Anda di halaman 1dari 15

TUGAS UTS PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI SOLUSI ETIS DALAM PERMASALAHAN KEBANGSAAN


KELOMPOK 12 (GENAP)

Tugas ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila


Dosen Pembimbing : Yulia Hanoselina, S.IP, M.AP

OLEH

IMAM MUNADI

UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
PENDIDIKAN DOKTER
2018/2019
ABSTRAK
Pancasila adalah dasar dari negara dan pandangan bangsa Indonesia.Sebagai fondasi Negara,
Pancasila digunakan sebagai landasan untuk membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Nilai dalam Pancasila memiliki seperangkat nilai, yaitu keilahian , kemanusiaan ,persatuan
,demokrasi, dan keadilan. Kondisi Indonesia saat ini bisa diidentifikasi dengan melihat perilaku
dan kepribadian masyarakat Indonesia yang tercermin dalam perilaku sehari-hari.
Nilai, norma, dan moral adalah konsep-konsep yang saling berkaitan. Dalam hubungannya
dengan Pancasila maka ketiganya akan memberikan pemahaman yang saling melengkapi sebagai
sistem etika. Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu nilai yang
menjadi sumber dari segala penjabaran norma baik norma hukum, norma moral maupun norma
kenegaraan lainnya. Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam kehidupan yang bersifat praksis atau
kehidupan nyata dalam masyarakat, bangsa dan Negara.

Kata kunci:Moral,Norma,Pancasila,Praksis

ABSTRACT
Pancasila is the basis of the state and outlook of the nation Indonesia.As the foundation of the
State, Pancasila used as the basis to build the Unitary Republic of Indonesia.The value in
Pancasila has a set of values, namely divinity,humanity, unity, democracy, and justice. The
condition of Indonesia today can be identified by looking at the behavior and personality of
Indonesian society, as reflected in daily behavior.
Values, norms, and morals are interrelated concepts. In conjunction with Pancasila, the three will
provide complementary understanding as an ethical system. Pancasila as a philosophical system
is essentially a value that is the source of all the elaboration of norms both legal norms, moral
norms and other norms of authority.These values are explained in life that are praxis or real life
in society, nation and state.

Keywords: Moral,Norms,Pancasila,Praxis
Kata kunci:Moral,Norma,Pancasila,Praksis
PENDAHULUAN

Seiring dengan kemajuan zaman, permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia
semakin kompleks. Arus globalisasi, informasi dan budaya asing yang masuk ke Indonesia
semakin banyak. Budaya-budaya tersebut masuk ke negara kita tanpa filter dan perlawanan baik
kita sadar maupun tidak.Jati diri bangsa Indonesia semakin memudar, hingga membuat identitas
dan moral bangsa ini semakin merosot.

KONSEP/TINJAUAN MASALAH

Menurut Kamus Besar Bhs. Indonesia (1995) Etika adalah Nilai mengenai benar dan salah yang
dianut suatu golongan atau masyarakat. Sepertinya pengertian Etika diatas kurang lengkap,
karena nilai-nilai itu harus sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan. Etika
adalah Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral.
Menurut Maryani & Ludigdo (2001) “Etika adalah Seperangkat aturan atau norma atau pedoman
yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan
yang di anut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi”.

Drs. H. Burhanudin Salam mengatakan bahwa etika adalah cabang filsafat yang berbicara
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya

Dari asal usul kata, Etika berasal dari bahasa Yunani ‘ethos’ yang berarti adat istiadat/ kebiasaan
yang baik. Perkembangan etika yaitu Studi tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan,
menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam
kehidupan pada umumnya.Etika punya arti yang berbeda-beda jika dilihat dari sudut pandang
pengguna yang berbeda dari istilah itu.

