Anda di halaman 1dari 53

PEDOMAN PENGGUNAAN

BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA


PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA
DAN PANGAN SIAP SAJI SEBAGAI
PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH

DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN


DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN
BAHAN BERBAHAYA
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
2012
PEDOMAN PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN
PADA PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA
DAN PANGAN SIAP SAJI SEBAGAI
PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH

DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN


DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN
BAHAN BERBAHAYA
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
2012
Pedoman Penggunaan Bahan Tambahan Pangan pada Pangan Industri Rumah
Tangga dan Pangan Siap Saji Sebagai Pangan Jajanan Anak Sekolah

Jakarta : Direktorat SPP, Deputi III, Badan POM RI, 2012


44 hlm : 15 cm x 21 cm

Hak cipta dilindungi undang-undang.


Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku dalam
bentuk elektronik, mekanik, fotokopi, rekaman atau cara apapun tanpa izin
tertulis sebelumnya dari Badan POM RI.

Diterbitkan oleh Direktorat Standardisasi Produk Pangan, Deputi Bidang


Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat
dan Makanan RI, Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat – 10560. Telepon
(62-21) 42875584, Faksimile (62-21) 42875780, E-mail: standarpangan@pom.go.id
TIM PENYUSUN

PENGARAH Pedoman Penggunaan


DR. Roy A. Sparringa, M.App., Sc. Bahan Tambahan Pangan
Ir. Tetty H. Sihombing, MP
pada Pangan Industri
KETUA
Rumah Tangga dan
Yusra Egayanti, S.Si., Apt
Pangan Siap Saji Sebagai
SEKRETARIS
Pangan Jajanan Anak
Yeni Restiani, S.Si., Apt
Sekolah
NARA SUMBER

Prof. Dr. Winiati P. Rahayu


Prof. Dr. Sugiyono
Dr. Abdul Mun'im, Apt ., M.Si
Dr. Ir. Hanifah Nuryani L., MSi

ANGGOTA

Dwi Agustyanti, SP
Meliza Suhartatik, STP
Desy Rasta Waty, S.Si., Apt
RR. Aryudani Dewi Utami, STP
Siti Maemunah, S.Farm., Apt
Ganafi
KATA SAMBUTAN

Generasi muda yang kuat, sehat dan cerdas merupakan penentu


keberlangsungan bangsa Indonesia. Salah satu faktor penting yang
menentukan hal tersebut adalah jumlah asupan gizi yang mampu memenuhi
kecukupan gizi. Asupan gizi dapat berasal dari pangan yang disediakan di
rumah tangga, produk pangan olahan terkemas yang diperdagangkan secara
komersial dan pangan jajanan yang dijual untuk langsung dikonsumsi.
Pangan jajanan terdapat di berbagai tempat dan lokasi, salah satunya adalah
di sekolah, dan umumnya disebut dengan Pangan Jajajan Anak Sekolah
(PJAS).
Maraknya PJAS yang mengandung bahan tambahan pangan yang
melebihi batas yang diizinkan atau mengandung bahan yang dilarang pada
pangan merupakan tantangan tersendiri ketersediaan PJAS yang aman. Bagi
Badan Pengawas Obat dan Makanan keadaan tersebut merupakan
pendorong untuk merumuskan standar PJAS, sebagai upaya melindungi
generasi muda dari bahaya akan bahan tambahan pangan yang melebihi
batas.
Saya menyambut baik terbitnya Pedoman Penggunaan Bahan
Tambahan Pangan pada Pangan Industri Rumah Tangga dan Pangan Siap
Saji Sebagai Pangan Jajanan Anak Sekolah yang disusun atas sumbangsih
dan diskusi berkesinambungan antara para ahli dibidang pangan, gizi dan
farmasi serta instansi terkait, sehingga lebih memudahkan tim penyusun
menyelesaikan Pedoman ini.
Penghargaan dan terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak
yang terlibat dalam penyusunan dan penerbitan Pedoman ini, khususnya
kepada tim yang telah berupaya keras menyajikan satuan untuk batas
maksimum dalam bentuk ukuran rumah tangga, dan contoh-contoh
perhitungan penggunaan bahan tambahan pangan yang diharapkan lebih
mudah dipahami serta memberikan persepsi yang sama oleh pihak-pihak
terkait. Terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr. Yahdiana
Harahap, MS yang membantu menyunting Pedoman ini.

i
Pedoman ini tentu saja belumlah menjadi sesuatu yang sempurna,
oleh karena itu saran dan kritik membangun dari para pembaca dan
pemerhati yang budiman selalu kami harapkan untuk menjadikannya lebih
baik dikemudian hari. Meskipun demikian, kami berharap semoga Pedoman
ini dapat memenuhi harapan penyuluh keamanan pangan, pengawas
keamanan pangan, produsen pangan, dan pemangku kepentingan.

Jakarta, Desember 2012


DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN
DAN BAHAN BERBAHAYA

DR. Roy A. Sparringa, M.App., Sc.


NIP. 19620501 198703 1 002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, bahwa Pedoman


Penggunaan Bahan Tambahan Pangan pada Pangan Industri Rumah
Tangga dan Pangan Siap Saji Sebagai Pangan Jajanan Anak Sekolah
akhirnya dapat diselesaikan dan diterbitkan. Pedoman ini merupakan salah
satu tools dalam rangka memperkuat program nasional yaitu Rencana Aksi
Nasional Gerakan Menuju PJAS yang Aman, Bermutu dan Bergizi.
Diharapkan, Pedoman ini dapat meningkatkan keamanan pangan
melalui penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) secara benar. Selama
berdiskusi dengan berbagai pihak terkait, Tim memperoleh masukan agar
penyusunan Pedoman Penggunaan BTP menggunakan Ukuran Rumah
Tangga (URT) dan dilengkapi dengan contoh-contoh perhitungan sehingga
diharapkan lebih mudah dipahami oleh pelaku usaha dan institusi pemerintah
yang melaksanakan pembinaan dan pengawasan.
Ruang lingkup BTP dan jenis pangan yang dimuat dalam Pedoman ini
masih terbatas pada jenis-jenis pangan tertentu, kedepan diharapkan dapat
dilengkapi dengan jenis BTP dan pangan lain yang diperlukan. Disamping itu
guna mempermudah penyebaran informasi tentang penggunaan BTP, maka
akan disiapkan juga paket informasi berupa brosur dan leaflet.
Kami berharap Pedoman ini dapat bermanfaat dan memberikan andil
dalam menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang sehat dan cerdas.
Jakarta, Desember 2012
DIREKTUR STANDARDISASI PRODUK PANGAN

Ir. Tetty Helfery Sihombing, MP


NIP. 19600120 198603 2 001

iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA SAMBUTAN .................................................................................. i
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ........................................................ 1
1.2 TUJUAN ........................................................................ 2
1.3 SASARAN ..................................................................... 2
1.4 RUANG LINGKUP ......................................................... 2
1.5 DEFINISI DAN ISTILAH UMUM .................................... 2
BAB 2 BAHAN TAMBAHAN PANGAN DAN BATAS MAKSIMUM
PENGGUNAANNYA PADA PANGAN INDUSTRI RUMAH
TANGGA DAN PANGAN SIAP SAJI SEBAGAI PJAS ........... 5
2.1 BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA PANGAN
INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN PANGAN SIAP
SAJI SEBAGAI PJAS .................................................... 5
2.2 BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP PADA
PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN PANGAN
SIAP SAJI SEBAGAI PJAS ........................................... 7
A. BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP
PEWARNA .............................................................. 9
A.1 PEWARNA ALAMI ............................................ 9
A.1.1 Kurkumin ................................................. 9
A.1.2 Karmin dan ekstrak cochineal .................. 11
A.1.3 Klorofil ..................................................... 13
A.1.4 Karamel I ................................................. 15
A.1.5 Karbon tanaman ..................................... 17
A.1.6 Beta-karoten ............................................ 18
A.1.7 Karotenoid ............................................... 20
A.1.8 Merah bit ................................................. 23
A.1.9 Antosianin ............................................... 25

iv
Halaman
A.2 PEWARNA SINTETIS ........................................ 27
A.2.1 Tartrazin .................................................. 27
A.2.2 Merah allura ............................................ 29
A.2.3 Hijau FCF ................................................ 30
B. BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP
PENGAWET ............................................................ 32
B.1 Asam sorbat dan garamnya ............................. 32
B.2 Asam benzoat dan garamnya .......................... 34
B.3 Asam propionat dan garamnya ........................ 35
2.3 PERHITUNGAN PENGGUNAAN BTP .......................... 36
2.3.1 CONTOH PERHITUNGAN PENGGUNAAN
BTP DALAM URT .............................................. 36
2.3.2 PERHITUNGAN PENGGUNAAN
CAMPURAN BTP ............................................... 38
A. Contoh Perhitungan Penggunaan
Campuran BTP Pewarna ............................... 38
B. Contoh Perhitungan Penggunaan
Campuran BTP Pengawet ............................. 40
BAB 3 PENUTUP ............................................................................ 43
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 44

