Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SEJARAH OLIMPIADE KUNO

(Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
olahraga dan seni )

DisusunOleh :

ShilviaJelita ( 183112420150084 )
Kelas : A2
Prodi : S1 Keperawatan
No absen : 25
Dosen penguji : Drs. R. Iwan Siswadijaya,M.Si.

Progam Studi Ilmu Keperawatan


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Nasional
Jakarta, 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayah Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “sejarah olimpiade”.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Namun mungkin


masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu penyu-
sun makalah ini mengharapkan kritik dan saran agar dapat mengevaluasi makalah
ini sehingga pada pembuatannya kembali dapat sempurna.

Jakarta,14 februari 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………….2
C. Tujuan...................................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Pengertian Olimpiade..........................................................................................3
B. Sejarah olimpiade…………………………………………………………..4
C. Kota dan Negara Tuan Rumah......................................................................6
BAB III…………………………………………………………………………….8
PENUTUP…………………………………………………………………………8
A. Kesimpulan .……………..………………………………………………..8
B. Saran….……………………………………………………………………….....8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..9

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seja ribuan tahun lalu bangsa Yunani sudah mengenal olahraga dalam
arti yang paling sederhana. Mereka melakukannya untuk kepentingan pasu
-kan perang atau kemiliteran. Dengan berolahraga diharapkan para prajurit
akan tangkas dan sigap dalam bertempur. Olimpiade yang paling awal
konon sudah diselenggarakan bangsa Yunani purba pada 776 Sebelum Ma
sehi. Kegiatan itu diikuti seluruh bangsa Yunani dan dilangsungkan untuk
menghormati dewa tertinggi mereka, Zeus. Zeus bermukim di Gunung
Olympia atau Olympus yang kemudian dipakai sebagai nama Olimpiade
hingga sekarang.

Awalnya olimpiade hanya berlangsung di Yunani kuno sampai akhir-


nya pada tahun 393 M Olimpiade kuno ini dihentikan oleh Kaisar Romawi
Theodosius. Olimpide kemudian dihidupkan kembali oleh seorang bang-
sawan Perancis, Pierre Fredy, Baron de Courbertin pada tahun
1896.Baron Pierre de Coubertin adalah seorang pemikir dari Prancis. Ia m
enga-ngkat kembali semangat Olimpiade kuno di zaman modern untuk
menggaungkan persaudaraan dan perdamaian di antara bangsa-bangsa di
dunia seperti yang pernah dikatakannya. "The most important thing in the
Olympic Games is not winning but taking part, just as the most important
thing in life is not the triumph but the struggle. The essential thing in life
is not to have conquered but to have fought well.

Sebagai pemrakarsa Olimpiade modern Baron Pierre de Coubertin diang-


kat menjadi Bapak Olimpiade modern. Ia juga yang merancang lambang
olimpiade yang digunakan hingga kini. Lambang tersebut sangat

1
sederhana yaitu berupa lima cincin berukuran sama yang saling bertautan
satu sama lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian olimpiade ?
2. Siapa yang mengembangkan olimpiade kembali?
3. Bagaimana sejarah olimpiade ?

C. Tujuan
1. Mengetahui olimpiade?
2. Mengetahui perkembangan olimpiade ?
3. Mengetahui sejarah olimpiade ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertia olimpiade

Pertandingan Olimpiade (bahasa Perancis: les Jeux olympiques,


JO) adalah ajang olahraga internasional empat tahunan yang mempertan-
dingkan cabang-cabang olahraga musim panas dan musim dingin serta
diikuti oleh ribuan atlet yang berkompetisi dalam berbagai pertandingan
olahraga. Olimpiade merupakan kompetisi olahraga terbesar dan terkemu-
ka di dunia, dengan lebih dari 200 negara berpartisipasi.

