya
dalam melaksanakan pekerjaan.
o Setelah pekerjaan pengukuran dilanjutkan dengan pekerjaan pasang
bouwplank. Bouwplank adalah alat bantu untuk membuat sudut (90°) dan
ketinggian/elevasi lantai.
(Gambar 3.3 Pekerjaan pasang bouwplank)
o Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran
minimum 3/20 cm yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan
tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran 5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak
satu meter. Papan harus lurus dan diketam halus pada bagian atasnya.
o Pemasangan bouwplank dilakukan pada jarak minimal 1 m di luar denah
yang akan dibuat, tujuannya agar bouwplank tidak terbongkar saat
penggalian pondasi.
o Bouwplank dipastikan benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus.
Bouwplank akan menunjukkan ketinggian ±0.00 dan as kolom/dinding.
o Letak dan ketinggian permukaan bouwplank selanjutnya akan dijaga dan
dipelihara agar tidak berubah selama pekerjaan berlangsung.
a. Peralatan yang digunakan:
Theodolit, waterpas, gergaji, palu, benang sipat dan alat bantu.
14
3. Pekerjaan Galian Tanah
o Seluruh areal galian akan dibersihkan terlebih dahulu sesuai dengan
petunjuk Pengawas/ Direksi Teknis.
o Setelah posisi titik ukur tetap ditentukan, berdasarkan titik tetap tersebut
dilakukan pengukuran terhadap titik dan elevasi galian tanah. Tandai hasil
pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat dan
tarik benang sebagai acuan.
o Penggalian tanah kemudian dilakukan dengan acuan patok dan benang
yang telah dipasang. Galian akan disesuaikan dengan jenis yang akan
dibuat, untuk pondasi menerus dari pasangan batu kali maka penggalian
tanah dilakukan sepanjang denah bangunan. Bila pondasi poer/setempat
maka penggaliannya hanya di sudut-sudut bangunan atau pada tumpuan
yang merupakan tempat pemasangan kolom
15
penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga dapat dijamin
bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan.
o Pekerjaan ini disesuaikan dengan ukuran galian yang akan dibuat
ditambah dengan kelebihan galian di bagian kanan dan kiri sebesar 10 cm
untuk mempermudah pekerjaan.
o Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa drainase
secukupnya supaya air dapat segera dipompa ke luar, sehingga tidak
mengganggu proses pekerjaan.
o Saat penggalian tanah sangat memungkinkan ditemukannya lokasi bekas
pembuangan sampah, banyak potongan kayu, atau tanah yang berlumpur.
Bila hal ini dijumpai, maka benda-benda tersebut akan diangkat dan
disingkirkan dari area proyek.
a. Peralatan yang digunakan:
Excavator, dump truck, cangkul, sekop, gerobak dorong, meteran, alat
bantu
16
5. Pekerjaan Beton
A. Pekerjaan Beton Pondasi
o Pekerjaan pondasi ini dilakukan setelah pekerjaan galian selesai
dikerjakan.
o Tanah pada lokasi pekerjaan pondasi yang ditunjukan pada gambar
rencana digali sesuai dengan dimensi poer yang telah direncanakan.
17
o Pengecoran beton dilaksanakan dengan pengawasan atau persetujuan
Direksi. Pengecoran dilakukan dengan tertib, rapi dan teratur dengan cara-
cara semestinya.
o Alat vibrator digunakan selama waktu pengecoran agar tidak terjadi
rongga udara pada beton atau terjadi keropos beton.
o Beton yang sudah dicor kemudian dilindungi dari gangguan luar/cuaca dan
senantiasa dibasahi selama 28 hari agar tercapai mutu beton yang
direncanakan.
o Setelah umur beton cukup, maka bekisting poer akan dibongkar secara
perlahan. Sisa bongkaran lalu dibersihkan dan dilakukan pengurugan tanah
sampai elevasi atas poer.
o Sisa – sisa material dari pekerjaan beton pondasi maupun pembongkaran
bekisting yang masih digunakan kembali pada pekerjaan selanjutnya akan
ditata dan disusun dengan rapi, dan untuk material yang tidak
dipergunakan akan dibuang keluar lokasi pekerjaan pada tempat yang
telah disediakan.
a. Peralatan yang digunakan:
Cetok, ember, gerobak dorong, sekop, cangkul, bar cutter, bar bender,
compressor, vibrator, concrete mixer dan alat bantu.