v
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) merupakan segala jenis pangan
yang dijual di lingkungan sekolah baik di kantin sekolah maupun di
sekitar lingkungan sekolah. Pangan Jajanan Anak Sekolah umumnya
berupa Pangan Siap Saji (PSS) dan Pangan Industri Rumah Tangga
(Pangan IRT) yang diproduksi oleh produsen yang sebagian besar
belum memahami keamanan pangan dengan baik, sementara
konsumennya adalah anak-anak yang rentan terhadap masalah
keamanan pangan. Oleh karena itu PJAS perlu diawasi dengan
seksama sehingga anak-anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi
sumber daya manusia Indonesia yang sehat dan cerdas.
Salah satu permasalahan PJAS adalah penggunaan Bahan Tambahan
Pangan (BTP) yang belum sepenuhnya memenuhi persyaratan
keamanan pangan. Berdasarkan data hasil pengawasan PJAS tahun
2009-2011, terlihat bahwa jumlah PJAS yang Tidak Memenuhi Syarat
(TMS) cenderung berfluktuasi jumlahnya dari 42,64% pada tahun
2009, meningkat menjadi 44,48% pada tahun 2010 dan menurun pada
tahun 2011 menjadi 35,46%. Dari hasil pengujian PJAS yang TMS
tersebut, parameter penggunaan BTP melebihi batas maksimum
jumlahnya juga berfluktuasi dari tahun ke tahun yaitu pada tahun 2009
(21,07%), tahun 2010 (22,46%), dan tahun 2011 (20,45%).
Hasil pengujian PJAS terhadap BTP Pemanis Buatan pada tahun 2011
menunjukkan bahwa sebanyak 10,73% mengandung siklamat melebihi
batas maksimum, 1,32% mengandung sakarin melebihi batas
maksimum, 0,25% mengandung asesulfam melebihi batas maksimum,
dan 0,13% mengandung aspartam melebihi batas maksimum. Hasil
pengujian terhadap BTP Pengawet menunjukkan bahwa 0,82%
mengandung benzoat melebihi batas maksimum, dan 0,10%
mengandung sorbat melebihi batas maksimum.
Interpretasi dari hasil uji penggunaan BTP sebagaimana diuraikan di
atas, didasarkan pada batas maksimum penggunaan BTP pada
pangan olahan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan
dan Rancangan Peraturan Kepala Badan POM tentang Batas
Maksimum Penggunaan BTP.

1
Sampai saat ini, belum ada acuan penggunaan BTP untuk Pangan IRT
dan PSS sebagai PJAS termasuk batas maksimum dalam Ukuran
Rumah Tangga (URT). Memperhatikan kondisi tersebut, maka Badan
POM memandang perlu ditetapkan Pedoman Penggunaan BTP pada
Pangan IRT dan PSS sebagai PJAS untuk mengimplementasikan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 033 Tahun 2012 tentang Bahan
Tambahan Pangan. Hal ini juga dalam rangka mendukung Rencana
Aksi Nasional Pangan Jajanan Anak Sekolah (RAN-PJAS) yang Aman,
Bermutu dan Bergizi yang telah dicanangkan oleh Wakil Presiden
Prof. Dr. Boediono pada tanggal 31 Januari 2011.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Pedoman Penggunaan BTP pada Pangan IRT dan PSS sebagai PJAS
disusun untuk meningkatkan keamanan pangan melalui penggunaan
BTP yang benar.
1.2.2 Tujuan Khusus
a) Memberikan informasi mengenai jenis BTP yang dapat
digunakan pada Pangan IRT dan PSS sebagai PJAS; dan
b) Memberikan informasi batas maksimum penggunaan setiap
jenis BTP pada setiap jenis Pangan IRT dan PSS sebagai
PJAS.
1.3 SASARAN
Pedoman ini disusun untuk digunakan oleh:
a) Penyuluh Keamanan Pangan;
b) Pengawas Keamanan Pangan;
c) Produsen Pangan IRT dan PSS;
d) Pemangku kepentingan yang terkait dengan Pangan IRT dan
PSS.
1.4 RUANG LINGKUP
Pedoman ini mencakup jenis Pangan IRT; PSS; jenis dan batas
maksimum BTP; penakaran BTP dalam Ukuran Rumah Tangga
(URT).
1.5 DEFINISI DAN ISTILAH UMUM
1.5.1 Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) adalah pangan yang
ditemui di lingkungan sekolah dan secara rutin dikonsumsi oleh
sebagian besar anak sekolah.
1.5.2 Pangan Siap Saji (PSS) adalah makanan dan/atau minuman
yang sudah diolah dan siap untuk langsung disajikan di tempat
usaha atau diluar tempat usaha atas dasar pesanan.
2
1.5.3 Pangan Industri Rumah Tangga (Pangan IRT) adalah
pangan olahan hasil produksi Industri Rumah Tangga (IRT)
yang diedarkan dalam kemasan eceran dan berlabel.
1.5.4 Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan yang
ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau
bentuk pangan.
1.5.5 Batas maksimum adalah jumlah maksimum bahan tambahan
pangan yang diizinkan terdapat pada pangan dalam satuan
yang ditetapkan dalam Pedoman ini.
1.5.6 Batas maksimum secukupnya adalah jumlah bahan
tambahan pangan yang diizinkan terdapat pada pangan dalam
jumlah secukupnya yang diperlukan untuk menghasilkan efek
yang diinginkan.
1.5.7 Ukuran Rumah Tangga (URT) adalah ukuran atau takaran
yang lazim digunakan di rumah tangga untuk menaksir jumlah
pangan yang dikonsumsi, antara lain sendok teh, dan sendok
makan.
1.5.8 Pengawet (Preservative) adalah bahan tambahan pangan
yang mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman
atau peruraian lain terhadap pangan yang disebabkan oleh
mikroorganisme.
1.5.9 Pemanis (Sweetener) adalah bahan tambahan pangan
berupa pemanis alami dan pemanis buatan yang memberikan
rasa manis pada produk pangan.
1.5.10 Pemanis Buatan (Artificial sweeteners) adalah pemanis
yang diproses secara kimiawi, dan senyawa tersebut tidak
terdapat di alam.
1.5.11 Pewarna (Colour) adalah bahan tambahan pangan yang
dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan.
1.5.12 Pewarna Alami (Natural food colour) adalah pewarna
pangan yang dibuat melalui proses ekstraksi, isolasi, atau
derivatisasi (sintesis parsial) dari tumbuhan, hewan, mineral
atau sumber alami lain, termasuk pewarna identik alami.
1.5.13 Pewarna Sintetis (Synthetic food colour) adalah pewarna
pangan yang diperoleh secara sintesis kimiawi.
1.5.14 Kategori pangan adalah pengelompokan pangan berdasarkan
jenis pangan tersebut.
1.5.15 Asupan harian yang dapat diterima (Acceptable Daily
Intake (ADI)) adalah jumlah maksimum bahan tambahan

3
pangan dalam miligram per kilogram berat badan yang dapat
dikonsumsi setiap hari selama hidup tanpa menimbulkan efek
merugikan terhadap kesehatan.
Contoh:
ADI 3 mg/kg berat badan artinya adalah untuk orang dengan
berat badan 50 kg, asupan harian yang dapat diterima orang
tersebut adalah 150 mg (3 mg x 50 kg berat badan).
1.5.16 ADI tidak dinyatakan atau ADI not specified/ADI not
limited/ADI acceptable/no ADI allocated/no ADI necessary
adalah istilah yang digunakan untuk bahan tambahan pangan
yang mempunyai toksisitas sangat rendah, berdasarkan data
(kimia, biokimia, toksikologi dan data lainnya), jumlah asupan
bahan tambahan pangan tersebut jika digunakan dalam
takaran yang diperlukan untuk mencapai efek yang diinginkan
serta pertimbangan lain, menurut pendapat Joint FAO/WHO
Expert Committee on Food Additives (JECFA) tidak
menimbulkan bahaya terhadap kesehatan.

4
BAB 2
BAHAN TAMBAHAN PANGAN DAN
BATAS MAKSIMUM PENGGUNAANNYA PADA
PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN
PANGAN SIAP SAJI SEBAGAI PJAS

2.1 BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA PANGAN INDUSTRI RUMAH


TANGGA DAN PANGAN SIAP SAJI SEBAGAI PJAS

Pedoman ini menjelaskan jenis BTP yang dapat digunakan pada


Pangan IRT dan PSS. Pada Pedoman ini ditekankan bahwa
seyogyanya Pangan IRT dan PSS tidak menggunakan BTP, hal ini
mengingat produsen Pangan IRT dan PSS umumnya mempunyai
keterbatasan pengetahuan dalam memahami prinsip dan keamanan
BTP serta takaran penggunaannya dengan benar di dalam produk
Pangan IRT dan PSS.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, dalam Pedoman ini, untuk PJAS
yang tergolong pada Pangan IRT, BTP yang dapat digunakan dibatasi
hanya untuk golongan Pewarna (Alami dan Sintetik) dan Pengawet
untuk jenis tertentu. Sedangkan untuk PJAS yang tergolong pada PSS,
BTP yang dapat digunakan hanya Pewarna Alami saja.
Khusus untuk golongan Pemanis, berdasarkan data pengujian yang
telah diuraikan pada Bagian 1.1 Latar Belakang, diketahui bahwa
terdapat pelanggaran penggunaan Pemanis Buatan melebihi batas
maksimum yang diizinkan. Sebagai akibatnya, kemungkinan anak
sekolah yang mengkonsumsi PJAS dengan pemanis buatan dalam
jumlah yang melebihi batas maksimum akan meningkat. Oleh karena
itu, penggunaan Pemanis Buatan pada PJAS tidak dianjurkan, sebagai
gantinya digunakan gula pasir dan atau gula merah. Akan tetapi tidak
tertutup kemungkinan bagi PJAS untuk menggunakan produk pangan
olahan mengandung Pemanis Buatan yang telah mendapatkan izin
edar dari Badan POM.
Pemilihan golongan dan jenis BTP dalam Pedoman ini didasarkan pada
pertimbangan aspek keamanan, kelaziman dan ketersediaan. Golongan
dan jenis BTP yang dapat digunakan pada PJAS adalah sebagai
berikut:

5
A. PEWARNA
Golongan BTP Pewarna terdiri dari Pewarna Alami dan Pewarna
Sintetis, dengan jenis yang dapat digunakan adalah sebagai
berikut:
A.1. Pewarna Alami
1. Kurkumin CI. No. 75300 (Curcumin)
2. Karmin dan ekstrak cochineal CI. No. 75470 (Carmines
and cochineal extract)
3. Klorofil CI. No. 75810 (Chlorophyll)
4. Karamel I (Caramel I – plain)
5. Karbon tanaman CI. 77266 (Vegetable carbon)
6. Beta-karoten (sayuran) CI. No. 75130 (Carotenes, beta
(vegetable))
7. Karotenoid (Carotenoids)
8. Merah bit (Beet red)
9. Antosianin (Anthocyanins)
A.2. Pewarna Sintetis
1. Tartrazin CI. No. 19140 (Tartrazine)
2. Merah allura CI. No. 16035 (Allura red AC)
3. Hijau FCF CI. No. 42053 (Fast green FCF)

B. PENGAWET
Jenis BTP Pengawet yang dapat digunakan adalah sebagai
berikut:
1. Asam sorbat dan garamnya (Sorbic acid and its salts)
2. Asam benzoat dan garamnya (Benzoic acid and its salts)
3. Asam propionat dan garamnya (Propionic acid and its salts)

6
2.2 BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP PADA PANGAN
INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN PANGAN SIAP SAJI SEBAGAI
PJAS

Pada Pedoman ini data jenis Pangan IRT dan PSS sebagai PJAS
diperoleh dari hasil monitoring dan verifikasi profil keamanan PJAS
nasional tahun 2008 yang dilaksanakan oleh Badan POM RI. Data
jenis pangan tersebut dikelompokkan dalam kategori pangan dengan
pendekatan Keputusan Kepala Badan POM Nomor
HK.00.05.52.4040 Tahun 2006 tentang Kategori Pangan. Hal
tersebut diperlukan untuk menentukan batas maksimum penggunaan
BTP. Berdasarkan hasil pengelompokkan terdapat 8 (delapan)
kategori pangan yang dapat menggunakan jenis BTP tertentu,
sebagai berikut:
Tabel 1. Kategori Pangan yang Dapat Menggunakan Jenis BTP
Tertentu

Kategori Pangan

Es untuk dimakan (edible ice)

Buah dan sayur

Kembang gula/permen dan cokelat

Serealia dan produk serealia

Produk bakeri

Minuman, tidak termasuk produk susu

Makanan ringan siap santap

Pangan campuran (komposit)

Dengan mempertimbangkan kelaziman, karakteristik pangan, dan


aplikasi penggunaan BTP, maka hanya jenis pangan tertentu yang
dapat menggunakan BTP.
Batas maksimum penggunaan BTP pada tabel-tabel di bawah ini
artinya adalah jumlah maksimum BTP yang diizinkan terdapat pada
jenis pangan dalam satuan yang ditetapkan dalam Pedoman ini.
Satuan yang digunakan dalam Pedoman ini adalah mg/kg dan URT.
URT digunakan dalam Pedoman ini bertujuan untuk memudahkan
produsen dalam memahami jumlah penggunaan BTP yang benar
7
dalam pangan. Pedoman penggunaan URT dapat menggunakan
Pedoman Informasi dan Pembacaan Standar Bahan Tambahan
Pangan untuk Industri Pangan Siap Saji dan Industri Rumah Tangga
Pangan.
Pada kolom batas maksimum (URT), akan ditemukan batasan
penggunaan BTP seperti: “secukupnya”, atau “1 sendok teh (sdt)
peres untuk 6 kg buah atau adonan”, atau “1 sendok makan (sdm)
peres untuk 10 kg adonan” dan seterusnya, penjelasan hal tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Batas Maksimum
Penjelasan
URT
Secukupnya BTP tersebut dapat digunakan dalam jumlah
secukupnya yang diperlukan untuk menghasilkan
efek yang diinginkan.
1 sdt peres untuk 6 1 sdt peres BTP dapat digunakan untuk ≥ 6 kg (6
kg buah atau adonan kg, 7 kg, 8 kg, dst) buah atau adonan, dan tidak
boleh digunakan untuk buah atau adonan yang
beratnya < 6 kg (5,5 kg, 5 kg, 4 kg, dst).
Atau:
6 kg buah atau adonan dapat menggunakan BTP
sebanyak ≤ 1 sdt (1 sdt, ½ sdt, 1/3 sdt, dst) peres,
dan tidak boleh menggunakan BTP sebanyak >
1sdt (1 ½ sdt, 2 sdt, 3 sdt) peres.
1 sdm peres untuk 10 1 sdm peres BTP dapat digunakan untuk ≥ 10 kg
kg adonan (10 kg, 11 kg, 12 kg, dst) adonan, dan tidak
boleh digunakan untuk adonan yang beratnya <
10 kg (9,9 kg, 9 kg, 8 kg, dst).
Atau:
10 kg adonan dapat menggunakan BTP sebanyak
≤ 1 sdm (1 sdm, ½ sdm, 1/3 sdm, dst) peres, dan
tidak boleh menggunakan BTP sebanyak > 1sdm
(1 ½ sdm, 2 sdm, 3 sdm) peres.

dan seterusnya…

Penggunaan BTP pada Pangan IRT dan PSS sebagai PJAS harus
menggunakan BTP yang telah terdaftar di Badan POM (mempunyai
nomor registrasi MD atau ML), dan jangan menggunakan BTP yang
tidak mempunyai nomor registrasi MD atau ML, serta baca semua
informasi yang ada pada label kemasan BTP baik golongan, maupun
takaran penggunaan.

8
A. BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP PEWARNA

A.1. PEWARNA ALAMI

A.1.1 Kurkumin CI. No. 75300 (Curcumin)


ADI : 0-3 mg/kg berat badan
Sinonim : turmeric yellow; diferuloylmethane; kurkum; C.I
natural yellow 3
URT : 1 sendok teh (sdt) peres = 3 g;
1 sendok makan (sdm) peres = 7 g.
Batas Maksimum
Kategori Pangan
mg/kg URT
Es untuk dimakan (edible ice) Secukupnya Secukupnya
Es buah
Es mambo
Es jepit/es serut/es grusuk/es grosok
Es puter
Es lilin
Es kue
Es tebak
Es pelangi
Es loli
Es dawet
Buah olahan 500 1 sdt peres untuk 6 kg
Buah kering buah atau adonan
Asinan Buah
Campuran buah dalam kemasan (cocktail)
Jeli agar-agar (puding)
Manisan buah
Keripik buah
Dodol/wajit buah/lempok buah
Geplak
Sayur, rumput laut, kacang dan biji- 500 1 sdt peres untuk 6 kg
bijian olahan sayur atau adonan
Asinan sayur
Rujak sayur
Getuk singkong

Kembang gula / permen meliputi 300 1 sdt peres untuk 10


kembang gula / permen keras dan lunak kg gula
Gula kapas/arumanis
Rambut nenek
Gulali

Kembang gula karet / permen karet 700 1 sdm peres untuk 10


Permen karet kg adonan

Pasta dan mi serta produk sejenisnya 500 1 sdt peres untuk 6 kg


Pasta tepung
Mi

9
Batas Maksimum
Kategori Pangan
mg/kg URT
Makanan pencuci mulut berbasis Secukupnya Secukupnya
serealia dan pati
Puding nasi
Puding tapioka
Kue beras (jenis oriental) Secukupnya Secukupnya
Kue beras
Dodol
Wajik
Moci
Kue putu
Pisang hijau
Onde-onde
Kue ape
Kue pancong
Produk bakeri 200 1 sdt peres untuk 15
Mantao kukus kg tepung
Apem
Bolu
Keik/kukis/pai
Bika ambon
Serabi
Pukis
Carabikang
Kue cubit
Minuman berbasis air berperisa Secukupnya Secukupnya
Minuman ringan
Minuman rasa susu
Minuman berperisa,
Minuman berkarbonasi
Limun
Minuman rasa buah
Sirup berperisa
Minuman mengandung jeli
Makanan ringan siap santap 200 1 sdt peres untuk 15
Keripik singkong kg adonan
Keripik sanjai
Lanting
Keripik talas
Jipang/kipang
Pangan campuran (komposit) Secukupnya Secukupnya
Nasi Kuning*
* Disarankan menggunakan kunyit sebagaimana yang lazim digunakan

