Anda di halaman 1dari 13

I.1.

Gravity Concentration

I.1.1 Pengertian Gravity Concentration

"Gravitiy Concentration" adalah proses konsentrasi yang mendasarkan pada gaya gravitasi.
Proses ini terbagi menjadi beberapa macam, yaitu :

Mendasarkan pada aliran air horizontal

a. Shaking Table

b. Sluice Box

c. Humprey Spiral

Mendasarkanpada aliran air vertical

a. Jigging

Mendasarkan pada berat jenis media

a. Heavy Liquid Separator

b. Heavy Media Separator

I.1.2 Alat-alat dalam Gravity concentrat

1. Shaking Table (meja goyang)

Tabling adalah suatu proses konsentrasi untuk memisahkan antara mineral berharga dengan
mineral tidak berharga, mendasarkan pada perbedaan berat jenis mineral melalui aliran fluida
yang tipis. Oleh karena itu proses ini termasuk dalam Flowing Film Concentration. Alat yang
digunakan adalah Shaking Table.

Prinsip pemisahan dalam tabling ialah ukuran mineral harus halus karena proses konsentrasi ini
mendasarkan pada aliran fluida tipis. Adanya gaya dorong air terhadap partikel yang sama
besarnya tapi berbeda berat jenisnya, maka partikel yang ringan akan mengalami dorongan air
yang lebih besar dari partikel berat. Dengan adanya gerakan maju mundur dari ”head
motion” maka partikel yang berat akan melaju lebih jauh dari partikel yang ringan sampai
akhirnya partikel-partikel tersebut masuk ke tempat penampungan.

Untuk mendapatkan aliran air yang turbulen maka dipasang alat yaitu ”riffle”, dengan demikian
partikel yang ringan akan cenderung untuk meloncat dari riffle satu ke riffle lainnya dibanding
partikel yang berat yang hanya akan menggelinding searah dengan riffle tersebut.
Proses ini berjalan terus menerus sehingga antara mineral yang mempunyai berat jenis besar
dengan yang ringan dapat terpisahkan.

Gaya-gaya yang bekerja dalam tabling adalah :

a. Gaya gesek antara partikel dengan dek (khusus partikel berat yang dominan)

b. Gaya dorong air (khusus partikel ringan lebih dominan)

c. Gaya gravitasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi produk, antara lain :

a. kemiringan dek

Dek yang terlalu miring akan mempengaruhi kecepatan aliran air dan bila kecepatan aliran air
tersebut terlalu cepat maka partikel ringan akan terbawa air semuanya sehingga yang tertinggal
hanya mineral berat. Dengan begitu hasil yang didapatkan adalah produkta yang berkadar tinggi
tetapi kapasitasnya sedikit. Untuk kemiringan yang kecil sehingga kecepatan aliran air lambat
maka produkta yang didapat berkadar rendah dengan kapasitas besar.

b. kecepatan feeding dan kemiringan

Bila terlalu cepat pengumpananya dan kemiringan dek kecil, maka proses pemisahan akan
berjalan kurang baik karena umpan tertumpuk dan akan masuk ke konsentrat.

c. persen solid

Bila terlalu encer pemisahan akan baik dan sebaliknya bila kental maka semua partikel akan
masuk ke konsentrat.

d. jumlah dan panjang stroke

Pengaruh terhadap proses pemisahan adalah stroke yang panjang untuk material kasar dan stroke
kecil untuk material halus.

Kelakuan partikel di dalam flowing film concentration dipengaruhi oleh beberapa faktor :

a. kemiringan dek

b. viscositas fluida

c. koefisien gesek antara partikel dengan dek

d. ketebalan dari ”fluid film” atau kecepatan dari aliran fluida


e. bentuk partikel

f. berat jenis

g. kekerasan permukaan dek

Pada dek yang horisontal, tidak akan ada gerakan dari partikel. Partikel akan mulai bergerak bila
dek mempunyai kemiringan.

