KMB 4
KMB 4
RHEUMATOID ARTHRITIS
Disusun oleh:
Vidini Istiqomah
Daras Hardian
Aang saefudin
Nur anisah
Karawang, 2019
Penulis
DAFTAR ISI
Cover .......................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 18
B. Kritik dan Saran ................................................................................... 18
C. Daftar Pustaka ...................................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Menurut Sjamsuhidajat pada tahun 1997, reumatoid artritis merupakan
penyakit autoimun dari jaringan ikat terutama sinovial dan kausanya
multifaktor. Penyakit ini di temukan pada semua sendi dan sarung sendi
tendon , tetapi paling sering di tangan, siku, kaki, pergelangan kaki dan
lutut. Artritis kronik yang terjadi pada anak yang menyerang satu sendi
atau lebih dikenal dengan artritis reumatoid juvenil.
Menurut Noer S pada tahun 1996 mengemukakan bahwa artritis reumatoid
merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang manifestasi
utamanya adalah poliartritis yang progresif. Gejala yang timbul berupa
nodul subkutan yang terlihat pada 30% penderita yang terdapat pada
bagian ekstremitas atas dan tampak sebagai vaskulitis reumatoid yang
merupakan manifestasi ekstraartikuler.
FAKTA SINGKAT RA
C. Tujuan.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan memahami apa itu artritis reumatoid dan tanda
gejalanya yang muncul, penyebab kemudian patofisiologi, komplikasi,
serta cara pencegahan yang paling tepat dalam penatalaksanaan artritis
reumatoid?
BAB II
E. Manifestasi Klinis.
Ada beberapa gambaran klinis yang lazim ditemukan pada seseorang
artritis reumatoid. Gambaran klinis ini tidak harus timbul sekaligus pada
saat bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki gambaran klinis yang
sangat bervariasi.
1. Gejala-gejala konstitusional,misalnya lelah, anoreksia, berat badan
menurun dan demam. Terkadang kelelahan dapat demikian hebatnya.
2. Poliartritis simetris terutama pada sendi perifer: termasuk sendi-sendi di
tangan, namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi interfalang distal.
Hampir semua sendi diartrodial dapat diserang.
3. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam; dapat bersifat generalisata
tetapi terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan
kekakuan sendi pada osteoartritis, yang biasanya hanya berlangsung
selama beberapa menit dan selalu berkurang dari satu jam.
4. Artritis erosif; merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik.
Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tei tulang.
5. Deformitas; Kerusakan jaringan penungjang sendi meningkatdengan
pejalanan penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari, subluksasi sendi
metekarpofalangeal, deformitas boutonniere dan leher angsa adalah
beberapa deformitas tangan yangsering dijumpai. Pada kaki terdapat
protrusi (tonjolan) kaput metersal yang timbul sekunder dari subluksasi
metetersal. Sendi-sendi yang besar juga dapa teserang dan mengalami
pengurangan kemampuan bergerak terutama dalam melakukan gerakan
ekstensi.
6. Nodul-nodulreumatoid: adalah massa subkutan yang ditemukan pada
sekitar sepertiga orang dewasa pasien artritis reumatoid. Lokasi yang
paling sering dari deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku) atau
di sepanjang permukaan ekstensor dari lengan; walaupun demikian
nodula-nodula ini dapat juga timbul pada tempat-tempat lainnya. Adanya
nodula-nodula ini biasanya merupakan suatu petunjuk suatu penyakit yang
aktif dan lebih berat.
7. Manifestasi dekstra-artikular; artritis reumatoid juga dapat
menyerangorgan-organ lain di luar sendi. Jantung (perikarditis), paru-paru
(pleuritis), mata, dan pembuluh darah dapat rusak.
F. Kiteria Diagnostik
Diagnostik artritis reumatoid dapat menjadi suatu proses yang kompleks.
