Anda di halaman 1dari 21

BAB II

PROFIL PLTH BAYU BARU

2.1. SEJARAH SINGKAT PLTH BAYU BARU


Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH) Bayu Baru Pandansimo
terbentuk dari evaluasi proyek percobaan yang dipimpin oleh Kementrian
Riset dan instansi lain, meliputi: Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (LAPAN), Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementrian
Riset dan Teknologi (RISTEK), Pemerintah Kabupaten Bantul, Universitas
Gadjah Mada (UGM), E-Wind Energy, Komunitas Ilmuwan dan Ahli
Teknologi Indonesia pada tahun 2007. Setahun kemudian, Pandansimo
dilakukan uji kelayakan tentang sistem tenaga hybrid. Akhirnya sistem ini
dibangun pada tanggal 27 Juli 2010, ditandai dengan tanda Momerandum of
Understanding (MoU) antara Kementrian Riset dan Teknologi, Pemkab
Bantul, LAPAN, dan UGM.
Kementrian Kelautan dan Perikanan juga lembaga yang utama yang
mendasari proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid
Pandansimo. KKP juga memiliki sebuah proyek untuk pengembangan
komunitas nelayan yang kurang mampu di Pandansimo Proyek utama
tersebut adalah berkolaborasi dengan RISTEK, yaitu menyediakan es balok
dengan harga murah bagi nelayan, sehingga nelayan tersebut tidak terbebani
dengan harga tersebut saat digunakan untuk mengawetkan ikan saat
digunakan. Mesin es kristal yang dipasang dari Pmbangkit Listrik Tenaga
Hybrid dengan sistem 240 V pada Photovoltaic (PV) dan turbin angin 48 V di
grup timur.
Kementrian Riset dan Teknologi adalah kepala fondasi Pembangkit
Listrik Tenaga Hybrid Pandansimo. Ide yang muncul untuk membangun
sebuah pembangkit dengan energi terbarukan yang dapat memberi listrik di
daerah terpencil yang kurang suplai listrik dari pemerintah. Sampai saat ini,
RISTEK masih menyediakan biaya operasional dan pemeliharaan sistem
yang ada di pembangkit maupun workshop karena uang yang dikumpulkan
dari daya dan pembuatan es tidak cukup untuk menutupi biaya semua itu.

6
7

LAPAN merupakan pelaksana utama dari PLTH ini. Lembaga ini


bertanggung jawab atas sistem operasional dan manajemen harian, dan juga
meningkatkan data untuk komunitas individu atau akademik riset di sistem
hybrid. Tugas utama LAPAN adalah menginstalasi turbin angin buatan
sendiri.
Tujuan utama dari pembangkit ini adalah untuk meningkatkan informasi
tentang performa turbin angin dan panel surya, dalam rangka memberikan
energi pada daerah terpencil. Untuk mendapatkan informasi sebuah lembaga
akademis, UGM mengadakan penelitian untuk menganalisis sistem dan
membuat bebearapa rekomendasi untuk meningkatkan efisiensi sistem.
E-Wind Energy adalah perusahaan lokal yang menyediakan turbin angin
untuk sistem hybrid tersebut. Program ini untuk meningkatkan rasa
kepemilikan masyarakat terhadap PLTH Pantai Baru Pandansimo tersebut
dan perusahaan ini mewakili keadaan setempat yang berarti bahwa
masyarakat memiliki beberapa konstribusi terhadap pemeliharaan daerah di
sekitar pembangkit.
PLTH merupakan sistem inovasi daerah guna meningkatkan kebutuhan
masyarakat. Dibangunnya PLTH ini menerapkan sumber alam demi
kemajuan masyarakat daerah seperti dalam bidang pariwisata, perikanan,
pertanian, edukasi, dan lain-lain. Lokasi PLTH Bayu Baru terletak di Selatan
Kabupaten Bantul , tepatnya di Pantai Baru ,desa Poncosari ,kec. Srandakan
,Kab. Bantul seperti yang ditandai lingkaran merah pada gambar 2.1.
8

Gambar 2.1 Lokasi PLTH Bayu Baru


Sumber : PLTH Bayu Baru
9

PROFIL PLTH BAYU BARU


Nama : Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH)
Bayu Baru Pantai Baru Pandansimo
Alamat Workshop : Jl. Raya Pandansimo KM 2 Kedungbule
Trimurti, Srandakan, Bantul, Yogyakarta
Alamat PLTH : Ngentak, Pantai Baru, Poncosari, Srandakan
Bantul, Yogyakarta

2.1.1. Visi dan Misi PLTH Bayu Baru


Mencerdaskan Kehidupan bangsa melalui penguasaan energi
terbarukan dengan wawasan pendidikan untuk kemakmuran
masyarakat.

