Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH TERAPI KOGNITIF PERILAKU UNTUK

MENGURANGI DEPRESI PADA PECANDU CYBERSEX

THE EFFECT OF COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY IN


REDUCING DEPRESSION LEVEL AMONG CYBERSEX
ADDICTS

Nurhaerani Haeba
Universitas Muhammadiyah Kendari
E-mail: rasmuddin@yahoo.co.id

ABSTRACT
This research was aimed to examine the effect of cognitive behavior therapy in reducing depression
level among cybersex addicts. The subjects are man and woman in Senior High School Kendari and
criterias are based on Cybersex Addict qyestuibbaure and Beck Depression Inventory test. Research
design is in experiment one with experimental group and control group. The result of this intervention
was analyzed by qualitative approach. Data was collected by questioner of Cybersex Addict, Beck
Depression Inventory test, evaluation paper of observation and interview. The conclusion was
cognitive behavior therapy be used as one of the form of therapy to decrease the level of depression
among cybersex addicts.

Key Words: Depression, Cognitive Behavior Therapy, Cybersex

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek terapi kognitif perilakuan dalam mengurangi tingkat
depresi yang dialami pecandu cybersex sehingga berdampak pula terhadap menurunnya tingkat
kecanduan pelaku cybersex. Kriteria utama yang dipakai sebagai subjek dalam penelitian ini adalah
laki-laki maupun perempuan, tingkat pendidikan minimal SMU yang berdomisili di kota Kendari yang
berdasarkan hasil skrining angket kecanduan cybersex dan tes Beck Depression Inventory mengalami
kecanduan cybersex yang penyebab utamanya adalah mengalami gangguan depresi. Penelitian
dirancang dalam bentuk eksperimen, subjek penelitian dirandom ke dalam kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Hasil intervensi dianalisis dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan angket kecanduan cybersex dan tes Beck Depression Inventory
yang dilaksanakan saat pretes, pascates dan dua minggu setelah pelaksanaan, pemberian tes psikologi,
lembar evaluasi observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi kognitif
perilaku dapat menurunkan tingkat depresi pada pecantu cybersex.

Kata Kunci: Depresi, Terapi Kognitif Perilaku, Cybersex

Jurnal Intervensi Psikologi, Vol. 3 No. 2 Desember 2011 233


Nurhaerani Haeba

Salah satu media yang dewasa ini banyak memiliki potensi kejahatan seksual.
dinikmati masyarakat sebagai sumber Cybersex merupakan sarana perangsang
informasi adalah internet, yaitu media seksual secara aman tanpa resiko
komunikasi yang mampu memberikan emosional dan fisik dalam bertemu
pijakan baru dalam jangkauan pergaulan dengan orang lain secara online (Widjaja,
yang meluas. Internet memuat beragam 1999).
bentuk informasi yang kita butuhkan, Berdasarkan survei yang dilakukan
mulai dari informasi tentang inovasi oleh Majalah Kosmopolitan (2000)
terbaru, kajian ilmu pengetahuan dan mengenai pendapat responden terhadap
teknologi, sosial budaya sampai materi cybersex diperoleh hasil bahwa
pornografi dan hal-hal yang berbau kebanyakan pria (58%) dan wanita
seksualitas. (64%) menganggap cybersex sebagai
Salah satu fenomena umum yang perselingkuhan karena merupakan
muncul adalah perilaku cybersex. perzinaan virtual.
Cybersex, menurut Cooper dan Griffin- Depresi yang dialami individu
Shelley (2002). merupakan aktivitas soliter ternyata memberikan pengarh terhadap
ataupun aktivitas interaktif yang tujuannya perilaku cybersex. Leiblum (1997)
untuk memperoleh gratifikasi seksual. Ada menjelaskan bahwa depresi ditemukan
dua bentuk perilaku cybersex terdiri atas sebagai faktor yang berperan sangat besar
dua bentuk, yaitu mengakses situs-situs dalam mengembangkan penggunaan
pornografi (non-interaktif) seperti gambar cybersex secara patologis. Pengguna
ataupun video dan terlibat percakapan cybersex berlebihan berhubungan dengan
porno secara online (interaktif). adanya hambatan psikologis yang diderita
Cybersex menduduki peringkat sebagai akibat dari isolasi sosial.
pertama sebagai saluran dan situs yang Untuk membantu mengatasi depresi
terpopuler dan merupakan sarana serta membuat prediksi agar lebih akurat
terfavorit bagi penggunanya. Cybersex tersebut, tampaknya terapi kognitif
merupakan tempat yang nyaman dengan perilaku dapat dimanfaatkan sebagai
jumlah komunitas yang sangat besar salah satu jalan keluar. Terapi kognitif
dan ragam bentuk yang ditawarkan perilaku (coginitive behavior therapy)
berupa percakapan seputar seks hingga adalah terapi yang menggabungkan
menampilkan gambar-gambar porno di terapi perilaku dan terapi kognitif yang
sela-sela percakapan. Kecenderungan dikembangkan oleh Meichenbaum
melakukan seks secara online berpeluang dan Mahoney (Martin & Pear, 1996;
besar menghasilkan gangguan psikologis Sue, Sue, & Sue, 1986; Prout & Brown,
baru, yaitu kecanduan cybersex yang 1985). Pendekatan kognitif dalam terapi

