Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

MAHASISWA (S1)
FISIOLOGI DAN ANATOMI TERNAK
(PTK104)
SEMESTER 2/2019

Praktikum ke : 1 Dan 2
Judul Praktikum : Sistem Faali Tubuh Ternak (Sapi Dan Kambing)
Kelompok :3
Ketua Kelompok : TARUNA MAULANA 1805104010072
Anggota Kelompok : REZKY WAARITSU NST 1805104010062
PUTRI BELLA SYAHFIRA.S 1805104010044
NURESA NADYA ANDRENI 1805104010064
TASYA YUNITA 1805104010068
FARHAN ANANDA RANGKUTI 1805104010067
T.HARIYANDA MAULANA 1805104010056
ANNISA FEBRIYAN NUR 1805104010046

LABORATORIUM ILMU DAN TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK PERAH


PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2019

1
RINGKASAN

Sistem faali meliputi respirasi, pulsus, dan temperatur rektal. Kondisi status faali ternak
merupakan indikasi kesehatan dan adaptasi ternak terhadap lingkungannya. Pengukuran respirasi
dapat dilakukan dengan mendekatkan punggung telapak tangan pada kedua lubang hidung ternak
sehingga terasa hembusan napasnya lalu gunakan counter untuk menghitung dan stopwatch
untuk menentukan waktunya. Pengulangan dilakukan 3 kali dalam waktu 1 menit setiap
pengulangannya. Berdasarkan percobaan dan pengamatan yang dilakukan pada sapi Aceh betina
diperoleh hasil pengukuran rata-rata respirasi adalah 22,3 kali per menit. Pada kambing jantan
diperoleh data rata-rata respirasi adalah 29 kali per menit dan pada betina adalah 50 kali per
menit.
Frekuensi pulsus dikendalikan oleh sistem organ jantung dan dipengaruhi oleh sistem
saraf. Pada sapi, pulsus dapat dirasakan dari arteri fasial yang terdapat disekitar femur horizontal
dari mandula atau arteri caudalis. Berdasarkan percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan
pada sapi Aceh betina diperoleh hasil pengukuran rata-rata pulsus adalah 68,5 kali per menit.
Pada kambing jantan rata-rata pulsus adalah 113 kali per menit dan pada kambing betina adalah
98,6 kali per menit.
Temperatur rektal merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan pelepas
panas. Cara mengetahui temperatur pada ternak dengan memasukkan termomer rektal ke dalam
saluran rektum melalui lubang anus ternak. Pada praktikum yang telah dilakukan menunjukkan
rata-rata temperatur rektal pada sapi Aceh betina adalah 38,2oC. pada kambing jantan rata-rata
temperatur rektal adalah 40,3oC dan pada kambing betina adalah 40oC.

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga laporan praktikum ini “Fisiologi dan Anatomi Ternak” dapat diselesaikan. Laporan ini
diselesaikan dengan tujuan mengumpulkan hasil kerja kami yang telah dilakukan bersama secara
berkelompok pada saat di laboratorium lapangan peternakan (LLP). Tak lupa shalawat
beriringkan salam kita sampaikan kepada nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW yang berkat
beliau kita dapat sampai ke zaman terang menderang dan penuh tekhnologi seperti saat ini.
Laporan ini berisikan tentang prosedur kegiatan selama praktikum berlangsung dan juga
pembahasan yang telah kami kerjakan yang telah disesuaikaan dengaan ejaan yang
disempurnakan. Laporan ini merupakan hasil kerja, pengamatan, dan juga diskusi yang telah
disepakati bersama oleh anggota kelompok 3 sehingga menghasilkan laporan yang baik dan
sesuai dengan yang diharapkan.
Semoga laporan ini dapat diterima dan sesuai dengan apa yang diharapkan, juga dapat
bermanfaat bagi kita semua. Demikian laporan ini kami selesaikan. Kami sadar bahwa laporan
ini masih mempunyai banyak kesalahan dan masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami
mohon maaf dan sarannya guna perbaikan laporan ini. Terimakasih atas waktunya, lebih dan
kurang kami mohon maaf.