10
A.1.2 Karmin dan ekstrak cochineal CI. No. 75470 (Carmines and
cochineal extract)
Karmin CI. No. 75470 (Carmines)
ADI : 0-5 mg/kg berat badan
Sinonim : Carmine; cochineal carmine; C.I. Natural red 4;
Hydrated aluminium chelate of carminic acid (7-beta-D-
glucopyranosyl-3,5,6,8-tetrahydroxy-1-methyl-9,10-dioxo-
anthracene-2-carboxylic acid)
Ekstrak cochineal CI. No. 75470 (Cochineal extract)
ADI : Tidak dinyatakan (No ADI allocated)
Sinonim : C.I. Natural red , 7-beta-D-glucopyranosyl-3,5,6,8-
tetrahydroxy-1-methyl-9,10-dioxoanthracene-2-carboxylic acid
URT : 1 sendok teh (sdt) peres = 3 g;
1 sendok makan (sdm) peres = 7 g.
Batas Maksimum
mg/kg
Kategori Pangan sebagai
URT
asam
karminat
Es untuk dimakan (edible ice) 100 1 sdt peres untuk 30
Es buah kg adonan
Es mambo
Es jepit/es serut/es grusuk/es grosok
Es puter
Es lilin
Es kue
Es tebak
Es pelangi
Es loli
Es dawet
Buah dalam kemasan (pasteurisasi 200 1 sdt peres untuk 15
dengan pH produk < 4,6) kg buah
Campuran buah dalam kemasan (cocktail)

Makanan pencuci mulut (dessert) 150 1 sdt peres untuk 20


berbasis buah termasuk makanan kg adonan
pencuci mulut berbasis air berflavor
buah
Jeli agar-agar (puding)
Manisan buah

Kembang gula / permen meliputi 300 1 sdt peres untuk 10


kembang gula / permen keras dan lunak kg gula
Gula kapas/arumanis
Rambut nenek
Gulali

Kembang gula karet / permen karet 300 1 sdt peres untuk 10


Permen karet kg adonan

11
Batas Maksimum
mg/kg
Kategori Pangan sebagai
URT
asam
karminat
Makanan pencuci mulut berbasis 100 1 sdt peres untuk 30
serealia dan pati kg adonan
Puding nasi
Puding tapioka
Kue beras (jenis oriental) 200 1 sdt peres untuk 15
Kue beras kg adonan
Dodol
Wajik
Moci
Kue putu
Pisang hijau
Onde-onde
Kue ape
Kue pancong
Produk bakeri 200 1 sdt peres untuk 15
Mantao kukus kg adonan
Apem
Bolu
Keik/kukis/pai
Bika ambon
Serabi
Pukis
Carabikang
Minuman berbasis air berperisa 100 1 sdt peres untuk 30
kg adonan
Minuman ringan
Minuman rasa susu
Minuman berperisa
Minuman berkarbonasi
Limun
Minuman rasa buah
Sirup berperisa
Minuman mengandung jeli

Makanan ringan – berbahan dasar 200 1 sdt peres untuk 15


kentang, umbi, serealia, tepung atau pati kg adonan
(dari umbi dan kacang)
Keripik sanjai
Lanting
Keripik talas

12
A.1.3 Klorofil CI. No. 75810 (Chlorophyll)
ADI : tidak dinyatakan (not limited)
Sinonim: magnesium chlorophyll; magnesium phaeophytin;C.I
natural green 3
URT : 1 sendok teh (sdt) peres = 3 g;
1 sendok makan (sdm) peres = 7 g.
Batas Maksimum
Kategori Pangan
mg/kg URT
Es untuk dimakan (edible ice) Secukupnya Secukupnya
Es buah
Es mambo
Es jepit/es serut/es grusuk/es grosok
Es puter
Es lilin
Es kue
Es tebak
Es pelangi
Es loli
Es dawet

Buah olahan Secukupnya Secukupnya


Buah kering
Asinan Buah
Campuran buah dalam kemasan (cocktail)
Jeli agar-agar (puding)
Manisan buah
Keripik buah
Dodol/wajit buah/lempok buah
Geplak

Sayur dan rumput laut dalam cuka, Secukupnya Secukupnya


minyak, larutan garam atau kecap
kedelai
Asinan sayur
Rujak sayur

Sayur dan rumput laut yang dimasak Secukupnya Secukupnya


Getuk singkong

Kembang gula / permen dan cokelat Secukupnya Secukupnya


Gula kapas/arumanis
Rambut nenek
Gulali
Permen karet

Makanan pencuci mulut berbasis Secukupnya Secukupnya


serealia dan pati
Puding nasi
Puding tapioka
Tape beras ketan

13
Batas Maksimum
Kategori Pangan
mg/kg URT
Kue beras (jenis oriental) Secukupnya Secukupnya
Kue beras
Dodol
Wajik
Moci
Kue putu
Pisang hijau
Onde-onde
Kue ape
Kue pancong
Produk-produk kedelai Secukupnya Secukupnya
Susu kedelai (sari kedelai) yg tidak di
proses UHT
Produk bakeri Secukupnya Secukupnya
Roti tawar
Mantao kukus
Apem
Bolu
Keik/kukis/pai
Bika ambon
Serabi
Pukis
Carabikang
Minuman berbasis air berperisa Secukupnya Secukupnya
Minuman ringan
Minuman rasa susu
Minuman berperisa
Minuman berkarbonasi
Limun
Minuman rasa buah
Sirup berperisa
Minuman mengandung jeli
Makanan ringan siap santap Secukupnya Secukupnya
Kacang polong

14
A.1.4 Karamel I (Caramel I – plain)
ADI : tidak dinyatakan (not specified)
Sinonim : Plain caramel; caustic caramel
URT : 1 sendok teh (sdt) peres = 3 g;
1 sendok makan (sdm) peres = 7 g.
Batas Maksimum
Kategori Pangan
mg/kg URT
Es untuk dimakan (edible ice) Secukupnya Secukupnya
Es buah
Es mambo
Es jepit/es serut/es grusuk/es grosok
Es puter
Es lilin
Es kue
Es tebak
Es pelangi
Es loli
Es dawet

Buah olahan Secukupnya Secukupnya


Jeli agar-agar (puding)
Keripik buah
Dodol/wajit buah/lempok buah
Geplak

Sayur dan rumput laut yang dimasak Secukupnya Secukupnya


Getuk singkong

Kembang gula / permen dan cokelat Secukupnya Secukupnya


Gula kapas/arumanis
Rambut nenek
Gulali
Permen kacang
Enting - enting kacang/ Kipang kacang
Permen karet

Makanan pencuci mulut berbasis Secukupnya Secukupnya


serealia dan pati
Puding nasi
Puding tapioka

Kue beras Secukupnya Secukupnya


Kue beras
Dodol
Wajik
Moci
Kue putu
Pisang hijau
Onde-onde
Kue ape
Kue pancong

15
Batas Maksimum
Kategori Pangan
mg/kg URT
Produk-produk kedelai Secukupnya Secukupnya
Susu kedelai (sari kedelai) yg tidak di
proses UHT
Produk bakeri Secukupnya Secukupnya
Roti tawar
Mantao kukus
Apem
Bolu
Keik/kukis/pai
Bika ambon
Serabi
Pukis
Carabikang
Kue cubit
Minuman berbasis air berperisa Secukupnya Secukupnya
Minuman ringan
Minuman rasa susu
Minuman berperisa
Minuman berkarbonasi
Limun
Minuman rasa buah
Sirup berperisa
Minuman mengandung jeli

16
A.1.5 Karbon tanaman CI. 77266 (Vegetable carbon)
ADI : tidak dinyatakan (no ADI allocated)
Sinonim : vegetable black; carbon black (vegetable sources)
URT : 1 sendok teh (sdt) peres = 3 g;
1 sendok makan (sdm) peres = 7 g.
Batas Maksimum
Kategori Pangan
mg/kg URT
Buah olahan Secukupnya Secukupnya
Jeli agar-agar (puding)
Dodol/wajit buah/lempok buah
Geplak
Sayur, rumput laut, kacang dan biji- Secukupnya Secukupnya
bijian olahan
Getuk singkong
Kembang gula / permen dan cokelat Secukupnya Secukupnya
Gula kapas/arumanis
Rambut nenek
Gulali
Permen karet
Kue beras (jenis oriental) Secukupnya Secukupnya
Kue beras
Dodol
Wajik
Moci
Kue putu
Pisang hijau
Onde-onde
Kue ape
Kue pancong
Produk bakeri Secukupnya Secukupnya
Keik/kukis/pai
Bika ambon
Serabi
Pukis
Carabikang

