id
Atau AturKantorku.co.id
Fintech di Indonesia : Angkat pembahasan syarat-syarat pendirian perusahaan baik pma ataupun
pt lokal termasuk KBLI yang sesuai dan formulir persyaratan dari OJK
Fintech merupakan layanan pinjam meminjam berbasis teknologi sebagai penyelenggaran layanan
jasa keuangan untuk mempertemukan pemberi pinjaman dengan penerima pinjaman dalam rangka
melakukan perjanjian pinjam-meminjam dalam mata uang rupiah secara langsung melalui sistem
elektronik dengan menggunakan jaringan internet. (POJK No. 77 Tahun 2016)
I. Bentuk Perusahaan
Berdasarkan Pasal 2 ayat (2) POJK No. 77, bentuk Perusahaan yang dapat menjadi
penyelenggara layanan pinjam-meminjam uang berbasis teknologi informasi adalah
berbentuk PT atau Koperasi. Bentuk Perusahaan Fintech harus berbadan hukum dan
bertujuan untuk mencari keuntungan.
Selanjutnya pada Pasal 3 ayat (1) POJK No. 77 mengatur bahwa baik PT atau Koperasi
tersebut dapat dimiliki oleh warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia
dan/atau warga negara asing dan/atau badan hukum asing. Warga negara asing atau
badan hukum asing dapat secara langsung maupun tidak langsung memiliki saham
paling banyak 85% dalam perusahaan.
II. Pendirian Perusahaan
Pendirian Perusahaan Fintech wajib untuk memperhatikan penyusunan Akta Pendirian
Perusahaan. Berdasarkan Pasal 11 POJK No. 77, dalam Akta Pendirian dan Anggaran
Dasar untuk Pendirian Perusahaan Fintech sedikitnya memuat kegiatan usaha sebagai
perusahaan yang menjalankan layanan pinjam-meminjam uang berbasis teknologi
informasi. Selanjutnya berdasarkan Pasal 43 ayat (1) POJK No. 77 diatur bahwa
Perusahaan Fintech dilarang melakukan kegiatan usaha selain kegiatan usaha
penyelenggara layanan pinjam-meminjam uang berbasis teknologi informasi, dilarang
bertindak sebagai Pemberi Pinjaman atau Penerima Pinjaman, menerbitkan surat utang,
memberikan rekomendasi kepada Pengguna, mempublikasikan informasi fiktif atau
memberikan jaminan dalam segala bentuknya atas pemenuhan kewajiban pihak lain.
KBLI 2017 yang sesuai untuk Fintech diantaranya adalah 63122 yang mencakup kegiatan
pengoperasian situs web dan/atau platfrom digital untuk tujuan komersial.
III. Modal Perusahaan Fintech
Berdasarkan Pasal 4 ayat (1) POJK No. 77, Perusahaan Fintech berbentuk PT maupun
Koperasi wajib memiliki modal disetor sedikitnya Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar
rupiah) pada saat pendaftaran. Pada saat mengajukan permohonan perizinan,
Penyelenggara Fintech baik yang berbentuk PT dan Koperasi wajib memiliki modal
disetor sedikitnya Rp. 2.500.000.000,- (dua miliar lima ratus rupiah).
IV. Dokumen Pendirian Perusahaan
Adapun dokumen persyaratan yang dibutuhkan secara umum untuk pendirian
Perusahaan Fintech adalah pembuatan akta pendirian PT, yang didalamnya ada
More info: jasaparalegal.co.id
Atau AturKantorku.co.id
Anggaran Dasar yang memuat informasi terkait perusahaan, mendapatkan pengesahan
dari Menteri Hukum dan HAM, NPWP atas nama perusahaan, Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat Keterangan Domisili
Perusahaan (SKDP), Nomor Induk Berusaha (NIB) dan BPJS Ketenagakerjaan beserta
bukti pemenuhan permodalan yang dilegalisasi.
V. Pendaftaran Perusahaan Fintech
Berdasarkan Pasal 8 POJK No. 77, Penyelenggara Fintech wajib mengajukan permohonan
pendaftaran kepada OJK. Permohonan pendaftaran tersebut wajib disampaikan oleh
Direksi Perusahaan kepada Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun,
Lembaga Pembiayaan dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya, dengan melampirkan
dokumen perusahaan berupa :
a. Akta Pendirian Badan Hukum termasuk anggaran dasar berikut perubahannya yang
telah disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM;
b. Bukti Identitas diri dan daftar riwayat hidup yang dilengkapi dengan pas foto
berwarna terbaru dari pemegang saham yang memiliki saham paling sedikit 20%,
anggota Direksi dan anggota Komisaris;
c. NPWP Badan;
d. Surat Keterangan Domisili Perusahaan;
e. Bukti kesiapan operasional kegiatan usaha berupa dokumen terkait sistem
elektronik yang digunakan penyelenggara dan data kegiatan operasional, telah
terverifikasi oleh Sistem Manajemen Mutu ISO:27001;
f. Bukti Pemenuhan Syarat permodalan dan;
g. Surat Pernyataan rencana penyelesaian terkait hak dan kewajiban pengguna dalam
hal perizinan penyelenggara tidak disetujui oleh OJK.