Awalnya, Olimpiade hanya berlangsung di Yunani kuno sampai


akhirnya pada tahun 393 M Olimpiade kuno ini dihentikan oleh Kaisar
Romawi, Theodosius. Olimpiade kemudian dihidupkan kembali oleh
seorang bangsawan Perancis bernama Pierre Frèdy Baron de Coubertin
pada tahun 1896. Dalam kongres pada tahun 1894 yang diselenggarakan di
Paris, didirikanlah Komite Olimpiade Internasional/ International Olympic
Committe (IOC) dan ibu kota Yunani, Athena dipilih sebagai tuan rumah
Olimpiade modern pertama tahun 1896. Selanjutnya, sejak tahun 1896
sampai sekarang, setiap empat tahun sekali Olimpiade Musim Panas
senantiasa diadakan kecuali tahun-tahun pada masa Perang Dunia II. Edisi
khusus untuk olahraga musim dingin. Olimpiade Musim Dingin, mulai
diadakan pada tahun 1924. Awalnya Olimpiade Musim Dingin diadakan
pada tahun yang sama dengan Olimpiade Musim Panas, namun sejak
tahun 1994 Olimpiade Musim Dingin diadakan setiap empat tahun sekali,

3
dengan selang waktu dua tahun dari penyelenggaraan Olimpiade Musim
Panas.

Evolusi yang dilakukan oleh IOC selama abad ke-20 dan 21 telah
menyebabkan beberapa perubahan pada penyelenggaraan Olimpiade.
Beberapa penyesuaian dilakukan, termasuk penciptaan Olimpiade Musim
Dingin untuk olahraga es dan salju, Paralimpiade untuk atlet dengan
kekurangan fisik dan Olimpiade Remaja untuk para atlet remaja. Dalam
perkembangannya, Olimpiade telah menghadapi berbagai tantangan,
seperti pemboikotan, penggunaan obat-obatan, penyuapan dan terorisme.
Olimpiade juga merupakan kesempatan besar bagi kota dan negara tuan
rumah untuk menampilkan diri kepada dunia.

Di Indonesia, Olimpiade yang sering dikenal dan secara rutin


diikuti adalah Olimpiade Musim Panas. Indonesia sendiri pertama kali
berpartisipasi pada Olimpiade Helsinki 1952 di Finlandia, dan tak pernah
absen berpartisipasi pada tahun-tahun berikutnya, kecuali pada tahun 1964
dan 1980.

B. Sejarah olimpiade
1. Olimpiade kuno
Sejak ribuan-tahun lalu bangsa Yunani sudah mengenal olahraga
dalam arti yang paling sederhana. Mereka melakukannya untuk
kepentingan pasukan perang atau kemiliteran. Dengan berolahraga
diharapkan para prajurit akan tangkas dan sigap dalam bertempur.
Olimpiade yang paling awal konon sudah diselenggarakan bangsa Yunani
kuno pada tahun 776 Sebelum Masehi. Kegiatan itu diikuti seluruh bangsa
Yunani dan dilangsungkan untuk menghormati dewa tertinggi mereka,
Zeus. Zeus bermukim di Gunung Olimpus yang kemudian dipakai sebagai
nama Olimpiade hingga sekarang. Olimpiade kuno juga diselenggarakan

4
setiap empat tahun, para olahragawan terbaik dari seluruh Yunani
berdatangan ke arena di sekitar Gunung Olimpus. Mereka bertanding
secara perorangan, bukan atas nama tim. Para atlet yang akan bertanding
terlebih dulu berlatih keras selama sepuluh bulan di daerah masing-
masing. Dulu, di Yunani sering terjadi perang saudara, namun ketika pesta
olahraga berlangsung, pihak yang bertikai melakukan gencatan senjata.
Siapa yang melanggar konsensus akan dikenakan denda. Bangsa Sparta
pernah diharuskan membayar denda karena melanggar gencatan senjata
selama Perang Peloponnesus. Menjelang pertandingan, panitia pelaksana
menyembelih babi kurban.