Jadi kesimpulan dari pendapat para ahli, etika adalah perilaku baik atau buruk manusia yang
dilakukan secara alami dan tanpa paksaan dari orang lain.
Etika adalah kelompok filsafat praktis (filsafat yang membahas bagaimana manusia bersikap
terhadap apa yang ada) dan dibagi menjadi dua kelompok. Etika merupakan suatu pemikiran
kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah ilmu
yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran tertentu atau
bagaimana kita bersikap dan bertanggung jawab dengan berbagai ajaran moral.
Kedua kelompok etika yaitu:
·Etika Umum, mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia.
Pemikiran etika beragam, tetapi pada prinsipnya membicarakan asas-asas dari tindakan dan
perbuatan manusia, serta sistem nilai apa yang terkandung didalamnya.
.Etika khusus, membahas prinsip-prinsip tersebut diatas dalam hubungannya dengan berbagai
aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu (etika individual) maupun makhluk sosial
(etika sosial)
Etika khusus dibagi menjadi 2 macam yaitu:
·Etika Individual:
membahas kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri dan dengan kepercayaan agama yang
dianutnya serta kewajiban dan tanggung jawabnya terhadap Tuhannya.
· Etika Sosial:
membahas norma-norma sosial yang harus dipatuhi dalam hubungannya dengan manusia,
masyarakat, bangsa dan Negara.
Pancasila sebagai sistem etika adalah poin – poin yang terkandung di dalam pancasila yang
mencerminkan etika yang ada pada diri bangsa Indonesia. Pembentukan etika ini berdasarkan
hati nurani dan tingkah laku, tidak ada paksaan dalam hal ini. Pancasila memegang peranan
dalam perwujudan sebuah sistem etika yang baik di negara ini. Disetiap saat dan dimana saja kita
berada kita diwajibkan untuk beretika disetiap tingkah laku kita. Seperti tercantum di sila ke dua
“ kemanusian yang adil dan beadab” tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran pancasila dalam
membangun etika bangsa ini sangat berandil besar, setiap sila pada dasarnya merupakan azas dan
fungsi sendiri-sendiri, namun secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan.

PEMBAHASAN

Pancasila sebagai Sistem Etika Dalam PILKADA sampai PEMILU


Nilai Dasar dan Nilai Praktis

1. Nilai Dasar

Sekalipun nilai bersifat abstrak yang tidak dapat diamati melalui panca indra manusia, tetapi
dalam kenyataannya nilai berhubungan dengan tingkah laku atau berbagai aspek kehidupan
manusia dalam prakteknya. Setiap nilai memiliki nilai dasar yaitu berupa hakikat, esensi, intisari
atau makna yang dalam dari nilai-nilai tersebut. Nilai dasar itu bersifat universal karena
menyangkut kenyataan obyektif dari segala sesuatu, contoh, hakikat Tuhan, manusia, atau
mahluk lainnya.

Apabila nilai dasar itu berkaitan dengan hakikat Tuhan, maka nilai dasar itu bersifat mutlak
karena Tuhan adalah kausa prima (penyebab pertama). Segala sesuatu yang diciptakan berasal
dari kehendak Tuhan. Nilai dasar yang menjadi sumber etika bagi bangsa Indonesia adalah nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Di samping itu terdapat nilai instrumental sebagai nilai yang menjadi pedoman pelaksanaan dari
nilai dasar. Apabila nilai instrumental itu berkaitan dengan tingkah laku manusia dalam
kehidupan sehari-hari maka nilai itu akan menjadi norma moral. Namun jika nilai instrumental
itu berkaitan dengan suatu organisasi atau negara, maka nilai instrumental itu merupakan suatu
arahan, kebijakan, atau strategi yang bersumber pada nilai dasar sehingga dapat juga dikatakan
bahwa nilai instrumental itu merupakan suatu eksplisitasi dari nilai dasar.

2. Nilai Praktis

Nilai praktis merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam kehidupan yang
lebih nyata dengan demikian nilai praktis merupakan pelaksanaan secara nyata dari nilai-nilai
dasar dan nilai-nilai instrumental.. Undang-undang organik adalah wujud dari nilai praktis,
dengan kata lain, semua perundang-undangan yang berada di bawah UUD sampai kepada
peraturan pelaksana yang dibuat oleh pemerintah.

Pancasila Sebagai Nilai Dasar dan Sistem Etika Negara Indonesia

1. Makna Nilai Dasar Pancasila

Makna nilai dasar pancasila dikaji dalam perspektif filosofis yaitu, Pancasila sebagai dasar
filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu
nilai yang bersifat sistematis. Fungsi filsafat berkaitan dengan Pancasila yaitu mempertanyakan
dan menjawab apakah dasar kehidupan berrpolitik dalam berbangsa dan bernegara.

Sangat tepat kiranya pertanyaan yang diajukan oleh Ketua BPUPKI, Dr. Radjiman
Wediodiningrat di hadapan rapat BPUPKI bahwa negara Indonesia yang akan kita bentuk itu apa
dasarnya? Kemudian Soekarno menafsirkan pertanyaan tersebut sebagai berikut; “Menurut
anggapan saya yang diminta oleh Paduka tuan Ketua yang mulia ialah dalam Bahasa Belanda
yaitu philosiphische grondslag dari pada Indonesia Merdeka. Philosophische grondslag itulah
fundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya untuk
di atasnya didirikan gedung Indonesia Merdeka”.

