Anda di halaman 1dari 101

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN DAUN

ALPUKAT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN


DARAH PADA KLIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS
KARAWACI BARU KOTA TANGERANG TAHUN
2018

SKRIPSI

Oleh :

KEMAS FATHUR RACHMAN


1414201048

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2018

i
PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN DAUN
ALPUKAT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN
DARAH PADA KLIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS
KARAWACI BARU KOTA TANGERANG TAHUN
2018

Skripsi
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana

Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh :

KEMAS FATHUR RACHMAN


1414201048

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2018

ii
iii
iv
v
PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN DAUN ALPUKAT
TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA KLIEN
HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARAWACI BARU
Abstrak

Hipertensi merupakan penyakit gangguan kardiovaskular yang banyak


dialami oleh masyarakat, baik di negara maju maupun berkembang. (WHO)
mencatat pada tahun 2015 terdapat sekitar 1 miliyar orang atau 1 dari 3 orang
dewasa yang berusia 18 tahun ke atas mengalami hipertensi di dunia. Angka
hipertensi pada laki-laki berkisar 24% dan perempuan 20,5%. Pengobatan
hipertensi dibagi manjadi dua, yaitu farmakologis dan non-farmakologis. Salah
satu penangan non-farmakologis yaitu pemberian seduhan daun alpukat.
Tujuan penelitian ini untuk mengethui pengaruh dari pemberian seduhan daun
alpukat terhadap perubahan tekanan darah pada klien hipertensi di Puskesmas
Karawaci Baru. Metode penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan
desain pretest-posttest without control. Sampel pada penelitian ini sebanyak 10
responden, yaitu laki-laki (40%) dan perempuan (60%) dengan menggunakan
teknik Purposive Sampling. Hasil penelitian menunjukkan terjadi perubahan
tekanan darah setelah pemberian seduhan daun alpukat. Hasil uji independent
t-test sistolik pre-post didapatkan P-value = (0,001) < (0,05) dan diastolic pre-
post didapatkan P-value = (0,002) < (0,05), sehingga ada pengaruh pada
pemberian seduhan daun alpukat terhadap perubahan tekanan darah pada klien
hipertensi di Puskesmas Karawaci Baru. Kesimpulan penelitian ini
menunjukkan adanya pengaruh pemberian seduhan daun alpukat, pada
perubahan tekanan darah. Bagi klien yang mempunyai tekanan darah tinggi,
pemberian seduhan daun alpukat dapat dijadikan sebagai referensi untuk
pengobatan non-farmakologi.

Kata Kunci: Hipertensi, Daun Alpukat.

vi
THE EFFECT OF AVOCADO LEAF GIVING ON CHANGE IN BLOOD
PRESSURE IN HYPERTENSION CLIENTS AT KARAWACI BARU
HEALTH CENTER
Abstract
Hypertension is a cardiovascular disorder that is experienced by many people,
both in developed and developing countries. (WHO) noted in 2015 there were
about 1 billion people or 1 in 3 adults aged 18 years and over had hypertension in
the world. The rate of hypertension in men ranges from 24% and women 20.5%.
Treatment of hypertension is divided into two, namely pharmacological and non-
pharmacological. One of the non-pharmacological handlers is the administration
of avocado leaves. The purpose of this study was to examine the effect of steeping
avocado leaves on changes in blood pressure in hypertensive clients at the
Karawaci Baru Health Center. This research method is quasi experimental with
pretest-posttest without control design. The sample in this study were 10
respondents, namely men (40%) and women (60%) using purposive sampling
technique. The results showed a change in blood pressure after the administration
of avocado leaves. The independent test results of pre-post systolic t-test obtained
P-value = (0,001) <(0,05) and diastolic pre-post obtained P-value = (0,002)
<(0,05), so that there was an influence on the giving of steeping avocado leaves
on changes in blood pressure in hypertensive clients at the Karawaci Baru Health
Center. Conclusion This study shows the effect of giving avocado leaf steeping, to
changes in blood pressure. For clients who have high blood pressure, steeping
avocado leaves can be used as a reference for non-pharmacological treatment.

Keywords: Hypertension, Avocado Leaves

vii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

“Alhamdulillahirobil’alamin” puji syukur kehadiran Allah SWT atas rahmat

dan hidayah-Nya, yang telah memberikan kekuatan, kesehatan dan kesabaran

untukku sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul

“Pengaruh Pemberian Seduhan Daun Alpukat Terhadap Perubahan

Tekanan Darah Pada Klien Hipertensi di Puskesmas Karawaci Baru Tahun

2018”.

