Anda di halaman 1dari 17

TUGAS SUMBERDAYA MINERAL DAN ENERGI

“COAL BED METHANE”


(Analisis Potensi CBM Sebagai Energi Masa Depan Di Indonesia)

Disusun
Oleh:

M. Azman Al - Hafizh
(03021381621053)
Kelas: A

Jurusan Teknik Pertambangan


Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya
2018
1
Daftar Isi

Halaman

Daftar Isi .......................................................................................................................... 2


Kata Pengantar ......................................................................... .......................... 3

Bab I Pendahuluan ............................................................................... ......................... 4


1.1. Latar Belakang ......................................................................... ............. 4
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 4
1.3. Tujuan .................................................................................................... 5

Bab II Pembahasan ....................................................................................................... 6


2.1. Nuklir ..................................................................................................... 6
2.1.1. Reaksi Fisi Nuklir ............................................................... ....... 7
2.1.2. Reaksi Fusi Nuklir ...................................................................... 7
2.2. Pemanfaatan Nuklir Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir............ 8
2.2.1. Prinsip Kerja PLTN...................................................................... 9
2.2.2. Tantangan Penggunaan Teknologi Nuklir Untuk PLTN.............. 10
2.2.3. Dampak Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir.............................. 10
2.2.4. Proteksi dan Mitigasi Kebocoran Nuklir ................................... 12
2.3. Aplikasi Energi Nuklir Pada Kilang Minyak....................................... 13
2.3.1. Kilang Minyak dan Energi Nuklir ......................................... 13
2.3.2. Potensi penghematan Bahan Bakar......................................... 14

Bab III Penutup .............................................................................................................. 16


3.1. Kesimpulan .............................................................................................. 16

Daftar Pustaka................................................................................................................ 17

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
yang berjudul “Analisis Potensi CBM Sebagai Energi Masa Depan Di Indonesia” ini dapat
tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, April 2018

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Energi nuklir merupakan suatu energi yang tersimpan dalam atom. Energi ini keluar
ketika terjadi proses dalam reaksi nuklir. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa energi nuklir
didapatkan dari perubahan sejumlah massa inti atom ketika berubah menjadi inti atom yang
lain dalam reaksi nuklir. Dewasa ini banyak negara berlomba-lomba untuk mengembangkan
energi nuklir. Negara-negara tersebut tahu betul bahwa energi nuklir merupakan energi yang
paling efektif karena dengan sedikit nuklir yang dikeluarkan akan bisa menambah pasokan
listrik yang cukup besar. Sudah seharusnya Indonesia harus jor-joran dalam membuat
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia. Selain itu energi nuklir juga dapat
dimanfaatkan sebagai sumber panas alternatif pada kilang minyak
Dalam perspektifnya, pemanfaatan energi nuklir dikaji dari segi potensi clan
tantangannya. Ada tujuh potensi yang dapat menjadi alasan dimanfaatkannya energi nuklir
untuk pembangkit listrik. Ketujuh faktor potensi tersebut adalah harga BBM dunia, tingkat
keamanan yang tinggi, ramah lingkungan, ekonomis, pertimbangan politik clan pertahanan,
sosial budaya serta efisiensi. Sedangkan tantangan yang mungkin dihadapi adalah persepsi
masyarakat, masa transisi sosial, politik clan budaya, media massa yang belum terpola secara
maksimal, tradisi clan budaya masyarakat serta faktor kerusuhan clan bencana alam.
Dampak lingkungan dan semakin berkurangnya sumber energi minyak bumi memaksa
kita untuk mencari dan mengembangkan energi nuklir. Meski dampak dan bahaya yang
ditimbulkan amat besar, tidak dapat dipungkiri bahwa energi nuklir adalah salah satu alternatif
sumber energi yang layak diperhitungkan.
Oleh karena, itu kita dituntutut untuk memanfaatkan nuklir sebagai sumber energi yang
dapat diaplikasikan pada industri, baik pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) ataupun
sebagai sumber panas alternatif pada industri perminyakan.