Macam-macam meja goyang (shaking table) antara lain :

a. Wilfley Table

Alat ini berbentuk empat persegi panjang dengan riffle dibuat mulai dari ukuran pendek hingga
panjang. Faktor yang sering diubah adalah kemiringannya.

b. Butchart Table

Bentuk head motion hamper sama dengan wilfle table tetapi berbeda pada rifflenya. Riffle pada
alat ini membengkok kearah atas. Dengan riffle ini material dipaksa untuk naik pada bagian riffle
yang membelok kea rah atas sebelum sampai ke tempat konsentrat.

c. Card Table

Riffle berbentuk triangular yang agak kasar dan pembuatannya langsung pada dek tersebut

d. Deister Overstorm, Plat O Table

Pada dasarnya perbedaan macam-macam meja goyang ini terletak dari head motion dan bentuk
rifflenya.

Kapasitas dari table dipengaruhi oleh :

a. Ukuran umpan

b. Operasi yang dikehendaki

c. Perbedaan berat jenis antara mineral yang dipisahkan

d. Berat jenis rata-rata dari mineral yang akan dipisahkan


2. Sluice Box

Prinsipnya adalah memisahkan antara mineralberharga dengan yang tidak berharga mendasarkan
atas gaya beratnya. Alat ini berbentuk box atau kotak yang bagian dalamnya dilengkapi dengan
riffle, yang gunanya untuk menahan material yang mempunyai berat jenis relatif besar
dibandingkan dengan material lain sehingga mampu mengimbangi gaya dorong dari aliran air.

Jadi yang mempengaruhi berhasil tidaknya dalam melakukan operasi pemisahan dengan alat ini
adalah :

a. Kecepatan aliran dan ketebalan aliran fluida

Bila kecepatan dan ketinggian fluida terlalu besar maka mineral yang ada baik itu mineral berat
maupun ringan dan ketebalan yang besar dari fluida akan membuat arus turbulen yang besar dan
ini yang membuat material meloncat dari riffle.

b. Berat jenis material yang akan dipisahkan

Berat jenis dari material harus cukup besar karena material itu harus dapat mengimbangi
derasnya arus dengan gaya berat sehingga material itu akan dapat terhalangi oleh riffle. Bila
material itu mampunyai berat jenis yang kecil, akan hanyut terbawa oleh aliran air.

c. Banyaknya air/fluida

Bila air yang digunakan untuk memisahkan mineral ini hanya sedikit, maka mineral tersebut
tidak akan dapat terpisahkan atau hasilnya adalah heterogen

d. Ketinggian riffle

Ketinggian riffle harus sebanding dwngan ketebalan aliran air, paling tidak harus melebihi +/-
0,5 cm dari permukaan riffle

e. Panjang box

Panjang box sangat menentukan karena makin panjang akan semakin besar kemungkinan
material itu untuk tersangkut pada roffle sehingga hasilnya semakin besar

Dalam sluice box ini, macam riffle ada dua :

a. Riffle memanjang

b. Riffle melintang

Tahap-tahap dalam sluicing adalah :

a. Pemasukan umpan
b. Pencucian

c. Pengambilan konsentrat

Khusus untuk pengambilan konsentrat maka riffle diangkat atau dibuka lalu disemprot
dengan air, maka material yang dikehendaki itu dapat diambil dari sluice box tersebut.

3. Humphrey Spiral

Humphrey Spiral merupakan alat penetrasi pemisahan mineral berat dan mineral ringan
yang berbentuk spiral yang menggunakan gaya sentrifugal dan air sebagai media konsentrasi.
Metode pemisahan ini teramasuk kedalam “gravity consenteration”.

Prinsip kerja dari alat ini adalah umpan dimasukkan kedalam kotak penampung umpan.
Kemudian dengan menggunakan pompa air, larutan umpan dipompa keatas spiral. Larutan
umpan akan terlebih dahulu melewati Hydrocyclon. Pada Hydrocyclon umpan dipisahkan
menjadi mineral berat dan mineral ringan. Mineral berat akan keluar dari Hydrocylon melalui
pipa bagian bawah, sedangkan mineral ringan keluar dari pipa bagian atas.