17
A.1.6 Beta-karoten (sayuran) CI. No. 75130 (Carotenes, beta
(vegetable))
ADI : tidak dinyatakan (acceptable)
Sinonim : Beta-carotene, natural; C.I. food orange 5;
carotenes, mixed
URT : 1 sendok teh (sdt) peres = 3 g;
1 sendok makan (sdm) peres = 7 g.
Batas Maksimum
Kategori Pangan
mg/kg URT
Es untuk dimakan (edible ice) 1000 1 sdt peres untuk 3
Es buah kg adonan
Es mambo
Es jepit/es serut/es grusuk/es grosok
Es puter
Es lilin
Es kue
Es tebak
Es pelangi
Es loli
Es dawet
Buah dalam cuka, minyak dan larutan 1000 1 sdt peres untuk 3
garam kg buah
Asinan Buah
Buah dalam kemasan (pasteurisasi 1000 1 sdt peres untuk 3
dengan pH produk < 4,6) kg buah
Campuran buah dalam kemasan (cocktail)
Makanan pencuci mulut (dessert) 1000 1 sdt peres untuk 3
berbasis buah termasuk makanan kg adonan
pencuci mulut berbasis air berflavor
buah
Jeli agar-agar (puding)
Manisan buah
Kembang gula / permen meliputi 500 1 sdt peres untuk 6
kembang gula / permen keras dan lunak kg gula
Gula kapas/arumanis
Rambut nenek
Gulali
Kembang gula karet / permen karet 500 1 sdt peres untuk 6
Permen karet kg adonan
Makanan pencuci mulut berbasis 1000 1 sdt peres untuk 3
serealia dan pati kg adonan
Puding nasi
Puding tapioka
Produk bakeri 1000 1 sdt peres untuk 3
Mantao kukus kg adonan
Apem
Bolu
Keik/kukis/pai
Bika ambon
Serabi
Pukis
Carabikang

18
Batas Maksimum
Kategori Pangan
mg/kg URT
Minuman berbasis air berperisa 2000 1 sdt peres untuk
Minuman ringan 1,5 kg adonan
Minuman rasa susu
Minuman berperisa
Minuman berkarbonasi
Limun
Minuman rasa buah
Sirup berperisa
Minuman mengandung jeli

19
A.1.7 Karotenoid (Carotenoids)
ADI : 0-5 mg/kg berat badan
Sinonim : C.I food orange 5
Beta-karoten dari Blakeslea trispora [beta-carotenes
(Blakeslea trispora)]
ADI : 0-5 mg/kg berat badan
Sinonim: Beta-carotene; beta,beta-carotene C.I. food orange 5
Beta-apo-8’-karotenal CI. No. 40820 (Beta-Apo-8'Carotenal)
ADI : 0-5 mg/kg berat badan
Sinonim : C.I. food orange 6
Etil ester dari beta apo-8’- asam karotenoat CI. No. 40825
(Beta-Apo-8' - Carotenoic Acid Ethyl Ester)
ADI : 0-5 mg/kg berat badan
Sinonim : C.I food orange 7
URT : 1 sendok teh (sdt) peres = 3 g;
1 sendok makan (sdm) peres = 7 g.
Batas Maksimum
Kategori Pangan
mg/kg URT
Es untuk dimakan (edible ice) 50 1 sdt peres untuk
Es buah 60 kg adonan
Es mambo
Es jepit/es serut/es grusuk/es grosok
Es puter
Es lilin
Es kue
Es tebak
Es pelangi
Es loli
Es dawet
Buah kering 200 1 sdt peres untuk
Buah kering 15 kg buah

Buah dalam cuka, minyak dan larutan 300 1 sdt peres untuk
garam 10 kg buah
Asinan buah
Buah dalam kemasan (pasteurisasi 200 1 sdt peres untuk
dengan pH produk < 4,6) 15 kg buah
Campuran buah dalam kemasan (cocktail)

Makanan pencuci mulut (dessert) 150 1 sdt peres untuk


berbasis buah termasuk makanan 20 kg adonan
pencuci mulut berbasis air berflavor
buah
Jeli agar-agar (puding)
Manisan buah
Buah yang dimasak 200 1 sdt peres untuk
Keripik buah 15 kg adonan
Dodol/wajit buah/lempok buah
Geplak

20
Batas Maksimum
Kategori Pangan
mg/kg URT
Sayur dan rumput laut dalam cuka, 300 1 sdt peres untuk
minyak, larutan garam atau kecap 10 kg sayur
kedelai
Asinan sayur
Rujak sayur
Sayur dan rumput laut yang dimasak 200 1 sdt peres untuk
Getuk singkong 15 kg adonan

Kembang gula / permen meliputi 500 1 sdt peres untuk 6


kembang gula / permen keras dan lunak kg gula
Gula kapas/arumanis
Rambut nenek
Gulali
Kembang gula karet / permen karet 500 1 sdt peres untuk 6
Permen karet kg adonan

Pasta dan mi serta produk sejenisnya 300 1 sdt peres untuk


Pasta 10 kg tepung
Mi

Makanan pencuci mulut berbasis 150 1 sdt peres untuk


serealia dan pati 20 kg adonan
Puding nasi
Puding tapioka
Kue beras (jenis oriental) 300 1 sdt peres untuk
Kue beras 10 kg adonan
Dodol
Wajik
Moci
Kue putu
Pisang hijau
Onde-onde
Kue ape
Kue pancong

Produk bakeri 200 1 sdt peres untuk


Mantao kukus 15 kg adonan
Apem
Bolu
Keik/kukis/pai
Bika ambon
Serabi
Pukis
Carabikang
Minuman berbasis air berperisa 150 1 sdt peres untuk
Minuman ringan 20 kg adonan
Minuman rasa susu
Minuman berperisa
Minuman berkarbonasi
Limun
Minuman rasa buah
Sirup berperisa
Minuman mengandung jeli

21
Batas Maksimum
Kategori Pangan
mg/kg URT
Makanan ringan siap santap 200 1 sdt peres untuk
Keripik singkong 15 kg adonan
Keripik sanjai
Lanting
Keripik talas
Jipang/kipang

22
A.1.8 Merah bit (Beet red)
ADI : tidak dinyatakan (not specified)
Sinonim : Beet root red
URT : 1 sendok teh (sdt) peres = 3 g;
1 sendok makan (sdm) peres = 7 g.
Batas Maksimum
Kategori pangan
mg/kg URT
Es untuk dimakan (edible ice) Secukupnya Secukupnya
Es buah
Es mambo
Es jepit/es serut/es grusuk/es grosok
Es puter
Es lilin
Es kue
Es tebak
Es pelangi
Es loli
Es dawet
Buah olahan Secukupnya Secukupnya
Buah kering
Asinan buah
Campuran buah dalam kemasan (cocktail)
Jeli agar-agar (puding)
Manisan buah
Keripik buah
Dodol/wajit buah/lempok buah
Geplak
Sayur dan rumput laut dalam cuka, Secukupnya Secukupnya
minyak, larutan garam atau kecap
kedelai
Asinan sayur
Rujak sayur
Sayur dan rumput laut yang dimasak Secukupnya Secukupnya
Getuk singkong
Kembang gula / permen dan cokelat Secukupnya Secukupnya
Gula kapas/arumanis
Rambut nenek
Gulali
Permen karet
Makanan pencuci mulut berbasis Secukupnya Secukupnya
serealia dan pati
Puding nasi
Puding tapioka
Kue beras Secukupnya Secukupnya
Kue beras
Dodol
Wajik
Moci
Kue putu
Pisang hijau
Onde-onde
Kue ape
Kue pancong

23
Batas Maksimum
Kategori pangan
mg/kg URT
Produk-produk kedelai Secukupnya Secukupnya
Susu kedelai (sari kedelai) yg tidak di
proses UHT
Produk bakeri Secukupnya Secukupnya
Mantao kukus
Apem
Bolu
Keik/kukis/pai
Bika ambon
Serabi
Pukis
Carabikang
Minuman berbasis air berperisa Secukupnya Secukupnya
Minuman ringan
Minuman rasa susu
Minuman berperisa
Minuman berkarbonasi
Limun
Minuman rasa buah
Sirup berperisa
Minuman mengandung jeli
Makanan ringan siap santap Secukupnya Secukupnya
Keripik sanjai
Lanting
Keripik talas

24
A.1.9 Antosianin (Anthocyanins)
ADI : 2,5 mg/kg berat badan
Sinonim : Anthocyans
URT : 1 sendok teh (sdt) peres = 3 g;
1 sendok makan (sdm) peres = 7 g.
Batas Maksimum
Kategori pangan mg/kg sebagai
URT
antosianin
Es untuk dimakan (edible ice) 1000 1 sdt peres untuk 3
Es buah kg adonan
Es mambo
Es jepit/es serut/es grusuk/es grosok
Es puter
Es lilin
Es kue
Es tebak
Es pelangi
Es loli
Es dawet
Buah kering 1000 1 sdt peres untuk 3
Buah kering kg buah
Buah dalam cuka, minyak dan larutan 1500 1 sdt peres untuk 2
garam kg buah
Asinan buah
Buah dalam kemasan (pasteurisasi 1500 1 sdt peres untuk 2
dengan pH produk < 4,6) kg buah
Campuran buah dalam kemasan (cocktail)
Makanan pencuci mulut (dessert) 500 1 sdt peres untuk 6
berbasis buah termasuk makanan kg adonan
pencuci mulut berbasis air berflavor
buah
Jeli agar-agar (puding)
Manisan buah
Buah yang dimasak 500 1 sdt peres untuk 6
Keripik buah kg adonan
Dodol/wajit buah/lempok buah
Geplak
Sayur dan rumput laut dalam cuka, 500 1 sdt peres untuk 6
minyak, larutan garam atau kecap kg sayur
kedelai
Asinan sayur
Rujak sayur
Sayur dan rumput laut yang dimasak 500 1 sdt peres untuk 6
Getuk singkong kg adonan
Kembang gula / permen meliputi 10000 1 sdm peres untuk
kembang gula / permen keras dan lunak 0,7 kg gula
Gula kapas/arumanis
Rambut nenek
Gulali
Kembang gula karet / permen karet 500 1 sdt peres untuk 6
Permen karet kg adonan