234 Jurnal Intervensi Psikologi, Vol. 3 No. 2 Desember 2011


Pengaruh Terapi Kognitif Perilaku untuk Mengurangi Depresi ......

perilaku ini sebenarnya merupakan salah pikiran dan perasaannya ini diharapkan
satu pengembangan terbaru bidang ini, tingkah lakunya akan dapat diubah, dari
di mana pendekatan ini memanfaatkan negatif menjadi positif. Prinsip ketiga
hukum-hukum dalam learning theory menekankan bahwa dalam pelayanan
untuk membantu mengatasi masalah- terapi, terapi kognitif perilaku ini lebih
masalah psikologis. menekankan kepada masa kini dari
pada masa lalu, namun bukan berarti
Tujuan dari terapi ini adalah untuk
mengabaikan masa lalu. Prinsip keempat,
mengubah proses berfikir individu
kebanyakan perilaku abnormal atau
agar menjadi lebih rasional dengan
undesirable dan perilaku normal atau
menggunakan prinsip dan hukum perilaku
desirable merupakan hasil dari belajar.
pada umumnya. Di samping itu agar
Jadi, dengan menggunakan prinsip
individu yang depresif juga mempunyai belajar ini pula, maka perilaku yang
kemampuan untuk mengenali dan negatif dan maladaptive akan dikurangi
kemudian mengevaluasi atau mengubah atau diubah menjadi positif dan adaptive
cara berfikir, keyakinan dan perasaanya (Oemarjoedi, 2004).
(mengenai diri sendiri dan lingkungan)
Terapi kognitif perilaku ini akan
yang salah sehingga mereka dapat
menekankan pada melatih subjek untuk
mengubah perilaku yang maladaptive
memiliki kemampuan mengatasi (coping)
dengan cara mempelajari ketrampilan
masalah dan mengubah cara berfikirnya
pengendalian diri dan strategi pemecahan
agar menjadi lebih adaptive, dilatih
masalah yang efektif (Okun, 1990). untuk mengatur suasana negatif dalam
Konsep dasar pemberian terapi mengurangi depresi, mengenali dan
kognitif perilaku ini didasarkan pada mengatasi berbagai stimulan depresi.
empat prinsip berikut: pertama, proses Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
kognitif akan menjadi faktor penentu mengetahui efek terapi kognitif perilaku
dalam menjelaskan bagaimana manusia dalam mengurangi depresi pecandu
berfikir, merasa dan bertindak, kognisi cybersex sehingga berdampak pada
akan memengaruhi emosi dan perilaku turunnya tingkat kecanduan perilaku
manusia. Prinsip kedua adalah adanya cybersex.
keyakinan bahwa manusia mempunyai Pendekatan kognitif perilaku lebih
potensi untuk berfikir rasional dan memfokuskan pada proses berfikir dan
irasional. Pemikiran yang irasional dapat bagaimana itu mempunyai kontribusi
menimbulkan gangguan emosi dan terhadap perilaku dan emosi maladaptive
tingkah laku, maka terapi ini diarahkan (Prout & Brown, 1985). Perilaku cybersex
untuk memodifikasi fungsi fikir, merasa adalah salah satu bentuk perilaku
dan bertindak. Dengan mengubah status dan emosi yang maladaptife. Dengan