Proposal skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk melakukan

penelitian dalam menyelesaikan progrma S1-Keperawatan, dalam pembuatan

proposal skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai

pihak sehingga proposal skripsi ini bisa terselesaikan, maka dalam kesempatan ini

perkenankan rasa hormat penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr H. Achmad Badawi, S.pd, SE, MM. Selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Tangerang.

2. Dr Ahmad Amarullah, S.Pd, M.Pd. selaku Wakil Rektor I bidang

Akademik dan Al-islam Kemuhammadiyahan Universitas Muhammadiyah

Tangerang.

3. Dr. H. M. Bay Masuri, MM. Selaku Wakil rektor II Bidang Keuangan dan

Kepegawaian Universitas Muhammadiyah Tangerang.

4. Dr. H. Desri Arwen, M.Pd. Selaku Wakil rektor III Bidang

Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Muhammadiyah Tangerang.

viii
5. Dr. Ns. Hj. Rita Sekarsari, S.Kp., MHSM., CVRN. Selaku Dekan Fakultas

Ilmu Kesehatan (FIKes) Universitas Muhammadiyah Tangerang.

6. Imas Yoyoh, S.Kp., M.Kep. Selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu

Kesehatan (FIKes)universitas Muhammadiyah Tangerang.

7. Fauzan Hakim, SE., MM. Selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Kesehatan

(FIKes) Universitas Muhammadiyah Tangerang.

8. Zulia Putri Perdani. S.Kep., Ners,M.Kep Selaku Kaprodi S1 Keperawatan


Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) S1 Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Tangerang.
9. Karina Megasari Winahyu, Ns., M.N.S Selaku pembimbing materi yang

telah membimbing dari awal dengan sabar, teliti, memberikan masukan

dan arahan dengan penuh perhatian.

10. Samsul Anwar, MKep., SP.,Kep.,Kom Selaku pembimbing teknis yang

telah membimbing dengan sabar dan teliti dan memberikan motivasi

kepada penulis.

11. Bapak/ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, yang telah

memberikan doa dan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti

perkuliahan.

12. Kepala Puskesmas Karawaci Baru yang telah memberikan informasi dan

data – data pasien di Puskesmas Karawaci Baru.

ix
13. Teristimewa ucapan terimakasih kepada Orang Tuaku, ayahku (alm.

Kemas Zulkifli) yang selama hidup nya selalu memberikan semangat

belajar, dan juga kepada ibuku (Eka Rostika) yang selalu menyemangati

saat kuliah dan penyusunan skripsi dibuat, juga kepada kakak-kakak ku

yang selalu mendorong saya untuk semangat dan bangkit.

14. Kepada sahabat – sahabatku dibangku perkuliahan (Ahmad Turmuzi,

Ahmad Tugur, Rijal Maula, Saiful Rohman, Jamalaudin, Jaenudin, dan

Rizki) yang telah memberi semangat dan sedia meluangkan waktu untuk

berbagai ilmu serta keluh kesah dengan peneliti.

15. Seluruh teman – teman S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Tangerang angkatan 2014 yang telah menjadi teman berbagai dan

berjuang bersama – sama selama mengikuti perkulihan, terimakasih untuk

semua kerjasamanya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang tentu saja

membuat proposal skripsi ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis

mengharapkan saran maupun kritik dari semua pihak guna

menyempurnakan skripsi ini, semoga bermanfaat bagi penulis dan

pembaca pada umumnya.

Billahi fii sabilil haq, fastabiqul khairat

Wassalamualaikum Wr.Wb

Tangerang, 23 Juli 2018

Penulis

x
DAFTAR ISI

Halaman Sampul

Lembar Persetujuan Sidang Skripsi

Kata Pengantar……………….…………………………………………………..i

Daftar isi…..……………………………………………………………………...iv

Daftar Tabel…………………….………...……………………………………..vi

Daftar Skema…….……………...………………………………………………vii

Daftar Lampiran………………………………….……………………………viii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………..…………..……………………….........1
B. Indentifikasi Masalah…………………………………………...…………5
C. Batasan Masalah……………………..…...…………………..…………....5
D. Rumusan Masalah………………………………………………...……….6
E. Tujuan Penelitian……………………………………………………..…...6
F. Manfaat Penelitian………………………………………………………...7

