Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KELOMPOK

LAPORAN CASE STUDY MATA KULIAH KEPERAWATAN KOMUNITAS II

BAB I

PENDAHULUAN

1.01 LATAR BELAKANG

Permasalahan gizi dalam pembangunan kependudukan masih menjadi


masalah yang utama dalam tatanan kependudukan dunia. Oleh karena itu,
permasalahan ini menjadi salah satu butir penting yang menjadi kesepakatan
global dalam Milleneum Development Goals (MGDs). Setiap negara harus
mampu mengurangi angka balita yang mempunya gizi kurang dan gizi buruk
sehingga akan mencapai 15% pada tahun 2015 (Saputra & Nurizka, 2012).

Anak merupakan kelompok yang menunjukan pertumbuhan yang sangat


pesat sehingga memerlukan zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya.
Peran orang tua sangat penting dalam pemenuhan gizi karena dalam saat seperti
ini anak sangat membutuhkan perhatian dan dukungan orang tua dalam
menghadapi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Untuk
mendapatkan gizi–gizi yang baik diperlukan pengetahuan gizi yang baik dari
orang tua agar dapat menyediakan menu pilihan yang seimbang (Devi, 2012).

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas (2013), di


Indonesia terdapat 5,7% balita dengan gizi buruk atau sebanyak 26.518 anak,
13,9% gizi kurang, dan 4,5% balita gizi lebih. Prevalensi gizi buruk pada balita
di Indonesia menurut hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) 2014 yang
dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia, tahun 2014 sebanyak
4,7%, kemudian pada tahun 2015 angka gizi buruk turun menjadi 3,8%, dan
kembali turun pada tahun 2016 menjadi sebesar 3,4% (Kemenkes RI, 2016).

Tingkat pengetahuan orang tua tentang gizi sangat berpengaruh terhadap


perilaku dan sikap dalam memilih makanan untuk anaknya. Keadaan gizi yang
baik akan menentukan tingginya angka presentase status gizi secara nasional.
Ketidaktahuan tentang makanan yang mempunyai gizi baik akan menyebabkan
pemilihan makanan yang salah dan rendahnya gizi yang tekandung dalam
makanan tersebut dan akan menyebabkan status gizi anak tersebut menjadi
buruk dan kurang (Maulana, 2012).

1.02 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana asuhan keperawatan kesehatan komunitas pada kelompok


khusus balita kurang gizi di komunitas?

1.03 TUJUAN

1.03.1 TUJUAN UMUM

Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami mengenai asuhan


keperawatan kesehatan komunitas pada kelompok balita kurang gizi di
komunitas.

1.03.2 TUJUAN KHUSUS

a. Untuk mengidentifikasi rumusan masalah dan diagnosis


keperawatan komunitas pada kelompok balita kurang gizi.

1
b. Untuk mengidentifikasi skoring yang sesuai dengan diagnosis
keperawatan komunitas pada kasus balita kurang gizi.

c. Untuk menyusun asuhan keperawatan kesehatan komunitas pada


kelompok balita kurang gizi.

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.01 Kasus (...) :

2.01.1 Rumuskan masalah dan diagnosa keperwatan komunitas yang


teridentifikasi sesuai kasus tersebut.

2.01.2 Susunlah scoring dengan diagnosis keperawatan komunitas yang


teridentifikasi.

2.01.3 Susunlah rencana keperawatan komunitas pada satu diagnosis prioritas


(indentifikasi NOC dan NIC secara rinci.

2.02 Analisa Data :

NO DATA PROBLEM ETIOLOGI


1. DO :
 40% balita berada pada Ketidak efektifan Sumber daya
garis kuning pemeliharaan (pengetahuan) yang
 35% ibu yang memiliki kesehatan tidak cukup
balita kurang pengatuhan

2
tentang gizi pada balita.
 25% balita memiliki
kebiasaan jajan tidak
sehat.
 25% ibu yang memiliki
balita tidak mengetahui

NO DATA PROBLEM ETIOLOGI


tugas perkembangan
anaknya dan apa yang
harus dilakukan supaya
anaknnya memliki
perkembangan yang
optimal.
 Cakupan posyandu
kurang dari 70%.

DS :
 Hasil wawancara 3-5 ibu
tidak mengetahui tanda-
tanda anak kurang giz.
 4-5 ibu tidak mengetahui
cara mengolah dan
member makanan yang
seimbang pada anaknya.

2. DO :
 30% balita menggunakan Perilaku kesehatan Kurang dukungan
smartphone sebagai media cenderung beresiko sosial.

3
mainan. (00188)

DS :
 3-5 balita ketergantungan
bermain dengan
smartphone untuk melihat

NO DATA PROBLEM ETIOLOGI


video anak dan games.
 Ibu balita merasa kesulitan
dalam mengendalikan
anaknya untuk tidak
bermain smartphone.

2.02 Diagnosa Keperawatan :

2.02.1 Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan sumber


daya (pengetahun) tidak cukup.
2.02.2 Perilaku kesehatan cenderung bersiko berhubungan dengan kurang
dukungan sosial.

4
2.03 Prioritas Diagnosa Keperawatan

KRITERIA PENAPISAN

A TERSEDIA SUMBER
Jumlah
B C D E F G H I J K L M
skor
1. 4 4 4 5 4 4 5 3 3 5 5 5 51
2. 2 3 2 2 3 2 1 3 3 2 2 2 27

Keterangan :

A. Diagnosa Keperawatan sesuai prioritas :


1. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan sumber daya
(pengetahun) tidak cukup.

