Di Susun Oleh
Di Susun Oleh
DI SUSUN OLEH :
DI SUSUN OLEH :
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P.10079
DAERAH SUKOHARJO
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : P.10079
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Ditetapkan di : Surakarta
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
sekaligus sebagai dosen pembimbing yang dengan cermat dan kesabaran serta
demi sempurnanya studi kasus ini dan yang telah memberikan kesempatan
3. Nurul Devi Ardiani, S.Kep.,Ns selaku dosen penguji I yang telah memberikan
kritik dan saran yang membangun hingga tersusunnya Karya Tulis Ilmiah ini.
v
4. Noor Fitriyani, S.Kep.,Ns selaku dosen penguji II yang telah memberikan
saran dan kritik yang bermanfaat bagi penulis selama ujian berlangsung dan
mendapatkan refrensi yang diperlukan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
bagi penulis untuk pengambilan data guna penyelesaian karya tulis ini.
8. Ayah dan Ibu, yang selalu menjadi sumber inspirasi dan memberikan
Husada Surakarta, dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
B. Pengkajian ……………………………………. 7
vii
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan ………………………………………….. 17
Daftar Pustaka
Lampiran
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
penderita diabetes didapatkan kejadian ISK sebesar 47%, pasien dengan batu
ginjal 41%, pasien dengan obstruksi saluran kemih sebesar 20%. Dari 40%
1
2
dengan penyakit Infeksi Saluran Kemih (ISK) dengan keluhan yang paling
(yaitu infeksi dengan jumlah koloni > 100.000 mikroorganisme tunggal per
ml) yang mengenai saluran kemih bagian atas (pielonefritis, abses ginjal) atau
bagian bawah (sistisis), atau keduanya (Grace, 2006). Infeksi lebih sering
terjadi pada wanita daripada pria (Brooker, 2009). Infeksi saluran kemih
merupakan penyakit infeksi nomor dua setelah infeksi saluran nafas. Infeksi
ini disebabkan oleh berbagai bakteria piogenik, di luar rumah sakit terutama
oleh Escherichia coli, sedangkan di dalam rumah sakit biasanya oleh bakteria
Manifestasi klinis infeksi saluran kemih antara lain, rasa panas dan nyeri saat
buang air kecil (dysuria), sering buang air kecil (frequency) dengan keinginan
buang air kecil yang mendesak dan tiba-tiba (urgency), serta rasa tidak
dasar manusia pada saat memberikan perawatan. Menurut teori ini, beberapa
kebutuhan manusia tertentu lebih dasar dari pada kebutuhan lainnya. Hirarki
cinta dan rasa memiliki, kebutuhan rasa berharga dan harga diri, dan
terbakar, melilit, seperti emosi, pada perasaan takut, mual dan mabuk. Nyeri
Nyeri dikategorikan menjadi nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut
adalah nyeri yang terjadi dalam waktu mulai terjadinya nyeri atau masalah
nyeri (dapat beberapa detik sampai jam), sampai masalah nyeri teratasi tetapi
tidak lebih dari 6 bulan, tetapi ada beberapa literatur menyatakan kurang dari 3
bulan. Nyeri kronik adalah nyeri yang jangka waktu terjadinya sudah lebih
dari 6 bulan semenjak munculnya nyeri untuk pertama kali (Judha, 2012).
yaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria,
nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih disertai nyeri
nyeri antara lain usia, jenis kelamin, kebudayaan, makna nyeri, perhatian,
agar tidak menimbulkan komplikasi yang tidak diinginkan, mulai dari yang
gagal ginjal akut atau gagal ginjal kronik) (Wilianti, 2008) dan selama
Infeksi Saluran Kemih dengan keluhan nyeri pada Ny. M didukung oleh data
subyektif “Pasien mengatakan nyeri perut bagian bawah, nyeri terasa perih
dan tertusuk-tusuk, skala nyeri 5 (0-10), nyeri yang dirasakan hilang timbul”
dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Nyeri
Akut Pada Ny. M Dengan Infeksi Saluran Kemih di Bangsal Cempaka Rumah
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Melaporkan kasus nyeri pada Ny. M dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK)
2. Tujuan khusus
C. Manfaat penulisan
1. Bagi Penulis.
Kemih, sehingga dapat dijadikan sumber ilmu dan wawasan oleh penulis.