2.2. STRUKTUR ORGANISASI


Hampir semua operator dan teknisi yang bekerja di PLTH merupakan
warga sekitar. Gambar 2.2 dibawah ini menunjukan struktur organisasi yang
bertanggung jawab di PLTH Pantai Baru Pandansimo.
10

Ketua PLTH

Iwan Fahmiharja, A.Md

Sekretaris / Bendahara Wakil

Arif Nofiyanto Jefri Dwi Haryanto

Teknisi PLTH Teknisi Biogas Teknisi Workshop

Murjito Hanindiyo Aar Faisal

Wijiyo

Suparjiyo

Gambar 2.2 Struktur Jabatan PLTH Bayu Baru


Sumber : PLTH Bayu Baru

2.3. JOB DESCRIPTION KARYAWAN


2.3.1. Jam Operasional
Setiap perusahaan memiliki waktu oprasional guna melaksanakan
kegiatan kerja. Berikut jam oprasional di PLTH Bayu Baru dengan rincian :
a. Senin – Kamis : 08.00 WIB – 16.00 WIB
Jam istirahat : 12.00 WIB – 13.00 WIB
b. Jumat : 08.00 WIB – 16.00 WIB
Jam istirahat : 11.30 WIB – 13.00 WIB
c. Sabtu – Minggu : Libur (1 orang jadwal piket)
11

2.3.2. Uraian tugas


a. Ketua
Ketua merupakan posisi tertinggu dalam suatu organisasi. Ketua
memimpin jalannya organisasi dan memimpin pertemuan dari kelompok
yang berkumpul dan melakukan usaha secara teratur. Ketua bertanggung
jawab terhadap segala proses yang ada di PLTH.

b. Wakil
Bersama dengan ketua bertanggung jawab terhadap segala proses
yang ada di PLTH dan membantu dalam pengambilan keputusan atau
kebijakan yang akan diterapkan di PLTH Bayu Baru.

c. Sekretaris dan Bendahara


Sekretaris dan bendahara dipegang oleh satu orang yang sama.
Sekretaris memiliki tugas mencatat apapun kegiatan yang dilakukan di
PLTH serta mengurusi apabila ada kunjungan industri dari lembaga
pendidikan. Bendahara memiliki tugas mengatur semua yang berkaitan
dengan keuangan PLTH dan bertanggung jawab membuat rencana
anggaran pengeluaran di PLTH Bayu Baru.

d. Teknisi
Teknisi adalah orang yang menguasai teknologi bidang tertentu dan
memahami bidang tersebut. PLTH Bayu Baru terdapat tiga bidang
teknisis yaitu teknisi PLTH, teknisi workshop dan teknisi biogas. Teknisi
PLTH bertugas pada bagian elektrik yaitu memperbaiki bila ada
kerusakan atau error dalam wiring atau masalah perkabelan. Teknisi
workshop bertugas pada bagian mekanik yaitumembuat, merawat, dan
memperbaiki yang berkaitan dengan masalah mekanik sedangkan teknisi
biogas bertugas dalam bidang distribusi biogas.
12

2.4. ALUR (PROSES PRODUKSI, PELAYANAN JASA)


2.4.1. Siklus kerja

Gambar 2.3 Proses pembangkitan dari panel surya


Sumber : PLTH Bayu Baru

Pada gambar 2.3 diatas siklus kerja pada PLTH yaitu menghasilkan
listrik dari panel dan kincir yang mana hasil produksi disimpan dalam satu
tempat. Jadi pada gambar 2.3 dijelaskan bahwa sumber energi listrik yang
diperoleh dari panas matahari serta angin yang diolah melalui sel surya serta
kincir angin. Listrik yang diperoleh masing-masing, dikontrol dengan sistem
kontrol, kemudian disimpan dalam baterai. Jika listrik akan digunakan, arus
akan dialirkan pada inverter, kemudian baru disalurkan ke pengguna.
13

2.3.2. Produksi Listrik di PLTH Pandansimo


a. Data Grup Pembangkit Energi Listrik
Tabel 2.1 Data grup pembangkit energi listrik
Total
Jenis Pembangkit Jumlah Unit
Power

Grup Sistem 48 Turbin angin 1 KW / 48 V 4 unit 4 KW


Timur V (Lattice)

Panel surya 2 KW / 48 V
20 unit @100 W 2 KW

Grup Sistem 240 Turbin angin 2.5 KW / 240 V 2 unit 5 KW


Tengah V (Lattice)