Jurnal Intervensi Psikologi, Vol. 3 No. 2 Desember 2011 235


Nurhaerani Haeba

demikian, dapat dirumuskan hipotesis Dalam penelitian ini, subjek pene-


penelitian bahwa perilaku cybersex dapat litian berjumlah 6 orang dengan rincian
dikurangi dengan terapi kognitif perilaku. 3 masuk kelompok eksterimen dan 3 lagi
masuk kelompok kontrol.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Subjek Penelitian Penelitian dirancang dalam bentuk
Subjek penelitian ini adalah pecandu eksperimen. Subjek penelitian dimasuk-
cybersex yang penyebab utamanya adalah kan ke dalam kelompok eksperimen dan
mengalami depresi. Penetapan subjek kelompok kontrol. Desain yang diguna-
didasarkan: kan adalah pretest-posttest control group
1. Angket kecanduan cybersex dan design.
penyebab utama terjadinya kecan-
duan adalah mengalami depresi Tabel 1. Rancangan Eksperimen Pretest-
2. Tes BDI (Beck Depression Inventory) Posttest Control Group Design

Karakteristik subjek dalam penelitian KE O1 X O2 O3


ini adalah sebagai berikut: KK O1 ~X O2 O3
1. Berjenis kelamin laki-laki dan Keterangan:
perempuan. KE : Kelompok Eksperimen
2. Tingkat pendidikan minimal SMU; KK : Kelompok Kontrol
dimaksudkan agar subjek dapat O1 : Pengukuran sebelum perlakuan (prates)
memahami pertanyaan-pertanyaan
O2 : Pengukuran setelah perlakuan (pascates)
dan pernyataan-pernyataan dalam
O3 : Pengukuran dua minggu setelah
penelitian, selain itu agar subjek
perlakuan (follow-up)
mampu melaksanakan aturan-aturan
X : Perlakuan (prosedur menulis penga-
selama pemberian tritmen
laman emosional)
3. Minimal 6 bulan sebagai pecandu
~X : Tidak diberi perlakuan
cybersex.
4. Skor pretes BDI berkisar 16-23 Pengukuran
yang menunjukkan depresi sedang; Alat ukur yang digunakan untuk
maksud pemberian batas tingkat mengetahui keberhasilan terapi kognitif
depresi ini agar setelah diberi tritmen perilaku adalah:
dapat dilihat secara jelas manfaatnya
1. Hasil angket pecandu Cybersex dan
dalam menurunkan tingkat depresi
Beck Depression Inventory saat
sehingga berdampak pada menurun-
pretes, pascates dan dua minggu
nya kecanduan cybersex.
setelah pemberian perilaku

236 Jurnal Intervensi Psikologi, Vol. 3 No. 2 Desember 2011


Pengaruh Terapi Kognitif Perilaku untuk Mengurangi Depresi ......