6
Kemih.
3. Bagi perawat.
datang.
7
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
dapat hasil identitas pasien, bahwa pasien bernama Ny. M, umur 33 tahun,
pasien adalah suami. Pasien sudah sejak tanggal 21 April 2013 menjalani
B. Pengkajian
dirasakan Ny. M adalah nyeri perut bagian kiri bawah dengan riwayat
kesehatan sekarang Ny. M merasakan nyeri perut bagian kiri bawah seperti
tertusuk-tusuk sejak 2 hari yang lalu saat buang air kecil terasa panas dan
nyeri (dysuria), sering buang air kecil (frequency), buang air kecil yang
mendesak dan tiba-tiba (urgency), serta rasa tidak nyaman di area suprapubik,
keluarga membawa pasien ke bidan dekat rumah, dan diberikan obat tetapi
nyeri perut timbul kembali, pasien segera dibawa ke IGD RSUD Sukoharjo
oleh keluarganya dan dirawat di bangsal Cempaka pada tanggal 21 April 2013
7
8
pukul 14.50 WIB dengan tangan kiri terpasang infus RL 20 tetes per menit,
pernafasan 20 kali per menit, frekuensi nadi 80 kali per menit, suhu 36,1 0C.
Pasien tampak lemah dan aktivitas pasien dibantu oleh keluarga. Riwayat
terhadap makanan atau obat-obatan dan dikeluarganya Ny. M tidak ada yang
Gambar
Genogram Ny. M
9
Keterangan :
: Perempuan
dari : pola persepsi dan pemeliharan kesehatan, pola nutrisi dan metabolisme,
pola eliminasi, pola aktivitas dan latihan, pola istirahat tidur, pola kognitif dan
perseptual, pola persepsi dan konsep diri, pola hubungan dan peran, pola
seksualitas dan reproduksi, pola mekanisme koping, dan pola nilai dan
keyakinan.
Pada pola eliminasi Ny. M mengatakan sebelum sakit Buang Air Kecil
(BAK) lancar dengan karakteristik urin berwarna kuning pekat, bau khas,
frekuensi ± 7-8 kali/hari (± 1500 cc), dengan Buang Air Kecil secara spontan,
selama sakit Buang Air Kecil (BAK) sering dengan karakteristik urin
berwarna kuning keruh, bau khas, frekuensi ± 6-7 kali/hari (± 500-1000 cc)
dan terasa panas saat Buang Air Kecil (BAK), pasien tampak memegangi
mengkonsumsi obat tidur dan tidur jam 21.00 WIB bangun jam 04.00 WIB.