Banda Aceh, 07 Maret 2019

Penyusun
Kelompok 3

2
Contents
RINGKASAN...................................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................................................................1
BAB II. DASAR TEORI....................................................................................................................................2
BAB III. METODOLOGI KEGIATAN.................................................................................................................5
3.1.Tempat/Lokasi dan Tanggal Praktikum...............................................................................................5
3.1.1 Waktu Pelaksaan........................................................................................................................5
3.1.2 Tempat Pelaksanaan...................................................................................................................5
3.2.Alat dan Bahan..................................................................................................................................5
3.2.1.Alat.............................................................................................................................................5
3.2.2.Bahan..........................................................................................................................................5
3.3.Cara Kerja...........................................................................................................................................5
3.3.1.Respirasi......................................................................................................................................5
3.3.2.Pulsus..........................................................................................................................................6
3.3.3.Temperatur rektal.......................................................................................................................6
BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN.......................................................................................7
4.1.Hasil Pengamatan..............................................................................................................................7
4.2.Pembahasan......................................................................................................................................7
4.2.1.Respirasi......................................................................................................................................7
4.2.2.Pulsus..........................................................................................................................................8
4.2.3.Temperatur rektal.......................................................................................................................8
BAB V. PENUTUP........................................................................................................................................10
5.1.Kesimpulan......................................................................................................................................10
5.2.Saran................................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................11
LAMPIRAN.................................................................................................................................................12

3
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tata kerja dari berbagai sistem
dan peran dari fungsi tubuh keseluruhannya. Fisiologi dari beberapa ternak, dalam hal ini
secara khusus yang dipelajari yaitu sapi dan kambing melalui percobaan status faali.
Fisiologi merupakan ilmu yang mempelajari fungsi tubuh secara lengkap dan fungsi semua
bagian-bagian tubuh termasuk pula proses-proses biofisika dan biokimia yang terjadi di
dalam tubuh. Fisiologi ternak dapat diartikan pula ilmu yang mempelajari fungsi tubuh
ternak secara lengkap dan serta fungsi semua bagian-bagian tubuh ternak serta proses-
proses biofisika dan biokimia yang terjadi pada tubuh berbagai ternak.
Proses fisiologi pada ternak memiliki proses fisiologis yang khas. Tujuan proses
fisiologis dalam tubuh adalah membuat kondisi tubuh dalam keadaan fisiologis normal
secara keseluruhan. Praktikum fisiologi ternak meliputi acara status faali. Status faali
bertujuan untuk mengetahui data fisiologis yang meliputi temperatur rektal, pulsus, dan
respirasi, serta untuk mengetahui kondisi kesehatan probandus.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tentang metabolisme sistem
faali tubuh ternak dan untuk mengetahui serta mungukur tentang peningkatan frekuensi
pernafasan, frekuensi denyut nadi, dan suhu tubuh pada ternak sebelum dan sesudah
aktivitas.

1
BAB II. DASAR TEORI

Sistem faali yang meliputi respirasi, pulsus, dan temperatur rektal merupakan suatu
parameter yang digunakan untuk mengetahui kondisi atau keadaan kesehatan suatu ternak
yang dapat dilakukan dengan percobaan langsung (Galem et.al., 2012). Kondisi status faali
ternak merupakan indikasi dari kesehatan dan adaptasi ternak terhadap lingkungannya.
Ternak akan selalu beradaptasi dengan lingkungan tempat hidupnya, apabila lingkungan
dengan suhu dan kelembapan yang tinggi dapat menyebabkan stress (cekaman) karena
sistem pengaturan panas tubuh dengan lingkungannya menjadi tidak seimbang. Ternak
domba termasuk hewan homoitherm yang memiliki kemampuan untuk mempertahankan
suhu tubuhnya agar tetap stabil, sehingga terjadi keseimbangan antara panas yang
diproduksi dengan panas yang dikeluarkan kesekelilingnya (Gates et.al., 1999).
Respirasi adalah suatu proses dimana pertukaran zat metabolisme dan gas asam
arang atau oksigen yang diambil dari udara oleh parusampaiparu dan mengalami proses
kimia dalam jaringan tubuh yang dilepaskan dalam bentuk karbon dioksida (CO2).
Respirasi memiliki dua proses, yaitu respirsi eksternal dan respirasi internal. Terjadinya
pergerakan karbon dioksida ke dalam alveolar ini disebut respirasi eksternal. Respirasi
internal dapat terjadi apabila oksigen berdifusi ke dalam darah (Campbell, 2001).
Respirasi berfungsi sebagai parameter yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk
mengetahui fungsi organsampaiorgan tubuh bekerja secara normal. Fungsi utama pada
respirasi yaitu menyediakan oksigen bagi darah dan mengambil karbondioksida dari darah.
Pengukuran terhadap parameter fisiologis bisa dilakukan dengan pengukuran respirasi,
detak jantung dan temperatur tubuh (Schmidt, 1997). Kisaran normal respirasi beberapa
ternak dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini:
Tabel 2.1. Kisaran normal respirasi beberapa ternak
Spesies Kisaran Respirasi (kali per menit)
Sapi 24-42
Kambing 26-54
Domba 26-32
Kelinci 25-27
Ayam 18-23
(Frandson, 1996).