B. Pekerjaan Beton Sloof
o Pekerjaan sloof dilakukan setelah pekerjaan dibawahnya sudah selesai
dilaksanakan.
o Merangkai potongan besi sesuai dengan bentuk sloof yang telah
direncanakan.
o Memasang rangkaian besi tulangan pada lokasi sloof yang akan dibuat.
o Penyiapan bekisting sesuai dengan bentuk akhir beton dan kuat menerima
beban selama pelaksanaan, serta dapat dibongkar dengan mudah tanpa
menimbulkan kerusakan pada konstruksi.
18
o Bekisting dipasang sehingga membungkus besi tulangan, posisi bekisting
dibuat benar-benar tegak.
o Beton yang sudah dicor kemudian dilindungi dari gangguan luar/cuaca dan
(Gambar 3.8 pengecoran)
o senantiasa dibasahi selama 28 hari agar tercapai mutu beton yang
19
direncanakan.
o Pembukaan bekisting dilakukan setelah beton memiliki umur yang cukup
dan dilakukan dengan hati-hati dan sepengetahuan Direksi atau atas
petunjuk dari Direksi.
o Sisa – sisa material dari pekerjaan sloof maupun pembongkaran bekisting
yang masih digunakan kembali pada pekerjaan selanjutnya akan ditata dan
disusun dengan rapi, sedangkan untuk material yang sudah tidak
dipergunakan kembali akan dibuang keluar lokasi pekerjaan pada tempat
yang telah disediakan.
a.Peralatan yang digunakan:
Cetok, ember, gerobak dorong, sekop, cangkul, bar cutter, bar bender,
compressor, vibrator, concrete mixer dan alat bantu.
C, Pekerjaan Beton Kolom
o Melakukan pekerjaan pengukuran untuk menentukan posisi kolom
bangunan, ini sesuai dengan gambar rencana.
o Merangkai potongan besi sesuai dengan bentuk kolom yang telah
direncanakan.
20
ketebalan yang disesuaikan terhadap ketebalan selimut beton lengkap
dengan kawat pengikat. Pemasangan beton decking dilaksanakan
sedemikian rupa, agar ketebalan selimut beton yang dihasilkan menjadi
rata.
o Pengecoran beton dilaksanakan dengan pengawasan atau persetujuan
Direksi. Pengecoran dilakukan dengan tertib, rapi dan teratur dengan cara-
cara semestinya.
o Alat vibrator digunakan selama waktu pengecoran agar tidak terjadi
rongga udara pada beton atau terjadi keropos beton.
o Beton yang sudah dicor kemudian dilindungi dari gangguan luar/cuaca dan
senantiasa dibasahi selama 28 hari agar tercapai mutu beton yang
direncanakan.
o Pembukaan bekisting dilakukan setelah beton memiliki umur yang cukup
dan dilakukan dengan hati-hati dan sepengetahuan Direksi atau atas
petunjuk dari Direksi.
o Sisa material dari pekerjaan kolom beton maupun pembongkaran bekisting
yang masih digunakan kembali pada pekerjaan selanjutnya akan ditata dan
disusun dengan rapi, dan material yang tidak dipergunakan kembali akan
dibuang keluar lokasi pekerjaan pada tempat yang telah disediakan.
a.Peralatan yang digunakan:
Ember, gerobak dorong, sekop, cangkul, bar cutter, bar bender,
compressor, vibrator, concrete mixer dan alat bantu.
D. Pekerjaan Beton Dinding
o Pekerjaan dinding beton dilakukan setelah pondasi telapak dan balok
selesai dikerjakan.
o Melakukan pengukuran untuk menentukan posisi sesuai dengan gambar
rencana.
21
(Gambar 3.10 tulangan dinding)
o Merangkai potongan besi dengan stek tulangan dinding pada pondasi
telapak dan balok sesuai dengan skema penulangan yang direncanakan.
o Antara tulangan dengan bekisting beton dipasang beton decking dengan
ketebalan yang disesuaikan terhadap ketebalan selimut beton lengkap
dengan kawat pengikat. Pemasangan beton decking dilaksanakan
sedemikian rupa, agar ketebalan selimut beton yang dihasilkan menjadi
rata.
o Penyiapan bekisting sesuai dengan bentuk akhir beton dan kuat menerima
beban selama pelaksanaan, serta dapat dibongkar dengan mudah tanpa
menimbulkan kerusakan pada konstruksi.
o Bekisting dipasang sehingga membungkus besi tulangan, posisi bekisting
dibuat benar-benar tegak.
o Pengecoran beton dilaksanakan dengan pengawasan atau persetujuan
Direksi. Pengecoran dilakukan dengan tertib, rapi dan teratur dengan cara-
cara semestinya.
o Alat vibrator digunakan selama waktu pengecoran agar tidak terjadi
rongga udara pada beton atau terjadi keropos beton.