Umpan memasuki saluran spiral dalam bentuk campuran yang hampir homogen. Ketika
larutan air beserta umpan mengalir mengelilingi jalur spiral, pemisahan terjadi pada bidang
vertikal. Pemisahan biasanya terjadi sebagai hasil perpaduan dari Hindered Settling dan
Interstitial Trickling. Gaya Bagnol juga memberikan kontribusi yang besar. Hasilnya adalah:
partikel-partikel yang berat akan mengalir pada daerah dengan kecepatan rendah, pada sisi dalam
dari bidang spiral, sedangkan partikel-partikel yang ringan akan mengalir pada daerah dengan
kecepatan tinggi, pada sisi luar bidang spiral.

Pada daerah berkecepatan rendah diletakkan splitter, yaitu lubang yang didesain dan
berfungsi untuk menampung mineral berat atau dalam hal ini adalah mineral berharga.
Konfigurasi dan letak (posisi) dari splitter dapat diatur sesuai dengan konsentrat yang akan
dihasilkan.

Hasil akhir yang didapat pada pemisahan dengan menggunakan metode Humphrey spiral
adalah konsentrat, midling dan tailing.

Gaya yang Bekerja

o Gaya gravitasi

o Gaya gesek

o Gaya Sentrifugal
o Gaya dorong air

Variabel Operasi

a. Jumlah lingkaran spiral

b. Tipe spiral

c. Diameter spiral

d. Permukaan spiral

e. Ketinggian alat

f. Konfigurasi spiral

g. Kecepatan aliran air

h. Bentuk dan ukuran butir partikel

i. Perbedaan density partikel

j. Laju pengumpanan

Proses pemisahan ini dapat terjadi karena partikel yang berat akan mendekati pusat spiral atau
berada di bagian bawah, sedangkan partikel yang ringan dan halus akan naik. Hal ini terjadi
karena adanya gaya-gaya yang telah disebut diatas.

Dalam pemisahan ini plp harus tetap dipertahankan agar besarnya persen solid antara 20% -
30%. Kapasitas alat ini mencapai 1 – 2 ton/jam dengan umpan pada 25% - 50% solid dengan
ukuran normal 20.

I.1.3. Langkah-langkah dalam melakukan pengukuran metode gravity

Hal-hal yang dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan pengukuran adalah sebagai
berikut :

Kalibrasi terhadap data / titik pengukuran yang telah diketahui nilai gravitasi absolutnya,
misalnya IGSN’71

1. Melakukan pengikatan pada base camp terhadap titik IGSN’71 terdekat yang telah
diketahui nilai ketinggian dan gravitasinya, dengan cara looping.

2. Bila perlu di base camp diamati variasi harian akibat pasang surut dan akibat faktor yang
lainnya. Setelah melakukan hal di atas barulah pengamatan yang sebenarnya dilakukan.
Pengukuran metoda gayaberat dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu: penentuan titik ikat dan
pengukuran titik-titik gayaberat. Sebelum survei dilakukan perlu menentukan terlebih dahulu
base station, biasanya dipilih pada lokasi yang cukup stabil, mudah dikenal dan dijangkau. Base
station jumlahnya bisa lebih dari satu tergantung dari keadaan lapangan. Masing-masing base
station sebaiknya dijelaskan secara cermat dan terperinci meliputi posisi, nama tempat, skala dan
petunjuk arah. Base station yang baru akan diturunkan dari nilai gayaberat yang mengacu dan
terikat pada Titik Tinggi Geodesi (TTG) yang terletak di daerah penelitian. TTG tersebut pada
dasarnya telah terikat dengan jaringan Gayaberat Internasional atau ”International Gravity
Standardization Net”, (IGSN 71). Base station berada di Hotel Sari Bakung kecamatan
Menggala Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung. Base station diturunkan dari
TTG.2327 yang berada di pertigaan jalan terminal Panarakan-Menggala-Panarakan depan
kuburan, 800 m membesar dari km.121 TB;km.2 Menggala; km.20 Panarakan. Penurunan
tersebut dilakukan dengan metode kitaran/looping.