2
Frekuensi pulsus atau denyut jantung dikendalikan oleh sistem organ jantung yang
dipengaruhi oleh sistem saraf. Jantung merupakan dua pompa yang menerima darah dalam
arteri dan memompakan darah dari ventrikel menuju jaringan kemudian kembali lagi.
Sistem ini bekerja dengan kombinasi tertentu dan fungsional. Misalnya saraf efferens, saraf
cardial anhibitory, dan saraf accelerate sedangkan kecepatan denyut jantung dapat
dipengaruhi oleh temperatur lingkungan, aktivitas tubuh, suhu tubuh, latak geografis,
penyakit dan stress (Duke’s, 1995).
Frekuensi denyut jantung yang ekstrim pada ternak menandakan kondisi fisiologis
ternak pada saat itu tidak nyaman. Pada ternak besar seperti sapi, pulsus atau denyut
jantung dapat dirasakan dari arteri fasial yang terdapat disekitar femur horizontal dari
mandibula atau dapat juga dirasakan pada arteri caudalis. Arteri femural pada sisi medial,
mudah diraba untuk hewan ternak seperti kucing, domba, dan kambing. Pada ayam dan
kelinci, pulsus dapat diraba disekitar dada (Frandson, 1996). Kisaran normal pulus
beberapa ternak dapat dilihat pada tabel 1.2 dibawah ini:
Tabel 2.2. Kisaran denyut jantung normal untuk berbagai jenis ternak
Spesies Kisaran denyut jantung ( kali per menit)
Kuda 23-70
Babi 55-86
Kambing 70-135
Kucing 110-140
Sapi 60-70
Domba 60-120
Anjing 100-130
(Frandson, 1996).

Temperatur tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan


pelepas panas tubuh. Indeks temperatur dalam tubuh hewan dapat dilakukan dengan
memasukkan termometer rektal ke dalam rektum. Faktor-faktor yang mempengaruhi
temperatur tubuh antara lain bangsa ternak, aktivitas ternak, kondisi kesehatan ternak, dan
kondisi lingkungan ternak (Frandson, 1996).

3
Temperatur domba berkisar antara 37,5o C sampai 40,5o C (Blight, 1999). Pada
domba temperatur rektal mulai naik di atas normal pada suhu udara 32 o C dan terengah-
engah pada temperatur 41o C (Swenson, 1997). Ternak dapat bergerak karena kontraksi otot
rangka, kontraksi otot terjadi akibat perubahan energi kimia yang menjadi energi mekanis.
Hal ini menyebabkan pelepasan kalor tubuh sehingga terjadi peningkatan temperatur tubuh
(Ganong, 2003).
Perbedaan temperatur tubuh disebabkan oleh kondisi eksternal dan aktivitas. Kita
dapat memperkirakan atau mengatakan bahwa sebagian besar burung temperaturnya 40 ±
2o C, eutherian mamals 38 ± 2o C, manotherms 31 ± 2o C. Burung dengan ukuran kecil
memiliki temperatur tubuh lebih tinggi daripada burung dengan ukuran tubuh lebih besar.
Tetapi ukuran mamalia tidak ada hubungannya dengan temperatur tubuh (Schmidt,1997).
Temperatur tubuh pada unggas berkisar antara 39 o C sampai 41o C. Pembuangan
panas tubuh dilakukan ayam pada suhu kurang dari 80o C dengan radiasi, konveksi, dan
konduksi dari seluruh permukaan tubuh ayam. Ayam adalah hewan homoiterm yaitu hewan
yang mempunyai pengatur panas tubuh konstant, meskipun hewan tersebut hidup pada
temperatur lebih rendah atau lebih tinggi dari temperatur tubuhnnya, sebaliknya apabila
penguapan air lewat saluran pernapasan yang dilakukan secara cepat (Yuwanta, 2000).
Kisaran normal temperatur rektal beberapa ternak dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini:
Tabel 2.3. Kisarannya normal temperatur rektal ternak
Hewan Rata-rata temperatur (ºC) Kisaran (ºC)
Kelinci 39,5 38,0-40,1
Kambing 39,4 38,5-40,0
Sapi perah 38,6 38,0-39,0
Sapi potong 38,3 36,7-39,1
Ayam 41,5 40,6-43,0
(Frandson, 1996)