o Beton yang sudah dicor kemudian dilindungi dari gangguan luar/cuaca dan
senantiasa dibasahi selama 28 hari agar tercapai mutu beton yang
direncanakan.
o Pembukaan bekisting dilakukan setelah beton memiliki umur yang cukup
dan dilakukan dengan hati-hati dan sepengetahuan Direksi atau atas
petunjuk dari Direksi.
o Sisa – sisa material dari pekerjaan dinding beton maupun pembongkaran
bekisting yang masih digunakan kembali pada pekerjaan selanjutnya akan
22
ditata dan disusun dengan rapi, sedangkan untuk material yang sudah tidak
dipergunakan kembali akan dibuang keluar lokasi pekerjaan pada tempat
yang telah disediakan.
a. Peralatan yang digunakan:
Ember, gerobak dorong, sekop, cangkul, bar cutter, bar bender,
compressor, vibrator, concrete mixer dan alat bantu.
23
sedemikian rupa, agar ketebalan selimut beton yang dihasilkan menjadi
rata.
o Pengecoran beton dilaksanakan dengan pengawasan atau persetujuan
Direksi. Pengecoran dilakukan dengan tertib, rapi dan teratur dengan cara-
cara semestinya.
o Alat vibrator digunakan selama waktu pengecoran agar tidak terjadi
rongga udara pada beton atau terjadi keropos beton.
o Beton yang sudah dicor kemudian dilindungi dari gangguan luar/cuaca dan
senantiasa dibasahi selama 28 hari agar tercapai mutu beton yang
direncanakan.
o Pembukaan bekisting dilakukan setelah beton memiliki umur yang cukup
dan dilakukan dengan hati-hati dan sepengetahuan Direksi atau atas
o petunjuk dari Direksi.
o Sisa – sisa material dari pekerjaan beton plat lantai maupun pembongkaran
bekisting yang masih digunakan kembali pada pekerjaan selanjutnya akan
ditata dan disusun dengan rapi, sedangkan untuk material yang sudah tidak
dipergunakan kembali akan dibuang keluar lokasi pekerjaan pada tempat
yang telah disediakan.
a.Peralatan yang digunakan:
Ember, gerobak dorong, sekop, cangkul, bar cutter, bar bender,
compressor, vibrator, concrete mixer dan alat bantu.
24
BAB IV
REKAP DAN HASIL PEMBAHASAN
4.1 Rekap Metode Pelaksanaan Proyek Konstruksi Pasar Adat Pecatu
PEKERJAAN PERSIAPAN
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pembersihan Lahan Area Proyek
Tenaga Peralatan Bahan
-Tukang kayu -Excavator --
-Pekerja -Dumptruck
-Kepala tukang -Cangkul
-Mandor -Sekop
-Supir DT -Argo
-Operator -Alat bantu
Excavator
SKETSA PEKERJAAN
TEKNIS PEKERJAAN
1. Membersihkan areal pekerjaan sesuai dengan volume.
2. Semua penghalang dibersihkan serta dipindahkan dari lokasi bangunan
kecuali barang-barang yang ditentukan.
3. pembongkaran akan dilakukan dengan sebaik-baiknya
4. Bahan-bahan bekas bongkaran tidak diperkenankan untuk
dipergunakan kembali
25
PEKERJAAN PERSIAPAN
Metode pelaksanaan pengukuran dan pemasangan bowplank
Tenaga Peralatan Bahan
-Tukang kayu -Theodolit -Patok kayu usuk 5/7
-Pekerja -Waterpas -Cat pilok
-Kepala tukang -Gergaji
-Mandor -Palu
-Surveyor -Benang
-alat bantu
SKETSA PEKERJAAN
TEKNIS PEKERJAAN
1. Pekerjaan pengukuran dilakukan dengan menggunakan pesawat
theodolith.
2. Peil bangunan umumnya diambil dari as jalan.
3. Dilanjutkan dengan pekerjaan pasang bouwplank.
4. Bouwplank dibuat dari kayu terentang.
5. Pemasangan bouwplank dilakukan pada jarak minimal 1 m di
luar denah yang akan dibuat.
6. Bouwplank dipastikan benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus.
7. Letak dan ketinggian permukaan bouwplank selanjutnya akan dijaga
dan dipelihara agar tidak berubah selama pekerjaan berlangsung.
26
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
Metode Pelaksanaan Pekerjaan galian tanah
Tanaga Peralatan Bahan
-Tukang kayu -Excavator
-Pekerja -Dump truck
-Kepala tukang
-cangkul-sekop
-Mandor
-Supir DT -gerobakdorong
-Operator -meteran
Excavator
SKETSA PEKERJAAN
TEKNIS PEKERJAAN
27
1. Setelah posisi titik ukur tetap ditentukan, berdasarkan titik tetap
tersebut dilakukan pengukuran terhadap titik dan elevasi galian
tanah. Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu
yang diberi warna cat dan tarik benang sebagai acuan.