25
Batas Maksimum
Kategori pangan mg/kg sebagai
URT
antosianin
Makanan pencuci mulut berbasis 1500 1 sdt peres untuk 2
serealia dan pati kg buah
Puding nasi
Puding tapioka
Kue beras (jenis oriental) 1000 1 sdt peres untuk 3
Kue beras kg adonan
Dodol
Wajik
Moci
Kue putu
Pisang hijau
Onde-onde
Kue ape
Kue pancong
Roti dan produk bakeri tawar dan 200 1 sdt peres untuk
premiks 15 kg adonan
Mantao kukus
Apem
Bolu
Produk bakeri istimewa (manis, asin, 1500 1 sdt peres untuk 2
gurih) kg adonan
Keik/kukis/pai
Bika ambon
Serabi
Pukis
Carabikang
Minuman berbasis air berperisa 300 1 sdt peres untuk
Minuman ringan 10 kg adonan
Minuman rasa susu
Minuman berperisa
Minuman berkarbonasi
Limun
Minuman rasa buah
Sirup berperisa
Minuman mengandung jeli

26
A.2. PEWARNA SINTETIS

A.2.1 Tartrazin CI. No. 19140 (Tartrazine)


ADI : 0 – 7,5 mg/kg berat badan
Sinonim : C.I. food yellow 4; F.D and C yellow no. 5; EEC
serial no. E102
URT : 1 sendok teh (sdt) peres = 3 g;
1 sendok makan (sdm) peres = 7 g.
Batas Maksimum
Kategori Pangan
mg/kg URT
Es untuk dimakan (edible ice) 70 1 sdt peres untuk 43
Es buah kg adonan
Es mambo
Es jepit/es serut/es grusuk/es grosok
Es puter
Es lilin
Es kue
Es tebak
Es pelangi
Es loli
Es dawet
Buah kering 70 1 sdt peres untuk 43
Buah kering kg buah
Makanan pencuci mulut (dessert) 70 1 sdt peres untuk 43
berbasis buah termasuk makanan kg adonan
pencuci mulut berbasis air berflavor
buah
Jeli agar-agar (puding)
Manisan buah
Kembang gula / permen lunak 100 1 sdt peres untuk 30
Gula kapas/arumanis kg gula
Rambut nenek
Kembang gula karet / permen karet 100 1 sdt peres untuk 30
kg adonan
Permen karet
Pasta dan mi serta produk sejenisnya 70 1 sdt peres untuk 43
Pasta kg tepung
Mi
Makanan pencuci mulut berbasis 70 1 sdt peres untuk 43
serealia dan pati kg adonan
Puding nasi
Puding tapioka
Kue beras (jenis oriental) 70 1 sdt peres untuk 43
Kue beras kg adonan
Dodol
Wajik
Moci
Kue putu
Pisang hijau
Onde-onde
Kue ape
Kue pancong
27
Batas Maksimum
Kategori Pangan
mg/kg URT
Keik, kukis dan pai (isi buah atau 70 1 sdt peres untuk 43
custard,vla) kg adonan
Keik/kukis/pai
Bika ambon
Serabi
Pukis
Carabikang
Minuman berbasis air berperisa yang 70 1 sdt peres untuk 43
berkarbonat kg adonan
Minuman berperisa
Minuman berkarbonasi
Limun
Minuman berbasis air berperisa tidak 70 1 sdt peres untuk 43
berkarbonat kg adonan
Minuman rasa buah
Sirup berperisa
Minuman mengandung jeli

28
A.2.2 Merah allura CI. No. 16035 (Allura red AC)
ADI : 0 – 7 mg/kg berat badan
Sinonim : C.I. food red 17; F.D and C red no. 40
URT : 1 sendok teh (sdt) peres = 3 g;
1 sendok makan (sdm) peres = 7 g.
Batas Maksimum
Kategori Pangan
mg/kg URT
Makanan pencuci mulut (dessert) 70 1 sdt peres untuk 43
berbasis buah termasuk makanan kg adonan
pencuci mulut berbasis air berflavor
buah
Jeli agar-agar (puding)
Manisan buah
Kembang gula / permen lunak 100 1 sdt peres untuk 30
Gula kapas/arumanis kg gula
Rambut nenek
Kembang gula karet / permen karet 100 1 sdt peres untuk 30
Permen karet kg adonan
Makanan pencuci mulut berbasis 70 1 sdt peres untuk 43
serealia dan pati kg adonan
Puding nasi
Puding tapioka
Kue beras (jenis oriental) 70 1 sdt peres untuk 43
Kue beras kg adonan
Dodol
Wajik
Moci
Kue putu
Pisang hijau
Onde-onde
Kue ape
Kue pancong
Keik, kukis dan pai (isi buah atau 70 1 sdt peres untuk 43
custard,vla) kg adonan
Keik/kukis/pai
Bika ambon
Serabi
Pukis
Carabikang
Minuman berbasis air berperisa yang 70 1 sdt peres untuk 43
berkarbonat kg adonan
Minuman berperisa
Minuman berkarbonasi
Limun
Minuman berbasis air berperisa tidak 70 1 sdt peres untuk 43
berkarbonat kg adonan
Minuman rasa buah
Sirup berperisa
Minuman mengandung jeli

29
A.2.3 Hijau FCF CI. No. 42053 (Fast green FCF)
ADI : 0 – 25 mg/kg berat badan
Sinonim : C.I. food green 3; F.D and C green no. 3
URT : 1 sendok teh (sdt) peres = 3 g;
1 sendok makan (sdm) peres = 7 g.
Batas Maksimum
Kategori Pangan
mg/kg URT
Es untuk dimakan (edible ice) 70 1 sdt peres untuk 43
Es buah kg adonan
Es mambo
Es jepit/es serut/es grusuk/es grosok
Es puter
Es lilin
Es kue
Es tebak
Es pelangi
Es loli
Es dawet
Makanan pencuci mulut (dessert) 70 1 sdt peres untuk 43
berbasis buah termasuk makanan kg adonan
pencuci mulut berbasis air berflavor
buah
Jeli agar-agar (puding)
Manisan buah

Kembang gula / permen lunak 100 1 sdt peres untuk 30


Gula kapas/arumanis kg gula
Rambut nenek
Kembang gula karet / permen karet 100 1 sdt peres untuk 30
Permen karet kg adonan

Makanan pencuci mulut berbasis 70 1 sdt peres untuk 43


serealia dan pati kg adonan
Puding nasi
Puding tapioka
Tape beras ketan
Kue beras (jenis oriental) 70 1 sdt peres untuk 43
Kue beras kg adonan
Dodol
Wajik
Moci
Kue putu
Pisang hijau
Onde-onde
Kue ape
Kue pancong
Keik, kukis dan pai (isi buah atau 70 1 sdt peres untuk 43
custard,vla) kg adonan
Keik/kukis/pai
Bika ambon
Serabi
Pukis
Carabikang
30
Batas Maksimum
Kategori Pangan
mg/kg URT
Minuman berbasis air berperisa yang 70 1 sdt peres untuk 43
berkarbonat kg adonan
Minuman berperisa
Minuman berkarbonasi
Limun
Minuman berbasis air berperisa tidak 70 1 sdt peres untuk 43
berkarbonat kg adonan
Minuman rasa buah
Sirup berperisa
Minuman mengandung jeli

31
B. BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP PENGAWET

B.1 Asam sorbat dan garamnya (Sorbic acid and its salts)
Asam sorbat (Sorbic acid)
ADI : 0 – 25 mg/kg berat badan
Sinonim : sorbic acid; (e,e)-2,4-hexadienoic acid; 2-
propenylacrylic acid.
Natrium sorbat (Sodium sorbate)
ADI : 0 – 25 mg/kg berat badan
Sinonim : -
Kalium sorbat (Potassium sorbate)
ADI : 0 – 25 mg/kg berat badan
Sinonim : potassium sorbate; potassium salt of trans,trans-2,4-
hexadienoic acid.
Kalsium sorbat (Calcium sorbate)
ADI : 0 – 25 mg/kg berat badan
Sinonim : calcium sorbate; calcium salt of trans,trans-2,4-
hexadienoic acid.
URT : 1 sendok teh (sdt) peres = 2 g;
1 sendok makan (sdm) peres = 5 g.
Batas Maksimum
mg/kg
Kategori Pangan dihitung
URT
sebagai asam
sorbat
Es untuk dimakan (edible ice) 500 1 sdt peres untuk 4
Es tebak (digunakan untuk tebak) kg adonan
Es dawet (digunakan untuk dawet)