10
Selama sakit mengalami gangguan yaitu tidur yang kurang nyenyak, tidur 5
masih bisa melihat dan mendengar dengan baik. Selama sakit Ny. M
terasa sakit saat Buang Air Kecil (BAK) dan sesudah Buang Air Kecil (BAK)
masih terasa sakit, quality : nyeri seperti ditusuk-tusuk, region : nyeri pada
kuadran kiri bawah, severe : skala nyeri 5 (0-10), time : nyeri dirasakan hilang
GCS 15 (E4V5M6). Tekanan darah 100/60 mmHg, frekuensi nadi 80 kali per
matang, perut datar, tidak ada benjolan, tidak terdapat luka jahitan, tidak
terdapat massa. Auskultasi meliputi peristaltik usus 25 kali per menit. Suara
perut saat diperkusi terdengar timpani. Pada saat palpasi, terdapat nyeri tekan
tanggal 21 April 2013 meliputi Hemoglobin 10,6 g/dL (nilai normal 12,1-17,6
g/dL); Eritrosit 4,06 jt/mm 3 (nilai normal 4,5-6,9); Leukosit 18,8 /mm 3 (nilai
normal 4.400-11.300); MCV 100.8 fl (nilai normal 80-96); MCHC 30.8 g/dl
11
(nilai normal 32-36); SGOT 43,03 U/L (nilai normal 0-21); SGPT 23,28 U/L
muda, kejernihan keruh, berat jenis 1.010 dengan nilai normal (1.015-1.025),
20 tetes per menit, injeksi intravena cefozolin 1 mg/12 jam , injeksi intravena
gastridin 50 mg/8 jam, injeksi intravena antalgin 500 mg/8 jam, injeksi
“pasien mengatakan perut kiri bawah terasa sakit saat Buang Air Kecil (BAK)
dan sesudah Buang Air Kecil (BAK) masih terasa sakit, nyeri seperti ditusuk-
tusuk, nyeri pada kuadaran kiri bawah, skala nyeri 5 (0-10), nyeri dirasakan
hilang timbul” dan data obyektif berupa “pasien tampak lemah dan meringis
kesakitan sambil memegangi perutnya, terasa panas saat buang air kecil,
tanda-tanda vital (tekanan darah 100/60 mmHg, frekuensi nadi 80 kali per
kejernihan keruh, berat jenis 1.010 dengan nilai normal (1.015-1.025), leokosit
35-40 /LPB dengan nilai normal (0-3/LPB), bakteri (+). Maka penulis
keperawatan utama nyeri akut berhubungan dengan agens agens cidera biologis
D. Perencanaan Keperawatan
dengan tujuan dan kriteria hasil yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam, diharapkan nyeri teratasi dengan kriteria hasil yaitu pasien
mengatakan nyeri berkurang atau hilang dengan skala nyeri 1-3 (0-10), pasien
tampak rileks, pasien tidak tampak meringis kesakitan, dan tanda-tanda vital
dalam batas normal (tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi nadi 60-100 kali
per menit, frekuensi pernafasan 16-24 kali per menit, suhu 36-37,50C).
pada Ny. M, antara lain kaji tanda-tanda vital dan kaji ulang karakteristik
pasien, berikan posisi yang nyaman (sim kiri atau kanan) dengan rasional
memberi rasa nyaman pada pasien, ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan
distraksi dengan rasional untuk mengurangi nyeri, berikan kompres air hangat
dengan rasional untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien dan membantu
proses penyembuhan.
13
E. Implementasi Keperawatan
Hari Senin, pada tangan 22 April 2013 jam 11.10 WIB, penulis
(P,Q,R,S,T) dengan hasil subyektif pasien mengatakan perut kiri bawah terasa
sakit saat Buang Air Kecil (BAK) dan sesudah Buang Air Kecil (BAK) masih
terasa sakit, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri pada kuadran kiri bawah, skala
nyeri 5 (0-10), nyeri dirasakan hilang timbul. Data obyektif pasien tampak
lemah dan meringis kesakitan sambil memegangi perutnya, terasa panas saat
buang air kecil. Pada jam 11.15 WIB memberikan posisi yang nyaman (sim
kiri atau kanan) dengan hasil data subyektif pasien mengatakan merasa
nyaman dengan posisi yang diberikan. Data obyektif pasien dalam posisi
miring.