1.2. Rmusuan Masalah


1. Apa itu tenaga nuklir?
2. Bagaimanakah pemanfaatan energi nuklir untuk pembangkit listrik tenaga nuklir
(PLTN)?
3. Bagaimana pemanfaatan energi nuklir sebagai sumber energi panas pada kilang
minyak?

4
1.3. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk,
1. Mengetahui definisi dan manfaat dari ketenaganukliran.
2. Mengetahui pemanfaatan dari energy nuklir untuk pembangkit listrik berikut
prinsip kerja dan dampak yang ditimbulkan
3. Mengetahui energi nuklir sebagai sumber energi panas pada kilang minyak?

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Nuklir
Nuklir adalah zat yang bisa melepaskan oksigen dari udara atau zat yang dapat memecah
partikel benda lain nya. Dalam fisika, fusi nuklir (reaksi termonuklir) adalah sebuah proses saat
dua inti atom bergabung, membentuk inti atom yang lebih besar dan melepaskan energi. Fusi
nuklir adalah sumber energi yang menyebabkan bintang bersinar, dan Bom Hidrogen meledak.
Ketenaganukliran adalah hal yang berkaitan dengan pemanfaatan, pengembangan, dan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir serta pengawasan kegiatan yang berkaitan
dengan tenaga dalam bentuk apapun yang dibebaskan dalam proses transformasi inti, termasuk
tenaga yang berasal dari sumber radiasi gelombang elektromagnetik dan partikel bermuatan
yang karena energi yang dimilikinya mampu mengionisasi media yang dilaluinya.

2.1.1. Reaksi Fisi Nuklir


Secara umum, energi nuklir dapat dihasilkan melalui dua macam mekanisme, yaitu
pembelahan inti atau reaksi fisi dan penggabungan beberapa inti melalui reaksi fusi. Sebuah
inti berat yang ditumbuk oleh partikel (misalnya neutron) dapat membelah menjadi dua inti
yang lebih ringan dan beberapa partikel lain. Mekanisme semacam ini disebut pembelahan inti
atau fisi nuklir. Contoh reaksi fisi adalah uranium yang ditumbuk (atau menyerap) neutron
lambat.
Reaksi fisi uranium seperti di atas menghasilkan neutron selain dua buah inti atom yang
lebih ringan. Neutron ini dapat menumbuk (diserap) kembali oleh inti uranium untuk
membentuk reaksi fisi berikutnya. Mekanisme ini terus terjadi dalam waktu yang sangat cepat
membentuk reaksi berantai tak terkendali. Akibatnya, terjadi pelepasan energi yang besar
dalam waktu singkat. Mekanisme ini yang terjadi di dalam bom nuklir yang menghasilkan
ledakan yang dahsyat. Jadi, reaksi fisi dapat membentuk reaksi berantai tak terkendali yang
memiliki potensi daya ledak yang dahsyat dan dapat dibuat dalam bentuk bom nuklir.
Dibandingkan dibentuk dalam bentuk bom nuklir, pelepasan energi yang dihasilkan
melalui reaksi fisi dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih berguna. Untuk itu, reaksi
berantai yang terjadi dalam reaksi fisi harus dibuat lebih terkendali. Usaha ini bisa dilakukan
di dalam sebuah reaktor nuklir. Reaksi berantai terkendali dapat diusahakan berlangsung di
dalam reaktor yang terjamin keamanannya dan energi yang dihasilkan dapat dimanfaatkan

6
untuk keperluan yang lebih berguna, misalnya untuk penelitian dan untuk membangkitkan
listrik.

2.1.2. Reaksi Fusi Nuklir


Fusi nuklir (reaksi termonuklir) adalah sebuah proses di mana dua inti atom bergabung,
membentuk inti atom yang lebih besar dan melepaskan energi. Fusi nuklir adalah sumber
energi yang menyebabkan bintang bersinar dan bom Hidrogen meledak.