Pengertian Pancasila harus dimaknai kesatuan yang bulat, hirarkhis dan sistematis. Dalam
pengertian itu maka Pancasila merupakansuatu sistem filsafat sehingga kelima silanya memiliki
esensi makna yang utuh. Dasar pemikiran filosofisnya yaitu Pancasila sebagai filsafat bangsa dan
negara Republik Indonesia mempunyai makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan,
kemasyarakatan serta kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan,
Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan. Titik tolaknya pandangan itu adalah negara adalah suatu
persekutuan hidup manusia atau organisasi kemasyarakatan manusia. Hal demkian dapat
dijelaskan sebagai berikut :

Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia sehingga bangsa Indonesia sebagai kausa
materialis. Nilai-nilai itu sebagai hasil pemikiran, penilaian kritik serta hasil refleksi filosofis
bangsa Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila merupakan filsafat (pandangan hidup) bangsa Indonesia sehingga
merupakan jati diri bangsa, yang diyakini sebagai sumber nilai atas kebenaran, kebaikan,
keadilan dan kebijaksanaan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Nilai-nilai Pancasila didalamnya terkandung ketujuh nilai-nilai kerohanian yaitu nilai-nilai
kebenaran, keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, estetis dan religius yang manifestasinya sesuai
dengan budi nurani bangsa Indonesia karena bersumber pada kepribadian bangsa.
Oleh karena itu, Pancasila yang diambil dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia pada dasarnya
bersifat religius, kemanusiaan, persatuan, demokrasi dan keadilan. Disamping itu Pancasila
bercirikan asas kekeluargaan dan gotong royong serta pengakuan atas hak-hak individu.

2. Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Nilai Fundamental Terhadap Sistem Etika Negara

Nilai-nilai Pancasila bersifat universal yang memperlihatkan nafas humanisme. Oleh karena itu,
Pancasila dapat dengan mudah diterima oleh siapa saja. Meskipun Pancasila mempunyai nilai
universal tetapi tidak begitu sajadengan mudah diterima oleh semua bangsa. Perbedaannya
terletak pada fakta sejarah bahwa nilai Pancasila secara sadar dirangkai dan disahkan menjadi
satu kesatuan yang berfungsi sebagai basis perilaku politik dan sikap moral bangsa.

Adapun Pembukaan UUD 1945 yang didalamnya memuat nilai-nilai Pancasila mengandung
empat pokok pikiran yang merupakan derivasi atau penjabaran dari nilai-nilai Pancasila itu
sendiri. Pokok pikiran pertama menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara persatuan,
yaitu negara yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, mengatasi
segala paham golongan maupun perseorangan.

Ketentuan dalam pembukaan UUD 1945 yaitu, ”…..maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia dalam suatu Undang- Undang Dasar Negara Indonesia” menunjukkan sebagai sumber
hukum. Nilai dasar yang fundamental dalam hukum mempunyai hakikat dan kedudukan yang
kuat dan tidak dapat berubah mengingat pembukaan UUD 1945 sebagai cita-cita negara
(staatsidee) para pediri bangsa sekaligus perumus konstitusi (the framers of the constitution). Di
samping itu, nilai-nilai Pancasila juga merupakan suatu landasan moral etik dalam kehidupan
kenegaraan yang ditegaskan dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 bahwa negara
berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa berdasar atas kemanusiaan yang adil dan beradab.
Konsekuensinya dalam penyelenggaraan kenegaraan antara lain operasional pemerintahan
negara, pembangunan negara, pertahanan-keamanan negara, politik negara serta pelaksanaan
demokrasi negara harus senantiasa berdasarkan pada moral ketuhanan dan kemanusiaan.
Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan Negara Republik Indonesia merupakan nilai yang
tidak dapat dipisah-pisahkan dengan masing-masing silanya. Untuk lebih memahami nilai-nilai
yang terkandung dalam masing-masing sila Pancasila, makadapat diuraikan sebagai berikut:

Ketuhanan Yang Maha Esa, meliputi dan menjiwai keempat sila lainnya. Dalam sila ini
terkandung nilai bahwa negara yang didirikan adalah pengejawantahan tujuan manusia sebagai
mahluk Tuhan Yang Maha esa.
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Kemanusian berasal dari kata manusia yaitu mahluk yang
berbudaya dengan memiliki potensi pikir, rasa, karsa dan cipta. Potensi itu yang mendudukkan
manusia pada tingkatan martabat yang tinggi yang menyadari nilai-nilai dan norma-norma.
Kemanusiaan terutama berarti hakikat dan sifat-sifat khas manusia sesuai dengan martabat.
Persatuan Indonesia. Persatuan mengandung pengertian bersatunya bermacam-macam corak
yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan. Persatuan Indonesia dalam sila ketiga ini
mencakup persatuan dalam arti ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan.
Persatuan Indonesia ialah persatuan bangsa yang mendiami seluruh wilayah Indonesia. Persatuan
Indonesia merupakan faktor yang dinamis dalam kehidupan.
Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksaaan dalam Per-musyawaratan/Perwakilan
Kerakyatan. Rakyat merupakan sekelompok manusia yang berdiam dalam satu wilayah negara
tertentu. Dengan sila ini berarti bahwa bangsa Indonesia menganut sistem demokrasi yang
menempatkan rakyat di posisi tertinggi dalam hirarki kekuasaan.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku
dalam masyarakat di segala bidang kehidupan, baik materiil maupun spiritual. Seluruh rakyat
Indonesia berarti untuk setiap orang yang menjadi rakyat Indonesia.

Adapun makna dan maksud istilah beradab pada sila kedua, “Kemanusiaan yanga dil dan
beradab” yaitu terlaksananya penjelmaan unsur-unsur hakikat manusia, jiwa raga, akal, rasa,
kehendak, serta sifat kodrat perseorangan dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa sebagai causa
prima dalam kesatuan majemuk-tunggal. Hal demikian dilaksnakan dalam upaya
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernagara yang bermartabat tinggi.

Pancasila Sebagai Etika Politik di Indonesia


1. Pancasila Sebagai Etika dalam Pemilu

Pelaksanaan pemilu merupakan wujud dari negara yang berkedaulatan rakyat (demokrasi).
Plaksanaan pemilu diatur dalam Pasal 22E UUD 1945 Pasca perubahan. Pelaksanaan pemilu,
termasuk pemilu kepala daerah (pemilukada) harus senantiasa didasarkan pada prinsip-prinsip
Pancasila, yaitu proses demokrasi harus dilaksanakan dengan menjunjung tinggi prinsip
kemanusiaan yang beradab sehingga terwujud keharmonisan dan pemerintahan negara yang
demokratis.

Selanjutnya, pencasila mengatur kehidupan berdemokrasi dalam batang tubuh UUD 1945. Hal
yang perlu diperhatikan agar pelaksanaan pemilihan umum yang demokratis yaitu harus
senantiasa memegang teguh prinsip konstitusionalisme sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat
(2) UUD 1945, yaitu “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-
Undang Dasar”.

Prinsip demikian merupakan wujud enguatan berdemokrasi dan pembangunan sistem etika,
terutama dalam pelaksanaan pemilu. Artinya, apabila pelaksanaan pemilu telah menyimpang dari
ketentuan sebagaimana diatur dalam UUD 1945 maka pelaksanaan hasil pemilu perlu ditinjau
ulang sehingga sesuai dengan prinsip berdemokrasi yang dibangun dalam UUD 1945 sebagai
generalisasi dari Pancasila yang berkedudukan sebagai hukum tertinggi dalam sistem hukum di
Indonesia. Upaya untuk mengatasi berbagai kecurangan dalam pemilu, UUD 1945 mengatur
pelaksanaan pemilu demokratis, yaitu untuk menjaga konsistensi prinsip konstitusionalisme agar
pelaksanaan pemilu tetap berdasarkan pada koridor hukum yang senantiasa menjunjung tinggi
etika berpolitik,ditangani oleh lembaga peradilan tata negara yaitu Mahkamah Konstitusi (MK)
sebagai lembaga pengawal konstitusi (the guardian of the constitution). Implikasinya,
pelaksanaan pemilu mengarah pada prinsip sebagaimana diatur dalam UUD 1945 termasuk
Pancasila.