Pengukuran data lapangan meliputi pembacaan gravity meter juga penentuan posisi, waktu
dan pembacaan barometer serta suhu. Pengukuran gayaberat pada penelitian ini menggunakan
alat gravity meter LaCoste & Romberg type G.525 berketelitian 0,03 mGal/hari atau ± 0,1
mGal/bulan. Penentuan posisi dan waktu menggunakan Global Positioning System (GPS)
Garmin, sedangkan pengukuran ketinggian menggunakan Barometer Aneroid Precission dan
termometer. Pengukuran pada titik-titik survei dilakukan dengan metode kitaran/looping dengan
pola A-B-C-D-A, dengan ‘A’ adalah salah satu cell center (CC) yang merupakan base station
setempat. Jarak antar titik pengukuran pada keadaan normal ± 5 km, tergantung dari medan yang
akan diukur dengan pertimbangan berdasarkan pada kecenderungan (trend) geologi di daerah
survei.

Metode kitaran/looping diharapkan untuk menghilangkan kesalahan yang disebabkan oleh


pergeseran pembacaan gravity meter. Metode ini muncul dikarenakan alat yang digunakan
selama melakukan pengukuran akan mengalami guncangan, sehingga menyebabkan bergesernya
pembacaan titik nol pada alat tersebut

I.1.4.. Pengolahan Data Gravity

Pemrosesan data gayaberat yang sering disebut juga dengan reduksi data gayaberat, secara
umum dapat dipisahkan menjadi dua macam, yaitu: proses dasar dan proses lanjutan. Proses
dasar mencakup seluruh proses berawal dari nilai pembacaan alat di lapangan sampai diperoleh
nilai anomali Bouguer di setiap titik amat. Proses tersebut meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
konversi pembacaan gravity meter ke nilai milligal, koreksi apungan (drift correction), koreksi
pasang surut (tidal correction), koreksi lintang (latitude correction), koreksi udara bebas (free-
air correction), koreksi Bouguer (sampai pada tahap ini diperoleh nilai anomali Bouguer
Sederhana (ABS) pada topografi.), dan koreksi medan (terrain correction). Pemrosesan data
tersebut menggunakan komputer dengan software MS. Excel. Proses lanjutan merupakan proses
untuk mempertajam kenampakan/gejala geologi pada daerah penyelidikan yaitu pemodelan
dengan menggunakan software Surfer 8 dan GRAV2DC. Beberapa koreksi dan konversi yang
dilakukan dalam pemrosesan data metoda gayaberat, dapat dinyatakan sebagai berikut :
a. Konversi Pembacaan Gravity Meter

Pemrosesan data gayaberat dilakukan terhadap nilai pembacaan gravity meter untuk
mendapatkan nilai anomali Bouguer. Untuk memperoleh nilai anomali Bouguer dari setiap titik
amat, maka dilakukan konversi pembacaan gravity meter menjadi nilai gayaberat dalam satuan
milligal. Untuk melakukan konversi memerlukan tabel konversi dari gravity meter tersebut.
Setiap gravity meter dilengkapi dengan tabel konversi.

Cara melakukan konversi adalah sebagai berikut:

1. Misal hasil pembacaan gravity meter 1714,360. Nilai ini diambil nilai bulat sampai
ratusan yaitu 1700. Dalam tabel konversi (Tabel 3.1) nilai 1700 sama dengan 1730,844
mGal.

2. Sisa dari hasil pembacaan yang belum dihitung yaitu 14,360 dikalikan dengan faktor
interval yang sesuai dengan nilai bulatnya, yaitu 1,01772 sehingga hasilnya menjadi
14,360 x 1,01772 = 14.61445 mGal.

3. Kedua perhitungan diatas dijumlahkan, hasilnya adalah (1730,844 + 14.61445) x CCF =


1746.222 mGal. Dimana CCF (Calibration Correction Factor) merupakan nilai kalibrasi
alat Gravity meter LaCoste & Romberg type G.525 sebesar 1.000437261.

Tabel 1. Kutipan contoh tabel konversi gravity meter type G.525.

Pembacaan Nilai Dalam Interval

Counter mGal Faktor

1600 1629.070 1.01774

1700 1730.844 1.01772

1800 1832.616 1.01770

b. Posisi dan Ketinggian

Penentuan posisi menggunakan GPS, sedangkan pengukuran ketinggian menggunakan


barometer aneroid dan termometer. Pengukuran ketinggian dilakukan secara diferensial yaitu
dengan menggunakan dua buah barometer dan termometer. Pengukuran tersebut dilakukan
dengan menempatkan satu alat di base station sedangkan alat yang lain dibawa untuk melakukan
pengukuran pada setiap titik amat.
Adapun pemrosesan data posisi dan ketinggian sebagai berikut.