2.2. Pemanfaatan Nuklir Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir


Listrik pada umumnya dibangkitkan dari turbin yang digerakkan uap air. Uap air
dihasilkan dengan mendidihkan air dalam bejana (boiller). Bahan bakar yang sering digunakan
untuk mendidihkan air inilah yang membedakan nama pembangkit listrik. Ada yang
menggunakan bahan bakar fosil, seperti minyak bumi, gas, batu bara atau nuklir. Pembangkit
yang menggunakan bahan bakar fosil, biasanya disebut dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) dan yang menggunakan nuklir disebut PLTN.PLTU telah banyak didirikan di
Indonesia, dan telah banyak pula pengalaman yang kita rasakan, baik masalah pergiliran
pasokan arus listrik, harga, dan polusi. Masalah pergiliran pasokan arus listrik disebabkan
masalah pasokan yang terbatas, karena tak adanya cadangan sumber listrik. Harga telah
dipastikan naik terus mengikuti harga minyak bumi. Padahal minyak bumi dan gas dapat
dimanfaatkan untuk pembuatan plastik, pupuk, kain, kendaraan bermotor atau keperluan lain
yang lebih bermanfaat untuk kehidupan.
PLTN memang merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk mengatasi krisis ekonomi
di Indonesia. Selain bersih dan tak mencemari lingkungan, harga listriknya sangat murah dan
dapat bersaing. Bahkan dengan reaktor temperatur tinggi, selain listrik yang dihasilkan,
pendinginnya dapat digunakan untuk memproses batu bara menjadi bahan bakar minyak dan
gas untuk kendaraan bermotor, serta desalinasi air laut, untuk menjadi air minum dan garam.
Harga listrik yang murah tidak hanya didukung harga bahan bakar nuklir yang lebih murah dari
harga minyak bumi atau batu bara, tetapi volume bahan bakar nuklir yang diperlukan jauh lebih
kecil, sehingga harga transportasinya murah.

2.2.1. Prinsip Kerja PLTN


Pada dasarnya sama dengan pembangkit listrik konvensional, yaitu: air diuapkan di dalam

7
suatu ketel melalui pembakaran. Uap yang dihasilkan dialirkan ke turbin yang akan bergerak
apabila ada tekanan uap. Perputaran turbin digunakan untuk menggerakkan generator, sehingga
menghasilkan tenaga listrik. Perbedaannya pada pembangkit listrik konvensional bahan bakar
untuk menghasilkan panas menggunakan bahan bakar fosil seperti : batu bara, minyak dan gas.
Dampak dari pembakaran bahan bakar fosil ini, akan mengeluarkan karbon dioksida (CO2),
sulfur dioksida (S02) dan nitrogen oksida (Nox), serta debu yang mengandung logam berat.
Sisa pembakaran tersebut akan teremisikan ke udara dan berpotensi mencemari lingkungan
hidup, yang bias menimbulkan hujan asam dan peningkatan suhu global. Sedangkan pada
PLTN panas yang akan digunakan untuk menghasilkan uap yang sama, dihasilkan dari reaksi
pembelahan inti bahan fisi (uranium) dalam reaktor nuklir. Sebagai pemindah panas biasa
digunakan air yang disalurkan secara terus menerus selama PLTN beroperasi. Proses
pembangkit yang menggunakan bahan bakar uranium ini tidak melepaskan partikel sperti C02,
S02, atau Nox, juga tidak mengeluarkan asap atau debu yang mengandung logam berat yang
dilepas ke lingkungan. Oleh karena itu PLTN merupakan pembangkit listrik yang ramah
lingkungan. Limbah radioaktif yang dihasilkan dari pengoperasian LTN, adalah berupa elemen
bakar bekas dalam bentuk padat. Elemen bakar bekas ini untuk sementara bisa disimpan di
lokasi PLTN, sebelum dilakukan penyimpanan secara lestari.
Reaktor daya dirancang untuk memproduksi energi listrik melalui PLTN. Reaktor daya
hanya memanfaatkan energi panas yang timbul dari reaksi fisi, sedang kelebihan neutron dalam
teras reaktor akan dibuang atau diserap menggunakan batang kendali. Karena memanfaatkan
panas hasil fisi, maka reaktor daya dirancang berdaya thermal tinggi dari orde ratusan hingga
ribuan MW. Proses pemanfaatan panas hasil fisi untuk menghasilkan energi listrik di dalam
PLTN adalah sebagai berikut :
• Bahan bakar nuklir melakukan reaksi fisi sehingga dilepaskan energi dalam bentuk panas
yang sangat besar.
• Panas hasil reaksi nuklir tersebut dimanfaatkan untuk menguapkan air pendingin, bisa
pendingin primer maupun sekunder bergantung pada tipe reaktor nuklir yang digunakan.
• Uap air yang dihasilkan dipakai untuk memutar turbin sehingga dihasilkan energi gerak
(kinetik). Energi kinetik dari turbin ini selanjutnya dipakai untuk memutar generator sehingga
dihasilkan arus listrik.