Pada tahap dini mungkin hanya akan ditemukan sedikit atau tidak ada uji
laboratorium yang positif; perubahan apda sendi dapat minor; dan gejala
gejalanya dapat hanya bersifat sementara. Diagnosis tidak hanya bersandar
pada satu karakteristik saja tetapi berdasarkan pada suatu evaluasi dari
sekelompok tanda dan gejala. Kriteria diagnostik yang dipakai adalah
sebagai berikut:
1. Kekakuan pagi hari (lamanya paling tidak satu jam)
2. Artritis pada tiga atau lebih sendi
3. Artritis sendi-sendi jari-jari tangan
4. Artritis yang simetris
5. Nodul reumatoid
6. Faktor reumatoid dalam serum
7. Perubahan-perubahan radiologik (erosi atau dekalsifikasi tulang)
Diagnosis artritis reumatoid dikatakan positif apabikla sekurang-kurangnya
empat dari tujuh kriteria ini terpenuhi. Empat kriteria yang disebutkan
terdahulu harus sudah berlangsung sekurang-kurangnya 6 minggu.
G. Penatalaksanaan.
Langkah pertama dari program penatalaksanaan artritis reumatoid adalah
dengan terapi farmakologi, ketika diagnosis RA telah di tetapkan tujuan
terapi adalah meredakan nyeri, mengurangi inflamasi, melambatkan atau
menghentikan kerusakan sendi dan meningkatkan kesejahteraan dan
kemampuan untuk fungsi.
Medikasi
Tiga metode umum di gunakan dalam manajemen farmakologi pasien
yang mengalami RA :
1. NSAID dan analgesik ringan di gunakan untuk meredakan proses
inflamasi dan mengelola manifestasi penyakit. Meskipun obat ini dapat
meredakan gejala RA, mereka tampaknya memiliki sedikit efek pada
perkembangan penyakit.
2. Metode kedua dengan menggunakan kortikosteroid oral dosis rendah
untuk meredakan nyeri dan inflamasi.penelitian terbaru menunjukan
bahwa kortikosteroid oral dosis rendah juga dapat memperlambat
terjadinya perkembangan erosi tulang akibat RA. Kortikosteroid intra
artikular dapat digunakan untuk memberi peredaan sementara pada
pasien dengan terapi lain yang telah gagal mengendalikan inflamasi.
3. Kelompok obat berbeda diklasifikasikan sebagai obat antireumatik
drugs, DMARD digunakan pada metode ketiga untuk mengatasi RA.
1. Pengobatan Tradisional
Perawatan dan pengobatan terhadap penyakit rheumatik adalah sebagai
berikut.
a. Diusahakan agar badan dalam keadaan hangat.
b. Gunakan campuran garam 1 sendok makan, tawas ½ sendok makan,
dan air rebusan sirih untuk merendam/mengompres bagian badan yang
terserang rheumatik.
c. Daun seledri sebanyak 10 batang dimakan sebagai lalap.
d. Daun kumis kucing sebanyak 1 genggam, daun meniran 7 batang,
temulawak 10 potong, daun murbei 1 genggam, dan bidara upas 1 jari.
Semua bahan ini di rebus dalam air sebanyak 2 gelas, kemudian
disaring untuk diminum airnya.
e. Dengan obat gosok alami:
1) Air jeruk nipis, minyak kayu putih dan kapur sirih dicampur dan
digunakan untuk menggosok bagian tubuh yang sakit.
2) Daun kecubung wuluh 5 lembar dan kapur siri ditumbuk dan
digosokkan pada bagian tubuh yang sakit.
3) Bengle lempu yang dan cabe ditumbuk halus, kemudian dicampur
dengan minyak kayu putih dan digosokkan pada bagian tubuh yang
sakit.
H. KOMPLIKASI
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan
ulkus peptikum yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat obat anti
inflamasi non-steroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit
(desease modifying antirhematoid drugs, DMARD) yang menjadi faktor
penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada arthritis rheumatoid.
Komplikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas, sehingga
sukar dibedakan akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya
berhubungan dengan myelopati akibat ketidakstabilan vertebra vertical dan
neuropati iskemik akibat vaskulitis.