2. Hasil tugas rumah yang diberikan 5. Dilakukan pengukuran Beck Depres-


setiap sesi pertemuan. sion Inventory dan angket kecanduan
cybersex kembali di akhir pemberian
Prosedur Penelitian terapi selesai dilaksanakan.
1. Perekrutan subjek tahap pertama 6. Melakukan follow up untuk melihat
dengan memberikan angket kecan- perkembangan perubahan setelah
duan cybersex. diberi perilaku.
2. Perekrutan tahap kedua subjek yang
Teknik Analisis Data
diberi terapi berdasarkan hasil tes
BDI mengalami depresi. Selanjutnya, evaluasi hasil intervensi
3. Selanjutnya dilakukan random yang telah dilakukan dianalisis secara
assignment terhadap subjek untuk deskriptif - kualitatif.
ditempatkan dalam kelompok yang
diberi terapi kognitif perilaku dan HASIL PENELITIAN
kelompok yang tidak diberi terapi Berdasarkan perbandingan dari hasil
perilaku sebagai kelompok kontrol. pengukuran yang dilakukan pada saat
4. Agar program intervensi berjalan prates dan pascates diperoleh data yang
dengan baik dan dapat mencapai menunjukkan adanya penurunan skor
hasil maksimal, pelaksanaan program tingkat depresi dan terjadi penurunan
ini dibantu oleh dua tenaga pada tingakt kecanduan cybersex dari
psikolog sebagai tenaga profesional. ketiga subjek penelitian dan masih
Pemberian terapi dilaksanakan secara dapat bertahan setelah dua minggu
pemberian perilaku. Hal ini dapat dilihat
kelompok (group therapy) selama 6
dari perbedaan skor prates lebih tinggi
sesi, satu minggu tiga kali sesi, setiap
dibandingkan skor pascates dan dua
pertemuan dilaksanakan selama 90
minggu setelah pengukuran. Selanjutnya
menit. Selama mendapatkan terapi,
dalam memberi makna pada masing-
pada subjek berikan tugas-tugas
masing skor tersebut peneliti mengacu
untuk dikerjakan sebagai pekerjaan
pada tabel tingkat depresi dan tingkat
rumah dan akan dibahas bersama-
kecanduan cybersex dan keluhan depresi
sama dalam proses terapi. Terapi juga batasan skor yang dapat menunjukkan
pada kelompok yang diberi terapi bahwa subjek mengalami depresi atau
kognitif perilaku dipimpin dan tidak dan mengalami kecanduan cybersex
diberikan oleh satu orang psikolog, atau tidak berdasarkan Beck Depression
sedangkan kelompok kontrol dengan Inventory dan angket kecanduan cybersex,
tidak diberi perlakuan. lanjut rinciannya sebagai berikut:

Jurnal Intervensi Psikologi, Vol. 3 No. 2 Desember 2011 237


Nurhaerani Haeba

Tabel 2. Skor Perubahan BDI Subjek Tingkat Kecanduan Cybersex Per Hari

Skor Prates Skor Postest Gain Score Skor Follow Up


Nama
BDI Cybersex BDI Cybersex BDI Cybersex BDI Cybersex
Subjek A 21 5 4 3 17 2 2 0
Subjek R 17 8 2 3 19 5 0 0
Subjek N 20 6 1 1 15 5 0 0

Hasil prates BDI menunjukkan cybersex. Subjek C menunjukkan skor


adanya simtom depresi tingkat sedang 0, artinya dalam kategori tidak ada sama
yang dialami subjek A dengan skor 21 dan sekali gejala depresi dan sama sekali
frekuensi perilaku cybersex setiap hari dapat menghilangkan perilaku cybersex.
5 kali melakukan, subjek R dengan skor Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya
17 dan frekuensi perilaku cybersex 8 kali pengaruh pemberian terapi kognitif
setiap hari, subjek C dengan skor 20 dan perilaku dalam menurunkan tingkat
frekuensi perilaku cybersex 6 kali setiap depresi pada ketiga subjek.
hari. Sebaliknya, untuk pascates subjek Berdasarkan tabel di atas, tergambar
A memiliki skor 4, dengan frekuensi pula bahwa di antara ketiga subjek,
perilaku cybersex 3 kali setiap hari, subjek subjek R memperoleh gain score tingkat
R memiliki skor 2 dengan frekuensi depresi lebih tinggi, yaitu 19 poin dengan
perilaku cybersex 3 kali setiap hari dan penurunan frekuensi perilaku cybersex
subjek N memiliki skor 1 dengan frekuensi sebesar 5 poin , lalu subjek A dengan 17
perilaku cybersex 1 kali setiap hari , poin dengan penurunan frekuensi perilaku
artinya masuk dalam kategori tidak ada cybersex 2 poin dan Subjek R dengan 15
gejala depresi, namun masih ada keluhan poin dengan penurunan frekuensi perilaku
ringan. Demikian pula frekuensi perilaku cybersex 5 poin. Artinya, subjek N
cybersex mengalami penurunan, namun memperoleh prestasi lebih tinggi dengan
masih melakukan. Selanjutnya, pada kemampuan menurunkan tingkat depresi
dua minggu setelah pemberian perilaku sampai 19 poin dengan frekuensi perilaku
skor subjek A menunjukkan angka 2 cybersex 5 poin, selanjutnya subjek N
dengan frekuensi perilaku cybersex tidak dengan kemampuan menurunkan tingkat
dilakukan lagi. Subjek B menunjukkan depresi sampai 17 poin dengan frekuensi
skor 2 dengan frekuensi perilaku cybersex perilaku cybersex 2 poin dan subjek
berhenti dan tidak dilakukan lagi, artinya R dengan kemampuan menurunkan
masuk dalam kategori tidak ada gejala tingkat depresi sampai 15 poin dengan
depresi, tetapi masih ada keluhan ringan, penurunan frekuensi perilaku cybersex
dan sudah dapat menghilangkan perilaku 5 poin. Walau demikian, ketiga subjek