2.2.2 Tantangan Penggunaan Teknologi Nuklir Untuk pembangkit Listrik

8
Ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan akibat dari penerapan penggunaan
teknologi nuklir untuk pembangkit listrik, selanjutnya disebut sebagai tantangan saja.
Tantangan yang acta antara lain:
Pertama, tantangan utama daripendayagunaan tenaga nuklir untuk berbaga iupaya
pemenuhan kebutuhanmasyarakat, khususnya pembangkitlistrik lebih didasarkan pacta
persepsipolitik atas keberadaan bahan nuklirdan limbah yang dihasilkannya. Persepsi yang
berkembang bahwa nuklirmerupakan sesuatu yang sangatmembahayakan masyarakat dan
sesuatu yang sangat sulit dikendalikan.Oleh karenanya, tantangan utamaadalah memberikan
pemahaman dan kesadaran semua pihak untukmenerima teknologi nuklir secara obyektif dan
rasional.
Kedua, masa transisi sosial,politik, dan budaya masyarakat Indonesia mengakibatkan
tatanan belumterbangun secara meyakinkan.Akibatnya, banyak lobang-lobang, sela-sela dan
lipatan-lipatan sosial politik,dan hukum yang dengan sangat mudahdimasuki dan dimanfaatkan
olehgolongan destruktif. Di sisi lain, masihbanyak berkeliaran pelaku-pelaku kriminal
transnasional, teroris, danekstrimis lainnya yang belum bisadikelola dengan baik oleh aparat,
pemerintah dan negara. Dari sekitar 800alumni pendidikan akademi militer eks Afganistan dan
Moro, barn sekitar 120-an yang dapat dikelola oleh aparatkeamanan. Selebihnya masih tersebar
di berbagai penjuru Indonesia. Meskipun,tidak semua dari mereka itu jahat, tetapi sedikit di
antara mereka telah melakukan berbagai tindak terorisme seperti pengeboman.GAM dan OPM
masih belum tertangani secaramaksimal, dan bukan tidak mungkinmereka selalu berusaha
memanfaatkansetiap kelengahan yang acta untukmelakukan berbagai tindakan destrukif bagi
kepentingan perjuangannya.
Ketiga. media massa baik cetak maupun elektronik belum terpola secara maksimal untuk
mendayagunakan berbagai potensi bangsa dan mencegahberbagai kerawanan yang mengintai
bangsa. Kendatipun hal itu bukanlahsuatu kesalahan, akan tetapi bisa mengurangi atau
mungkin menyulitkan upaya sosialisasi pemahaman yangbenar atas penggunaan energi nuklir
untuk berbagai kepentingan masya-rakat. Masih cukup banyak di antarakita yang sangat mudah
berbicara tanpaperlu didukung dengan data yangcUkup, apalagi akurat. Dan kalau itu yang
dimengerti dan dipercayai masyarakat, berarti telah terjadi pembiasann daTi kebutuhan
obyektifnya.
Keempat, tradisi, perilaku, danbudaya masyarakat masih cenderungmencari jalan pintas
dan mudah, kurang menghargai dan taat terhadap aturan dan hukum, serta tingkat disiplin
nasional yang belum kondusif.Semuanya berpotensi membahayakan masyarakat banyak dan
merugikan nilai obyektif teknologi dalam implementasi energi nuklir untuk pembangkit tenaga
9
listrik dan kebutuhan lainnya. Manakalarekayasa sosial menuju masyarakat yang makin tertib
dan makin berkualitas dalam kehidupannya, maka selama itu sulit mewujudkan impian
pendayagunaan teknologi nuklir untuk kemaslahatan masyarakat luas.
Kelima, berbagai peristiwa yangtidak terduga seperti kerusuhan massaldan bencana alam
selama lima tahunterakhir memberikan catatan yangmemprihatinkan. Khususnya, bencana
alam seperti banjir, gempa bumi,gunung berapi, dan lain sebagainyamerupakan kendala
alamiah yang patutdipertimbangkan secara cermat dalammerancang pembangunan stasiun
pembangkit energi nuklir untuk berbagai kepentingan terutama pembangkit listrik.