Sisa-sisa puing gelanggang latihan itu merupakan peninggalan


arkeologis yang dilestarikan pemerintah Yunani. Pada pesta Olimpiade
kerap terjadi perjanjian perdamaian atau persekutuan antar bangsa. Juga
timbul berbagai kegiatan transaksi. Barang-barang yang dijajakan antara
lain anggur, makanan, jimat, dan benda-benda ibadah. Olimpiade kuno
mempertandingkan cabang-cabang atletik seperti lari, loncat, dan lempar.
Ada juga pacuan kuda dan pacuan kereta. Karena aturannya belum baku,
para penonton sering terkena lemparan batu atau ditabrak kereta kuda para
peserta.

Di Olympia juga masih dijumpai batu-batu yang merupakan


pijakan olahraga lari. Pijakan batu itu disusun sedemikian rupa agar para
pelari bisa mendapat ruang gerak ke kiri dan ke kanan. Pada saat start para
pelari harus menempatkan telapak kaki pada batu-batu pijakan itu. Ada
pula panel-panel tentang lomba lari khusus membawa perisai. Lomba ini
banyak disukai penonton karena dianggap lucu. Pembukaan Olimpiade
selalu diwarnai lomba kereta dengan empat kuda. Sekitar 40 kereta
dijajarkan dalam kandang di gerbang keluar. Jarak yang ditempuh hampir
14 km, yakni 12 kali pulang pergi antara dua tiang batu yang ditancapkan

5
di tanah. Berbeda dengan Olimpiade modern, dulu mahkota kemenangan
tidak diberikan kepada sais atau joki, melainkan kepada pemilik kereta dan
kuda yang umumnya orang-orang kaya. Orang kaya yang haus kehormatan
biasanya mengirim paling sedikit tujuh kereta kuda untuk mengikuti
perlombaan.

Berbagai pertandingan dalam Olimpiade kuno boleh dikatakan


serba keras. Para pelari berpacu secepat-cepatnya tanpa memakai alas
kaki. Para penunggang kuda berlomba habis-habisan tanpa pelana atau
sanggurdi. Para peloncat membawa pemberat yang diayun-ayunkan untuk
menambah dorongan maju. Olahraga yang terkeras adalah pankration,
yakni perpaduan antara gulat dan tinju gaya tradisional. Para atlet boleh
menyepak atau mencekik lawan, yang tidak diperbolehkan adalah memijit
mata, menggigit, dan mematahkan jari. Fairplay benar-benar diperhatikan
para atlet. Beberaba artefak purba memperlihatkan adegan tinju antara dua
atlet. Pemenang adu tinju adalah pihak yang dapat memukul kepala lawan.
Pihak yang kalah harus mengacungkan jari tanda mengaku kalah.

Olimpiade kuno hanya boleh ditonton dan diikuti oleh para pria. Sebab
para atlet harus bertanding dengan tubuh telanjang, kecuali untuk
kesempatan khusus, seperti lomba kereta kuda. Mereka berbusana
beraneka ragam untuk menunjukkan status sosial si pemilik kereta dan
kuda. Bagi orang Yunani telanjang merupakan cara paling sesuai untuk
berolahraga. Mereka bangga kalau memiliki tubuh yang atletis. Pemenang
pertandingan mendapatkan mahkota dedaunan, seperti daun zaitun liar

C. Kota dan Negara tuan rumah

Kota tuan rumah untuk Olimpiade biasanya dipilih tujuh tahun


menjelang perayaan Olimpiade. Proses seleksi dilakukan dalam dua tahap
yang memakan waktu dua tahun. Calon kota tuan rumah mengajukan
proposal ke NOC di negaranya. Jika terdapat lebih dari satu kota dari