Makanan pencuci mulut (dessert) 1000 1 sdt peres untuk 2


berbasis buah termasuk makanan kg adonan
pencuci mulut berbasis air berflavor
buah
Jeli agar-agar (puding)

Sayur dan rumput laut yang dimasak 1000 1 sdt peres untuk 2
Getuk singkong kg adonan

Makanan pencuci mulut berbasis 1000 1 sdt peres untuk 2


serealia dan pati kg adonan
Puding nasi
Puding tapioka

Kue beras 1000 1 sdt peres untuk 2


Moci kg adonan

32
Batas Maksimum
mg/kg
Kategori Pangan dihitung
URT
sebagai asam
sorbat
Produk bakeri 1000 1 sdt peres untuk 2
Roti tawar kg adonan
Produk bakeri tawar
Bolu
Keik/kukis/pai
Bika ambon
Donat
Roti manis
Roti buaya
Minuman berbasis air berperisa 1000 1 sdt peres untuk 2
Minuman ringan kg adonan
Minuman rasa susu
Minuman berperisa
Minuman berkarbonasi
Limun
Minuman rasa buah
Sirup berperisa
Minuman mengandung jeli
Kopi, kopi substitusi, teh, seduhan 1000 1 sdt peres untuk 2
herbal, dan minuman biji-bijian dan (untuk produk- kg air
sereal panas, kecuali cokelat produk cair
Minuman teh dalam kemasan siap minum)

33
B.2 Asam benzoat dan garamnya (Benzoic acid and its salts)
Asam benzoat (Benzoic acid)
ADI: 0–5 mg/kg berat badan
Sinonim : benzenecarboxylic acid; carboxybenzene; phenyl
formic acid; dracylic acid
Natrium benzoat (Sodium benzoate)
ADI: 0–5 mg/kg berat badan
Sinonim : sodium benzoate; sodium salt of benzenecarboxylic
acid; sodium salt of phenylcarboxylic acid.
Kalium benzoat (Potassium benzoate)
ADI: 0–5 mg/kg berat badan
Sinonim : potassium salt of benzenecarboxylic acid; potassium
salt of phenylcarboxylic acid
Kalsium benzoat (Calcium benzoate)
ADI: 0–5 mg/kg berat badan
Sinonim : monocalcium benzoate
Fungsi lain : -
URT : 1 sendok teh (sdt) peres = 2 g;
1 sendok makan (sdm) peres = 5 g.
Batas Maksimum
mg/kg
Kategori Pangan dihitung
URT
sebagai asam
benzoat
Makanan pencuci mulut (dessert) 200 1 sdt peres untuk 10
berbasis buah termasuk makanan kg adonan
pencuci mulut berbasis air berflavor
buah
Jeli agar-agar (puding)
Minuman berbasis air berperisa yang 400 1 sdt peres untuk 5
berkarbonat kg adonan
Minuman berperisa
Minuman berkarbonasi
Limun
Minuman berbasis air berperisa tidak 400 mg/kg 1 sdt peres untuk 5
berkarbonat (kecuali kg adonan
Minuman rasa buah minuman cair
Sirup berperisa yang
Minuman mengandung jeli memerlukan
pengenceran
sebelum
penyajian 900
mg/kg)
Kopi, kopi substitusi, teh, seduhan 600 1 sdt peres untuk 3
herbal, dan minuman biji-bijian dan (untuk produk- kg air
sereal panas, kecuali cokelat produk cair
Minuman teh dalam kemasan siap minum)

34
B.3 Asam propionat dan garamnya (Propionic acid and its
salts)
Asam propionat (Propionic acid)
ADI : Tidak dinyatakan (not limited)
Sinonim : -
Natrium propionat (Sodium propionate)
ADI : Tidak dinyatakan (not limited)
Sinonim : -
Kalsium propionat (Calcium propionate)
ADI : Tidak dinyatakan (not limited)
Sinonim : -
Kalium propionat (Potassium propionate)
ADI : Tidak dinyatakan (not limited)
Sinonim : -
URT : 1 sendok teh (sdt) peres = 2 g;
1 sendok makan (sdm) peres = 5 g.

Batas Maksimum

Kategori Pangan mg/kg dihitung


sebagai asam URT
propionate
Produk bakeri 2000 1 sdt peres untuk
Roti tawar 1 kg adonan
Produk bakeri tawar
Bolu
Keik/kukis/pai
Bika ambon
Donat
Roti manis
Roti buaya

35
2.3. PERHITUNGAN PENGGUNAAN BTP

2.3.1 CONTOH PERHITUNGAN PENGGUNAAN BTP DALAM URT

Batas Maksimum
BTP Produk
(mg/kg) URT
Pewarna Alami Asinan Buah 500 1 sdt ½ sdt 1/3 sdt ¼ sdt
peres peres peres peres
Kurkumin
untuk untuk untuk untuk
6 kg buah 3 kg 2 kg 1,5 kg
buah buah buah

Pewarna Alami Gulali 10000 1 sdm ½ sdm 1/3 sdm ¼ sdm


peres peres peres peres
Antosianin
untuk untuk untuk untuk
7 ons gula 3 ½ ons 2,4 ons 1 3/4
gula gula ons gula

Pewarna Sintetis Onde-onde 70 1 sdt ½ sdt 1/3 sdt ¼ sdt


peres peres peres peres
Tartrazin
untuk untuk untuk untuk
43 kg 22 kg 15 kg 11 kg
adonan adonan adonan adonan

Pengawet Minuman 1000 1 sdt ½ sdt 1/3 sdt ¼ sdt


Teh dalam peres peres peres peres
Asam Sorbat Kemasan (untuk
produk- untuk untuk untuk untuk
produk
cair siap 2 kg air 1 kg air 2/3 kg ½ kg air
minum) air

Pengawet Roti Tawar 2000 1 sdt ½ sdt 1/3 sdt ¼ sdt


peres peres peres peres
Asam Propionat untuk
untuk untuk untuk
1 kg
adonan ½ kg 1/3 kg ¼ kg
adonan adonan adonan

36
Cara menakar BTP untuk jumlah kurang dari 1 sdt atau sdm, adalah
sebagai berikut:

 Untuk menakar ½ sdt atau sdm peres:


 Ambil 1 sdt atau sdm peres BTP
 Tuangkan BTP di atas kertas roti
 Bagi menjadi 2 bagian sama banyak
 Gunakan 1 bagian saja

 Untuk menakar 1/3 sdt atau sdm peres:


 Ambil 1 sdt atau sdm peres BTP
 Tuangkan BTP di atas kertas roti
 Bagi menjadi 3 bagian sama banyak
 Gunakan 1 bagian saja

 Untuk menakar 1/4 sdt atau sdm peres:


 Ambil 1 sdt atau sdm peres BTP
 Tuangkan BTP di atas kertas roti
 Bagi menjadi 4 bagian sama banyak
 Gunakan 1 bagian saja

37
2.3.2 PERHITUNGAN PENGGUNAAN CAMPURAN BTP

Bahan Tambahan Pangan untuk masing-masing golongan dapat


digunakan secara tunggal ataupun campuran pada jenis pangan
tertentu. Dalam hal penggunaan BTP secara campuran maka rasio
(hasil bagi) masing-masing jenis BTP tidak boleh lebih dari satu (>1).
Perhitungan rasio tidak berlaku untuk jenis BTP yang memiliki batas
maksimum “secukupnya”. Perhitungan rasio tersebut dimaksudkan
untuk mengurangi paparan BTP pada 1 (satu) jenis produk pangan.
Jika Pangan IRT dan PSS menggunakan lebih dari 1 (satu) jenis BTP
per golongan, maka jumlah tiap jenis BTP tersebut dibagi dengan batas
maksimum masing-masing BTP tersebut. Hasil bagi masing-masing
BTP tersebut kemudian dijumlahkan, dan BTP tersebut dapat
digunakan jika hasil penjumlahan kurang dari atau sama dengan
satu (≤ 1). Jika penjumlahan hasil bagi tersebut lebih dari satu (>1),
maka jumlah BTP yang ditambahkan harus dikurangi sampai memenuhi
persyaratan kurang dari atau sama dengan satu (≤ 1).
Perhitungan rasio penggunaan BTP campuran pada masing-masing
golongan secara ringkas menggunakan rumus berikut:
Batas Maksimum Penggunaan
Untuk penggunaan Campuran BTP
BTP 1 Perhitungan Rasio
BTP Tunggal pada produk
(URT) (URT)
BTP 1.1 a x x/a
BTP 1.2 b y y/b
… dst
(x / a) + (y / b) + …dst ≤ 1

A. Contoh Perhitungan Penggunaan Campuran BTP Pewarna


Contoh untuk Produk Keik/Kukis/Pai yang menggunakan
BTP Pewarna Kurkumin, Karmin dan Klorofil
Penggunaan
Batas Maksimum
Campuran BTP Perhitungan
BTP Untuk penggunaan BTP Tunggal
pada produk Rasio
(mg/kg) (URT) (URT)
Contoh 1:
Kurkumin 200 1 sdt peres untuk ½ sdt peres untuk ½ sdt / 1sdt = 1/2
15 kg tepung 15 kg adonan
Karmin 200 1 sdt peres untuk ½ sdt peres untuk ½ sdt / 1sdt = 1/2
15 kg adonan 15 kg adonan
Klorofil Secukupnya Secukupnya 2 sdt peres untuk 0
15 kg adonan
(1/2) + (1/2) + (0)
=1

38
Komposisi campuran BTP Pewarna pada contoh 1 tersebut diatas diizinkan
digunakan, karena perhitungan rasio sama dengan 1 (satu).