2. Perilaku kesehatan cenderung bersiko berhubungan dengan kurang dukungan


sosial.

B. Sesuai dengan perawatan komunitas. H. Sesuai dengan program pemerintah.


C. Jumlah yang bersiko. I. Sumber daya tempat.
D. Besarnya resiko. J. Sumberdaya waktu.
E. Kemungkinan untuk penkes. K. Sumberdaya dana.
F. Minat masyarakat. L. Sumberdaya peralatan
G. Kemungkinan untuk diatasi. M. Sumber daya orang

5
2.04 Intervensi :

DIAGNOSA
NOC NIC TTD
KEPERWATAN
Ketidakefektifan Domain IV : Pendidikan
pemeliharaan Pengetahuan tentang Kesehatan :
kesehatan dengan Kesehatan dan perilaku  Targetkan sasaran
sumber daya pada kelompok
(pengetahuan) Kelas : beresiko tinggi
tidak cukup Pengetahun tentang yang rentang usia
(00099). kesehtan yang akan
mendapat manfaat
Hasil : besar dari
Pengetahuan : promosi pendidikan
kesehatan kesehatan.
 Identifikasi faktor
Indikator : internal dan
 Perilaku yang eksternalyang
meningkatkan dapat
kesehatan : 2-4 meningkatkan atau
 Pemeriksaan mengurangi
kesehatan yang motivasi untuk
direkomendasikan : berperilaku sehat.
1-4  Tentukan
 Praktek gizi yang pengetahuna
sehat :1-4 kesehatan dan
 Strategi untuk gaya hidup
meanjemen berat perilaku saat ini
badan : 1-4 pada kelompok

6
DIAGNOSA
NOC NIC TTD
KEPERWATAN
 Sumber informasi sasaran.
yang terkemuka :  Perioritaskan
2-4. karakteristik
populasi target
yang
mempengaruhi
pemilihan strategai
belajar.
 Prioritaskan
kebutuhan orag
yang belajar
dengan
mengidentifikasi
kebutuhan
berdasarkan apa
yang disukai klien.
 Identifikasi
sumber daya yang
diperlukan untuk
melaksanakan
program.
 Tekankan manfaat
kesehatan positif
yang langsung
dapat diterima
oleh perilaku gaya

7
DIAGNOSA
NOC NIC TTD
KEPERWATAN
hidup positif.
 Tekankan
pentingnya pola
makan yang sehat
bagi kelompok
terutama pada ibu-
ibu dan anak-anak.
Perilaku Domain IV :
Kesehatan Pengetahuan tentang Modifikasi
cenderung Kesehatan dan Perilaku
beresiko. perilaku.  Tentukan motivasi
pasien terhadap
Kelas : perubahan
2 Perilaku Sehat perilaku.
 Dukung untuk
Hasil : mengganti
Perilaku patuh kebiasaan yang
aktifitas yang tidak diinginkan.
disarankan  Dukung klien
untuk memeriksa
Indikator : perilakunya sendiri
 Membahas aktifitas  Identifikasi
rekomendasi perubahan perilaku
dengan professional  Kembangkan
kesehatan : 1- 4. program perilaku

8
DIAGNOSA
NOC NIC TTD
KEPERWATAN
 Mengidentifikasi  Fasilitasi
manfaat yang keterlibatan
diharapkan dari keluarga dalam
aktifitas fisik : 1-4. proses modifikasi
 Mengidentifikasi perilaku yang
hambatan untuk tepat.
melakukan aktifitas  Tumbuhkan
fisik yang keterampilan yang
diharapkan : 2-4 dipelajari secara
 Berpartisipasi sistematis
dalam aktifitas fisik
sehari-hari yang
ditentukan : 1-4

9
BAB III

KESIMPULAN

Pengetahuan dan status gizi ibu menjadi faktor yang sangat berpengaruh
terhadap status gizi pada balita. Oleh sebab itu sebagai petugas kesehatan, perawat
dapat mencari prioritas masalah pada gizi balita dari asuhan keperawatan kesehatan
komunitas pada kelompok balita kurang gizi di komunitas, kemudian bisa
diimplementasikan secara berkesinambungan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek., et all. (2013). Nursing Intervention Classification. Singapore: Elsevier.

Moorhead, Sue.,et all. (2013). Nursing Out Comes. Singapore: Elsevier.

Nanda. (2018). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. Jakarta:


EGC.

Agus, 2014., Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Ibu tentang Gizi dengan
Status Gizi Anak Balita (1-5 Tahun) di Jorong Surau Laut Wilayah Kerja
Puskesmas Biaro Kecamatan IV Angkek Kabupaten Agam Tahun 2008.
Jurnal Gizi dan Pangan. Vol 1, No 1: 23-28.

Devi, M., 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Gizi Balita di
Pedesaan. Jurnal Tehknologi dan Kejuruan, VOL. 33, NO.(2) 183-192.

Kementerian kesehatan RI. INFODATIN Pusat Data dan Informasi Kemeterian


Kesehatan RI. Situasi Gizi di Indonesia 2016.

Maulana, LAM., 2012. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Terhadap


Status Gizi Siswa SD Inpres 2 Pannamu. Makasar: Program Studi Ilmu Gizi
Fakultas Keseahtan Masyarakat Universitas Hasanudin Makassar. Jurnal
Kesmas, Vol 2, No 3. 21-24.

11

Anda mungkin juga menyukai