2. Penggalian tanah kemudian dilakukan dengan acuan patok dan
benang yang telah dipasang. Galian akan disesuaikan dengan jenis
yang akan dibuat, untuk pondasi menerus dari pasangan batu kali
maka penggalian tanah dilakukan sepanjang denah bangunan. Bila
pondasi poer/setempat maka penggaliannya hanya di sudut-sudut
bangunan atau pada tumpuan yang merupakan tempat pemasangan
kolom
3. Tanah sisa galian dibuang pada area yang telah ditentukan dan tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Galian tanah untuk pondasi
dilakukan sampai kedalaman dan lebar sesuai rencana. Pada setiap
periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan
menggunakan alat ukur manual atau dengan theodolith.
4. Pengamanan akan dilakukan terhadap dinding tepi galian agar tidak
longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang
sementara atau lereng yang cukup.
5. Langkah-langkah pengamanan akan dilakukan terhadap bangunan
lain yang berada dekat dengan lubang galian yaitu dengan
memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga
dapat dijamin bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan.
6. Pekerjaan ini disesuaikan dengan ukuran galian yang akan dibuat
ditambah dengan kelebihan galian di bagian kanan dan kiri sebesar
10 cm untuk mempermudah pekerjaan.
7. Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa drainase
secukupnya supaya air dapat segera dipompa ke luar, sehingga tidak
mengganggu proses pekerjaan.
28
PEKERJAANTANAH DAN PASIR
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Urugan tanah dan Pasir
Tanaga Peralatan Bahan
-Pekerja -Cangkul -Tanah
-Mandor -Sekop -Pasir
-Stamper
-Alat bantu
SKETSA PEKERJAAN
TEKNIS PEKERJAAN
1. Urugan pasir dilakukan pada dasar galian pondasi atau di bawah
beton rabat untuk lantai bangunan.
2. Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu
dikontrol ketebalan dari pasir tersebut.
3. Ukuran dari ketebalan urugan pasir disesuaikan dengan gambar
rencana/spesifikasi teknis dan merupakan dalam keadaan padat.
4. Pasir dibasahi dengan air agar pasir dan dipadatkan dengan
menggunakan stamper agar memperoleh kondisi urugan yang benar-
benar
29
PEKERJAAN BETON
A. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Beton Pondasi
Tanaga Peralatan Bahan
-Mandor -Cetok-Ember -kayu bekisting -Triplek
-Operator -gerobak dorong -paku
-readymix -sekop-cangkul-bar cutter -campuran beton (pasir,
-bar bender-compressor semen, koral/ batu pecah,
-vibrator concrete-mixer air)
SKETSA PEKERJAAN
30
TEKNIS PEKERJAAN
o Sebagai landasan poer, maka dibuat lantai kerja terlebih dahulu dengan
ketebalan sesuai dengan gambar rencana.
o Selanjutnya dilakukan pembuatan dan pemasangan bekisting di sekeliling
daerah pondasi sesuai dengan bentuk akhir beton.
o Pengecoran beton dilaksanakan dengan pengawasan atau persetujuan
Direksi. Pengecoran dilakukan dengan tertib, rapi dan teratur dengan
cara-cara semestinya.
o Alat vibrator digunakan selama waktu pengecoran agar tidak terjadi
rongga udara pada beton atau terjadi keropos beton.
PEKERJAAN BETON
31
GAMBAR PEKERJAAN
32
TEKNIS PEKERJAAN
PEKERJAAN BETON
C. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Beton Kolom
Tanaga Peralatan Bahan
33
-Mandor -Cetok -Ember -kayu bekisting -Triplek
-Operator -gerobak dorong -paku
-readymix -sekop -cangkul -bar cutter -campuran beton (pasir,
-bar bender -compressor semen, koral/ batu pecah,
-vibrator concrete -mixer air)
GAMBAR PEKERJAAN
TEKNIS PEKERJAAN
34
o Melakukan pekerjaan pengukuran untuk menentukan posisi kolom
bangunan, ini sesuai dengan gambar rencana.
o Merangkai potongan besi sesuai dengan bentuk kolom yang telah
direncanakan.