2.2.3 Dampak Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir


A. Dampak Positif
Pertimbangan pemanfaatan energi nuklir sebagai pembangkit listrik (PLTN) adalah
penghematan penggunaan sumberdaya nasional, mengurangi ketergantungan terhadap minyak
bumi, batubara dan gas bumi, mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan, serta
meningkatkan ketahanan dan kemandirian pasokan energi untuk mendukung pembangunan
nasional jangka panjang.
Pembangkit listrik berbasis nuklir dianggap lebih ramah lingkungan daripada pembangkit
listrik berbasis bahan bakar minyak.Emisi karbon dioksida pembangkit energi nuklir lebih
rendah daripada batu bara, minyak bumi,gas alam,bahkan hidroenergi dan pembangkit energi
surya.Ketiga, alasan ekonomis.Harga listrik yang dihasilkan nantinya akan lebih murah karena
biaya produksi bisa ditekan. Sebagai perbandingan, 1 kg uranium sebagai bahan baku
nuklir,setara dengan 1.000 – 3.000 ton batu bara.

B. Dampak Negatif
Meskipun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir banyak manfaatnya, akan tetapi jika suatu
saat terjadi kebocoran reactor nuklir akan berakibat fatal. Seperti yang terjadi di Chernobyl,
Ukraina pada April 1986. Radiasi ledakan itu meledak dan telontar 1500 meter ke udara, yang
membuat radiasi paparan sampai jauh ke Eropa. Selain memicu evakuasi ribuan warga dari
sekitar lokasi kejadian, dampak kesehatan masih dirasakan para korban hingga bertahun-tahun
kemudian misalnya kanker, gangguan kardiovaskular dan bahkan kematian. Bahkan sampai
saat ini daerah tersebut dibiarkan tanpa berpenghuni.
Sekitar 60% anak ukrania mengalami kanker gondok, 10% anak menalami gangguan
mental, banyak anak mengalami kelainan genetik. Sebagia besar anak Ukrania diduga telah