2. Implementasi Nilai dan Moral Kehidupan Bermasyarakat


Dalam kehidupan kita akan selalu berhadapan dengan istilah nilai dan norma dan juga moral
dalam kehidupan sehari-hari. Dapat kita ketahui bahwa yang dimaksud dengan nilai sosial
merupakan nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa
yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang menanggap menolong memiliki
nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk. Demikian pula, guru yang melihat siswanya gagal
dalam ujian akan merasa gagal dalam mendidik anak tersebut. Bagi manusia, nilai berfungsi
sebagai landasan, alasan, atau motivasi dalam segala tingkah laku dan perbuatannya.

Nilai mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan pandangan hidup seseorang dalam
masyarakat. Itu adalah yang dimaksud dan juga contoh dari nilai. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa norma sosial adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat
tertentu. Norma sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma menyangkut perilaku-
perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma dalam
masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan
sosial yang telah terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar hubungan di antara manusia
dalam masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan. Tingkat norma dasar
didalam masyarakat dibedakan menjadi 4 (empat) yaitu cara, kebiasaan, tata kelakuan, dan adat
istiadat. Misalnya orang yang melanggar hukum adat akan dibuang dan diasingkan ke daerah
lain.

Pancasila adalah sebagai dasar negara Indonesia, memegang peranan penting dalam
setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Pancasila banyak memegang peranan yang sangat
penting bagi kehidupan bangsa Indonesia, salah satunya adalah “Pancasila sebagai suatu sistem
etika”. Di dunia internasional bangsa Indonesia terkenal sebagai salah satu negara yang memiliki
etika yang baik, rakyatnya yang ramah tamah, sopan santun yang dijunjung tinggi dan banyak
lagi, dan pancasila memegang peranan besar dalam membentuk pola pikir bangsa ini sehingga
bangsa ini dapat dihargai sebagai salah satu bangsa yang beradab didunia.Kecenderungan
menganggap hal yang tak penting akan kehadiran pancasila diharapkan dapat ditinggalkan.
Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang beradab. Pembentukan etika bukanlah hal yang
mudah, karena berasal dari tingkah laku dan hati nurani. Pancasila sebagai etika, dapat kita
ketahui bahwa dalam pembahasan ini tentang pancasila sebagai etika. Etika merupakan
kelompok filsafat praktis (filsafat yang membahas bagaimana manusia bersikap terhadap apa
yang ada ) dan dibagi mejadi kelompok. Etika merupakan pemikiran kritis dan mendasar tentang
ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika juga ilmu yang membahas tentang
bagaimana dan mengapa kita harus belajar tentang etika dan mengikuti ajaran moral. Etika pun
dibagi menjadi 2 kelompok etika umum dan khusus. Etika khusus ini terbagi dua yaitu terdari
etika individual dan etika social. Etika politik adalah cabang bagian dari etika social dengan
demikian membahas kewajiban dan norma-norma dalam kehidupan politik, yaitu bagaimana
seseorang dalam suatu masyarakat kenegaraan (yang menganut system politik tertentu)
berhubungan secara politik dengan orang atau kelompok masyarakat lain. Dalam melaksanakan
hubungan politik itu seseorang harus mengetahui dan memahami norma-norma dan kewajiban-
kewajiban yang harus dipatuhi.Dan pancasila memegang peranan dalam perwujudan sebuah
sistem etika yang baik di negara ini. Disetiap saat dan dimana saja kita berada kita diwajibkan
untuk beretika disetiap tingkah laku kita. Seperti tercantum di sila ke dua “ kemanusian yang adil
dan beadab” tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran pancasila dalam membangun etika bangsa
ini sangat berandil besar, Setiap sila pada dasarnya merupakan azas dan fungsi sendiri-sendiri,
namun secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan. Maka bisa dikatakan bahwa fungsi
pancasila sebagai etika itu sangatlah penting agar masyarakat harus bisa memilih dan
menentukan calon yang akan menjabat dan menjadi pimpinan mayarakat dalam demokrasi
liberal memberikan hak kepada rakyat untuk secara langsung memilih pejabat dan pemimpin
tinggi (nasional, provinsi, kabupaten/kota) untuk mewujudkan harapan rakyat! dengan biaya
tinggi serta adanya konflik horizontal. Sesungguhnya, dalam era reformasi yang memuja
kebebasan atas nama demokrasi dan HAM, ternyata ekonomi rakyat makin terancam oleh
kekuasaan neoimperialisme melalui ekonomi liberal. Analisis ini dapat dihayati melalui
bagaimana politik pendidikan nasional (konsep : RUU BHP sebagai kelanjutan PP No. 61 /
1999) yang membuat rakyat miskin makin tidak mampu menjangkau.Bidang sosial ekonomi,
silahkan dicermati dan dihayati Perpres No. 76 dan 77 tahun 2007 tentang PMDN dan PMA
yang tertutup dan terbuka, yang mengancam hak-hak sosial ekonomi bangsa .Dalam pelaksanaan
pilkada sebagai prakteknya demokrasi liberal, juga menghasilkan otoda dalam budaya politik
federalisme, dilaksanakan: dengan biaya amat mahal + social cost juga mahal, dilengkapi dengan
konflik horisontal sampai anarchisme. Pilkada dengan praktek demokrasi liberal, menghasilkan
budaya demokrasi semu (demokrasi palsu). Bagaimana tidak semu ; bila peserta pilkada 3 – 5
paket calon; terpilih dengan jumlah suara sekitar 40%, 35%, 25%. Biasanya, yang terbanyak
40% ini dianggap terpilih sebagai mayoritas. Padahal norma mayoritas di dunia umumnya
dengan jumlah 51%. Apa model demokrasi-semu (demokrasi palsu) ini yang akan dikembangkan
reformasi Indonesia? atas nama demokrasi langsung dan HAM. Bandingkan dengan demokrasi
Pancasila dalam UUD Proklamasi 45 Pasal 1, 2 dan 37. Pasal 95 (1), (2), yang menetapkan :
calon terpilih bila memperoleh suara lebih dari 25 % dari jumlah suara sah. Dalam halnya
PEMILU tahun 2009 banyak partai-partai yang belum memakai etika politik. Bukan hanya para
partai saja, melainkan masyarakat yang memilih pun terkadang tidak memilih untuk memikirkan
bangsanya melainkan hanya berfikir untuk kepentingan sendiri (independent). Dan pada
PEMILU tahun ini banyak yang melanggar etika politik yang telah diterapkan oleh KPU.

