Bentuk-bentuk Kemiskinan
Situasi kemiskinan sering merupakan situasi yang kompleks, saling
terjalin dalam suatu sistem. Secara garis-besar kemiskinan dibagi
menjadi tiga bentuk, yaitu:
Tanggapan
.
Catatan: narasumber tidak ingin diambil dalam bentuk foto, foto ini
dilakukan secara diam diam
1.1 Pengantar
Makna “miskin” secara umum dipahami sebagai kondisi tidak
memiliki harta dan kemampuan ekonomis untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidup yang paling mendasar (primer) yaitu:
makanan, air, kesehatan dan pendidikan serta tempat tinggal.
Seseorang yang hidup dalam situasi kemiskinan tidak mampu
menikmati kesejahteraan secara ekonomis dan sosial, sehingga ia
mengalami kesulitan untuk meningkatkan kualitas hidup
sebagaimana yang seharusnya. Dalam konteks ini kita dapat
melihat hubungan yang erat antara kesejahteraan hidup dengan
kualitas hidup. Seseorang disebut sejahtera apabila mampu
meningkatkan kualitas hidupnya. Makna kesejahteraan bukan
sekadar sejahtera secara ekonomis saja, tetapi juga secara sosial,
kesehatan dan tingkat pendidikan serta makna hidup. Itu
sebabnya kualitas hidup manusia mencakup keseluruhan aspek,
yaitu ekonomi, sosial, kesehatan, pendidikan dan makna hidup.
Salah satu faktor yang tidak dapat disangkal untuk mencapai
kesejahteraan hidup adalah faktor ekonomi. Walau faktor
ekonomi tidak lebih tinggi daripada kebutuhan sosial, kesehatan,
pendidikan dan makna hidup tetapi tanpa didukung oleh
kemampuan ekonomis kita tidak dapat mencapai kualitas hidup
yang seharusnya. Karena itu salah satu faktor pengentasan
kemiskinan adalah perlunya peningkatan kemampuan ekonomis
yang didukung oleh keahlian, pendidikan, pelatihan, cara
pandang, mentalitas dan spiritualitas serta iman. Dengan
demikian upaya pengentasan kemiskinan bersifat holistik, yaitu
terintegrasinya setiap segi dalam kesatuan sehingga
menghasilkan sinergi spiritual untuk meraih tahap-tahap kualitas
hidup.