Turbin angin 10 KW / 240 V


(Lattice) 1 unit 10 KW

Turbin angin 10 KW / 240 V


(Tri Angle)
1 unit 10 KW
Turbin angin 5 KW / 240 V
(Lattice)

Panel surya 4 KW / 240 V 1 unit 5 KW

40 unit 4 KW

@100 W

Grup Sistem 240 Turbin angin 1 KW / 240 V 21 unit 21 KW


Barat V (Lattice)

Panel surya 15 KW / 120 V


150 unit 15 KW

@100 W

Grup KKP Sistem 48 Panel surya 10 KW / 48 V 48 unit 10 KW


V
@220W

Total Energi Listrik 86 KW


14

b. Pemanfaatan Energi Listrik di PLTH Bayu Baru Pandansimo


Tabel 2.2 Pemanfaatan Energi Listrik
Inverter Beban Jenis Beban

3.5 KW / 48 V atau Grup Timur 20 Warung kuliner

15 KW /240 V

3.5 KW / 48 V atau Grup Tengah 20 Warung kuliner

15 KW /240 V

3.5 KW / 48 V atau Grup Barat 20 Warung kuliner

15 KW /240 V

3.5 KW / 48 V atau Kantor Lampu, Dispenser, Pompa


air
15 KW /240 V

c. Produksi Yang Dihasilkan


Pembangkit listrik tenaga hybrid menghasilkan listrik dari
perpaduan sinar matahari serta angin yang melimpah ruah di daerah
Pandansimo. Listrik dari kincir angin dan panel surya ditampung dalam
baterai-baterai. PLTH Pandansimo tidak hanya menghasilkan listrik saja,
tetapi juga memproduksi es batu, biogas, pupuk, air, serta edukasi. Es
batu digunakan untuk kebutujan warung kuliner serta perikanan. Biogas
dihasilkan dari kotoran sapi yang diolah sedemikian rupa, sehingga
menghasilkan gas yang dapat digunakan di warung kuliner. Hasil olahan
biogas yang lain adalah pupuk yang digunakan untuk pertanian. PLTH
menghasilkan listrik guna menghidupkan pompa yang digunakan untuk
perikanan, pertanian, dan warung kuliner di daerah Pantai Baru.
Selain PLTH Kincir Angin & Panel Surya di kawasan wisata Pantai
Baru juga terdapat BIOGAS dari kotoran sapi yang berfungsi sebagai
pengganti gas LPG. Hasil BIOGAS digunakan oleh sebagian pemilik
warung kuliner untuk memasak, merebus air dan lain sebagainya.
Lokasi BIOGAS terletak di area kandang kelompok ternak sapi
Pandan Mulyo yang terdiri dari 110 kandang sapi dengan jumlah ternak
150 ekor sapi. Kotoran sapi digunakan sebagai bahan dasar pembuatan
15

BIOGAS. Proses pembuatan biogas seperti yang terlihat pada gambar 2.4
adalah kotoran dimasukkan ke digester bawah tanah agar dapat
mengalami fermentasi sehingga menghasilkan gas yang kemudian dapat
diatur menggunakan valve untuk disalurkan ke warung-warung. Gas
yang diproduksi juga dapat digunakan sebagai bahan bakar genset
biogas.

Gambar 2.4 Proses Pembuatan Biogas


Sumber : PLTH Bayu Baru

Tabel 2.3 Data teknis biogas


No. Nama Item Jumlah unit
1. Digester / Reaktor Gas 3 Unit
2. Tabung Transit Gas 3 Unit
3. Filter Penyaring 3 Unit
4. Kompor Gas 34 Unit
5. Genset 2 Unit
6. Oven 1 Unit
7. Pencetak Pelet 1 Unit
8. Gilingan Tepung 1 Unit
16

2.5. ALAT DAN TEKNOLOGI

2.5.1 Peralatan tetap


a. Panel surya
Panel surya adalah alat yang terdiri dari sel surya yang
mengubah cahaya menjadi listrik. Mereka disebut surya atas Matahari
atau "sol" karena Matahari merupakan sumber cahaya terkuat yang
dapat dimanfaatkan. Panel surya sering kali disebut sel photovoltaic,
photovoltaic dapat diartikan sebagai "cahaya-listrik". Sel surya atau
sel PV bergantung pada efek photovoltaic untuk menyerap energi
Matahari dan menyebabkan arus mengalir antara dua lapisan
bermuatan yang berlawanan. Contoh panel surya yang ada di PLTH
Bayu Baru seperti yang terlihat pada gambar 2.4 yang mempunyai
kapasitas daya 100 Wp.