10
mengalami kelainan pertahanan tubuh setelah terjadinya peristiwa itu. Bahkan beberapa hewan
mengalami kerlainan genetik.
Pada tahun 1990 – 1998, didapatkan terjadi peningkatan kasus kanker kelenjar gondok
sebanyak 1.791 kasus pada anak-anak Ukraina, yang hidup di wilayah di sekitar Pembangkit
Tenaga Nuklir Chernobyl. Para ahli telah menghubungkan semua penyakit kanker kelenjar
gondok ini dengan kecelakaan nuklir Chernobyl.
Baru- baru ini Gempa bumi yang disusul adanya tsunami yang melanda Jepang pada
Jumat (12/3) kemarin menimbulkan potensi bahaya baru. Hal ini disebabkan adanya beberapa
pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Jepang yang mengalami kerusakan. San ini memicu
adanya ancaman bahaya kontaminasi radioaktif yang muncul ke permukaan.
Radioaktif adalah sejenis zat yang berada di permukaan atau di dalam benda padat, cair
atau gas yang mana kehadirannya berbahaya bagi tubuh manusia. Radioaktif berasal dari
radionuklida (radioisotop) sebuah inti tak stabil akibat energi yang berlebihan.
Menurut situs atomicarchive.com, setidaknya ada tujuh efek yang berbahaya bila tubuh
manusia terkena bocoran radioaktif dari PLTN.
1. Rambut: rambut akan menghilang dengan cepat bila terkena radiasi di 200 Rems atau lebih.
Rems merupakan satuan dari kekuatan radioaktif.
2. Otak: sel-sel otak tidak akan rusak secara langsung kecuali terkena radiasi berkekuatan
5000 Rems atau lebih. Seperti halnya jantung, radiasi membunuh sel-sel saraf dan
pembuluh darah dan dapat menyebabkan kejang dan kematian mendadak.
3. Kelenjar Gondok: kelenjar tiroid sangat rentan terhadap yodium radioaktif. Dalam jumlah
tertentu, yodium radioaktif dapat menghancurkan sebagian atau seluruh bagian tiroid.
4. Sistim Peredaran Darah: ketika seseorang terkena radiasi sekitar 100 Rems, jumlah
limfosit darah akan berkurang, sehingga korban lebih rentan terhadap infeksi. Gejala
awal ialah seperti penyakit flu. Menurut data saat terjadi ledakan Nagasaki dan
Hiroshima, menunjukan gejala dapat bertahan selama 10 tahun dan mungkin memiliki
risiko jangka panjang seperti leukimia dan limfoma.
5. Jantung: bila terkena radiasi berkekuatan 1000 sampai 5000 Rems akan mengakibatkan
kerusakan langsung pada pembuluh darah dan dapat menyebabkan gagal jantung dan
kematian mendadak.
6. Saluran Pencernaan: radiasi dengan kekuatan 200 Rems akan menyebabkan kerusakan
pada lapisan saluran usus dan dapat menyebabkan mual, muntah dan diare berdarah.

11
7. Saluran Reproduksi: saluran reproduksi akan merusak saluran reproduksi cukup dengan
kekuatan di bawah 200 Rems. Dalam jangka panjang, korban radiasi akan mengalami
kemandulan.

2.2.4. Proteksi dan Mitigasi Kebocoran Nuklir


PLTN mempunyai sistem pengamanan yang ketat dan berlapis-lapis, sehingga
kemungkinan terjadi kecelakaan maupun akibat yang ditimbulkan sangat kecil. Desain
keselamatan suatu PLTN menganut falsafah pertahanan berlapis (defence in depth). Pertahanan
berlapis ini meliputi :
a. Lapisan keselamatan pertama, PLTN dirancang, dibangun dan diperasikan sesuai dengan
ketentuan yang sangat ketat, mutu yg tinggi dan teknologi mutakhir.
b. PLTN dilengkapi dengan sistem pengamanan/ keselamatan yang digunakan untuk mencegah
dan mengatasi akibat-akibat dari kecelakaan yang mungkin dapat terjadi selama umur PLTN.
.
c. PLTN dilengkapi dengan sistim pengamanan tambahan, yang dapat diandalkan untuk dapat
mengatasi kecelakaan hipotesis, atau kecelakaan terparah yang diperkirakan dapat terjadi pada
suatu PLTN. Namun kecelakaan tersebut kemungkinannya tidak akan pernah terjadi selama
umur PLTN.
Keselamatan Terpasang :
Keselamatan terpasang dirancang berdasarkan sifat-sifat alamiah air dan uranium. Bila suhu
dalam teras reaktor naik, jumlah neutron yang tidak tertangkap maupun yang tidak mengalami
proses perlambatan akan bertambah, sehingga reaksi pembelahan berkurang. Akibatnya panas
yang dihasilkan juga berkurang. Sifat ini akan menjamin bahwa teras reaktor tidak akan rusak
walaupun sistem kendali gagal beroperasi.
Walaupun demikian tidak menutupi kemunginan terjadinya kebocoran nuklir, oleh
karena itu perlu dilakukan mitigasi bencana. Untuk menghindari banyaknya korban akibat
kebocoran reactor nuklir pada PLTN, dapat menggunakan beberapa cara yaitu :

A. Penanggulanagan Awal Kebocoran


1. Teknologi PLTN harus menggunakan standar internasional dengan teknologi yang
terpercaya dari Negara- Negara yang sudah berpengalaman dalam bidang
ketenaganukliran.