Pada jam 11.20 WIB mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan
distraksi dengan hasil data subyektif pasien mengatakan mau mengikuti apa
yang diajarkan oleh perawat. Data obyektif pasien tampak menarik nafas
dalam. Pada jam 11.35 WIB memberikan terapi obat (injeksi intravena
500 mg, injeksi intravena hyosin 20 mg, injeksi intravena ondansentron 1 mg)
sesuai dengan advis dokter dengan hasil data subyektif pasien mengatakan
mau diberikan injeksi obat. Data obyektif pasien tampak menahan sakit saat
diinjeksi lewat selang infus, obat sudah masuk. Pada jam 12.00 WIB
100/60 mmHg, frekuensi nadi 80 kali per menit, frekuensi pernafasan 20 kali
Hari Selasa, pada tanggal 23 April 2013 jam 10.30 WIB, penulis
hasil data subyektif pasien mengatakan perut kiri bawah terasa sakit saat
Buang Air Kecil (BAK) dan sesudah Buang Air Kecil (BAK) masih terasa
sakit, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri pada kuadran kiri bawah, skala nyeri 5
(0-10), nyeri dirasakan hilang timbul. Pada jam 12.00 WIB mengobservasi
Data obyektif tekanan darah 100/60 mmHg, frekuensi nadi 82 kali per menit,
frekuensi pernafasan 20 kali per menit, suhu 36,5 0C. Pada jam 12.30 WIB
memberikan posisi yang nyaman (sim kiri atau kanan) dengan hasil data
Data obyektif pasien terlihat rileks dan posisi miring. Pada jam 12.45 WIB
mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi dengan hasil data
nafas dalam.
mmHg, frekuensi nadi 82 kali per menit, frekuensi pernafasan 20 kali per
menit, suhu 36,50C. Pada jam 15.00 WIB memberikan posisi yang nyaman
(sim kiri atau kanan) dengan hasil data subyektif pasien mengatakan sudah
15
nyaman dengan posisi yang diberikan. Data obyektif pasien tampak rileks dan
posisi miring. Pada jam 16.00 WIB memberikan terapi obat (injeksi intravena
500 mg, injeksi intravena hyosin 20 mg, injeksi intravena ondansentron 1 mg)
sesuai advis dokter dengan hasil data subyektif pasien mengatakan mau
F. Evaluasi Keperawatan
11.10 WIB. Hasil evaluasi secara subjektif, pasien mengatakan perut kiri
bawah terasa sakit saat Buang Air Kecil (BAK) dan sesudah Buang Air Kecil
(BAK) masih terasa sakit, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri pada kuadran kiri
bawah, skala nyeri 5 (0-10), nyeri dirasakan hilang timbul, terasa panas saat
buang air kecil. Hasil evaluasi secara objektif, pasien tampak lemah dan
mmHg (normal 120/80 mmHg), frekuensi nadi 80 kali per menit (normal 60-
100 kali per menit), frekuensi pernafasan 20 kali per menit (normal 16-24 kali
per menit). Hasil analisa, masalah nyeri belum teratasi. Rencana selanjutnya,
yaitu kaji skala nyeri pasien, berikan posisi yang nyaman (sim kiri atau
pemberian obat sesuai advis dokter (injeksi intravena cefozolin 1 mg, injeksi
ondansentron 1 mg).
16
Evaluasi hari kedua, tanggal 23 April 2013 dilakukan pada pukul 10.30
WIB. Hasil evaluasi secara subjektif, pasien mengatakan perut kiri bawah
terasa sakit saat Buang Air Kecil (BAK) dan sesudah Buang Air Kecil (BAK)
masih terasa sakit, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri pada kuadran kiri bawah,
skala nyeri 5 (0-10), nyeri dirasakan hilang timbul. Data objektif, pasien
panas saat buang air kecil. Hasil analisa, masalah nyeri belum teratasi.
Rencana selanjutnya adalah kaji skala nyeri, berikan posisi yang nyaman (sim
kiri atau kanan), ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi, kolaborasi
pemberian obat sesuai advis dokter (injeksi intravena cefozolin 1 mg, injeksi
ondansentron 1 mg).