(Gambar 3.9 merangkai pembesian)
o Memasang rangkaian besi tulangan pada lokasi kolom yang akan dibuat.
o Penyiapan bekisting sesuai dengan bentuk akhir beton dan kuat menerima
beban selama pelaksanaan, serta dapat dibongkar dengan mudah tanpa
menimbulkan kerusakan pada konstruksi.
o Bekisting dipasang sehingga membungkus besi tulangan, posisi bekisting
dibuat benar-benar tegak.
o Antara tulangan dengan bekisting beton dipasang beton decking dengan
ketebalan yang disesuaikan terhadap ketebalan selimut beton lengkap
dengan kawat pengikat. Pemasangan beton decking dilaksanakan
sedemikian rupa, agar ketebalan selimut beton yang dihasilkan menjadi
rata.
o Pengecoran beton dilaksanakan dengan pengawasan atau persetujuan
Direksi. Pengecoran dilakukan dengan tertib, rapi dan teratur dengan
cara-cara semestinya.
o Alat vibrator digunakan selama waktu pengecoran agar tidak terjadi
rongga udara pada beton atau terjadi keropos beton.
35
PEKERJAAN BETON
D. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Beton Dinding
Tanaga Peralatan Bahan
GAMBAR PEKERJAAN
36
TEKNIS PEKERJAAN
o Merangkai potongan besi dengan stek tulangan dinding pada pondasi
telapak dan balok sesuai dengan skema penulangan yang direncanakan.
o Antara tulangan dengan bekisting beton dipasang beton decking dengan
ketebalan yang disesuaikan terhadap ketebalan selimut beton lengkap
dengan kawat pengikat. Pemasangan beton decking dilaksanakan
sedemikian rupa, agar ketebalan selimut beton yang dihasilkan menjadi
rata.
o Penyiapan bekisting sesuai dengan bentuk akhir beton dan kuat menerima
beban selama pelaksanaan, serta dapat dibongkar dengan mudah tanpa
menimbulkan kerusakan pada konstruksi.
o Bekisting dipasang sehingga membungkus besi tulangan, posisi bekisting
dibuat benar-benar tegak.
PEKERJAAN BETON
E. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Beton Lantai
Tanaga Peralatan Bahan
37
SKETSA PEKERJAAN
38
TEKNIS PEKERJAAN
o Melakukan pekerjaan pengukuran untuk menentukan elevasi plat.
o Bekisting dan acuan dipasang sesuai dengan bentuk akhir beton dan kuat
menerima beban selama pelaksanaan, serta dapat dibongkar dengan
mudah tanpa menimbulkan kerusakan pada konstruksi.
o Memasang rangkaian besi tulangan pada lokasi plat yang akan dibuat.
o Untuk pemasangan pembesian, terlebih dahulu dilakukan pengukuran
luas sesuai dengan luas bidang yang telah diperhitungkan sebelumnya.
Apabila luasan tersebut masih kurang, maka akan ditambahkan overlap
kurang lebih 15 cm.
o Ukuran diameter besi yang dipasang disesuaikan dengan kebutuhan yang
telah direncanakan.
o Material besi yang berkarat tidak akan digunakan dalam pelaksanaan
pembesian.
o Antara tulangan dengan bekisting beton dipasang beton decking dengan
ketebalan yang disesuaikan terhadap ketebalan selimut beton lengkap
dengan kawat pengikat. Pemasangan beton decking dilaksanakan
sedemikian rupa, agar ketebalan selimut beton yang dihasilkan menjadi
rata.
o Pengecoran beton dilaksanakan dengan pengawasan atau persetujuan
Direksi. Pengecoran dilakukan dengan tertib, rapi dan teratur dengan
cara-cara semestinya.
o Alat vibrator digunakan selama waktu pengecoran agar tidak terjadi
rongga udara pada beton atau terjadi keropos beton.
39
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil perencanaan metode pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Desa
Adat Pecatu didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pekerjaan beton menggunakan readymix agar proses pelaksanaan cepat,
efisien dan mutu yang di dapat sesuai dengan mutu yang direncanakan.
2. Pekerjaan galian tanah menggunakan excavator sebagai alat gali utama
dan cangkul sebagai alat gali pembersih/merapikan
3. Pengangkutan material hasil galian menggunakan dumptruck
5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan pada metode pelaksanaan pekerjaan
Pembangunan Desa Adat Pecatuadalah sebagai berikut :
1. Sebelum pekerjaan pengecoran sebaiknya bekisting cek kekuatannya.
2. Sebelum menggali harus dilakukan pengukuran dan pembuatan garis
elevasi agar tidak terjadi kelebihan menggali dan mendapat ukuran sesuai
rencana.
3. Saat menggali sebaiknya dumptruck selalu siaga agar saat mengeruk tanah
bisa langsung dimuat pada dumptruck.
40
41
42