12
2. Penempatan PLTN harus berada jauh dari permukiman padat penduduk untuk
menghindari resiko sekecil mungkin serta harus ditempatkan di wilayah yang stabil.
3. Melakukan perawatan dan pengecekan secara kontinyu untuk meminimalisir resiko.

B.. Setelah terjadi kebocoran


1. Harus segera mengevakuasi masyarakat sekitar keluar dari radius resiko radiasi sampai
batas waktu tertentu.
2. Bagi semua orang yang telah berada dalam erea daerah paparan harus segera dilakukan
skrening tes adanya kontaminasi radiasi dalam tubuhnya. Bila terdapat masyarakat yang
terkontaminasi harus segera diisolasi dan dilakukan perawatan dan pemantauan
kesehatannya.
3. Semua masyarakat dalam paparan bencana kebocoran reaktor nukklirsementara belum
diungsikan harus tinggal di dalam rumah dan tidak boleh enyalakan AC untuk
mencegah kontaminasi dengan udara luar. Masyarakat juga dilarang mengkonsumsi air
kran, sayuran, buah-buan ataubahan makanan yang telah terkontaminasi dengan udara
luar.

2.3 Aplikasi Energi Nuklir Pada Kilang Minyak


2.3.1. Kilang Minyak dan Energi Nuklir
Kilang minyak (oil refinery) adalah pabrik/fasilitas industri yang mengolah minyak
mentah menjadi produk petroleum yang bisa langsung digunakan maupun produk-produk lain
yang menjadi bahan baku bagi industri petrokimia. Temperatur yang terlibat dalam
penhgoperasian kilang minyak berkisar antara temperatur kamar sampai sekitar 800oC. Pada
Gambar 1 terlihat skema tipikal kilang minyak dan kisaran temperatur operasinya. Bentuk
energi panas yang dipakai untuk mengoperasikan kilang, meliputi: energi panas, kukus, dan
listrik. Ketiga bentuk energi panas tersebut diperoleh dengan pembakaran langsung bahan
bakar fosil. Jika sebagian energi panas dapat diganti dengan energi nuklir, diharapkan dapat
diperoleh beberapa keuntungan: penghematan cadangan bahan bakar fosil, potensi penurunan
emisi gas CO2, serta diversifikasi energi nuklir.
Konsep aplikasi energi nuklir sebagai sumber energi (panas dan listrik) untuk industri telah
dikaji lebih dari 50 tahun[7]. Reaktor temperatur tinggi berpendingin gas (HTGR) yang
beroperasi pada temperatur tinggi (~1000oC) merupakan jenis reaktor yang sangat potensial

13
menyumbangkan produksi energinya untuk kebutuhan industri. Luaran pendingin reaktor yang
temperaturnya sekitar 950oC dan dibawa medium pendingin reaktor helium gas, dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi panas untuk menjalankan proses pada industri temperatur
tinggi. Berbagai studi terkait dengan aplikasi panas nuklir temperatur tinggi seperti: produksi
hidrogen, gasifikasi batubara, kilang minyak dan lain-lain

Studi aplikasi reaktor nuklir temperatur tinggi untuk industri kilang minyak dan
petrokimia telah dilakukan di beberapa negara, salah satunya di Cina[8]. Pada akhir dekade
1980 Cina bekerjasama dengan Jerman telah melakukan studi pemanfaatan reaktor nuklir
temperatur tinggi untuk industri petrokimia (termasuk kilang minyak) di kawasan industri Yan
Shan Petrochemical General Corporation (YSPGC). Konsumsi energi di kompleks industri
ini secara konvensional dipasok dengan pembakaran minyak sebanyak 1,2 juta ton/tahun. Total
kebutuhan kukus pada tekanan dan temperatur yang berbeda-beda, bervariasi sekitar 730
ton/jam pada musim panas sampai 1650 ton/jam pada musim dingin. Parameter kukus adalah:
118 bar/500oC, 47-50 bar/450oC, 34-39 bar/350oC, dan 8 – 13 bar/280oC, dengan pemasok
energi utama berasal dari sistem kogenerasi uap – listrik berbahan bakar minyak. Hasil studi
menunjukkan bahwa kebutuhan kukus untuk proses di atas dapat dipenuhi dengan
mengoperasikan 4 unit reaktor nuklir temperatur tinggi masing-masing berdaya 200 MWt.
Operasi secara kogenerasi ke empat unit reaktor nuklir tersebut dapat memasok:
Listrik 139 MWe.
Kukus untuk process steam 118 bar/500oC dengan laju 30 ton/jam.
Kukus untuk process steam 48 bar/450oC dengan laju 73 ton/jam.
Kukus untuk process steam 36 bar/350oC dengan laju 310 ton/jam.
2.3.2 Potensi Penghematan Bahan bakar

