Anda di halaman 1dari 7

SKENARIO

Semakin banyak bukti – bukti adanya suatu wabah Afian Inflienza (AI)
yang sedang melanda kelompok unggas di daerah Klungkung. Anda terpilih
sebagai anggota tim ahli kesehatan yang sedang melakukan investigasi status
kesehatan backyard flocks di daerah Klungkung. Tim anda mengevaluasi 72 ekor
ayam. Saat anda tiba, anda memeriksa ayam-ayam tersebut dan mendapati bahwa
sekitar 50 ekor di antaranya menunjukkan gejala –gejala klinis penyakit
pernafasan (lethargi, batuk, bernafas lewat mulut, mengeluarkan ingua). Lalu,
diambil sampel (trakeal swab) dari unggas –unggas dari tiap kelompok untuk
menentukan status infeksi kelompok terkait. Jika salah satu atau lebih sampel
tersebut terbukti positif lewat isolasi virus AI, maka keseluruhan kelompok terkait
dianggap positif terkena virus AI dan digolongkan ke dalam kategori “sakit”.
Jika unggas –unggas dalam kelompok terkait tidak menunjukkan gejala –gejala
klinis penyakit pernafasan dan seluruh sampel terbukti negative lewat isolasi
virus, maka keseluruhan kelompok terkait dianggap negatif terkena virus AI.

Sebagai bagian dari kegiatan investigasi, anda dan anggota lainnya


mengamati Pertama : apakah unggas – unggas dalam suatu kelompok melakukan
kontak dengan unggas liar. Kedua : anda amati apakah ada langkah – langkah
biosecurity. Terakhir : anda amati apakah unggas – unggas tersebut telah
divaksinasi dengan vaksin yang legal atau illegal.

Setelah Anda hitung, kelompok ayam ini terdiri dari 50 ekor ayam betina
dewasa (berusia satu tahun atau lebih), 7 ekor ayam jantan dewasa dan 25 ekor
ayam muda (berusia kurang dari satu tahun) – 6 di antaranya adalah ayam jantan.
Dari ke-50 ekor ayam yang menunjukkan gejala-gejala klinis penyakit pernafasan,
25 di antaranya adalah ayam betina dewasa, 5 ekor ayam jantan dewasa dan 20
ekor ayam muda (5 ekor ayam muda jantan dan 15 ekor ayam muda betina).
Pertanyaan & Jawaban

1. Apakah penyelidikan epidemiologis ini digolongkan sebagai “mikro” atau


“makro” dalam pendekatannya? Mengapa?
Jawab : Mikro, karena hanya mengambil sample dari sebagian kecil populasi
ayam di daerah Klungkung.

2. Pertanyaan apa yang akan Anda tanyakan dan pengamatan apa yang akan Anda
lakukan selama kunjungan dan interaksi Anda dengan para pekerja peternakan?
Jawab :
a. Pertanyaan :
 Apakah unggas-unggas dalam satu kelompok melakukan
kontak langsung dengan hewan lain yang ada disekitar
peternakan ?
 Bagaimana manajemen pakan ternak ?
 Bagaimana manajemen kandang ternak ?
 Apakah unggas tersebut sudah mendapatkan vaksinasi penyakit
?
b. Pengamatan :
Pertama : amati apakah ada unggas – unggas dalam suatu kelompok
melakukan kontak dengan unggas liar.
Kedua : anda amati apakah ada langkah – langkah biosecurity.
Terakhir : anda amati apakah unggas – unggas tersebut telah
divaksinasi dengan vaksin yang legal atau illegal.
c. Interaksi : Pendekatan kepada pemilik ternak ayam yang di amati dan
melakukan wawancara rutin.

3. Hitung rasio ayam betina terhadap ayam jantan dalam kelompok tersebut.
Mengapa besaran ini berupa rasio dan bukan proporsi?
𝐴 72
Jawab : 𝐵 = 7

Karena kedua frekwensi tersebut berasal dari dua kelompok yang berbeda.