6
negara yang sama mengajukan proposal ke NOC nya, maka NOC di
negara tersebut biasanya menggunakan seleksi internal, karena hanya satu
kota per NOC yang dapat diajukan ke IOC sebagai nominasi kota tuan
rumah. Setelah batas waktu pengajuan proposal kepada NOC tercapai,
tahap pertama (aplikasi) dimulai dengan kota-kota pemohon diminta untuk
mengisi kuesioner tentang kriteria utama yang terkait dengan
penyelenggaraan Olimpiade. Dalam tahap ini, kota pemohon harus
memberikan jaminan bahwa mereka akan mematuhi Piagam Olimpiade
dan peraturan lainnya yang ditetapkan oleh IOC. Kuesioner yang telah
diisi oleh kota pemohon, di evaluasi oleh kelompok khusus yang ditugas-
kan oleh IOC. Dari hasil evaluasi ini, Dewan Eksekutif IOC memilih kota
kandidat yang akan dilanjutkan ke tahap pencalonan.

Setelah kota-kota kandidat tuan rumah Olimpiade terpilih, mereka


akan di analisis oleh Komisi Evaluasi. Komisi ini akan mengunjungi kota-
kota kandidat, mewawancarai pejabat setempat dan memeriksa tempat-
tempat yang prospektif. Selama proses wawancara, kota kandidat juga
harus menjamin bahwa mereka sanggup untuk mendanai Olimpiade.
Berikutnya, Komisi Evaluasi melaporkan hasil analisanya pada IOC
sebulan sebelum keputusan akhir diputuskan. Setelah tugas Komisi
Evaluasi selesai, daftar calon dipresentasikan dalam sidang umum IOC.
Sidang umum ini diselenggarakan di suatu negara yang tidak memiliki
kota kandidat dalam pencalonan. Para anggota IOC memberikan masing-
masing satu suara untuk memilih kota tuan rumah Olimpiade. Setelah
terpilih, kota tuan rumah beserta NOC nya akan menandatangani kontrak
dengan IOC dan secara resmi dinobatkan sebagai kota tuan rumah
penyelenggara Olimpiade.

Hingga tahun 2016, Olimpiade telah diselenggarakan oleh 44 kota


di 23 negara, namun sebagian besarnya adalah kota-kota di Eropa dan
Amerika Utara. Kota-kota di luar itu yang pernah menjadi tuan rumah
Olimpiade terhitung hanya delapan kota. Sejak Olimpiade Seoul 1988 di
Korea Selatan, Olimpiade telah diselenggarakan di Asia dan Oseania
sebanyak empat kali, meningkat tajam dibandingkan dengan 92 tahun
sebelumnya (cuma dua kota). Rio de Janeiro menjadi kota pertama di
Amerika Selatan yang menjadi kota penyelenggara Olimpiade (2016).

7
Sedangkan kota-kota di Afrika tidak ada yang berhasil lolos ke tahap
pencalonan.

Mengenai Olimpiade Musim Dingin, Perancis telah menjadi tuan


rumah untuk tiga Olimpiade, sementara Swiss, Austria, Norwegia, Jepang
dan Italia telah menyelenggarakan dua kali Olimpiade. Olimpiade Musim
Dingin terakhir diadakan di Vancouver, Kanada, menjadi Olimpiade
Musim Dingin kedua dan ketiga secara keseluruhan yang diselenggarakan
di Kanada. Olimpiade Musim Dingin berikutnya akan diselenggarakan
untuk pertama kalinya di Rusia pada tahun 2014.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Olimpiade yang paling awal konon sudah diselenggarakan bangsa


Yunani purba pada 776 Sebelum Masehi. Awalnya olimpiade hanya
berlangsung di Yunani kuno sampai akhirnya pada tahun 393 M Olimpiade
kuno ini dihentikan oleh Kaisar Romawi Theodosius. Olimpide kemudian
dihidupkan kembali oleh seorang bangsawan Perancis, Pierre Fredy, Baron
de Courbertin pada tahun 1896.

8
B. Saran

Diharapkan kepada mahasiswa,atau pembaca dapat memahami dan

memberikan pengetahuan terutama tentang kejuaraan olahraga.

DAFTAR PUSTAKA

http://aleachmad.blogspot.com/2015/03/pengertian-dan-sejarah-olimpiade.html

Anda mungkin juga menyukai