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, kiranya dapat disimpulkan beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Pancasila merupakan sebuah nilai dasar Negara Indonesia. Pancasila diambil dari nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia pada dasarnya bersifat religius, kemanusiaan, persatuan,
demokrasi dan keadilan. Di samping itu Pancasila bercirikan asas kekeluargaan dan gotong
royong serta pengakuan atas hak-hak individu.
2. Implementasi Pancasila sebagai sistem etika harus senantiasa terwujud prinsip-prinsip
sebagai nilai luhur termasuk sila kedua dari Pancasila, yaitu “Kemanusiaan yang adil dan
beradab”. Eksistensi pancasila sebagai sistem etika dapat ditegakkan dengan
mengimplementasikan prinsip konstitusionalisme dalam penyelenggaraan
pemerintahan Negara Indonesia.
Saran
Berdasarkan pembahasan di atas, kiranya dapat diuraikan beberapa saran, yaitu:

1. Pancasila harus senantiasa diaktualisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di


Indonesia sehingga ciri kekeluargaan dan gotong royong senantiasa dapat terwujud dalam
kehidupan di Indonesia.
2. Implementasi pancasila harus senantiasa tertuang dalam setiap kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, termasuk dalam penyelenggaraan hak berpolitik seperti pemilu
dan kehidupan sehari-hari sehingga terwujud perilaku atau etika yang sesuai dengan
karakter Bangsa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

1Jazim Hamidi. Kedudukan Hukum Naskah Proklamasi 17 Agustus 1945 dalam Sistem
Ketatanegaraan Republik Indonesia. Jurnal Konstitusi Volume 3 Nomor 1 1, Februari 2006:
Setjen dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi

2Notonagoro. 1971. Pancasila Secara Ilmiah Populer. Jakarta: Bumi Aksara


Jurnal Universitas Negeri Malang. Pembelajaran Nilai, Norma, dan Moral dalam
PPKn.http://journal.um.ac.id/index.php/ppkn/article/view/1716, diakses pada tanggal 5 Nov
2018, Pukul 18.10 WIB.

Mahkamah Konstitusi. Pancasila Sebagai Rambu Politik Hukum


Nasional. http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?Page=website.BeritaInternalLengka
p&id=3998, diakses tanggal 6 Nov 2018 Pukul 19.02 WIB.

Pancasila Sebagai Dasar Negara, Asas Etika Politik dan Acuan Kritik Ideologi.
Makalah. http://psp.ugm.ac.id/kongres-pancasila/file/sastra%20pratedja%20.edit. 1.doc, diakses
tanggal 6 Nov 2018, Pukul 20.15 WIB.

Anda mungkin juga menyukai