4. Hitung proporsi ayam muda dalam kelompok tersebut.


20
Jawab : 50 × 100% = 40%

5. Hitung tingkat serangan penyakit pernafasan dalam kelompok tersebut.


25 1
Jawab : 50 = 2

Ketika Anda sedang mengunjungi kelompok tersebut, Anda melihat ada banyak
ayam yang sakit parah. Saat Anda menindaklanjuti penyelidikan Anda dengan
pemilik peternakan keesokan harinya, Anda diberi tahu bahwa 35 ekor ayam mati
dalam semalam.
Pertanyaan & Jawaban

1. Berdasarkan informasi lanjutan yang terbatas itu, hitung tingkat fatalitas kasus
akibat penyakit pernafasan tersebut. Pertanyaan apa yang perlu Anda tanyakan
kepada pemilik hewan selama kegiatan tindak lanjut tersebut untuk
menghitung tingkat fatalitas kasus yang akurat?
Jawab :
35
𝐾𝑎𝑠𝑢𝑠 𝐹𝑎𝑡𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0.7
50
2. Hitung tingkat mortalitas kasar akibat penyakit pernafasan tersebut. Informasi
tambahan apa yang dibutuhkan untuk menghitung tingkat-tingkat mortalitas
yang spesifik?
Jawab :
35
𝐶𝑟𝑢𝑑𝑒 𝐷𝑒𝑎𝑑 𝑅𝑎𝑡𝑒 = = 0.48
72

Properti Tes Diagnostik dan Uji Tapis

Informasi

Sebuah real-time reverse-transcriptase polymerase chain reaction (RRT-


PCR) telah dikembangkan untuk mendeteksi matriks gen AI. Gold Standard
untuk pendeteksian AI adalah isolasi virus dalam telur berembryo (embryonated
eggs). Isolasi virus merupakan suatu proses yang mahal dan lama karena
memerlukan telur yang berisi embryo yang diinkubasi secara benar dan butuh
waktu sekitar 1-3 minggu untuk mendapatkan hasilnya. Sebuah metode tes
diagnostik dengan hasil yang akurat dan waktu yang lebih singkat akan menjadi
suatu alat yang amat bermanfaat selama terjadi wabah AI.

Anda diminta untuk mengumpulkan sampel dari sekelompok kecil ayam


broiler untuk menguji apakah kelompok tersebut terkena AI. Ada sekitar 575 ekor
ayam dan banyak dari ayam-ayam ini menunjukkan gejala-gejala klinis yang
mengarah pada AI. Anda ingin membandingkan kedua metode uji di atas, jadi
Anda mengambil sampel swab trakhea dari seluruh ayam-ayam tersebut. Anda
melakukan baik RRT-PCR maupun isolasi virus terhadap sampel yang diambil.

Hasil yang didapat adalah sebagai berikut:


 390 sampel positif AI lewat isolasi virus
 420 sampel positif AI lewat RRT-PCR
 Dari seluruh sampel yang positif lewat RRT-PCR, 403 juga positif
lewat isolasi virus.

Pertanyaan
1.Buat tabel 2 x 2 dengan menggunakan data-data di atas. Tandai sel yang berisi
jumlah positif sejati, negatif sejati, positif palsu dan negatif palsu.
SAKIT (D+ TIDAK SAKIT (D- TOTAL

T+ 390 (TP) 30 (FP) 420

T- 18 (FN) 137 (TN) 155


TOTAL 408 167 575

* Status penyakit sesuai dengan hasil isolasi virus pada telur berembryo

1. Identifikasi proporsi positif palsu dan negatif palsu. Interpretasikan makna


proporsi-proporsi ini dalam hubungannya dengan uji RRT-PCR yang baru.

Jawab :
30
𝑃𝑟𝑜𝑝𝑜𝑟𝑠𝑖 𝐹𝑎𝑙𝑠𝑒 𝑃𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓 = = 0.17 × 100 = 17,9%
167

Berarti , rata-rata 18 ekor dari 575 ekor hewan yang tidak sakit akan
menghasilkan hasil tes positif
Jawab :

18
𝑃𝑟𝑜𝑝𝑜𝑟𝑠𝑖 𝐹𝑎𝑙𝑠𝑒 𝑁𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓 = = 0.044 × 100 = 4.41%
408

Artinya Jadi, rata-rata 4 ekor dari 575 hewan yang benar-benar terinfeksi (D+)
akan menghasilkan hasil tes negatif (T-).

