A. RINGKASAN KASUS
Ny. Y usia 33 Tahun, SMA, Ibu Rumah Tangga, Islam masuk IGD RSUP Cipto
Mangunkusumo pada tanggal 24 Februari 2019 pukul 13.14 wib. Klien merupakan pasien
rujukan dari RSUD Bekasi dengan G3P2A0 Ketuban Pecah Dini (KPD) > 14 Jam,
Oligohidroamnio, Malposisi Janin (Letsu), Preeklampsia with Severe Feature serta riwayat
penyakit Sindroma Lupus Eritematosus (SLE) on terapi. Pasien mengaku hamil 8 bulan,
selama ini sering kontrol di Rumah Sakit Karya Medika II dan Klinik Utiara. Klien
mengatakan keluar air-air dari jalan lahir sejak pukul 23.00 wib. Air yang keluar berwarna
jernih dan tidak berbau, ganti pembalut 2 kali. Keluar lendir dan darah disangkal, gerak
janin aktif. Pasien dan keluarga sebelumnya datang Ke RSUD Cibitung diberikan obat
pematangan paru 1 kali serta obat antibiotic juga obat untuk menurunkan tekanan
darahnya.
Hasil pemeriksaan penunjang : Urine : Protein Positif 2 (+ +), Darah Lengkap : Hb 10,8
gr/dl, Ht 31,1 %, Leukosit 31,1 1000/ul, Trombosit 370 1000/ul. Terapi yang didapatkan
klien : Ampicillin 4x2 gr, iv, Eritromicin 4x250 mg, MgSo4 40% 4 gr bolus (1 gr/jam),
Nifedipine 10 mg, Dexamthasone 1x12 mg iv. Klien direncanakan untuk Operasi Sectio
Caesarea cito.
Sejak awal kehamilannya klien mengatakan keluar keputihan dari kemaluannya namun
tidak gatal, tidak berbau dan menggumpal. Klien mempunyai riwayat didiagnosa SLE
sejak tahun 2009, selama sakit mengkonsumsi obat Methyl Prednisolon 3x1 tablet. Klien
rutin kontrol penyakit SLE nya di Poli Imunologi RSCM sejak tujuh tahun yang lalu.
Riwayat penyakit Asma, Hipertensi, Kencing Manis, Penyakit Paru disangkal.
2
Riwayat menstruasi : klien menarche usia 14 tahun, siklus 28-30 hari, lamanya 5-6 hari,
banyaknya 3-4 ganti pembalut, Dismenorhea disangkal. Klien menikah satu kali pada
tahun 2006. Riwayat Obstetri, anak pertama : laki-laki, berat lahir 2100 gr, usia kehamilan
8 bulan, lahir spontan ditolong bidan, sehat, usia sekarang 12 tahun. Anak kedua
perempuan, berat lahir 2500 gr, usia kehamilan 9 bulan, lahir spontan ditolong Dokter,
sehat, sekarang berusia 7 tahun.
2. Analisa Data
DO :
Hasil pemeriksaan fisik, keadaan umum :
baik, Tekanan darah : 170/110 mmhg,
Nadi : 90 x/menit, Pernafasan : 20
x/menit, suhu tubuh : 36 C
Sakit Kepala (+), Nyeri Epigastrium (+).
Udem positif 2 pada kedua ekstremitas
Hasil pemeriksaan penunjang : Urine :
Protein Positif 2 (+ +), Darah Lengkap :
Hb 10,8 gr/dl, Ht 31,1 %, Leukosit 31,1
1000/ul, Trombosit 370 1000/ul.
DO :
Hasil pemeriksaan fisik, keadaan umum :
baik, Tekanan darah : 170/110 mmhg,
Nadi : 90 x/menit, Pernafasan : 20
x/menit, suhu tubuh : 36 C
Sakit Kepala (+), Nyeri Epigastrium (+).
3
Udem positif 2 pada kedua ekstremitas
Hasil pemeriksaan penunjang : Urine :
Protein Positif 2 (+ +), Darah Lengkap :
Hb 10,8 gr/dl, Ht 31,1 %, Leukosit 31,1
1000/ul, Trombosit 370 1000/ul.
Data Objectif :
Status Obstetri : TFU : 29 Cm, Puki :
Bokong, DJJ ; 140 x/menit. TBJ (klinis ) :
156 gr, Konstraksi : tidak ada.
Data Objectif :
Hasil pemeriksaan penunjang : Urine :
Protein Positif 2 (+ +), Darah Lengkap :
Hb 10,8 gr/dl, Ht 31,1 %, Leukosit 31,1
1000/ul, Trombosit 370 1000/ul.
4
Nadi : 90 x/menit, Pernafasan : 20
x/menit, suhu tubuh : 36 C, Tinggi
Badan : 163 cm, Berat Badan : 61 kg.
Sakit Kepala (+), Nyeri Epigastrium (+).
3. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan perfusi jaringan b.d. Hipertensi, Vasospasme siklik, Edema serebral,
Perdarahan
b. Resiko cedera tinggi pada ibu b.d. iritabilitas SSP
c. Resiko tinggi cedera pada janin b.d fetal distress
d. Risikoinfeksi (factor resiko: infeksi intra partum, ruptu membrane amnion, flora saluran
vagina, bakteri cairan amnion)
e. Kecemasan berhubungan dengan ancaman cedera pada bayi sebelum lahir
4. Intervensi Keperawatan
5
36 C
Hasil
pemeriksaan
penunjang :
Urine : Protein
Positif 2 (+ +),
Darah
Lengkap : Hb
10,8 gr/dl, Ht
31,1 %,
Leukosit 31,1
1000/ul,
Trombosit 370
1000/ul.
A : Masalah
belum teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan :
Pantau asupan
oral dan infus IV
MGSO4 dan
Pantau jumlah
urin yang kluar
6
170/110
mmhg, Nadi :
90 x/menit,
Pernafasan :
20 x/menit,
suhu tubuh :
36 C
Sakit Kepala
(+), Nyeri
Epigastrium
(+). Udem
positif 2 pada
kedua
ekstremitas
A : Masalah
belum teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan :
Pantau TTV
Klien dan pantau
pemberian IV
MgSO4 dan kadar
serum MgSO4
A : Masalah
belum teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan :
Monitor DJJ
9
P : Intervensi
dilanjutkan :
Dorong orang
terdekat
berpartisipasi
dalam asuhan,
sesuai indikasi
Teori unpleasant symptoms memiliki tiga komponen yaitu gejala merupakan pengalaman
secara individu, terdapat faktor yang mempengaruhi gejala yang dialami dan akibat dari gejala
yang dialami. Faktor fisiologis, psikologis dan situasional merupakan faktor yang
mempengaruhi gejala yang dialami seseorang, sedangkan hasil output dari suatu gejala yang
dialami merupakan performance yang terdiri dari aktivitas fungsional dan kognitif (Fu &
McDaniel, 2004; Gift, 2004; Lenz et al., 1997; Lenz et al., 1995) Teori ini menanggapi
data-data berupa fisiologis, psikologis dan situasional.
Pada fisologis membahas hal-hal yang mempengaruhi timbulnya gejala adalah anatomi
fisiologi (perubahan keadaan normal ke arah patologi/perubahan yang fisiologi terjadi karena
perubahan struktur anatomi), genetic dan tindakan-tindakan yang didapat oleh individu
sebagai bentuk penatalaksanaan suatu gejala seperti kemoterapi, radiasi dan
pengobatanpengobatan. Psikologis terdiri dari Afektif (perasaan cemas, takut dan marah akan
meningkatkan sensasi gejala yang dirasakan) dan kognitif (pengetahuan tentang suatu gejala
penyakit atau keadaan tidak normal akan mempengaruhi respon individu tentang
ketidakpastian tentang penyakit atau keadaannya saat ini). Terakhir Faktor Situasional yang
terdiri dari lingkungan sekitar individu; budaya, latar belakang pengalaman, ketersediaan
sumbersumber, kemampuan keuangan, emosi, ketersediaannya alat-alat yang membantu akan
mempengaruhi respon atau persepsi seseorang terhadap suatu gejala yang sedang dialaminya.
10
Pengembangan teori unpleasant symptoms pada pasien inpartu menekankan peran perawat
untuk meningkatkan pelayanan keperawatan. Selama ini perawat lebih memfokuskan pada
perawatan secara fisik yang dianggap sebagai masalah dominan untuk dilakukan penangan.
Pasien yang dirawat hanya dikaji terkait keluhan fisik yang dirasakannya, sehingga pemberian
asuhan keperawatan tidak dilakukan secara holistic dan terintegrasi dengan psikologis dan
situasional. Seperti yang diungkap oleh Hudson, Remedies & Thomas (2010) bahwa petugas
kesehatan sering kali melewatkan memberikan intervensi tentang kelemahan, gangguan tidur,
depresi dan kecamasan yang sebenarnya banyak dikeluhkan oleh pasien kanker. Perawat
sebagai profesi yang mandiri diharapkan mampu mengatasi gejala fisik, psikologis dan
situasional yang dikeluhkan oleh pasien. Pendampingan dan pemberian informasi untuk
menambah pengetahuan dan memodifikasi agar gejala yang dirasakan berkurang sangat
diperlukan.
.
C. REKOMENDASI
Penggabungan dua teori yaitu Pendekatan teori need for help wiedenbach dan unpleasant
symptoms dapat menjadi paket yang efektif Untuk mengatasi nyeri dan maalah kegawat
daruratan pada pasien inpartu engan ketuban pecah dini, Letsu dan SLE.
Rekomendasi pada aplikasi Pendekatan teori need for help wiedenbach dan unpleasant
symptoms pada kasus ini adalah melibatkan suami dan keluarga secara aktif dalam perawatan
klien sehingga dapat membantu dan memberikan dukungan pada klien dalam melalui proses
persalinannya.