1. Pemrosesan Data GPS

Setiap kali pembacaan posisi titik amat langsung dapat diketahui dari bacaan tersebut, yaitu
berupa bujur (longitude) dan lintang (latitude). Posisi yang ditunjukan GPS dalam satuan derajat,
menit dan detik. Maka perlu melakukan konversi posisi dari satuan waktu ke dalam satuan
derajat. Posisi ini selanjutnya digunakan untuk menghitung koreksi lintang atau perhitungan
normal.

2. Pemrosesan Data Barometer

Barometer merupakan alat ukur tekanan udara yang secara tidak langsung digunakan untuk
mengukur beda tinggi suatu tempat di permukaan bumi. Prinsip pengukuran ketinggian
barometer didasarkan pada suatu hubungan antara tekanan udara disuatu tempat dengan
ketinggian tempat lainnya, yaitu dengan adanya tekanan udara suatu tempat dipermukaan bumi
sebanding dengan berat kolom udara vertikal yang berada diatasnya (hingga batas atas atmosfer).
Ketelitiaan pengukuran tinggi barometer sangat tergantung pada kondisi cuaca, sebab keadaan
tersebut akan mempengaruhi tekanan udara di suatu tempat. Perbedaan temperatur udara dan
kecepatan angin disuatu tempat akan menyebabkan tekanan udara naik turun (berfluktuasi),
sehingga akan menimbulkan kesalahan dalam beda tinggi antara dua tempat yang berbeda. Maka
perlu dilakukan pengukuran temperatur udara untuk menentukan koreksi temperatur yang harus
diperhitungkan dalam penentuan beda tinggi, sehingga akan memperkecil kesalahan (Subagio,
2002). Pengukuran ketinggiaan dengan menggunakan barometer selain tergantung pada tekanan
udara, dipengaruhi juga oleh beberapa parameter seperti temperatur udara, kelembaban udara,
posisi lintang titik amat, serta ketinggian titik ukur.

Dalam pemrosesan data metoda gayaberat terdapat beberapa tahapan dengan koreksi-koreksi
diantaranya adalah :

1. Koreksi Apungan (Drift Correction)

Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh perubahan kondisi alat (gravity meter)
terhadap nilai pembacaan. Koreksi apungan muncul karena gravity meter selama digunakan
untuk melakukan pengukuran akan mengalami goncangan, sehingga akan menyebabkan
bergesernya pembacaan titik nol pada alat tersebut. Koreksi ini dilakukan dengan cara
melakukan pengukuran dengan metode looping, yaitu dengan pembacaan ulang pada titik ikat
(base station) dalam satu kali looping, sehingga nilai penyimpangannya diketahui. Besarnya
koreksi Drift dirumuskan sebagai berikut

drift

dengan g adalah medan gravitasi hasil pengukuran (mGal).

2. Koreksi Pasang Surut (Tidal Correction)


Koreksi ini adalah untuk menghilangkan gaya tarik yang dialami bumi akibat bulan dan
matahari, sehingga di permukaan bumi akan mengalami gaya tarik naik turun. Hal ini akan
menyebabkan perubahan nilai medan gravitasi di permukaan bumi secara periodik. Koreksi
pasang surut juga tergantung dari kedudukan bulan dan matahari terhadap bumi. Koreksi tersebut
dihitung berdasarkan perumusan Longman (1965) yang telah dibuat dalam sebuah paket program
komputer. Koreksi ini selalu ditambahkan terhadap nilai pengukuran, dari koreksi akan diperoleh
nilai medan gravitasi di permukaan topografi yang terkoreksi drift dan pasang surut,

3. Koreksi Lintang (Latitude Correction)

Koreksi lintang digunakan untuk mengkoreksi gayaberat di setiap lintang geografis


karena gayaberat tersebut berbeda, yang disebabkan oleh adanya gaya sentrifugal dan bentuk
ellipsoide. Dari koreksi ini akan diperoleh anomali medan gayaberat. Medan anomali tersebut
merupakan selisih antara medan gayaberat observasi dengan medan gayaberat teoritis (gayaberat
normal).