2. Berdasarkan perbandingan Anda dengan “Gold Standard” tes AI, apakah tes
RRT-PCR akurat?
Jawab : RRT PCR akurat tapi cocok untuk uji pada kasus lapangan yang

memerlukan data informasi yang cepat.

3. Hitung sensitifitas dan spesifisitas tes RRT-PCR untuk penyakit AI.


Interpretasikan makna dari nilai-nilai ini.
Jawab :

𝑇𝑃 390
𝑆𝑒 = = = 0.95 × 100 = 95%
𝐷 + 408

Jadi 95 dari 575 hewan terinfeksi akan menghasilkan hasil positif dalam uji
tapis

𝑇𝑃 137
𝑆𝑃 = = = 0.82 × 100 = 82%
𝐷 − 167
Jadi sebanyak 82dari 575 hewan yang tidak sakit akan menghasilkan hasil
negatif dalam uji tapis.
4. Hitung prevalensi sejati dan prevalensi nyata dari AI pada kelompok ayam
tersebut. Jelaskan perbedaan antara kedua hasil pengukuran prevalensi ini.
Jawab :

𝐷 + 408
𝑃𝑟𝑒𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑆𝑒𝑗𝑎𝑡𝑖 = = = 0.70 𝑎𝑡𝑎𝑢 70%
𝑁 575
Proporsi hewan yang dites yang memiliki kondisi-kondisi sakit
sebagaimana ditentukan oleh metode “Gold Standard”. prevalensi
sejati adalah 70%.

𝑇 + 420
𝑃𝑟𝑒𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑁𝑦𝑎𝑡𝑎 = = = 0.73 𝑎𝑡𝑎𝑢 73 %
𝑁 575
Proporsi hewan yang dinyatakan positif terhadap uji tapis. Ini juga
dikenal sebagai tingkat positif tes (test positive rate). prevalensi nyata
adalah 73%.

𝑃𝑟𝑒𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑁𝑦𝑎𝑡𝑎 + 𝑆𝑝 − 1
𝑃𝑟𝑒𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑆𝑒𝑗𝑎𝑡𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑖𝑡 =
𝑆𝑝 + 𝑆𝑒 − 1

73 + 82 − 1 154
= = 0.875 𝑎𝑡𝑎𝑢 87%
82 + 95 − 1 176
5. Hitung nilai prediktif dari uji positif dan interpretasikan maknanya. Mengapa
pengukuran/besaran ini merupakan salah satu properti penting dari tes
penyaringan?
Jawab :
𝑇𝑃 390
𝑃𝑉+ = = = 0.92 𝑎𝑡𝑎𝑢 92%
𝑇+ 420

Karena pengukuraan dari hasil Nilai prediktif positif menunjukkan


proporsi mana dari hewan yang menghasilkan hasil tes positif yang
benar-benar terinfeksi (D+). Nilai ini menunjukkan bahwa
probabilitas bahwa suatu hasil tes positif memang benar.

6. Hitung nilai prediktif dari uji negatif dan interpretasikan maknanya.


Jawab :

𝑇𝑁 137
𝑃𝑉− = = = 0.98 𝑎𝑡𝑎𝑢 88%
𝑇− 155

Nilai ini berarti bahwa ada peluang sebesar 88% bahwa seekor hewan
tidak terinfeksi jika hasil tesnya negatif.

7. Jika pertimbangan utamanya adalah mengidentifikasi sebanyak mungkin ayam


yang terinfeksi AI, apakan RRT-PCR merupakan “alat tapis” yang baik?
Mengapa?
Jawab : Ya, karena uji RRT PCR merupakan alat tapis yang sangat baik

dikarenakan menggunakan pertimbangan efisiensi waktu dan tenaga apalagi

untuk uji dengan sampel yang banyak dan penerapan uji isolasi merupakan uji

yang paling tepat, namun untuk sampel yang banyak tidak cocok untuk

dilakukan karena memerlukan waktu yang lama dalam pengerjaannya.


TUGAS MATA KULIAH
EPIDEMIOLOGI DAN EKONOMI VETERINER

PENGUKURAN PENYAKIT

I Gede Hendra Prasetya Wicaksana 1409005005


I Putu Werdikta Jayantika Putra 1409005008
Anak Agung Gede Oka Wijaya 1409005026
I Made Adistanaya 1409005071
Luh Putu Pradnya Swari 1409005083

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2016

Anda mungkin juga menyukai