D. DAFTAR PUSTAKA
11
Lampiran : Lembar pengkajian
Pengkajian Berdasarkan Teori Need For Help Wiedenbach Dan Unpleasant Symptoms
A. Pengkajian
1. Biodata :
Nama Klien : Ny. Y Penanggung Jawab
No.Reg : 328-95-70 Nama : Tn. E
Umur : 33 tahun Umur : 39 tahun
Agama : Islam Pendidikan : SMA
Pendidikan : SMA Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Tambun Selatan, Bekasi Penghasilan : < Rp. 5000.000,-
Diagnosa Medis : Hubungan Keluarga : Suami
Tanggal MRS : 24 Februari 2019
Tgl Pengkajian : 25 Februari 2019
Hasil pemeriksaan penunjang : Urine : Protein Positif 2 (+ +), Darah Lengkap : Hb 10,8
gr/dl, Ht 31,1 %, Leukosit 31,1 1000/ul, Trombosit 370 1000/ul. Terapi yang didapatkan
klien : Ampicillin 4x2 gr, iv, Eritromicin 4x250 mg, MgSo4 40% 4 gr bolus (1 gr/jam),
Nifedipine 10 mg, Dexamthasone 1x12 mg iv. Klien direncanakan untuk Operasi Sectio
Caesarea cito.
12
Riwayat menstruasi : klien menarche usia 14 tahun, siklus 28-30 hari, lamanya 5-6 hari,
banyaknya 3-4 ganti pembalut, Dismenorhea disangkal. Klien menikah satu kali pada
tahun 2006. Riwayat Obstetri, anak pertama :
c. Faktor Pencetus :
Keada
Tempat Komplikasi dan
No Umur an
Jenis Cara persalinan masalah selama
An BB lahir anak kesehat
Kelamin Lahir dan proses
ak sekarang an saat
penolong persalinan
ini
1 Laki-laki Spontan, Rumah, 2100 gr Tidak ada 12 tahun Sehat
pervagin Bidan
am
2 perempua Spontan, Rumah 2500 gr, Tidak ada 7 tahun Sehat
n, usia pervagin Sakit,
am Dokter
5. Thorak
a. Pre-kordium (lapisan luar dinding dada yang melindungi organ jantung)
Inspeksi
Ictus cordis terlihat di intercosta 4-5 : tidak
Luka parut (post operasi jantung) : tidak ada
Palpasi
Ictus cordis teraba di intercosta 4-5 : ya
Perkusi
Redup (normal) : ya
Auskultasi
15
Bising jantung : tidak ada
Bunyi S1 (lup) dan S2 (dup) : ada , reguler dan tunggal
b. Pulmonal
Inspeksi
Retraksi (normalnya tidak ada) : Tidak terdapat retraksi intercostae
Simetris kanan dan kiri : Ya, pergerakan simetris
Ekspansi dada kanan dan kiri sama : Ya, sama
Palpasi
Krepitasi (suara retakan tulang) : Tidak terdapat krepitasi
Vocal fremitus kanan kiri sama : Ya, sama
Perkusi
Sonor (normal) : Ya
Auskultasi
Wheezing/mengi : Tidak ada
Ronchi : Tidak ada
Vesikuler (normal) : Ya, Vesikuler
6. Abdomen
a. Inspeksi :
Datar/cembung : Tidak
Bekas operasi Sectio Caesaria : Tidak ada
Stretch mark (guratan pada abdomen wanita hamil) : tidak ada
Linea nigra (garis memanjang dari pusar sampai simfisis pubis): Ada
b. Auskultasi
Denyut Jantung Janin : 144 x/menit, reguler/irreguler
Peristaltik : 15 x/menit
c. Palpasi:
Massa : Ada
Turgor kulit : Elastis
Nyeri tekan di lapang abdomen : tidak ada
TFU (Tinggi Fundus Uteri) : 34 cm
Leopold:
Leopold I : teraba kepala pada fundus
Leopold II : lateral Kanan teraba punggung, lateral Kiri teraba ekstremitas
Leopold III : bagian terendah janin bokong
Leopold IV : sudah masuk panggul
d. Perkusi:
Timpani : Ya
7. Genitourinary
a. Perineum : bersih dan tidak terdapat edema
b. Lokhea : lokhea rubra dan jumlahnya sedang
16
c. Vesika urinaria : kandung kemih tidak penuh.
d. Lainnya sebutkan : Klien mengatakan tidak mengetahui cara merawat luka post
sc
8. Ekstrimitas
a. Superior (atas):
Edema : Tidak ada
Infus:
Terpasang : terpasang infus
Jenis infus :
Faktor tetesan :
Nyeri di area tusukan infus :
Nadi radialis (pergelangan tangan) : 84 x/menit
Palmar (telapak tangan) : Kemerahan
Kekuatan otot : Kuat
CRT (capilarry refill time) < 3 detik : Ya
Refleks fisiologis biseps/triseps : (+/+)
Refleks patologis : (-/-)
Deformitas (kelainan bentuk) : Tidak ada
Fraktur : Tidak ada
b. Inferior (bawah):
Edema : Tidak ada
Akral (bagian kaki paling bawah) : Hangat
Kekuatan otot : Kuat
Refleks patela : (+/+)
Refleks patologis : (-/-)
D. Data Laboratorium
Lab Post SC : 10,8/31,1/1780/370000/86,6/30,1/34,7
17