238 Jurnal Intervensi Psikologi, Vol. 3 No. 2 Desember 2011


Pengaruh Terapi Kognitif Perilaku untuk Mengurangi Depresi ......

mampu menurunkan tingkat depresi sangat menyenangkan yang lebih


dari tingkat sedang menjadi tidak ada banyak dilakukan sendiri. Sementara
gejala depresi dan mampu menurunkan itu pada subjek N, frekuensi aktivitas
frekuensi perilaku cybersex. menyenangkan yang dilakukan sedikit
dibanding subjek A dan subjek R, tetapi
Selanjutnya, pada lembar kerja
memiliki kualitas sangat memuaskan, baik
analisis masalah, ketiga subjek mampu
yang dilakukan sendiri maupun bersama
meminimalkan beban depresi dari sangat
orang lain. Hal tersebut menunjukkan
terbebani menjadi sedikit terbebani
bahwa ketiga subjek mampu menciptakan
dengan adanya bukti yang tidak
aktivitas menyenangkan.
mendukung pikiran negatif, sehingga
frekuensi perilaku cybersex dapat dihi- Melalui lembar identifikasi pikiran
langkan. Demikian halnya pada lembar positif dan negatif, ketiga subjek
kerja catatan mood harian, ketiga subjek mampu mengelola diri secara kognitif
mampu mengidentifikasi mood harian, untuk mengurangi pikiran negatif dan
mengatasi pikiran menyimpang penyebab menggunakan pikiran positif. Pada kasus
depresi serta memahami faktor yang pertama, subjek A masih didominasi
memengaruhi mood tersebut, sehingga pikiran negatif sehingga masih memberi
menciptakan pikiran rasional dan bisa efek yang mengganggu pada emosi,
kognisi dan perilaku sehingga dalam
mengurangi beban depresi yang dialami.
sehari frekuensi perilaku cybersex tinggi
Semua itu berdampak pada penurunan
yaitu 5 kali sehari. Akan tetapi, pada
frekuensi perilaku cybersex. Hal tersebut
kasus kedua sudah mampu diminimalkan
menunjukkan bahwa dengan pembuatan
tetapi masih cukup mengganggu dan
lembar analisis masalah dan membuat
pada kasus ketiga, empat dan lima, subjek
catatan mood harian mampu mengubah
sudah mampu mengelola diri secara
pikiran negatif menjadi pikiran positif.
kognitif dan sudah mampu menggunakan
Ketiga subjek juga mampu membuat pikiran positif sehingga akibat dari situasi
jadwal aktivitas yang menyenangkan. yang menekan mampu diminimalkan
Subjek A, mampu meningkatkan fre- dan hanya sedikit memengaruhi emosi,
kuensi jadwal aktivitas menyenangkan kognisi dan tingkahlaku, sehingga dapat
dengan kualitas cukup menyenangkan secara total menghentikan perilaku
hingga sangat menyenangkan baik yang cybersex. Demikian halnya subjek R
dilakukan sendiri maupun bersama dan subjek N, mampu mengelola diri
suami dan anak-anak. Demikian halnya secara positif sehingga akibat dari situasi
subjek R, mampu meningkatkan fre- yang menyebabkan dapat diminimalkan
kuensi aktivitas menyenangkan dengan dari cukup mengganggu menjadi
kualitas cukup menyenangkan hingga tidak mengganggu emosi, kognisi dan