berkurang, terasa sudah tidak menusuk, nyeri pada kuadran kiri bawah, skala
nyeri 4 (0-10), saat mau berdiri. Hasil evaluasi objektif, pasien tampak rileks
dan tenang. Hasil analisa, masalah nyeri belum teratasi. Rencana selanjutnya
adalah berikan posisi yang nyaman (sim kiri atau kanan), ajarkan teknik
relaksasi nafas dalam dan distraksi, kolaborasi pemberian obat sesuai advis
BAB III
A. Pembahasan
dasar manusia pada saat memberikan perawatan. Menurut teori ini, beberapa
kebutuhan manusia tertentu lebih dasar dari pada kebutuhan lainnya. Hirarki
cinta dan rasa memiliki, kebutuhan rasa berharga dan harga diri, dan
2006). Terkait dengan hal tersebut, dalam bab ini penulis akan melakukan
pembahasan terhadap masalah nyeri yang dialami oleh Ny. M dengan Infeksi
1. Pengkajian
17
18
yang tepat, untuk menyeleksi terapi yang cocok, dan untuk mengevaluasi
respons klien terhadap terapi (Potter, 2006). Sumber data didapatkan dari
per ml) yang mengenai saluran kemih bagian atas (pielonefritis, abses
biakan kemih terdapat > 105 CFU/ml (Subandiyah, 2004). Dalam keadaan
kemih di dalam sistem saluran kemih biasanya steril. Hal ini berarti
klinis infeksi saluran kemih antara lain, rasa panas dan nyeri saat buang air
kecil (dysuria), sering buang air kecil (frequency) dengan keinginan buang
19
air kecil yang mendesak dan tiba-tiba (urgency), serta rasa tidak nyaman di
Escherichia coli dan reseptor spesifik pada permukaan sel epitel saluran
Escherichia coli juga dapat melekatkan diri pada sel darah merah manusia
(kandung kemih). Dapat terjadi refluks urine dari kandung kemih ke ureter
keluhan yang dirasakan nyeri pada kuadran kiri bawah, karena adanya
urinalisa, warna kuning muda, kejernihan keruh, berat jenis 1.010 dengan
3/LPB), bakteri (+). Terjadi adanya urin dari ginjal yang mengalir ke buli-
buli melalui ureter. Pada dinding ureter terdapat otot polos yang dapat
terjadi sumbatan urin maka terjadi kontraksi otot yang berlebih untuk
sesuai irama gerakan peristaltik ureter (Wistara, dkk, 2013) dan terasa
nyeri bila ditekan karena adanya nyeri yang berasal dari buli-buli
skala nyeri data dinilai dengan angka 0-10. Angka 0 menggambarkan tidak
ada nyeri, 1-3 nyeri ringan, secara objektif pasien dapat berkomunikasi
dapat mengikuti perindah dengan baik, 7-9 nyeri berat, secara objektif
dan distraksi, 10 nyeri sangat berat, pasien sudah tidak mampu lagi
dari skala numerik merupakan apa yang diungkapkan oleh Ny. M (Potter,
apa nyeri yang dirasakan dan Ny. M menggambarkan perasaan nyeri itu
bagian atau daerah yang dirasakan tidak nyaman. Severe (S) merupakan
2012). Pengukuran skala nyeri terdiri dari Verbal Descriptor Scale (VDS),
Numerical Rating Scales (NRS), dan Visual Analog Scale (VAS) (Potter,
2006). Time (T) merupakan awitan, durasi, dan rangkaian nyeri (Judha,
2012).
22
atau stres dan dapat mengubah gaya hidup dan kesejahteraan psikologi
individu. Saat nyeri akut, denyut jantung, tekanan darah, dan frekuensi
Pada denyut jantung atau nadi, pernafasan, dan suhu tidak terjadi
peningkatan dengan hasil nadi 80 kali per menit, pernafasan 20 kali per
jaringan yang bersifat subjektif (Price dan Wilson, 2006). Nyeri biasanya
terjadi karena adanya rangsangan mekanik atau kimia pada daerah kulit di
fisik dan neurologis berdasarkan riwayat nyeri klien. Daerah yang sangat
nyeri harus diperiksa untuk melihat apakah palpasi atau manipulasi pada
pada kuadran kiri bawah, terbukti terjadi adanya urin dari ginjal yang
buli-buli. Jika terjadi sumbatan urin maka terjadi kontraksi otot yang
23
Perkusi, dan Palpasi (IAPP). Pada saat palpasi, terdapat nyeri tekan pada
kuadran kiri bawah, karena adanya nyeri yang berasal dari buli-buli
(Sjamsuhidajat, 2005).