J. PROGNOSIS
Pada umumnya pasien artritis reumatoid akan mengalami manifestasi
penyakit yang bersifat monosiklik (hanya mengalami satu episode artritis
reumatoid dan selanjutnya akan mengalami remisi sempurna). Tapi sebagian
besar penyakit ini telah terkena artritis reumatoid akan menderita penyakit ini
selama sisa hidupnya dan hanya diselingi oleh beberapa masa remisi yang
singkat (jenis polisiklik). Sebagian kecil lainnya akan menderita artritis
reumatoid yang progresif yang disertai dengan penurunan kapasitas fungsional
yang menetap pada setiap eksaserbasi.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwasannya penyakit ini
bersifat sistemik. Maka seluruh organ dapat diserang, baik mata, paru-paru,
jantung, ginjal, kulit, jaringan ikat, dan sebagainya. Bintik-bintik kecil yang
berupa benjolan atau noduli dan tersebar di seluruh organ di badan penderita.
Pada paru-paru dapat menimbulkan lung fibrosis, pada jantung dapat
menimbulkan pericarditis, myocarditis dan seterusnya. Bahkan di kulit,
nodulus rheumaticus ini bentuknya lebih besar dan terdapat pada daerah
insertio dan otot-otot atau pada daerah extensor. Bila RA nodule ini kita sayat
secara melintang maka kita akan dapati gambaran: nekrosis sentralis yang
dikelilingi dengan sebukan sel-sel radang mendadak dan menahun yang
berjajar seperti jeruji roda sepeda (radier) dan membentuk palisade. Di
sekitarnya dikelilingi oleh deposit-deposit fibrin dan di pinggirnya ditumbuhi
dengan fibroblast. Benjolan rematik ini jarang dijumpai pada penderita-
penderita RA jenis ringan. Disamping hal-hal yang disebutkan di atas
gambaran anemia pada penderita RA bukan disebabkan oleh karena
kurangnya zat besi pada makanan atau tubuh penderita. Hal ini timbul akibat
pengaruh imunologik, yang menyebabkan zat-zat besi terkumpul pada
jaringan limpa dan sistema retikulo endotelial, sehingga jumlahnya di daerah
menjadi kurang. Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah
gratitis dan ulkus peptik yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat
antiinflamasi nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit
(desease modifying antiremathoid drugs, DMARD) yang menjadi faktor
penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada artritis reumatoid. Komplikasi
saraf yang terjadi tidak memberikan gambaran jelas, sehingga sukar dibedakan
antara akibat lesi artikular dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan
dengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati
iskemik akibat vaskulitis.
L. ASUHAN KEPERAWATAN
1. DIAGNOSA 1: Nyeri b/d proses inflamasi.
Kriteria hasil: nyeri hilang atau tekontrol
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
- berikan matras atau kasur keras, - matras yang keras, bantal yang
bantal kecil. Tinggikan linen kecil akan melihara kesejajaran
tempat tidur sesuai kebutuhan tubuh yang tepat, menempatkan
setres pada sendi yang sakit.
Peninggian linen tempat tidur
menurunkan tekanan pada sendi
yang terinflamasi / nyeri
Kolaborasi
beri obat sebelum aktivitas atau Meningkatkan relaksasi, mengurangi
latihan yang direncanakan sesuai ketegangan otot, memudahkan ikut
petunjuk seperti asetil salisilat serta dalam terapi.
(aspirin)
2. DIAGNOSA 2 : Intoleran aktivitas b/d perubahan otot.
Kriteria Hasil : Klien mampu berpartisipasi pada aktivitas yang
diinginkan.
INTERVENSI RASIONAL
- Pertahankan istirahat tirah - Untuk mencegah kelelahan dan
baring/duduk jika diperlukan. mempertahankan kekuatan.
Reumatoid artritis (RA) adalah penyakit inflamasi sistemik kronis yang tidak
diketahui penyebabnya. Karakteristik RA adalah terjadinya kerusakan dan
proliferasi pada membran sinovial, yang menyebabkan kerusakan pada tulang
sendi, ankilosis, dan deformitas. Mekanisme imunologis tampak berperan
penting dalam memulai dan timbulnya penyakit ini. Pendapat lain mengatakan,
artritis reumatoid adalah gangguan kronik yang menyerang berbagai sistem
organ. Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok penyakit jaringan
penyambung difus yang diperantarai oleh imunitas (Lukman Nurna Ningsih,
20012).
B. Saran
LeMone, Priscilla et.al. 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Edisi 5 vol
4. Jakarta EGC.