Jurnal Intervensi Psikologi, Vol. 3 No. 2 Desember 2011 239


Nurhaerani Haeba

tingkah laku, sehingga dapat secara total adanya gangguan depresi tingkat
menghilangkan perilaku cybersex. Hal sedang dan berdasar angket perilaku
tersebut menunjukkan bahwa subjek cybersex dengan skor 5 menunjukkan
mampu mengidentifikasi pikiran positif bahwa subjek mengalami perilaku seks
dan negatif. menyimpang. Subjek A melakukannya
Melalui lembar kerja rencana kerja dengan menonton, mendiskusikan
ketiga subjek mampu membuat daftar dengan temannya dan bahkan melakukan
situasi yang menyebabkan depresi masturbasi dan setiap hari dilakukan 5
dan akhirnya menyebabkan frekuensi kali dan ini dibandingkan dengan hasil
perilaku cybersex selalu dilakukan setiap tes BDI pascates menjadi 4 menunjukkan
hari, menjadi bersikap lebih asertif dalam hasil tidak adanya gangguan atau
merespon situasi tersebut. Ketiga subjek menunjukkan tidak adanya gejala depresi
mampu menentukan permasalahan yang menurut acuan pada tabel derajat depresi
harus dipecahkan dengan orang lain. dan tingkat keluhan depresi dan dapat
Berdasarkan prediksi waktu yang telah menurunkan frekuensi perilaku cybersex
ditetapkan, subjek mampu menyelesaikan menjadi 3 poin. Begitu juga setelah dua
masalah dengan keterampilan asertif. Hal minggu pasca pemberian perilakuan
tersebut menunjukkan bahwa subjek memperoleh skor 2 menujukkan
mampu bersikap asertif dan meningkatkan tidak adanya gejala depresi dan dapat
hubungan sosial dengan orang lain. menurunkan tingkat frekuensi perilaku
menjadi 0, artinya sama sekali subjek
Berdasarkan uraian di atas, dapat
dapat menghentikan perilaku cybersex.
disimpulkan bahwa terapi kognitif
Hal ini berarti pengaruh pemberian
perilaku mampu menurunkan tingkat
perilakuan dapat bertahan.
depresi dan dapat menurunkan frekuensi
perilaku cybersex, terjadi perubahan Pada subjek R saat prates dengan
pikiran negatif menjadi pikiran positif, skor 17 menunjukkan adanya gangguan
mampu menciptakan aktivitas yang depresi tingkat sedang dan berdasar
menyenangkan, mampu mengidentifikasi angket perilaku cybersex dengan skor 8
pikiran positif dan negatif serta mampu menunjukkan bahwa subjek mengalami
bersikap asertif dan meningkatkan kualitas perilaku seks menyimpang dengan cara
hubungan sosial. online. Subjek R bahkan sering menggoda
anak-anak kecil dan masturbasi setiap hari
dilakukan 8 kali dan ini dibandingkan
PEMBAHASAN
dengan hasil BDI saat pascates menjadi
Hasil analisis data pengukuran Beck 2 menunjukkan hasil tidak adanya
Depression Inventory (BDI) pada subjek A gangguan atau menunjukkan tidak adanya
saat prates dengan skor 21 menunjukkan gejala depresi menurut acuan pada tabel

240 Jurnal Intervensi Psikologi, Vol. 3 No. 2 Desember 2011


Pengaruh Terapi Kognitif Perilaku untuk Mengurangi Depresi ......