Penggunaan
Batas Maksimum
Campuran BTP Perhitungan
BTP Untuk penggunaan BTP Tunggal
pada produk Rasio
(mg/kg) (URT) (URT)
Contoh 2:
Kurkumin 200 1 sdt peres untuk 1/3 sdt peres untuk 1/3 sdt / 1sdt = 1/3
15 kg tepung 15 kg adonan
Karmin 200 1 sdt peres untuk 1/4 sdt peres ¼ sdt / 1 sdt =1/4
15 kg adonan untuk15 kg adonan
Klorofil Secukupnya Secukupnya ½ sdt peres untuk 0
15 kg adonan
(1/3) + (1/4) + (0)
= 7/12 ~ ≤ 1

Komposisi campuran BTP Pewarna pada contoh 2 tersebut diatas diizinkan


digunakan, karena perhitungan rasio adalah 7/12 atau kurang dari satu.

Penggunaan
Batas Maksimum
Campuran BTP Perhitungan
BTP Untuk penggunaan BTP Tunggal
pada produk Rasio
(mg/kg) (URT) (URT)
Contoh 3:
Kurkumin 200 1 sdt peres untuk 3/4 sdt peres untuk 3/4 sdt / 1sdt = 3/4
15 kg tepung 15 kg adonan
Karmin 200 1 sdt peres untuk ½ sdt peres untuk ½ sdt / 1sdt = 1/2
15 kg adonan 15 kg adonan
Klorofil Secukupnya Secukupnya 2 sdt peres untuk 0
15 kg adonan
(3/4) + (1/2) + (0)
=1¼~>1

Komposisi campuran BTP Pewarna pada contoh 3 tersebut diatas tidak


diizinkan digunakan, karena perhitungan rasio adalah 1 ¼ atau lebih dari 1
(satu).

39
B. Contoh Perhitungan Penggunaan Campuran BTP Pengawet
B.1 Contoh untuk Produk Roti yang menggunakan BTP
Pengawet Asam Sorbat dan Asam Propionat
Batas Maksimum Penggunaan
Perhitungan
Untuk penggunaan BTP Campuran BTP
BTP Rasio
Tunggal pada produk
(mg/kg) (URT) (URT)
Contoh 1:
Asam sorbat 1000 1 sdt peres ½ sdt peres untuk ½ sdt / 1sdt = 1/2
untuk 2 kg 2 kg adonan
adonan
Asam propionat 2000 1 sdt peres 1 sdt peres untuk 1 sdt / 2 sdt =1/2
untuk 1 kg 2 kg adonan
adonan
atau
2 sdt peres
untuk 2 kg
adonan
(1/2) + (1/2) = 1

Komposisi campuran BTP Pengawet pada contoh 1 tersebut diatas diizinkan


digunakan, karena perhitungan rasio sama dengan 1 (satu).

Batas Maksimum Penggunaan


Perhitungan
Untuk penggunaan BTP Campuran BTP
BTP Rasio
Tunggal pada produk
(mg/kg) (URT) (URT)
Contoh 2:
Asam sorbat 1000 1 sdt peres 1/3 sdt peres untuk 1/3 sdt / 1sdt =
untuk 2 kg 2 kg adonan 1/3
adonan
Asam propionat 2000 1 sdt peres 1 sdt peres untuk 1 sdt / 2 sdt =1/2
untuk 1 kg 2 kg adonan
adonan
atau
2 sdt peres
untuk 2 kg
adonan
(1/3) + (1/2) =
5/6 ~ < 1
Komposisi campuran BTP Pengawet pada contoh 2 tersebut diatas diizinkan
digunakan, karena perhitungan rasio adalah 5/6 atau kurang dari satu.

40
Batas Maksimum Penggunaan
Perhitungan
Untuk penggunaan BTP Campuran BTP
BTP Rasio
Tunggal pada produk
(mg/kg) (URT) (URT)
Contoh 3:
Asam sorbat 1000 1 sdt peres ¾ sdt peres untuk ¾ sdt / 1sdt = ¾
untuk 2 kg 2 kg adonan
adonan
Asam propionat 2000 1 sdt peres 1 sdt peres untuk 1 sdt / 2 sdt =1/2
untuk 1 kg 2 kg adonan
adonan
atau
2 sdt peres
untuk 2 kg
adonan
(3/4) + (1/2) =

Komposisi campuran BTP Pengawet pada contoh 3 tersebut diatas tidak


diizinkan digunakan, karena perhitungan rasio adalah 1 ¼ atau lebih dari 1
(satu).

B.2 Contoh untuk Produk Jeli Agar-agar (Puding) yang


menggunakan BTP Pengawet Asam Sorbat dan Asam
Benzoat
Penggunaan
Batas Maksimum
Campuran BTP Perhitungan
BTP Untuk penggunaan BTP
pada produk Rasio
Tunggal
(mg/kg) (URT) (URT)
Contoh 1:
Asam sorbat 1000 1 sdt peres 1 sdt peres untuk 5 1 sdt / 2 ½ sdt =
untuk 2 kg kg adonan 2/5
adonan
atau
2 ½ sdt peres
untuk 5 kg
adonan
Asam benzoat 200 1 sdt peres 1/4 sdt peres untuk 1/4 sdt / ½ sdt
untuk 10 kg 5 kg adonan =1/2
adonan
atau
½ sdt peres
untuk 5 kg
adonan
(2/5) + (1/2) = 9/10
~<1
Komposisi campuran BTP Pengawet pada contoh 1 tersebut diatas diizinkan
digunakan, karena perhitungan rasio adalah 9/10 atau kurang dari 1 (satu).
41
Penggunaan
Batas Maksimum
Campuran BTP Perhitungan
BTP Untuk penggunaan BTP
pada produk Rasio
Tunggal
(mg/kg) (URT) (URT)
Contoh 2:
Asam sorbat 1000 1 sdt peres 4 sdt peres untuk 4 sdt / 5sdt = 4/5
untuk 2 kg 10 kg adonan
adonan
atau
5 sdt peres
untuk 10 kg
adonan
Asam benzoat 200 1 sdt peres 3/4 sdt peres untuk 3/4 sdt / 1 sdt =3/4
untuk 10 kg 10 kg adonan
adonan
(4/5) + (3/4) =
1 11/20 ~ > 1
Komposisi campuran BTP Pengawet pada contoh 2 tersebut diatas tidak
diizinkan digunakan, karena perhitungan rasio adalah 1 11/20 atau lebih dari
1 (satu).

42
BAB 3
PENUTUP

Perlu ditekankan kembali, bahwa Pangan IRT dan PSS sebagai PJAS harus
aman dan bermutu. Salah satu aspek untuk mendukung hal tersebut adalah
melalui pembatasan penggunaan BTP. Namun bila tidak dapat dihindarkan
maka penggunaan BTP seyogyanya memperhatikan prinsip umum
penggunaan BTP sebagai berikut:
 Hindari penggunaan BTP semaksimal mungkin;
 Bila tidak dapat dihindari, maka gunakan BTP sesuai peruntukan dan
dengan takaran yang tidak melebihi batas maksimum yang
dipersyaratkan;
 Pilih BTP yang diijinkan digunakan dalam pangan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku serta telah memiliki nomor izin edar (MD/ML) dari
Badan POM RI; dan
 Baca takaran penggunaannya dan gunakan sesuai petunjuk pada label.
Semoga Pedoman ini dapat memberikan pemahaman kepada pelaku usaha,
institusi pemerintah yang melaksanakan pembinaan dan pengawasan serta
pemangku kepentingan, sehingga dapat meningkatkan keamanan pangan
melalui penggunaan BTP secara benar khususnya bagi Pangan IRT dan PSS
sebagai PJAS.

43
DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang Pangan Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan


2. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan,
Mutu dan Gizi Pangan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 033 Tahun 2012 tentang Bahan
Tambahan Pangan
4. Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.00.05.52.4040 Tahun
2006 tentang Kategori Pangan
5. Peraturan Kepala Badan POM Nomor HK.03.1.23.04.12.2205 Tahun
2012 tentang Petunjuk Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri
Rumah Tangga
6. Peraturan Kepala Badan POM Nomor HK.03.1.23.04.12.2206 Tahun
2012 tentang Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Industri Rumah
Tangga
7. Laporan Akhir Monitoring dan Verifikasi Profil Keamanan Pangan
Jajanan Anak Sekolah (PJAS) Nasional Tahun 2008 – Direktorat
Surveilan Penyuluhan Keamanan Pangan – Deputi Bidang
Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya – Badan
POM RI
8. Laporan Tahunan 2009 Badan Pengawas Obat dan Makanan RI
9. Laporan Tahunan 2010 Badan Pengawas Obat dan Makanan RI
10. Laporan Tahunan 2011 Badan Pengawas Obat dan Makanan RI

44

Anda mungkin juga menyukai