Disusun oleh:
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak dasar anak yang harus dipenuhi. Anak usia 0-60
bulan atau biasa dikenal dengan istilah balita, merupakan masa
pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Termasuk didalamnya pada
usia 12-24 bulan yang biasa dikenal dengan istilah baduta, tergolong periode
emas sekaligus periode kritis, karena apabila bayi dan anak pada masa ini
tidak memperoleh makanan yang sesuai kebutuhan gizinya, maka periode
emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh
kembang bayi dan anak baik pada masa sekarang maupun masa yang akan
datang (Kusumaningtyas, Soesanto, & Deliana, 2017).
Anak merupakan aset berharga suatu bangsa. Hal ini dikarenakan anak
merupakan generasi penerus, sehingga dibutuhkan anak yang ber- kualitas
untuk mencapai masa depan bangsa yang baik. Kualitas anak yang baik
dapat dicapai dengan memastikan bahwa proses tumbuh kembang anak juga
baik. Pertumbuhan merujuk pada perubahan yang bersifat kuantitatif,
seperti tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala, sedangkan
perkembangan adalah perubahan dan peningkatan kemampuan secara
bertahap, seperti kemampuan motorik, sensori, bahasa, dan sosial
(Handayani, Sulastri, Mariha, & Nurhaeni, 2017).
Golden age (periode emas) merupakan periode yang sangat penting sejak
janin sampai usia dua tahun. Pada dua tahun pertama kehidupan tersebut
terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang dimulai sejak
janin. Jika pemenuhan gizi pada masa tersebut baik, maka proses
pertumbuhan dan perkembangan dapat optimal. Jika kebutuhan zat gizi
kurang maka dapat berisiko menimbulkan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan pada seluruh organ dan sistem tubuh sehingga akan
berdampak pada masa yang akan datang. Kelompok usia yang menjadi
perhatian penting karena sering mengalami rawan gizi selain ibu hamil, ibu
menyusui dan lanjut usia adalah balita. Masa balita merupakan periode yang
penting karena pada masa tersebut terjadi pertumbuhan yang pesat
diantaranya adalah pertumbuhan fisik, perkembangan psikomotorik, mental
dan sosial yang dialami balita tersebut. Usia 0-24 bulan merupakan periode
emas karena pada masa tersebut terjadi pertmubuhan dan perkembangan
yang pesat, tetapi pada usia 0-24 bulan tersebut juga merupakan periode
kritis. Periode emas dapat terjadi apabila pada usia tersebut, balita
memperoleh asupan gizi yang sesuai bagi tumbuh kembangnya. Periode
kritis dapat terjadi apabila saat usia tersebut, balita tidak memperoleh
asupan atau makanan sesuai kebutuhan gizinya sehingga dapat
mengakibatkan tumbuh kembang yang terhambat. Tumbuh kembang yang
terhambat tersebut dapat terjadi pada saat itu dan juga pada waktu
selanjutnya atau pada saat dewasa (Puspasari & Andriani, 2017).
Masa balita adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat.
Pada masa ini otak balita telah siap menghadapi berbagai stimulasi seperti
belajar berjalan dan berbicara lancar.Kondisi otak dan fisik anak
dikemudian hari tergantung dari jenis dan jumlah makanan yang di berikan
kepadanya, sejak masih kandungan sampai masa kanak- kanak. Balita
memiliki kebutuhan gizi yang berbeda dari orang dewasa. Mereka butuh
lebih banyak lemak dan lebih sedikit serat. Cermati perbedaan ini saat ibu
merencanakan menu makan balita. Untuk itu pengetahuan ibu tentang
perawatan bayi dan anak-anak prasekolah boleh dikatakan penting sekali
untuk menciptakan generasi masa datang yang lebih baik dan peran ibu
menjadi faktor penentunya (Mukhtar Effendi Harahap, 2018) .
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi asupan makan seseorang adalah
pengetahuan gizi yang akan berpengaruh terhadap status gizi seseorang.
Pengetahuan gizi adalah pengetahuan terkait makanan dan zat gizi. Sikap
dan perilaku ibu dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi oleh balita
dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah tingkat pengetahuan
seseorang tentang gizi sehingga dapat mempengaruhi status gizi seseorang
tersebut. Pengetahuan gizi ibu yang kurang dapat menjadi salah satu
penentu status gizi balita karena menentukan sikap atau perilaku ibu dalam
memilih makanan yang akan dikonsumsi oleh balita serta pola makan terkait
jumlah, jenis dan frekuensi yang akan mempengaruhi asupan makan pada
bayi tersebut (Puspasari & Andriani, 2017).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengetahuan ibu tentang gizi yang akan diberikan kepada anak
agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik ?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang gizi terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak usia 1-3 tahun.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang gizi terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak usia 1-3 tahun.
b. Mengidentifikasi kemampuan ibu dalam pemberian gizi terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak usia 1-3 tahun.
c. Menganalisa hubungan pengetahuan ibu tentang gizi terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak usia 1-3 tahun.
D. Manfaat
1. Manfaat secara Teoritis
a. Diharapkan dapat berguna untuk pengembangan ilmu keperawatan
khususnya keperawatan anak.
b. Diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan
mahasiswa keperawatan Stikes wiyata husada Samarinda.
daratul laila, asnia zainuddin, J. (2018). Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakt. 3(2),
1–6.
Gunawan, G., Fadlyana, E., & Rusmil, K. (2017). Hubungan Status Gizi dan
Perkembangan Anak Usia 1 - 2 Tahun. Sari Pediatri.
https://doi.org/10.14238/sp13.2.2011.142-6
Handayani, D. S., Sulastri, A., Mariha, T., & Nurhaeni, N. (2017). Penyimpangan
Tumbuh Kembang Anak dengan Orang Tua Bekerja. Jurnal Keperawatan
Indonesia, 20(1), 48. https://doi.org/10.7454/jki.v20i1.439
Kusumaningtyas, D. E., Soesanto, & Deliana, S. M. (2017). Pola Pemberian
Makanan Terhadap Status Gizi Usia 12-24 Bulan pada Ibu Bekerja. Public
Health Perspective Journal, 2(2), 155–167. Retrieved from
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/phpj
Margawati, A., & Astuti, A. M. (2018). Pengetahuan ibu, pola makan dan status
gizi pada anak stunting usia 1-5 tahun di Kelurahan Bangetayu, Kecamatan
Genuk, Semarang. Jurnal Gizi Indonesia, 6(2), 82.
https://doi.org/10.14710/jgi.6.2.82-89
Mukhtar Effendi Harahap, M. L. (2018). Gambaran pengetahuan ibu tentang
pemberian gizi pada balita wilayah kerja uptd puskesmas sogae’adu
kabupaten nias tahun 2018. 4(2), 530–535.
Puspasari, N., & Andriani, M. (2017). Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Gizi
dan Asupan Makan Balita dengan Status Gizi Balita ( BB / U ) Usia 12-24
Bulan Association Mother ’ s Nutrition Knowledge and Toddler ’ s Nutrition
Intake with Toddler ’ s Nutritional Status ( WAZ ) at the Age 12 -24 M.
Amerta Nutr, 3(2), 369–378. https://doi.org/10.20473/amnt.v1.i4.2017.369-
378