derajat depresi dan tingkat keluhan Leiblum (1997) menjelaskan bahwa


depresi. Kondisi tersebut berdampak pada depresi ditemukan sebagai faktor yang
turunnya frekuensi tingkat kecanduan berperan sangat besar dalam mengem-
seksual menjadi 3 poin. Begitu juga bangkan penggunaan cybersex secara
setelah dua minggu pasca pemberian patologis. Pengguna cybersex berlebihan
perilakuan, hasil ter BDI memperoleh berhubungan dengan adanya hambatan
skor 0 menujukkan tidak adanya gejala psikologis yang diderita sebagai akibat
depresi dan subjek dapat menghentikan dari isolasi sosial.
perilaku cybersex secara total. Hal ini Hasil analisis data di atas
berarti pengaruh pemberian perilakuan membuktikan bahwa terapi kognitif
dapat bertahan. perilaku efektif untuk diberikan pada
Demikian halnya pada subjek N, hasil penderita depresi tingkat ringan dan
BDI prates dengan skor 20 menunjukkan sedang. Diskusi dan tugas-tugas rumah
adanya gangguan depresi tingkat yang diberikan melatih subjek untuk
sedang dan berdasar angket perilaku memiliki kemampuan mengatasi masalah
cybersex dengan skor 6 menunjukkan dan mengubah cara berfikirnya menjadi
bahwa subjek mengalami perilaku seks lebih adaptive. Pendekatan kognitif
menyimpang dengan cara online. Subjek perilaku lebih memfokuskan pada proses
N melakukannya dengan menonton, berfikir dan bagaimana itu mempunyai
mendiskusikan dengan temannya dan kontribusi terhadap perilaku dan emosi
bahkan melakukan masturbasi setiap hari maladaptive (Prout & Brown, 1985).
6 kali dan ini dibandingkan dengan hasil Subjek selalu menilai setiap
tes BDI pascates menjadi 1 menunjukkan kejadian sebagai sesuatu yang negatif
hasil tidak adanya gangguan atau dan menyebabkan tekanan. Tekanan
menunjukkan tidak adanya gejala depresi yang dialami dianggap subjek sebagai
menurut acuan pada tabel derajat depresi kegagalan dirinya dan akan merusak
dan tingkat keluhan depresi dan perilaku masa depan. Kegiatan online dan chatting
cybersex dapat diturunkan menjadi 1. merupakan tempat pelarian untuk
Begitu juga setelah dua minggu pasca mengurangi hal-hal negatif dalam diri
pemberian perlakuan memperoleh skor 0 mereka. Pendapat negatif subjek tersebut
menujukkan tidak adanya gejala depresi sesuai dengan apa yang diutarakan oleh
dan subjek dapat menghentikan perilaku Beck (1985) bahwa suatu pengalaman
cybersex secara total. Hal ini berarti yang sama akan memengaruhi dua orang
pengaruh pemberian perilakuan dapat dengan cara yang berlainan. Perbedaan
bertahan. ini sangat dipengaruhi oleh cara pandang