4
BAB III. METODOLOGI KEGIATAN

3.1.Tempat/Lokasi dan Tanggal Praktikum

3.1.1 Waktu Pelaksaan

Kegiatan praktikum ke-1 tentang Sistem Faali Tubuh Ternak Pada Sapi
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 04 Maret 2019 pukul 10:00 – 12.00
WIB. Kegiatan praktikum ke-2 tentang Sistem Faali Tubuh Ternak Pada
Kambing dilaksanakan pada hari Senin tanggal 11 Maret 2019 pukul 10.00
– 12.00 WIB.

3.1.2 Tempat Pelaksanaan

Kegiatan praktikum Sistem Faali Tubuh Ternak ini dilaksanakan di


Laboratorium Lapangan Peternakan (LLP) Fakultas Pertanian Universitas
Syiah Kuala, Banda Aceh.

3.2.Alat dan Bahan

3.2.1.Alat

 Thermometer rektal/batang

 Stopwatch/arloji/jam tangan

 Stetoskop

 Counter

3.2.2.Bahan

 Sapi Aceh Betina

5
 Kambing Jantan

 Kambing Betina

3.3.Cara Kerja

3.3.1.Respirasi

1) Dekatkan punggung telapak tangan ke arah hidung ternak dengan jarak


lebih kurang 5 cm.

2) Perhitungan dilakukan selama 1 menit dengan stopwatch, pengukuran


frekuensi respirasi dengan counter yang telah dikalibrasi.

3) Langkah ke dua di lakukan sebanyak 3 kali

3.3.2.Pulsus

1) Melakukan palpasi femor (pangkal paha) hingga teras denyut


jantungnya.

2) Kemudian hitung frekuensinya dengan alat counter selama 1 menit.

3) Tahap tersebut di lakukan sebanyak 3 kali.

3.3.3.Temperatur rektal

1) Dilakukan dibagian rektal tepat nya di bagian anus.

6
2) Angkat ekornya, kemudian masukkan termometer secara perlahan ke
dalam lubang anus sedalam 1/3 termometer.

3) Dilakukan selama 1 menit kemudian di keluarkan dan di cek, lakukan


sebanyak 3 kali percobaan.

7
BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil Pengamatan
Tabel 4.1. Hasil Pengukuran Respirasi
No Ulangan Hasil Pengukuran (kali per menit)
Ternak JK UI UII UIII Total Hasil Rata-Rata
.
1 Sapi B 26 19 22 67 22,3
2 Kambing J 32 22 33 87 29
B 60 48 41 149 50

Tabel 4.2. Hasil Pengukuran Pulsus


No Ulangan Hasil Pengukuran (kali per menit)
Ternak JK UI UII UIII Total Hasil Rata-Rata
.
1 Sapi B 67 66 72 205 68,5
2 Kambing J 103 95 141 339 113
B 96 102 98 296 98,6

Tabel 4.3. Hasil Pengukuran Temperatur Rektal


No Ulangan Hasil Pengukuran (kali per menit)
Ternak JK UI UII UIII Total Hasil Rata-Rata
.
1 Sapi B 38,5 38 38 114,5 38,2
2 Kambing J 40 40,5 40,3 120,8 40,3
B 39,2 39 41 119,3 40

4.2.Pembahasan

4.2.1.Respirasi
Berdasarkan percobaan dan pengamatan yang dilakukan pada praktikum status
faali ini, diperoleh hasil pengukuran rata-rata respirasi pada sapi betina adalah 22,3
kali per menit. Menurut Frandson (1996), kisaran normal respirasi pada sapi adalah 24
sampai 42 kali per menit. Rata-rata respirasi pada kambing jantan 29 dan betina 50
kali per menit. Menurut Fransond (1996), kisaran respirasi normal pada kambing 26
sampai 54 kali per menit.
Hasil yang diperoleh dalam praktikum tidak berada pada kisaran normal yang
menunjukkan bahwa sapi betina mengalami stres dan kambing dalam keadaan sehat.
Menurut Frandson (1996), besar kecilnya frekuensi denyut jantung, respirasi, dan
temperatur rektal dipengaruhi oleh beberapa faktor eksteral, diantaranya ialah aktivitas
tubuh, ukuran tubuh, spesies, dan kondisi kesehatan ternak.