Menurut (Sunardy, A.C., 2005) gayaberat normal adalah harga gayaberat teoritis yang
mengacu pada permukaan laut rata-rata sebagai titik awal ketinggian dan merupakan fungsi dari
lintang geografi. Medan gayaberat teoritis diperoleh berdasarkan rumusan-rumusan secara
teoritis, maka untuk koreksi ini menggunakan rumusan medan gayaberat teoris pada speroid
referensi (z = 0) yang ditetapkan oleh The International of Geodesy (IAG) yang diberi nama
Geodetic Reference System 1967 (GRS 67) sebagai fungsi lintang (Burger, 1992),

4. Koreksi Ketinggian

Koreksi ini digunakan untuk menghilang perbedaan gravitasi yang dipengaruhi oleh perbedaan
ketinggian dari setiap titik amat. Koreksi ketinggian terdiri dari dua macam yaitu

a) Koreksi Udara Bebas (free-air correction)

b) Koreksi Bouguer

c) Koreksi Udara Bebas (free-air correction)

Koreksi udara bebas merupakan koreksi akibat perbedaan ketinggian sebesar h dengan
mengabaikan adanya massa yang terletak diantara titik amat dengan sferoid referensi. Koreksi ini
dilakukan untuk mendapatkan anomali medan gayaberat di topografi. Untuk mendapat anomali
medan gayaberat di topografi maka medan gayaberat teoritis dan medan gayaberat observasi
harus sama-sama berada di topografi, sehingga koreksi ini perlu dilakukan. Koreksi udara bebas
dinyatakan secara metematis dengan rumus :

FAC =0.3085h mGal

dimana h adalah beda ketinggian antara titik amat gayaberat dari sferoid referensi (dalam meter).
Setelah dilakukan koreksi tersebut maka akan didapatkan anomali udara bebas di topografi yang
dapat dinyatakan dengan rumus :

FAA =gobs-g(f) +FAC mGal

dimana :

FAA: anomali medan gayaberat udara bebas di topografi (mGal)

Gobs: medan gayaberat observasi di topografi (mGal)

G(f): medan gayaberat teoritis pada posisi titik amat (mGal)

FAC : koreksi udara bebas (mGal)

b). Koreksi Bouguer

Bouguer Correction adalah harga gaya berat akibat massa di antara referensi antara bidang
referensi muka air laut samapi titik pengukuran sehingga nilai gobservasi bertambah. Setelah
dilakukan koreksi-koreksi terhadap data percepatan gravitasi hasil pengukuran (koreksi latitude,
elevasi, dan topografi) maka diperoleh anomali percepatan gravitasi (anomali gravitasi Bouguer
lengkap) yaitu :

gBL = gobs ± g(ϕ) + gFA–gB + gT

dimana :

gobs = medan gravitasi observasi yang sudah dikoreksi pasang surut


g(ϕ) = Koreksi latitude
gFA = Koreksi udara bebas (Free Air Effect)
gB = Koreksi Bouguer
gT = Koreksi topografi (medan)

Dengan memasukan harga-harga numerik yang sudah diketahui,

gBL = gobs ± g(ϕ) + 0.094h– (0.01277h – T) σ

5. Koreksi Medan (Terrain Corection)

Koreksi medan digunakan untuk menghilangkan pengaruh efek massa disekitar titik observasi.
Adanya bukit dan lembah disekitar titik amat akan mengurangi besarnya medan gayaberat yang
sebenarnya. Karena efek tersebut sifatnya mengurangi medan gayaberat yang sebenarnya di titik
amat maka koreksi medan harus ditambahkan terhadap nilai medan gayaberat.
Anomali Bouguer

Nilai anomali Bouguer lengkap dapat diperoleh dari nilai anomali Bouguer sederhana yang telah
terkoreksi medan, Merupakan anomali yang dicari dengan cara mereduksi hasil pengukuran
lapangan dengan koreksi-koreksi seperti yang telah diuraikan di atas.

GRAVITY
CONTENTRATION

Disusun Oleh :
M. AZMAN AL – HAFIZH
03021381621053
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2017/2018

Anda mungkin juga menyukai