antalgin 500 mg/8 jam untuk meringankan rasa sakit, terutama nyeri kolik
dan sakit setelah operasi, injeksi intravena hyosin 20 mg/8 jam untuk
gangguan spasme pada saluran cerna, saluran empedu, saluran kemih dan
Pada kasus Ny. M dimaksud penulis adalah nyeri akut, hal ini
nyeri yang disebabkan adanya bakteri pada saluran kemih, nyeri seperti
ditusuk-tusuk, nyeri yang dirasakan pada kuadran kiri bawah, skala nyeri 5
sesuai subjek Ny. M, perasaan nyeri hilang timbul, ekspresi wajah Ny. M
adalah nyeri berkurang atau hilang, skala nyeri 0-1 (0-10), dapat
fungsi ginjal, bahkan kematian (Anonim, 2013). Nyeri akut secara serius
hospitalisasi menjadi lama jika nyeri akut tidak terkontrol (Potter, 2006).
Apabila kasus ini tidak diatasi, dapat mengakibatkan ancaman bagi klien
2. Perumusan diagnosa
coli).
25
bakteri pada saluran kemih. Hal ini berdasarkan data yaitu adanya hasil
respon pengobatan antibiotika. Hasil ukur positif (+) jika didapatkan gejala
3. Rencana Keperawatan
(NOC).
keperawatan selama 3x24 jam nyeri berkurang atau hilang, skala nyeri 0-1
keperawatan selama 3x24 jam karena nyeri tidak dapat diatasi dalam
terpenuhi (Potter, 2006) dan kriteria hasil yang ditulis penulis yaitu pasien
mengatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri 0-1 (0-10), pasien tampak
salah satu bagian tubuh, dan postur tubuh yang tidak lazim merupakan
contoh ekspresi wajah atau respon perilaku nyeri secara non verbal (Potter,
2006).
yaitu pada keadaan umum pasien. Tanda-tanda vital pasien adalah suhu,
vital ini dapat menunjukan perubahan pada kondisi pasien (Ester, 2005)
nyaman (sim kiri atau kanan) dengan rasional untuk memberikan rasa
(Judha, 2012).
rasa tidak nyaman atau nyeri, stres fisik dan emosi pada nyeri (Potter,
28
terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai sedang, dilakukan agar
jam dan lebih bermanfaat pada beberapa hari pertama serangan nyeri
tepat untuk pasien, karena nyeri bersifat subyektif dengan rasional untuk
4. Implementasi Keperawatan
diperlukan untuk mencapai tujuan dari hasil yang diperkirakan dari asuhan
yang telah direncanakan, hal ini dilakukan oleh karena untuk mengatasi
mengevaluasi keadaan klien setiap hari dan hasilnya nyeri klien sudah
berkurang.
5. Evaluasi Keperawatan
pasien mengatakan masih merasakan nyeri dengan skala nyeri 5 (0-10). Ini
karena belum sesuai dengan kriteria hasil yang telah ditetapkan oleh
teratasi oleh karena belum sesuai dengan kriteria hasil yang telah
1. Kesimpulan
yaitu, data subyektif “pasien mengatakan perut kiri bawah terasa sakit
saat Buang Air Kecil (BAK) dan sesudah Buang Air Kecil (BAK)
kiri bawah, skala nyeri 5 (0-10), nyeri dirasakan hilang timbul” dan
sambil memegangi perutnya, terasa panas saat buang air kecil, tanda-
tanda vital (tekanan darah 100/60 mmHg, frekuensi nadi 80 kali per
nafas dalam dan distraksi, berikan kompres air hangat dan kolaborasi
pemberian analgesik.
pemberian analgesik.
oleh karena belum sesuai dengan kriteria hasil yang telah ditetapkan
merupakan nyeri perut bagian bawah skala nyeri 4 dan tersa tidak
2. Saran
sebagai berikut :
Judha, M., Sudarti, Fauziah, A.(2012). Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri
Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika
Sjamsuhidajat, R dan Wim de Jong.(2005). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC