Anda di halaman 1dari 12

M – VI

DULANG

6.1 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum dulang ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memisahkan mineral-mineral berharga yang bersatu dengan
pengotornya menggunakan alat Dulang berdasarkan pada perbedaan
berat jenisnya serta mengetahui gaya yang bekerja pada kegiatan.
2. Menentukan Recovery (perolehan) mineral berharga dengan
menggunakan alat Dulang.
3. Menentukan Ratio of Concentration dari mineral berharga dengan
menggunakan alat Dulang.

6.2 Teori Dasar


Dulang pada dasarnya merupakan proses pemisahan antara mineral
berharga dengan mineral pengotornya dengan cara yang sederhana yaitu
menggunakan prinsip perbedaan berat jenisnya dan juga berdasarkan perbedaan
pergerakannya. Atau bila dijabarkan faktor yang bekerja pada pendulangan yaitu
adalah:
1. Perbedaan berupa berat jenis antar material
2. Perbedaan arah gerak yang disebabkan oleh adanya gaya-gaya yang
dikenakan terhadap partikel seperti gaya berat dan gaya tahanan dalam
suatu medium.
Dalan hasil penambangan suatu bahan galian, mineral berharga masih
tercampur dengan mineral pengotornya, maka dari itu di gunakan cara untuk
memisahkan mineral berharga dengan mineral pengotornya dengan cara
berdasarkan sifat fisiknya seperti berat jenis salah satu metode atau cara
pemisahannya ialah mendulang.
6.2.1 Gaya yang Bekerja Pada Dulang
Proses pendulangan merupakan cara paling tua untuk memisahkan
mineral berharga dan pengotornya dan tida memerlukan biaya yang berlebih dan

VI - 1
VI - 2

begitu juga kadar yang didapat biasanya tidak terlalu banyak sehingga proses
pendulangan biasanya dilakukan oleh tambang rakyat yaitu dalam skala kecil
dimana juga proses pendulangan umumnya diambil di daerah belokan sungai
yang mana mempunyai endapan alluvial.
Adapun gaya-gaya yang bekerja pada saat proses pendulangan yaitu
Adanya gerak sentipetal serta gaya berat atau gravitasi. Menurut para ahli
umumnya dulang mempunyai bentuk seperti wajan dan mempunyai ukuran bagian
atas antara 40 - 50 cm, lalu untuk kedalamannya berkisar 8 - 15 cm kemudian dari
sisinya membuat sudut sebesar 350 - 450 terhadap bidang datar. Salah satu jenis
lain dari dulang yaitu batea dimana yang membedakan batea dan dulang pada
bagian bawahnya datar dan terkadangn juga berbentukan cekungan kecil dengan
dengan ukuran atasnya 40 - 75 cm, dan untuk diameter yang lainya hampir sama
ukurannya dengan jenis dulang pada umumnya.
6.2.2 Metode Pendulang
Metode dalam proses pendulangan terbilang sederhana. Dimana ketika
material masuk ke dalam dulang, maka dulang di putarkan searah dengan
perputarannya sehingga menghasikan gaya sentrifugal dan sentripetal yang
menimbulkan kadar nya keluar dan masuk ke dalam dulang. Dengan terciptanya
dua gaya tersebut maka pada proses pendulanganya material ringan akan
terbuang keluar oleh gaya sentripetal begitu juga dengan mineral beratnya yang
akan terpusat menjadi satu di bagian tengah dulang oleh gaya sentrifugal yang
masuk.
Kegiatan pendulangan umumnya dilakukan pada belokan sungai dimana
pada belokan tersebut terdapat endapan alluvial, biasanya proses pendulangan
berada di dekat batuan, proses pendulangan ini mempunyai kelebihan dan
kekuranganya tersendiri. Pendulangan memang merupakan cara sederhana yang
tidak memerluan biaya yang besar karena hanya membutuhkan Pan dalam proses
pemisahanya, tapi kekurangannya proses pemisahan dengan menggunakan
dulang terbilang kurang efesien karena memerlukan waktu yang cukup lama dan
hanya mendapatkan kadar yang sedikit atau tidak dalam jumlah besar.
Karena jumlah yang di hasilkan dari kegiatan dulang ini sedikit maka untuk
suatu syarat dalam industri pertambangan kurang memenuhi maka dari itu
biasanya hanya tambang rakyat dengan modal yang terbatas tapi juga bisa
VI - 3

menambang dengan hasil yang seadanya juga. Pendulangan biasanya di gunakan


sebagai:
1. Prospecting
2. cleaning terhadap konsentrat hasil roughing
3. Pengambilan emas pada daerah yang mempunyai material berharga
berbutir kasar.
Metode panning ini umumnya dilakukan di sungai dimana biasanya metode
ini digunakan untuk mencari tahu keberadaan dan persebaran mineral berharga.
Dimana disungai terdapat mineral berharga yang terbawa oleh arus dan dari hulu
lalu tertransportasikan dan jika pada saat proses pendulangan lalu mendapatkan
kadar yang jumlahnya cukup besar maka akan di lanjutkan ke tahapan selanjutnya
yaitu kehulu untuk mencari persebaran mineral berharganya.
Jenis dan macam – macam dulang antara lain :
1. Dulang kayu
Dulang kayu pada umumnya dilakukan di tambang rakyat karena kadar
emas yang didapatkan hanya sedikit atau hanya dapat di jadikan sebagai
pemerconto namun ada pula yang orang menjadikannya sebagai mata
pencaharian.

Sumber: Andrean, 2008


Foto 6.1
Mesin dulang

2. Dulang plastik
Dulang merupakan jenis dulang yang memiliki banyak jenis dan tipe dalam
proses pemisahannya salah satu jenisnya yaitu terbuat dari plastik dimana
dengan dulang plastik lebih memudahkan untuk memisahkan mineral
berharga dan mineral pengotornya. Hal ini di karenakan mineral ringan akan
lebih mudah keluar dengan permukaan dari dulang yang terbilang licin. Ada
VI - 4

juga dulang yang memiliki riffle pada permukaan pannya sehingga


memudahkan mineral berat tertahan pada pusat pan

Sumber: Keen, 2013


Foto 6.2
Dulang Plastik

6.3 Alat Dan Bahan

Sumber: Data Hasil Praktikum, 2019


Gambar 6.1
Alat dan Bahan

6.3.1 Alat
beberapa alat yang digunakan dalam percobaan ini diantaranya:
1. Timbangan (Neraca) (A)
2. Splitter
3. Alas plastik/karpet (G)
4. Sendok (B)
5. Nampan (C)
6. Kantong plastik
7. Mikroskop/lup
8. Corong
VI - 5

9. Papan Grain Counting (F)


10. Pan pemanas (E)
11. Ember
12. Gelas ukur (D)
13. Stop Watch
14. Kantong konsentrat
15. Dulang (I)
6.3.2 Bahan
1. Mineral kasiterit (SnO2) dengan ukuran - 40+70 # (H)
2. Mineral kuarsa (SiO2) dengan ukuran -40+70 # dan –70 #. (H)
3. Total berat kuarsa dan kasiterit sebanyak 500 gram.

6.4 Prosedur Pengujian


Adapun beberapa prosedur dalam kegiatan percobaan kali ini diantaranya:
1. Lakukan mixing antara kasiterit dan pasir kuarsa.
2. Lakukan coning dan quartering.
3. Tentukan kadar feed dengan grain counting.
4. Ukur Diameter Dulang/Pan.
5. Ukur debit air yang digunakan.
6. Campur kasiterit dan kuarsa diatas dengan air kemudian aduk
7. Atur kecepatan air sampai proses selesai
8. Ambil konsentrat, kemudian saring.
9. Masukkan ke pan pemanas dan keringkan pada suhu 1000 C sampai 1050
C sampai airnya hilang.
10. Timbang berat konsentrat.
11. Tentukan kadar konsentrat (kasiterit) dengan grain counting
12. Tentukan berat tailing (T) dan kadarnya (t).
Diagram alir dapat dilihat pada gambar 6.2
Sumber: Data Hasil Praktikum, 2019
Gambar 6.2
Diagram Alir Dulang

VI - 6
VI - 7

6.5 Rumus yang Digunakan


Dalam pengujian Derajat Liberasi digunakan rumus sebagai berikut:
1. Material Balance
F = C + T .............................................. (6.1)
2. Metallurgical Balance
F.f = C.c + T.t.......................................... (6.2)
3. Recovery (R)
C.c
R= F.f
x100%.......................................... (6.3)

4. Ratio of Concetration (K)


F
K = C...................................................... (6.4)

Keterangan:
F = Berat Feed (gr)
f = Kadar Feed (%)
C = Berat Konsentrat (gr)
c = Kadar Konsentrat (%)
T = Berat Tailing (gr)
t = Kadar Tailing (%)

6.6 Hasil Percobaan


Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan dengan menggunakan
dulang didapatkan data yang di antaranya sebagai berikut:
Tabel 6.1
Jumlah Butir Mineral Kasiterit dan Kuarsa
No Kasiterit Kuarsa No Kasiterit Kuarsa

1 4 1 26 8 8

2 2 6 27 9 1

3 8 3 28 2 8

4 15 5 29 14 8

5 2 4 30 3 8

6 6 3 31 3 1

7 8 3 32 2 2

8 8 4 33 6 12
VI - 8

No Kasiterit Kuarsa No Kasiterit Kuarsa

9 10 8 34 3 8

10 9 5 35 7 8

11 2 1 36 4 2

12 3 1 37 4 4

13 3 8 38 4 2

14 6 6 39 8 8

15 8 14 40 6 1

16 2 2 41 1 8

17 8 7 42 9 3

18 1 17 43 6 4

19 4 6 44 8 1

20 3 4 45 2 8

21 8 1 46 3 1

22 6 1 47 2 9

23 5 2 48 2 12

24 5 3 49 1 9

25 2 13 50 4 19

Sumber: Data Hasil Praktikum, 2019


Selain itu didapatkan pula berat akhir dari konsentrat setelah kegiatan yaitu
sebesar 155 gram. Lalu feed yang digunakan seberat 500 gram dengan kadar
39,49%

6.7 Hasil Perhitungan


Berdasarkan data yang telah didapatkan sebelumnya, maka dapat
dilakukan pengolahan data yaitu sebagai berikut:
Kadar Konsentrat:
n SnO2 x ρ SnO2
cSnO2 = (n SnO2 x ρ SnO2)+(n SiO2 x ρ SiO2)
x 100%

249 x 7 ton/m³
cSnO2 = ( 249 butir x 7 ton/m³) + (283 butir x 2,65 ton/m³)
x 100%

cSnO2 = 69,91%
VI - 9

cSiO2 = 100% - 69,92%


= 30,08%
Berat Konsentrat:
69,91 %
CSnO2 = x 155 gr
100%

= 108,36 gr
30,08 %
CSiO2 = x 155 gr
100%

= 46,64 gr
Kadar Tailing:
F =C+T
T =F–C
= 500 gr – 155 gr
= 345 gr
Fxf–Cxc
tSnO2 =
T
500 gr x 39,49% – 155 gr x 69,91 %
=
391,64 gr

= 25,82%
tSiO2 = 100% - 25,82%
= 74,18%
Berat Tailing:
25,82%
TSnO2 = x 345 gr
100%

= 89,07 gr
74,18%
TSiO2 = x 345 gr
100%

= 255,93 gr
Seluruh data dikumpulkan kedalam satu tabel sehingga diperoleh:
Tabel 7.2
Tabel Data Hasil Pengolahan
Feed (F) Konsentrat (C) Tailing (T)
Mineral Berat Kadar Kadar Kadar
Berat (gr) Berat (gr)
(gr) (%) (%) (%)

SiO2 60,51 46,64 30,08 255,93 74,18


500 155 345
SnO2 39,49 108,36 69,91 89,07 25,82

Sumber: Hasil Pengolahan Data Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2019


VI - 10

Sebagai hasil akhir maka dapat dicari nilai dari Recovery (R) dan Ratio of
Concentration (K):
Recovery :
Cxc
R =
Fxf
155 gr x 69,91%
=
500 gr x 39,49 %

= 54,87%
Ratio of Concentration:
F
K =
C
500 gr
=
155 gr

= 3,22

6.8 Analisis
Berdasarkan hasil pengujian didapatkan berat konsentrat sebesar 155
gram dengan berat tailing seberat 345 gram yang mana terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi hasil pengujian diantaranya gaya-gaya yang bekerja pada
saat melakukan pendulangan, berat jenis material berharga dan berat jenis
material pengotor, hingga ketelitian dalam memisahkan materialnya.
Pada gaya yang bekerja dalam kegiatan pendulangan, untuk meningkatkan
hasil yang didapatkan dapat dilakukan dengan menggunakan alat dulang yang
memiliki jari-jari lebih besar sehingga dapat mengatasi dampak dari arah putaran
kecepatan air yang bergerak acak sehingga dapat mengurangi kehilangan sampel
karena terbawa aliran. Namun dengan menggunakan alat dulang yang
berdiameter lebih besar akan memerlukan tenaga putar yang lebih besar pula,
maka dari itu dapat menggunakan jenis dulang plastik yang lebih ringan jika
dibandingkan dengan dulang kayu.
Hal lain untuk dapat meningkatkan hasil dapat dilakukan pula dengan
menambahkan katalis yang mana nantinya katalis akan mempengaruhi sifat kimia
dari mineral berharga yang ditujukan, berikatan dan kemudian memisahkan
material yang dicari dari material pengganggunya sehingga akan mempermudah
mendapatkan hasil yang baik. Sebagai contoh penggunaan merkuri pada kegiatan
VI - 11

pendulangan emas atau amalgamasi. Dengan cara memang akan mendapatkan


butiran emas lebih gampang tetapi disisi lain akan mencemari lingkungan
dikarenakan merkuri termasuk logam berat sehingga mengakibatkan penyakit
serius, seperti minamata. Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan aluminium sebagai pengganti raksa yang mana penggunaannya
ditujukan lebih untuk jenis emas sulfida.

6.9 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum maka dapat disimpulkan beberapa hal yang
diantaranya sebagai berikut:
1. Dari praktikum kali ini dalam pengujian pemisahan mineral berharga
dengan pengotornya dengan meggunakan alat Dulang dimana pada alat
ini teknis proses pemisahannya tergantung dari gaya sentrifugal dan
sentripetal yang di berikan dimana gaya sentrifugal akan membawa
material yang lebih ringan keluar sedangkan gaya sentripetal membawa
masuk material berat ke dalam dulang
2. Dari pengujian dan pengolahan datanya di dapatkan nilai recovery, dengan
penggunaan alat dulang menghasilkan nilai sebesar 54,87%,
3. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai ratio of concentration (K)
yaitu sebesar 3,22
DAFTAR PUSTAKA

1. Haryanto, 1983, ”Pengolahan Bahan Galian”. Yogyakarta: Universitas


Pembangunan Nasional Veteran.

2. Prasetya, A. 2004. “Alat Industri Kimia”. Yogyakarta: Universitas Gadjah


Mada

3. Tisnajaya, 2016, “Dulang”. www.scribd.com di akses pada tanggal 31


maret 2019 pukul 02:42 WIB (Referensi internet)

VI - 12

Anda mungkin juga menyukai