Anda di halaman 1dari 10

Digital

Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

Penggunaan Smartphone terhadap Interaksi Sosial Anak Usia


Sekolah
1
Emi Wuri Wuryaningsih, 2Dwi Maulidiandari Endri, 3Retno Purwandari
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax.(0331) 323450
e-mail: emiwuryaningsih.unej@gmail.com

Abstrak

Pengguna smartphone di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun termasuk anak-
anak sekolah dasar (SD). Idealnya, batas minimal usia pengguna smartphone ini adalah 16 tahun.
Beberapa SD juga telah mengijinkan siswanya menggunakan smartphone. Orang tua juga
memfasilitasi anak dengan membelikan smartphone atau menggunakan miliknya tanpa
pendampingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan smartphone
dengan interaksi sosial anak usia SD di SD Negeri Jember Lor 1 Kabupaten Jember. Desain
penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dengan besar sampel
199 siswa dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar
tingkat penggunaan smartphone pada anak usia sekolah berada pada tingkat sedang (85,4%) dan
interaksi sosial yang kurang baik sebesar 55,8%. Hasil uji Spearman menunjukkan ada hubungan
antara penggunaan smartphone dengan interaksi sosial anak (p value=0,001; CI = 95%).
Penggunaan smartphone kurang tepat jika dilakukan oleh anak usia SD. Penggunaan smartphone
yang berlebihan dapat mengakibatkan anak rentan terhadap perilaku membangkang, agresi,
berselisih, tingkah laku berkuasa, dan mementingkan diri sendiri. Pemberian KIE terhadap guru
dan orangtua terhadap pentingnya ketrampilan sosial dan emosi anak usia sekolah dasar serta
strategi pengembangannya.

Kata Kunci: penggunaan smartphone, interaksi social, anak usia sekolah dasar

Abstract

Recently, School-age children use smartphone are inevitable in Indonesia. Many parents allow
their child for using smartphone without knowing what is the impact of smartphone on
psychosocial development of their children. Children should not be allowed smartphone until they
are sixthten. Many of elementary school teachers and parents allow their children for using
smarthphone. The purpose of this research was to analyze the correlation between smartphone
usage and social interaction of children at SDN Jember Lor 1 Jember Regency (elementary
school). This research was cross sectional study. Sample in this study were 199 students obtained
by simple random sampling technique. The results showed that most of the smartphone usage level
by children was moderate (85,4%) and social interaction maladaptive (55,8%). Spearman test
results showed that was a correlation between smartphone usage and social interaction of
children (p value = 0.001; CI = 95%). Smartphones shoudn’t used by school age children. They
will be at risk for negativism, aggression, quarreling, ascendant behavior, and selfishness. Health
education about social and emotional skills of children for teacher and parents should be given by
nurses. Social skills are important for mental health and well being.

Keywords: smartphone usage, social interaction, school age children.


Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

I. Pendahuluan guru meminta siswa untuk membawa


smartphone untuk akses informasi ketika
Ketrampilan emosi dan sosial anak usia
pelajaran berlangsung di kelas. Ada dua
sekolah dasar berperan penting untuk kesehatan
orang tua siswa yang mengeluh harus
mental anak dan kepribadian anak pada masa-
membelikan smartphone untuk anaknya
masa selanjutnya. Menurut teori Erikson, tugas
karena untuk menunjang pembelajarannya di
perkembangan psikososial anak usia sekolah
sekolah. Berdasarkan uraian tersebut,
dasar adalah memperoleh kepercayaan diri yang
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
didapat melalui proses belajar, berkompetisi,
hubungan penggunaan smartphone dengan
pengakuan dari orang lain, teman sebaya, dan
interaksi sosial anak usia sekolah dasar.
kenalannya. Pencapaian tersebut ditandai dengan
Penelitian dilakukan di SD Negeri Jember
kepuasan dan kesenangan anak ketika
Lor 1. Sekolah dasar ini merupakan sekolah
berinteraksi dan keterlibatannya dengan teman
dasar yang berada di wilayah kota Kabupaten
maupun orang lain (Santrock, 2007; Townsend,
Jember dengan jumlah siswa terbesar di
2009).
Kabupaten Jember yaitu sebanyak 1.162
UNICEF melaporkan jumlah anak (usia
siswa pada tahun 2016 (Dinas Pendidikan
kurang dari 18 tahun) tahun 2015 di dunia
Kabupaten Jember tahun 2016).
mencapai dua miliar. Jumlah anak di Indonesia
sebesar 85 juta jiwa, anak usia sekolah dasar di
II. Metodologi Penelitian
Indonesia sebesar 27 juta jiwa (Badan Pusat
A. Jenis Penelitian
Statistik, 2015). Hasil survei menemukan data
Desain penelitian yang digunakan adalah
terbaru sejumlah 30 juta anak-anak dan remaja di
desain penelitian deskriptif analitik
Indonesia merupakan pengguna internet dan
dengan pendekatan cross sectional.
media digital (KOMINFO, 2016). Menurut
American Academy of Pediatrics anak usia 8-18
B. Populasi dan Sampling
tahun menghabiskan waktu lebih dari tujuh jam
Populasi terjangkau penelitian ini adalah
untuk screen time (Woods, 2014). Bentuk screen
anak usia sekolah dasar di SD N Jember
time meliputi menonton TV, bermain game,
Lor 1 Kabupaten Jember. Responden
melihat video di ponsel, dan membuka media
penelitian ini adalah siswa usia sekolah
sosial di gadget (Harian Kompas, 27 Juli 2016).
dasar yang bersekolah di SD tersebut
Hasil survey yang dilakukan oleh Erikson
kelas 4 dan 5 sejumlah 394 siswa. Teknik
Institute tahun 2016 terhadap 1000 orang tua di
pengambilan sampel menggunakan simple
dunia menunjukkan 85% orang tua mengijinkan
random sampling dengan jumlah sampel
anak-anak di bawah usia 6 tahun menggunakan
199 responden.
teknologi seperti TV, komputer, tablet, dan
smartphone. Orang tua berpendapat penggunaan
C. Pengumpulan Data
teknologi tersebut dapat mempercepat
Data yang diperoleh merupakan data
kemampuan membaca anak, mendukung kesiapan
primer yang diperoleh langsung dari
dan keberhasilan anak di sekolah. Penggunaan
responden yang bersangkutan. Responden
smartphone juga diyakini dapat membantu
diberikan kuesioner A dan B yang diisi
stimulasi imajinasi, memperbaiki kemampuan
dengan di dampingi oleh peneliti sebagai
mendengar, dan membantu daya pikir strategi
antisipasi jika ada pernyataan yang tidak
anak (Serial online Ibu & Balita, 2013).
dipahami oleh siswa.
Sebanyak 72% di antaranya juga menyadari
bahwa berjam-jam di depan layar mengakibatkan
D. Bahan
anak sulit tidur, waktu bermain aktif dan kegiatan
Instrumen penelitian menggunakan
di luar rumah menjadi sangat berkurang (Erikson
kuesioner A untuk mengukur
Institute, 2016). Berdasarkan wawancara terhadap
penggunaan smartphone dan kuesioner B
dua siswa anak usia sekolah dasar menyampaikan
untuk mengukur interaksi sosial yang
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

telah diuji validitas dan reliabilitasnya.

E. Analisis Statistik Tabel 3.Karakteristik Responden berdasarkan


Analisis data menggunakan analisis univariat pekerjaan dan pendidikan orang tua
dan bivariat. Analisis bivariat berupa uji (n=199)
Spearman rank dengan tingkat kepercayaan Karakteristik Jumla Persentase
95%. Responden h (%)
Pekerjaan Orang Tua
III. Hasil Penelitian (Ayah)
a. Tidak Bekerja 0 0
Hasil penelitian meliputi data karakteristik b. PNS 69 34,7
responden berdasarkan umur, jenis kelamin, c. Pegawai Swasta 82 41,2
agama, dan suku; analisis bivariat terhadap d. Wirausaha 28 14,1
hubungan penggunaan smartphone dengan e. Lain-lain 20 10
interaksi sosial anak. Total 199 100
Pekerjaan Orang Tua
Karakteristik Responden (Ibu)
a. Tidak Bekerja 97 49
Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan b. PNS 40 20
usia (n=199) c. Pegawai Swasta 34 17
Karakteristik Rata-Rata Min-Maks d. Wirausaha 11 5,5
(Tahun) (Tahun) e. Lain-lain 17 8,5
Usia 10,63 9-12 Total 199 100
Pendidikan Orang Tua
Usia rata-rata responden adalah usia 10,63 (Ayah)
tahun dengan rentang 9-12 tahun, responden a. Tidak sekolah/SD 2 1
adalah siswa yang duduk di kelas 4 dan 5. b. SMP 4 2
c. SMA 51 25,6
d. PT 142 71,4
Tabel 2. Karakteristik responden Berdasarkan
Total 199 100
Jenis Kelamin, Agama, dan Suku (n=199)
Pendidikan Orang Tua
Karakteristik Jumlah Persentase (Ibu)
(n) (%) a. Tidak sekolah/SD 0 0
Jenis Kelamin b. SMP 1 0,5
a. Laki-laki 103 51,8 c. SMA 62 31,2
b. Perempuan 96 48,2 d. PT 136 68,3
Total 199 100 Total 199 100
Agama
a. Islam 197 99 Berdasarkan tabel 3, Pekerjaan sebagian
b. Kristen 2 1
besar bapak adalah Pegawai Swasta 41,2%
Total 199 100
sedangkan rata-rata ibu memilih tidak
Suku
bekerja. Pendidikan orang tua baik bapak
a. Jawa 189 95
b. Madura 7 3,5
maupun ibu sebagian besar berpendidikan
c. Lain-lain 3 1,5 tinggi. Sebesar 71,3% bapak dan 68,3% telah
Total 199 100 menempuh pendidikan sekolah hingga
perguruan tinggi. SD N Jember Lor 1 berada
Berdasarkan tabel 2. Hampir seluruh di wilayah kota Kabupaten Jember.
responden beragama Islam dan dibesarkan
dengan kultur budaya jawa di keluarganya.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

Tabel 4. Gambaran Tingkat Penggunaan menggunakan uji korelasi Spearman


Smartphone pada Anak Usia Sekolah di menunjukkan p value sebesar 0,001 (p<α).
SD N Jember Lor 1 Kelas 4 dan 5 (n=199) Artinya ada hubungan yang signifikan
Karakteristik Jumlah Persentase (%) penggunaan smartphone dengan interaksi
Rendah 0 0 sosial anak usia sekolah di SD N Jember Lor
Sedang 170 85,4 1 Kabupaten Jember. Nilai korelasi positif
Tinggi 29 14,6 menunjukkan semakin tinggi penggunaan
Total 199 100 smartphone maka interaksi sosial semakin
maladaptif.
Tabel 4. menunjukkan penggunaan
smartphone oleh anak usia sekolah di SD N IV. Pembahasan
Jember Lor 1 Kabupaten Jember sebagian besar
(85,4%) dengan jumlah 170 siswa. Dapat Rata-rata usia anak usia sekolah di SD
disimpulkan, seluruh siswa SD tersebut N Jember Lor 1 Kabupaten Jember kelas 5
menggunnakan smartphone lebih dari 2 jam / dan 6 adalah 10,63 tahun (9-12 tahun).
hari. Sullivan (1953, dalam Townsend 2009)
menyebutkan perilaku dan perkembangan
Tabel 5. Gambaran Interaksi Sosial Anak Usia kepribadian individu merupakan hasil
Sekolah di SD N Jember Lor 1 Kelas 4 langsung dari hubungan interpersonal
dan 5 (n=199) individu tersebut. Usia 9-12 tahun ini
Karakteristik Jumlah Persentase (%) merupakan tahap preadolescence yang
Adaptif 88 44,2 berfokus pada menjalin hubungan
Maladaptif 111 55,8 interpersonal dengan jenis kelamin yang
Total 199 100 sama. Salah satu kemampuan yang dicapai
adalah bekerjasama dan menunjukkan
Tabel 5, menunjukkan persentase tertinggi perhatian dan kasih sayang dengan orang lain
interaksi sosial anak usia sekolah di SD N Jember dimulai pada tahap perkembangan ini. Oleh
Lor 1 Kabupaten Jember adalah interaksi sosial karena itu, sering disebut sebagai gang age.
anak usia sekolah maladaptif sebesar 55,8% Artinya anak akan memberikan perhatian
dengan jumlah 111 siswa. Interaksi sosial pada teman lainnya, menjalin kerjasama
maladaptif meliputi perilaku membangkang untuk mencapai sesuatu, dan mencari
agresi, berselisih, tingkah laku berkuasa, dan kesamaan antara satu dengan lainnya
mementingkan diri sendiri. Interaksi sosial (Gunarsa, 2008). Pencapaian tahap
adaptif adalah kerjasama, simpati, dan persaingan perkembangan interpersonal ini jika anak
yang jujur. dapat meluangkan waktu lebih banyak untuk
berhubungan dengan orang lain terutama
Uji Bivariat teman sebayanya.
Tabel 7. Hubungan Penggunaan Smartphone Gambaran tingkat penggunaan
dengan Interaksi Sosial Anak Usia smartphone di SD N Jember Lor 1 pada usia
Sekolah di SDN Jember Lor 1 Kelas 9-12 tahun sebesar 85,4% (170 siswa dari 199
4 dan 5 (n=199) siswa) menunjukkan tingkat sedang. Artinya,
Interaksi Sosial siswa memiliki screen time pada smartphone
Penggunaan Smartphone r 0,297 lebih dari 2 jam per harinya. Penggunaan
p 0,001 tingkat ringan 0 % artinya seluruh siswa usia
n 199 sekolah dasar tersebut memiliki smartphone.
Penggunaan smartphone yang berjam-jam
Berdasarkan tabel 7, hasil analisis bivariat dapat mengakibatkan anak sulit tidur, waktu
penggunaan smartphone dengan interaksi sosial bermain aktif dan kegiatan di luar rumah
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

menjadi sangat berkurang (Erikson Institute, kebutuhan anak termasuk membeli


2016). Adanya era digital dan internet sekarang smartphone baik untuk diri sendiri yang
ini, membuat penggunaan smartphone sangat kadang dipinjam oleh anak maupun
mudah diakses. Harga smartphone yang murah membelikan smartphone memang khusus
dan paket data serta fasilitas free wifi di beberapa untuk anak usia sekolah dasar tersebut.
tempat meningkatkan akses penggunaan Bapak dan ibu yang bekerja juga dapat
smartphone bahkan di kalangan anak usia sekolah mempengaruhi pengawasan orang tua
dasar. Anak usia sekolah dasar yang sering terhadap pengguanaan smartphone oleh anak.
menggunakan smartphone akan mengurangi Menurut Yusuf (2004) faktor ekonomi
jumlah jam untuk berinteraksi dengan orang lain keluarga menyebabkan orang tua mencari
terutama teman sebayanya dengan bertatap muka, nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-
bermain aktif yang menstimulasi kerjasama, hari sehingga perhatian orang tua kepada
berkerjasama mengeksplorasi “real world” tidak anak menjadi berkurang. Penting bagi orang
hanya visual namun juga menyentuh dan tua untuk waspada terhadap anak usia sekolah
mencoba secara psikomotorik. dasar dalam akses internet melalui
smartphone-nya. Iklan yang mengandung isi
Teori psikososial Erikson, anak usia pornografi, kekerasan, maupun tontonan
sekolah dasar dikatakan akan mencapai lainnya yang tidak dianjurkan untuk anak
kepercayaan diri bilamana mampu dapat diakses dengan bebas oleh anak.
mengembangkan rasa simpati, percakapan, Sedangkan anak memiliki rasa keingintahuan
kerjasama, kompetisi, maupun kompromi dengan yang besar namun pengetahuan terhadap
orang lain (Santrock, 2007; Townsend, 2009). nilai-nilai norma agama dan budaya masih
Menurut Gunarsa (2008), pencapaian perlu pendampingan dari orang dewasa salah
perkembangan anak akan mempengaruhi satunya orang tua.
pencapaian perkembangan pada masa Hasil penelitian yang dilakukan oleh
selanjutnya. Anak yang cenderung menyendiri Susanti pada tahun 2016 menunjukkan ada
menggunakan smartphone-nya akan hubungan tingkat pendidikan dengan pola
mengakibatkan waktunya berinteraksi langsung asuh orang tua. Orang tua yang memiliki
dengan orang lain berkurang sehingga rentan tingkat pendidikan yang tinggi akan memiliki
tidak tercapainya tahap perkembanganya di usia pola asuh yang berbeda dengan orang tua
sekolah dasar. Oleh karena itu, pencapaian yang tidak berpendidikan atau berpendidikan
hubungan interpersonal yang tidak tercapai pada rendah. Hasil penelitian ini menunjukkan
usia 9-12 tahun ini dapat berakibat anak akan sebagian besar orang tua memiliki tingkat
tumbuh menjadi pribadi yang egois dan pendidikan tinggi artinya pernah menempuh
kepedulian terhadap orang lain menurun. pendidikan di perguruan tinggi tetapi
penggunaan smartphone pada siswa SD
Anak usia sekolah dasar tidak bekerja dan adalah sedang dan tinggi. Penggunaan
tidak menghasilkan uang. Darimana anak-anak smartphone tingkat ringan di kalangan usia
tersebut dapat mengakses smartphone? Orang tua sekolah ini 0 %. Artinya seluruh orangtua
yang memfasilitasi akses smartphone. Pekerjaan memfasilitasi atau mendukung penggunaan
orang tua khususnya bapak sebagian besar (41,2 smartphone oleh anak-anaknya dengan atau
%) adalah pegawai swasta dan 54,7 % (bapak dan tanpa mengetahui dampak penggunaan
ibu) sebagai pegawai negeri sipil (PNS), rata-rata smartphone yang berlebihan bagi
pendidikan baik bapak atau ibu sebagian besar perkembangan emosi dan sosial anak.
adalah pendidikan tinggi (71,4% dan 68,3%).
Berdasarkan data demografi dari orang tua anak Orang tua memegang peran penting bagi
usia sekolah dasar tersebut, dapat disimpulkan perkembangan sosial anak. Orang tua penting
rata-rata memiliki perekonomian menengah ke untuk memahami dampak positif maupun
atas yang mampu memfasilitasi pemenuhan negatif terhadap perkembangan anak. Orang
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

tua berperan dalam memberikan gadget sesuai smartphone. Hasil penelitian yang dilakukan
dengan kebutuhan anak untuk berkomunikasi di SD N Ungaran 01 Yogyakarta
(Fahriantini, 2006). Orang tua berpendapat menunjukkan bahwa siswa kelas 4 dan 5 yang
penggunaan teknologi tersebut dapat menggunakan smartphone sebesar 65,18%
mempercepat kemampuan membaca anak, dari 247 siswa. Anak menjadi semakin ingin
mendukung kesiapan dan keberhasilan anak di menggunakan smartphone agar diterima di
sekolah. Penggunaan smartphone juga diyakini lingkungannya (Silviani, 2013). Sekolah
dapat membantu stimulasi imajinasi, dasar juga memperbolehkan siswanya
memperbaiki kemampuan mendengar, dan membawa smartphone dengan dalih untuk
membantu daya pikir strategi anak (Serial online akses informasi. Idealnya anak tidak
Ibu & Balita, 2013). Sebanyak 72% di antaranya diberikan kewenangan menggunakan
juga menyadari bahwa berjam-jam di depan layar smartphone hingga usia 16 tahun (Erikson
mengakibatkan anak sulit tidur, waktu bermain Institute, 2016). Oleh karena itu, penggunaan
aktif dan kegiatan di luar rumah menjadi sangat smartphone di kalangan anak usia sekolah
berkurang (Erikson Institute, 2016). dasar tidak tepat teerlebih tanpa
Ketidakmampuan orang tua dalam memfasilitasi pendampingan orang tua maupun guru.
perkembangan hubungan interpersonal dapat
menjadikan anak tidak memiliki kemampuan Interaksi sosial anak usia sekolah di
berkerjasama dan kompromi dengan orang lain SDN Jember Lor 1 Kabupaten Jember
dalam kelompok maupun memecahkan masalah menunjukkan bahwa lebih dari setengah
dengan baik. Anak dapat cenderung menjadi siswa termasuk dalam interaksi sosial
pasif, atau agresi, manipulasi, dan bisa melanggar maladaptif (55,8 %) dengan jumlah 111 dari
hak orang lain (Townsend, 2009). 199 siswa. Interaksi sosial adalah hubungan
antara individu dengan individu atau
Menurut Andary (2015) smartphone yang kelompok lain yang dapat saling
dibawa ke sekolah membuat siswa kurang memengaruhi, mengubah, atau memperbaiki
konsentrasi saat pembelajaran dan interaksi perilaku (Sunaryo, 2004). Anak usia sekolah
dengan teman menjadi terganggu. Perkembangan diharapkan mampu mengembangkan
fitur – fitur aplikasi di smartphone sangat banyak kemampuan menjalin hubungan interpersonal
dan dirasa menarik oleh penggunanya baik baik di lingkungan rumah, masyarakat,
dewasa, remaja bahkan anak-anak sehingga maupun sekolah.
penggunaan smartphone menjadi berlebihan. Interaksi sosial dapat terjadi jika ada
Individu cenderung lebih berfokus pada kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial
smartphone-nya dibandingkan berinteraksi terdiri dari kontak primer dan kontak
langsung dengan lawan bicaranya yang ada di sekunder. Kontak primer terjadi ketika
sekitarnya. Anak menjadi lebih pasif dalam melakukan hubungan secara langsung seperti
beraktivitas dan bersosialisasi karena cenderung tatap muka, saling senyum, dan berjabat
beraktivitas secara individual dengan gadgetnya tangan. Kontak sosial sekunder terjadi secara
(Wulandari, 2016). Hal ini dapat berdampak anak tidak langsung seperti melalui perantara surat,
cenderung kurang peka terhadap mimik wajah telepon, dan media sosial. Komponen yang
atau bahasa tubuh yang ditampilkan oleh orang harus dimiliki seseorang dalam kontak sosial
lain. Kemampuan simpati maupun empati yaitu percakapan, saling pengertian, dan
berkurang. Akhirnya, ketrampilan sosial anak kerjasama antara komunikator dan
akan berkurang. komunikan (Delaune, 2002).
Anak-anak bahkan menggunakan Syarat terjadinya interaksi sosial yang
smartphone tidak perlu bersembunyi atau tanpa selanjutnya adalah adanya komunikasi.
takut ketahuan oleh orang tua maupun guru. Komunikasi verbal maupun non verbal yang
Lingkungan sekolah merupakan salah satu yang disampaikan sebagai media untuk memahami
dapat mempengaruhi anak menggunakan perasaan orang lain. Ciri-ciri komunikasi
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

yaitu keterbukaan, simpati, dukungan, dan diperlukan untuk akses informasi dalam
kesamaan (Sugiyo, 2005). Anak usia sekolah menunjang proses pembelajarannya.
cenderung menyesuaikan diri secara autoplastis
karena anak usia sekolah berusaha untuk V. Simpulan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Penggunaan smartphone yang mudah dalam Anak usia sekolah dasar di SD N Jember
mengakses internet dapat membuat seseorang lor 1 Kabupaten Jember berada di wilayah kota.
lupa akan keterbatasan yang dimiliki sehingga Rata-rata umur responden 10 tahun (9-12
dapat memberikan dampak negatif pada anak. tahun). Berdasarkan teori interpersonal
Melalui game yang menarik pada smartphone (Sullivan) termasuk dalam tahap preadolescene
dikhawatirkan rasa sosialisasi anak berkurang dan tahap industry vs inferiority berdasarkan
(Shiraishi, 2010). Fitur lain yang ada pada teori psikososial oleh Erik Erikson. Hampir
smartphone membuat anak senang belama-lama sebagian besar pendidikan orang tua yaitu
menggunakan smartphonetanpa memperdulikan bapak dan ibu memiliki pendidikan tinggi
orang ataupun lingkungan di sekitarnya. (71,4%; 68,3%). Penggunaan smartphone
terbanyak di kalangan siswa adalah kategori
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya sedang (85,4%) dan kemampuan interaksi
hubungan ada hubungan penggunaan smartphone sosialnya cenderung maladaptif sebanyak
dengan interaksi sosial anak usia sekolah di SDN 55,8%. Ada hubungan yang signifikan antara
Jember Lor 1 Kabupaten Jember (p value 0, 001; penggunaan smartphone dengan interaksi
α= 0,05). Nilai korelasi bersifat positif yang sosial anak usia sekolah dasar.
menunjukkan semakin tinggi penggunaan Penelitian ini diharapkan dapat sebagai
smartphone maka interaksi sosial cenderung wacana bagi orang tua maupun guru dalam
maladaptif. Menurut Pratama (2015) dan memberikan kebijakan terkait penggunaan
Wulandari (2016) anak yang sering smartphone di sekolah maupun di rumah.
menggunakan smartphone menjadi tidak peduli Perlu eksplorasi mendalam tentang persepsi
dengan lingkungan di sekitarnya dan menjadi guru dan orang tua sebagai care giver utama
lebih pasif karena hanya beraktifitas dengan terhadap penggunaan smartphone untuk anak
gadgetnya saja. Hasil penelitian yang dilakukan usia sekolah dasar.
oleh Prabowo (2016) di Perumahan Winong
Kotagede menunjukkan bahwa anak-anak yang
memiliki gadget mempengaruhi terhadap Referensi
interaksinya dengan keluarga serta dan
[1] Andary RW. (2015). Komunikasi bermedia
mempengaruhi perkembangan anak lainnya.
dan perilaku pelajar (studi korelasional
Anak menjadi lebih malas untuk bersosialisasi, tentang penggunaan smartphone terhdap
intensitas komunikasi keluarga menjadi perilaku pelajar SMA Negeri 1 Medan.
berkurang, susah diajak berkomunikasi, tidak Medan: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
peka terhadap lingkungan, anak menjadi pasif, Politik Universitas Sumatera Utara; 2015.
tidak mendengarkan nasihat orang tua, dan respon
saat diperintah orang tua untuk mengerjakan [2] Badan Pusat Statistik. (2016) Statistik
sesuatu sangat lambat. Indonesia 2015. Jakarta: BPS;
Penting untuk disadari bagi orang tua dan
guru mengenal setiap tahap perkembangan anak. [3] Erikson Institute. (2016). Technology and
Young Children in the Digital Age: A
Ketrampilan emosi dan sosial anak usia sekolah
Report from the Erikson Institute. Diakses
dasar memegang peranan penting mencapai melalui https://50.erikson.edu/wp-
kesehatan mental dan sosial anak, dan content/uploads/2016/10/Erikson-Institute-
kesejahteraan anak secara keseluruhan. Anak usia Technology-and-Young-Children-
sekolah dasar memelukan pendampingan untuk Survey.pdf [17 Juli 2017]
penggunaan smartphone bilamana smartphone
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

[4] Gunarsa SD. (2008). Psikologi perkembangan [13] Shiraishi Y. (2010). Smartphone trend and
anak dan remaja. PT: BPK Gunung Mulia evolution in Japan. Tokyo: Mobile
Computing Promotion Consortium.
[5] Fahriantini E. (2006). Peranan orang tua dalam
pengawasan anak pada penggunaan blackberry [14] Sunaryo. (2014). Sosiologi untuk
messenger di Al Azhar Syifa Budi Samarinda. keperawatan. Jakarta: Bumi Medika
Artikel. Samarinda: Program Studi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu [15] Townsend, Mary.C. (2009). Psychiatric
Politik Universitas Mulawarman mental health nursing: concepts of care in
evidence-based practice 6th ed. USA: F. A.
[6] Harian Kompas. (2016). Akibat “screen time” Davis Company
berlebihan pada anak. [Serial Online].
http://health.kompas.com/read/2016/07/27/1827 [16] UNICEF. (2016). The state of world’s
37523/akibat.screen.time.berlebihan.pada.anak children 2016. New York: UNICEF
[27 Januari 2017]
[17] Woods, M. (2014). Screen time may affect
[7] Ibu & Balita. (2013). Plus minus gadget bagi social interaction skills in children. [Serial
tumbuh kembang si kecil. [Serial Online]. Online].
https://www.ibudanbalita.com/artikel/plus- http://www.allegiancehealth.org?wellness/a
minus-gadget-bagi-si-kecil [27 Januari 2017] rticle/907792 [13 Maret 2017]

[8] KOMINFO. (2014). Riset Kominfo dan [18] Wulandari, P. Y. (2016). Anak asuhan
UNICEF mengenai perilaku anak dan remaja gadget. [Serial Online].
dalam menggunkan internet. [Serial Online]. http://health.liputan6.com/read/2460330/an
http://kominfo.go.id/ content/detail/3834/siaran- ak-asuhan-gadget [20 Oktober 2016]
pers-no-17pihkominfo22014-tentang-riset-
kominfo-dan-unicef-mengenai-perilaku-anak- [19] Yusuf, S.N. (2004). Psikologi
dan-remaja-dalam-menggunakan- perkembangan anak dan remaja. Bandung:
internet/0/siaran_pers [11 Januari 2017] PT Remaja Rosdakarya Offset

[9] Prabowo A. (2016). Pengaruh gadget terhadap


anak dalam interaksi keluarga muslim
perumahan Winong Kotagede Yogyakarta.
Yogyakarta: Program Studi Sosiologi Agama
Fakultas Ushluhuddin dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kaijaga
Yogyakarta

[10] Pratama, F. H. (2015). Ternyata anak SD


banyak yang menggunakan smartphone. [Serial
Online]. http://m.techno.id/tech-news/ternyata-
anak-sd-banyak-yang-menggunakan-
smartphone-1503317.html [10 Januari
2017]Santrock JW. Perkembangan anak edisi
kesebelas jilid dua. Jakarta: Erlangga; 2007.

[11] Silviani A. (2013). Penggunaan smartphone


pada kalangan anak usia sekolah dasar.
Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

[12] Sugiyo. (2010). Komunikasi antar pribadi.


Semarang: Unnes Press; 2005.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

Anda mungkin juga menyukai