Jurnal Intervensi Psikologi, Vol. 3 No. 2 Desember 2011 241


Nurhaerani Haeba

individu yang bersangkutan terhadap SIMPULAN DAN SARAN


sebuah peristiwa. Cara pandang atau
Simpulan
interpretasi dari kognisi yang sering
keliru adalah melibatkan distorsi negatif Terapi kognitif perilaku dapat menu-
terhadap pengalaman hidup, penilaian runkan tingkat depresi pada pecandu
diri yang negatif, pesimisme, dan cybersex sehingga berdampak pada
keputusasaan. Pandangan negatif yang turunnya tingkat kecanduan perilaku
dipelajari ini selanjutnya menyebabkan cybersex
perasaan depresi (Kaplan dkk., 1997).
Saran
Depresi didahului oleh kekacauan
1. Lembaga-lembaga kesehatan dan
atau gangguan pada pikirannya yang
sosial, program terapi ini dapat
kemudian mendasari gangguan pada
dimanfaatkan sebagai salah satu
perasaannya (Sue dkk, 1986). Mereka
model intervensi bagi penanganan
lebih mengharapkan kegagalan dari pada
depresi
keberhasilan, cenderung menonjolkan
dan membesarkan kegagalan dan 2. Peneliti selanjutnya untuk melakukan
mengecilkan arti keberhasilan, suka terapi kognitif perilaku kepada
menyalahkan diri sendiri pada suatu jumlah yang lebih besar sehingga
situasi yang kurang beres (Atkinson dkk, dapat dibandingkan dan mengetahui
1999). variasi perubahan pada masing-
masing subjek
Oleh karena itu, tujuan dari terapi
3. Peran psikolog diharapkan dapat
kognitif perilaku adalah untuk mengubah
memberi pelayanan yang lebih
proses berfikir individu agar menjadi lebih
singkat dan mudah sehingga bisa
rasional dengan menggunakan prinsip
diberikan pada setiap penderita
dan hukum perilaku pada umumnya. Di
depresi.
samping itu agar individu yang depresif
juga mempunyai kemampuan untuk
mengenali dan kemudian mengevaluasi
UCAPAN TERIMA KASIH
atau mengubah cara berfikir, keyakinan Ucapan terima kasih kepada:
dan perasaanya (mengenai diri sendiri 1. Direktorat Jenderal Pendidikan
dan lingkungan) yang salah sehingga Tinggi, Kementrian Pendidikan Dan
mereka dapat mengubah perilaku yang Kebudayaan sebagai pihak pemberi
maladaptive dengan cara mempelajari dana
ketrampilan pengendalian diri dan strategi 2. Rektor Universitas Muhammadiyah
pemecahan masalah yang efektif (Okun, Kendari.
1990). 3. Lembaga Penelitian Universitas
Muhammadiyah Kendari.

242 Jurnal Intervensi Psikologi, Vol. 3 No. 2 Desember 2011


Pengaruh Terapi Kognitif Perilaku untuk Mengurangi Depresi ......

DAFTAR PUSTAKA Leiblum, S.R. (1997). Sex and the Net:


Clinical Implication. Journal of Sex
Atkinson, R.L. & Atkinson, R.C. (1999).
Education and Therapy, 22, 21-28.
Pengantar Psikologi. Jilid 2. Edisi
8. Alih Bahasa: Nurjanah, T. & Martin, G., & Pear, J. (1996). Behavior
Dharma, A. Jakarta: Erlangga Modification: What It Is and How to
Do It. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Anthony, M. H. Cruess, D. G., Cruess, S.
Lutgendorf, S., Kumar, M., Ironson, Sue, D., Sue, D.W., & Sue, S. (1986).
G., Klimas, N., Flethcher, M. A., & Understanding abnormal behav-
Schneiderman, N. (2000). Cogni-
������ ior (2nd Ed.). Boston: Houghton
tive-Behavioral Stress Management Mifflin.
Intevension Effect on Anxiety, 24-Hr
Oemarjoedi, A. K. (2004). Pendekatan
Urinary Norepinephrine Output,
Cognitive Behavior dalam Psikoter-
and T-Cytotoxic/Suppressor Celss
api. Jakarta : Penerbit Creativ Media.
Over Time Among Symptomatic
HIC-Infected Gay Men. Journal of Okun B. F. (1990). Seeking Connection
Consulting and Clinical Psychology, in Psychotherapy. San Francisco &
68 (1), 31-45. Oxford: Jossey-Bass Publishers

Beck, AT. (1985). Depression: Causes and Pruot. H. T., & Brown, D. T. (1985).
Treatment. Philadelphia: University Counseling and Psychotherapy with
of Pennsylvania. Children and Adolescents: Theory
and Practice For School ang Clinical
Cooper, A., & Griffin-Shelley, E. (2002).
Settings. Brandon, Vermont: Clinical
Introduction The Internet: The next
Psychology Publishing Co, Inc.
Sexual Revolution. In A. Cooper
(Ed.), Sex and the Internet: A Guide- Widjaja, A. (1999). Kekuatan Sex
Book for Clinicians. New York, NY: dalam Penyembuhan. Jakarta. PT.
Brunner-Routledge. Interaksara.

Kaplan & Sadock. (1997). Sinopsis Psiki-


atri Ilmu Pengetahuan Perilaku
Psikiatri Klinis. Alih Bahasa : Widjaja
Kusuma. Jakarta : Binapura Aksara.

Jurnal Intervensi Psikologi, Vol. 3 No. 2 Desember 2011 243

Anda mungkin juga menyukai