TINJAUAN PUSTAKA
Suatu keadaan emosi yang merupakan campuran perasaan frustasi dan benci
atau amarah. Hal ini didasari keadaan emosi secara mendalam dari setiap orang
sebagai bagian penting dari keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke
lingkungan, ke dalam diri atau secara destruktif. (Iyus Yosep, 2007 : 145)
fisik, baik pada dirinya sendiri maupun orang lain, disertai dengan amuk dan aduh,
kekerasan adalah suatu tindakan dengan tenaga yang dapat membahayakan diri
sendiri, orang lain, maupun lingkungan yang bertujuan untuk melukai yang
disebabkan karna adanya konflik dan permasalahan pada seseorang baik secara
Menurut Nita Fitia, 2009 tanda dan gejala perilaku kekerasan adalah sebagai
berikut.
lingkungan, amuk/agresif.
d. Emosi : Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa terganggu, dendam,
Adaptif Maladaptif
tindakan yang dapat membahayakan seseorang secara fisik, baik pada dirinya
sendiri maupun orang lain, disertai dengan amuk dan gaduh gelisah yang
1) Asertif
2) Frustasi
1) Pasif
mengungkapkan perasaannya.
2) Agresif
3) Kekerasan
dan hilang kontrol, dimana individu dapat merusak diri dan orang lain
dan lingkungan.
4. Faktor Predisposisi
Menurut Towsend (1996) dalam Nita Fitria (2009) terdapat beberapa teori
sebagai berikut.
a. Faktor Psikologis
dan membuat konsep diri yang rendah. Agresi dan kekerasan dapat
b. Faktor Sosiokultural
c. Faktor Biologis
kekerasan.
5. Faktor Presipitasi
Menurut Nita Fitria (2009) faktor presipitasi dapat dibedakan menjadi faktor
menurunnya percaya diri, rasa takut sakit, hilang kontrol, dan lain-lain.
dan lain-lain.
Menurut Shives (1998) hal-hal yang dapat menimbulkan perilaku kekerasan atau
dan alkohol serta tidak mampu mengontrol emosi pada saat menghadapi rasa
frustasi.
6. Mekanisme Koping
a. Denial (penyangkalan)
Misalnya menutup mata karena tidak berani melihat sesuatu yang ngeri, tidak
Dengan cara ini kita berhasil melindungi diri kita terhadap banyak stress, akan
tetapi mungkin kita terhambat dalam melihat banyak hal yang perlu sekali
b. Refresif
dalam sadar. Misalnya seorang anak yang sangat benci pada orang tuanya yang
tidak disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterimanya
sejak kecil bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan
dikutuk oleh Tuhan, sehingga perasaan benci itu ditekannya dan akhirnya ia
dapat melupakannya.
c. Proyeksi
Menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau keinginannya
yang tidak baik. Misalnya seorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia
sebagai rintangan. Misalnya seorang yang tertarik pada teman suaminya, akan
e. Sublimasi
kemarahannya pada objek lain seperti meremas adonan kue, meninju tembok
marah.
f. Salah-pindah (displacement)
yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang membangkitkan
emosi itu. Misalnya seorang anak berumur 4 tahun marah karena ia baru saja
7. Pohon Masalah
Koping keluarga
a. Perilaku kekerasan.
e. Isolasi sosial.
f. Berduka disfungsial.
1. Klien mengancam
kasar
6. Klien meremehkan
Data objektif :
2. Tangan mengepal
3. Rahang mengatup
6. Suara keras
b. Stimulus lingkungan
c. Status mental
d. Putus obat
e. Penyalahgunaan narkoba/alkohol.
1. Pengkajian
melukai seseorang, baik secara fisik maupun psikologis. Perilaku kekerasan dapat
dilakukan secara verbal yang diarahkan pada diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan. Perilaku kkerasan mengacu pada dua bentuk, yaitu perilaku kekerasan
kekerasan).
a. Factor predisposisi
2) Factor psikologis
perilaku destruktif.
b. Factor presipitasi
disebebkan dari luar maupun dari dalam. Stressor yang berasal dari luar dapat
berasal dari dalam dapat berupa, kehilangan keluarga atau sahabat yang
Selain itu, lingkungan yang kurang kondusif, seperti penuh penghinaan, tindak
c. Factor risiko
kekerasan terhadap diri sendiri (risk for self-directed violence) dan risiko
violence)
penyalahgunaan zat)
dll)
n) Gangguan psikologis
o) Isolasi sosial
violence)
seksual.
g) Impulsif
amarah)
dll.)
k) Intoksikasi patologis
p) Komplikasi perinatal
q) Komplikasi prenatal
r) Menyalakan api
s) Gangguan psikosis
t) Prilaku bunuh diri
Tanda dan gejala perilaku kekerasan dapat dinilai dari ungkpan pasien
1) Data subjektif
2) Data objektif
b) Pandangan tajam
d) Mengepalkan tangan
e) Bicara kasar
g) Mondar mandir
e. Mekanisme koping
sekitar. Adapun perilaku yang harus dikenali dari klien gangguan risiko
otot seperti; rahang terkatup, tangan mengepal, tubuh menjadi kaku dan
3) Memberontak
2. Diagnosa Keperawatan
Perilaku kekerasan
3. Intervensi Keperawatan
pada saat marah baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan
marahnya
secara fisik (pukul kasur atau bantal serta Tarik napas dalam), obat-
minum obat
merawat klien
penyebab, tanda dan gejala, perilaku yang muncul. Serta akibat dari
perilaku tersebut
kekerasan
lain.
4. Implementasi Keperawatan
mencapai tujuan dan hasil yang dipekirakan dari asuhan keperawatan dilakukan
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan
tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan
lainnya. Jika hasil evaluasi menunjukkan tercapainya tujuan dan kriteria hasil,
klien bisa keluar dari siklus proses keperawatan. Jika sebaliknya, klien akan masuk
2008).