Gambar 2.5 Panel surya di PLTH Bayu Baru


Sumber : PLTH Bayu Baru
17

b. Kincir angin
Kincir angin adalah sebuah alat yang mampu memanfaatkan
kekuatan angin untuk dirubah menjadi kekuatan mekanik. Dari proses
itu memberikan kemudahan berbagai kegiatan manusia yang
memerlukan tenaga yang besar seperti memompa air untuk
mengairi sawah atau menggiling biji-bijian. Kincir angin modern
adalah mesin yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik,
disebut juga dengan turbin angin. Gambar 2.5 dibawah adalah salah
satu kincir angin yang terdapat pada PLTH Bayu Baru yang
berkapasitas 1KW / 240 V.

Gambar 2.6 Kincir angin di PLTH Bayu Baru


Sumber : PLTH Bayu Baru

Bagian-bagian kincir angin :


1) Baling-baling (sudu/blade)
a) Terbuat dari material fiber glass
b) Merubah energi angin menjadi energi gerak
18

c) Memutar rotor pada generator


2) Generator
a) Mengubah energi gerak menjadi energi listrik
b) Rotor (Magnit Permanen)
c) Stator (Lilitan Kawat Tembaga)
3) Ekor (Pengarah)
a) Merespon arah datangnya angin agar TA berputar optimal
b) Merespon arah datangnya angin agar baling-baling tidak
c) over speed
4) Orientasi (Yawing)
a) Tumpuan TA untuk berputar menghadap arah angin
b) Menghubungkan kabel keluaran dari generator dengan
kabel
c) power TA (Slip Ring)

c. Inverter
Energi yang dihasilkan pada turbin berupa tegangan AC
kemudian diubah menjadi DC dan dikendalikan oleh sistem kontrol
untuk disimpan pada baterai dengan arus keluaran baterai yaitu DC.
Untuk dapat digunakan menyuplai peralatan pelanggan diperlukan
inverter untuk mengubah tegangan DC menjadi AC 220V 50 Hz
seperti listrik jaringan PLN di Indonesia. Inverter pada PLTH Bayu
Baru ada 2 jenis yaitu sistem 48 V / 3,5 KW berjumlah 3 unit yang
terlihat pada gambar 2.6 dan 240 V / 15 KW berjumlah 1 unit yang
terlihat pada gambar 2.7.
19

Gambar 2.7 Inverter 48 V / 3,5 KW

Gambar 2.8 Inverter 240 V / 15 KW


d. Baterai
Baterai merupakan alat penyimpan energi listrik yang merubah
energi listrik menjadi energi kimia dan sebaliknya. Baterai memiliki
kelebihan yang dapat diisi ulang atau melalui proses charging. Baterai
di PLTH Bayu Baru memiliki 3 sistem penyimpanan baterai yaitu
grup barat, grup barat, grup KKP.
20

1) Sistem grup barat


Grup barat memiliki kapasitas energi berupa baterai 60 unit
dengan kapasitas per unit 113Ah/12 V. Baterai tersebut dipasang
3 rangkaian paralel, dimana setiap rangkaian berisi 20 unit baterai
dipasang seri. Jenis aki atau baterai yang digunakan pada
pembangkit listrik di PLTH grup barat ini adalah aki basah atau
lead acid . Pada baterai memiliki proses pengisian dan
pengosongan ( charging atau discharging). Tegangan sebenarnya
pada baterai 12 V adalah 13,8 - 14,7 V. Gambar 2.8 adalah baterai
grub barat yang mempunyai spesifikasi 113 Ah / 12 V. Sistem
grub barat digunakan untuk penyimpanan energi listrik pada
sistem 240 V.

Gambar 2.9 Baterai grup barat


2) Sistem grup timur
Grup timur memiliki kapasitas energi berupa baterai
sebanyak 20 unit, dengan kapasitas per unit 105 Ah/12 V. Baterai
tersebut dipasang secara seri maupun parallel. Jenis aki atau
baterai yang digunakan di PLTH pada grup timur yaitu aki kering.
Tegangan sebenarnya pada baterai 12 V adalah 13,8 – 14,7 V.
Gambar 2.9 dibawah adalah baterai grub timur yang mempunyai
21

spesifikasi 105 Ah / 12 V merk Powerfit. Sama seperti grup barat


,baterai di grup timur digunakan untuk menyuplai sistem 240 V.
Namun baterai di grup ini banyak yang sudah rusak karena
kurangnya perawatan.