14
Dari penelitian yang telah dilakukan bahwa untuk menghasilkan listrik dan kukus
dibutuhkan bahan bakar campuran (fuel gas, field gas, fuel oil) sebesar 7,5 ton/jam atau 64800
ton/tahun. Jumlah ini merupakan bahan bakar yang dapat dihemat karena pemanafaatan reaktor
nuklir. Jika diasumsikan komposisi pemakaian bahan bakar adalah: 40% fuel oil dan masing-
masing 30% untuk fuel gas dan field gas, maka potensi pengurangan emisi CO2 dapat dihitung.
Kandungan karbon rata-rata pada fuel oil (FO) adalah sebesar 2,77 kg/galon = 0,7944 kg
karbon/kg FO. Emisi yang dapat dikurangi sebesar: 75499,78ton/tahun

BAB III

15
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ketenaganukliran sangat banyak manfaatnya karena menggunakan bahan bakar yang
murah dan mempunyai reaksi berkesinambungan dan tidak memiliki residu yang mengganggu
lingkungan seperti lapisan ozon dan mengurangi tingkat global warming. Nuklir biasa
dimanfaatkan pada industri, contohnyauntuk tenaga listrik (pembangkit listrik tenaga nuklir).
Nuklir juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi panas alternatif pada kilang minyak.
Tetapi Ketenaganukliran juga memiliki banyak dampak negatif jika dalam pemanfaatanya
tidak maksimal, seperti residu zat radioaktif sisa reaksi dalam reactor nuklir yang hanya bias
terurai selama 24000 tahun.
Ketenaganukliran juga biasa dimanfaatkan oleh suatu Negara untuk dijadikan senjata
pemusnah massal. Jika terjadi kebocoran reactor pada pembangkit listrik tenaga nuklir, akan
berakibat fatal, seperti yang terjadi di Chirnobyl, ukraina dan Fukushima Jepang.
Dalam mitigasi bencana nuklir, sebelum terjadi kebocoran nuklir, pembuatan PLTN
harus sesuai dengan standar internasional untuk meminimalisir bencana, jika sudah terjadi
kebocoran, evakuasi adalah hal yang paling penting untuk mengurangi korban.

Daftar Pustaka
16
Capture, Roman. 2013. “Makalah Energi Nuklir”.
http://thegeographystudy.blogspot.co.id/2013/08/makalah-energi-nuklir.html
(Diakses pada 26 April 2018)
Subijanto, Bija. 2004.”Pemanfaatan Energi Nuklir Untuk Pembangkit Listrik”.
http://www.iaea.org/inis/collection/NCLCollectionStore/_Public/44/007/44007596.p
df (Diakses pada 26 April 2018)
Sundardi. Salimy, Djaty. Dkk. 2012. “Energi Nuklir Sebagai Energi Panas Alternatif pada
Kilang Minyak”. Badan Tenaga Nuklir Nasional.
https://www.researchgate.net/publication/299487821_Energi_Nuklir_sebagai_Sumb
er_Energi_Panas_Alternatif_pada_Kilang_Minyak (Diakses pada 26 April 2018)

Yoga Sakti, Ryan. 2015. “Energi Nuklir Sebagai Solusi Dari Masalah Energi Dan Buah
Simalakama Pltn Di Indonesia. https://www.slideshare.net/DemonAndDevil/energi-
nuklir. (Diakses pada 26 April 2018)

17

Anda mungkin juga menyukai