7
4.2.2.Pulsus
Pulsus merupakan denyut jantung, berdasarkan praktikum yang dilakukan
diperoleh hasil pengukuran pulsus sapi betina adalah 68,5 kali per menit. Menurut
Blight (1999), kisaran normal pulsus sapi adalah 60 sampai 70 kali per menit. Hasil
pengamatan berbeda dengan kisaran normal, hal ini dikarenakan sapi dalam keadaan
tidak stress pada saat praktikan melakukan pengambilan data. Keadaan yang dirasa
mengganggu bagi ternak dapat mengakibatkan stress atau kegelisahan (Ganong,
2003).
Pada kambing jantan, hasil perhitungan pulsusnya adalah 113 kali per menit dan
betina 98,6 kali per menit. Menurut Blight (1999), kisaran normalnya adalah 60
sampai 120 kali per menit. Hasil percobaan menunjukkan kesesuaian dengan kisaran
normal, hal ini menunjukkan bahwa kambing jantan maupun kambing betina dalam
keadaan sehat atau normal.
Keadaan yang dirasa mengganggu bagi ternak dapat mengakibatkan stress atau
kegelisahan (Ganong, 2003). Kirsaran pulsus pada hewan besar lebih kecil jika
dibandingkan dengan kisaran pulsus pada hewan kecil, karena metabolisme pada
hewan yang bertubuh kecil semakin tinggi. Faktor yang mempengaruhi pulsus adalah
temperatur lingkungan, pakan, aktivitas latihan otot, dan tidur (Ganong, 2003).

4.2.3.Temperatur rektal
Hasil pengukuran temperature rektal sapi betina adalah 38,2 oC. Menurut Smith
(1988), kisaran normal temperatur rektal sapi adalah 36,7-39,1 oC. Dari data yang
diambil sapi betina ternyata masih dalam kisaran normal. Jadi dapat disimpulkan
bahwa sapi yang diuji masih dalam keadaan sehat.
Hasil pengukuran temperatur rektal pada kambing jantan didapat nilai rata-rata
suhu 40,3 oC dan untuk kambing yang betina adalah 40 oC. Menurut Smith (1988),
kisaran normal temperatur rektal kambing adalah 38,5-39,7 oC. Dari data yang diambil
kambing jantan dan betina ternyata dalam kisaran tidak normal, karena pada saat
pengukuran pulsus kambing jantan dan betina mengalami stres ketika praktikan
melakukan pengamatan.

8
BAB V. PENUTUP

5.1.Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Melakukan pemeriksaan sistem faali pada ternak dapat digunakan untuk mengetahui
ternak dalam keadaan sehat atau tidak.
2. Ternak memiliki rata-rata respirasi, pulsus serta temperatur rektal yang berbeda dari
kisaran normal yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu lingkungan, aktivitas
dan perlakuan praktikan bagi yang rata-rata nya berada dibawah ataupun diatas kisaran
normal.
3. Kondisi sistem faali ternak dapat berubah-ubah atau tidak sesuai sebagaimana normal
nya oleh karena itu,di perlukan pengecekan untuk di lakukan tindakan lebih lanjut.

5.2.Saran
Sebelum melakukan perhitungan pada pemeriksaan sistem faali, pastikan ternak dalam
keadaan tenang agar saat melakukan pengamatan hasil yang didapat sesuai dengan kisaran
yang di tentukan

.1

10
DAFTAR PUSTAKA

Blight, D.B., R.A. Meece., and A. Thomas. 1999. Animal and Sciences Aplication. Alpha
Publishing. Co. California.

Campbell, N.A., L.G. Mitchell, J.B. Reece.2001. Biology. Singapore: The Benyaminper
Cummings Publishing. Co. California.

Duke’s. 1995. Phisology of Domestic Animal. Camel: Comstok Publishing New York
University Collage.

Frandson, R.D. 1996. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Ganong. 2003. Receive of Logical Phisology. California: Large Medical Publishing.

Ghalem, S., N. Khebichat, K. Nekkaz. 2012. The Physology of Animal Respiration: Study
of Domestic Animal. Article ID 737271, 8 pages. doi: 11.
1133per2012per7372721.

Schmict, K., and Neilsen. 1997. Animal Phisology 5th edition. Cambridge University
Press.

Swenson. 1997. Duke’s Physology of Domestic Animal. Comstok Publishing Co. Lnc Pert
Conectial.

Yuwanta, T. 2000. Dasar Ternak Unggas.Yogyakarta

11
LAMPIRAN

12
13

Anda mungkin juga menyukai