Gambar 2.10 Baterai grup timur

3) Sistem grup KKP


Grup KKP memiliki kapasitas energi berupa baterai
sebanyak 72 unit dengan pemasangan dirangkai secara 3 paralel
dan setiap rangkaian terdapat 24 unit yang dipasang seri, dengan
kapasitas per unit 1000 Ah/2 V dengan merk GFMU-C Series.
Grup KKP digunakan untuk menyuplai sistem 48 V.

Gambar 2.11 Baterai grup KKP


22

e. Sistem kontrol
Sistem kontrol yang digunakan oleh PLTH Pantai Baru berupa
sistem kontrol terhadap kincir serta sistem kontrol terhadap panel
surya. Sistem kontrol pada kincir berupa sistem osilator yang
dilengkapi limitor sebagai pengaman dan dummy load sebagai
pembuang arus yang berlebihan. Pada panel surya digunakan charge
controller berguna mengatur pengisian baterai dan perlindungan
terhadap overcharging dan discharging untuk menjaga kondisi
baterai. Charge controller dapat mengatur kelebihan energi yang
masuk ke baterai saat kondisi baterai penuh dan dialihkan ke dummy
load. Sistem kontrol ini bertujuan untuk mengantisipasi apabila arus
listrik yang dihasilkan berlebihan dari generator, apabila arus
berlebihan maka akan merusak baterai, sehingga sistem kontrol
digunakan untuk melindungi baterai. Pada gambar 2.11 dibawah
adalah salah satu sistem kontrol yang biasa disebut MPPT ( Maximum
Power Point Tracking) yang berfungsi untuk mencari titik maksimum
dari tegangan dan arus keluaran modul fotovoltaik sehingga didapat
daya keluaran yang maksimal pada modul fotovoltaik.

Gambar 2.12 MPPT


Sumber : PLTH Bayu Baru
23

f. Pompa
PLTH Bayu Baru tidak hanya memproduksi listrik saja. Pada
pembangkit ini juga memproduksi air tawar yang di pompa langsung
dari sungai bawah tanah di daerah Pandansimo untuk didistribusikan
ke warung-warung kuliner. Jenis pompa yang digunakan adalah
pompa tenggelam.

g. Anemometer
Anemometer merupakan seperangkat alat untuk mengukur
kecepatan angin. Anemometer PLTH Bayu Baru mengukur kecepatan
dan arah angin yang kemudian ditampikan ke layar monitor
(gambar 2.13) secara wireless. Pada PLTH Bayu Baru, Anemometer
dipasang diatas kantor dan pada menara setinggi 50 m. Pada gambar
2.12 adalah anemometer yang ada di PLTH Bayu Baru yang
diturunkan untuk dilakukan perawatan.

Gambar 2.13 Anemometer


24

Gambar 2.14 Layar data anemometer

h. Workshop
PLTH Pantai Baru mempunyai WORKSHOP (Gambar 2.15)
yang berfungsi sebagai:
1) Fasilitas penunjang untuk perbaikan komponen-komponen
Sistem PLTH
2) Sarana transfer ilmu mengenai EBT kepada masyarakat
3) Wadah bagi kalangan akademisi untuk melakukan kerja
praktik maupun penelitian

Workshop PLTH memiliki beberapa bengkel sebagai sarana


penunjang kegiatan operasional di PLTH Pantai Baru yaitu

1) Bengkel Elektrik

Gambar 2.15 Bengkel elektrik


Sumber : PLTH Bayu Baru
25

Bengkel elektrik (Gambar 2.15) yaitu tempat untuk


memperbaiki / membuat komponen PLTH seperti Inverter, Generator,
dan beberapa komponen elektrik lainnya.

2) Bengkel Mekanik

Gambar 2.16 Bengkel mekanik


Sumber : PLTH Bayu Baru

Bengkel mekanik (Gambar 2.16) Sebagai tempat untuk


memperbaiki komponen PLTH seperti orientasi (slipring), ekor, dan
pembuatan menara (tower) juga dikerjakan di bengkel ini.

3) Bengkel Komposit

Gambar 2.17 Bengkel komposit


Sumber : PLTH Bayu Baru
26

Gambar 2.17 yaitu bengkel komposit digunakan sebagai tempat


pembuatan baling-baling/sudu dan beberapa komponen lainnya yang
terbuat dari material fiberglass.

2.6. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


Kesehatan dan keselamatan kerja menjadi prioritas utama dalam
menjalankan proses kerja di industri. Penerapan kesehatan dan keselamatan
kerja akan menjamin kelancaran dalam proses produksi yang berlangsung.
Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja meliputi penggunaan safety
equipment seperti helmet, glasses, earplug, dan safety shoes.

Anda mungkin juga menyukai