BAB II: TINJAUAN TEORI

A. Deskripsi Teori
1. Konsep Hipertensi………………………….…….……………...……..9
2. Konsep Terapi Herbal Seduhan Daun Alpukat…….……..........……..24
3. Pengertian Tekanan Darah...…………………………………………..29
B. Penelitian Yang Relevan……………………………………………..…..40
C. Kerangka Berfikir……...…………………………………………………41
D. Kerangka Konsep………………..……………………………………….42
E. Hipotesis Penelitian…………………….………………………………...42

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………………....43


B. Metode Penelitian………….……………………………………………..43
C. Populasi Sampel………………………………………………………….44
D. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………….48
E. Instrumen Penelitian……………………………………………………..49
F. Etika Penelitian…………………………....………………………….….52
G. Hipotesis Statistik……………………………….………………………..55

xi
H. Teknik Analisa Data……………………………………….……………..56

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisa Deskriptif Data…………………………………………………..58


B. Pengujian Persyaratan Analisis Data…………………….……………….61
C. Pengujian Hipotesis………………………………………………………62
D. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………………….63
E. Keterbatasan Penelitian…………………………………………………..66

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………67
B. Saran……………………………………………………………………..68

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….

Lampiran

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi…………………………………...………….10

Tabel 3.2 Pre and post test without control…………………………………...43

Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel Y……………………………...……50

Tabel 3.4 Definisi Operasional Variabel X………………………………...…51

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden……………………..59

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Pre Post……………………...60

Tabel 4.3 Uji normalitas Shapiro Wilk…………………….….………………61

Tabel 4.4 Hasil Uji Statistik Paired Sample T-Test…………………………...62

xiii
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Berfikir…………………………………………………….42

Skema 2.2 Kerangka Konsep…………………………………………………….43

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Permohonan Permintaan Data Awal Dinkes Kota Tangerang

Lampiran 2 : Surat Permohonan Ijin Riset Dinkes Kota Tangerang

Lampiran 3 : Surat Permohonan Ijin Riset Puskesmas Karawaci Baru

Lampiran 4 : Surat Pernyataan Telah Melakukan Lolos Etik

Lampiran 5 : Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 6 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 7 : Jadwal Penelitian

Lampiran 8 : Lembar Konsultasi

Lampiran 9 : Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 10 : Pengolahan Data

xv
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi adalah salah satu penyakit gangguan kardiovaskular yang banyak

dialami oleh masyarakat baik di negara maju maupun berkembang. World

Health Organization (WHO) mencatat pada tahun 2015 terdapat sekitar 1

miliyar orang atau 1 dari 3 orang dewasa yang berusia 18 tahun ke atas

mengalami hipertensi di dunia. Angka hipertensi yang terjadi pada laki-laki

berkisar 24% dan perempuan 20,5%.

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan angka kejadian

hipertensi yang tinggi. Hipertensi masuk dalam urutan ketiga setelah stroke dan

tuberculosis, yakni mencapai 24% pada pria dan 22,6% pada perempuan di

Indonesia (Depkes RI, 2014). Data dari Riskesdas pada tahun 2013

menyatakan bahwa terdapat 25,8% penduduk di Indonesia yang berusia 18

tahun ke atas mengalami hipertensi (Kemenkes, 2013).

Banten merupakan salah satu provinsi dengan angka kejadian hipertensi

yang tinggi. Hipertensi pada usia 18 tahun ke atas mencapai angka sebesar

23,0%. Sedangkan di Kota Tangerang penyakit hipertensi masuk dalam urutan

pertama, yaitu sebesar 24,5%, Kabupaten Tangerang 23,6%, Kabupaten

Pandeglang 23,2%, dan Kabupaten Lebak 22,7% (Kemenkes, 2013).


2

Puskesmas Karawaci Baru merupakan salah satu puskesmas yang berada di

Kota tangerang, dengan angka kejadian hipertensi cukup tinggi. Hipertensi

masuk dalam urutan ke-2 dari 10 besar penyakit setelah ISPA. Pada bulan

Desember tahun 2017 hipertensi mengalami peningkatan dari bulan-bulan

sebelumnya, yaitu sebanyak 210 kasus penderita hipertensi. Menurut data yang

didapat di Puskesmas Karawaci Baru, masih banyak masyarakat yang belum

mengkonsumsi dan tahu khasiat dari obat herbal. Hipertensi hanya ditangani

dengan pengobatan yang diberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas

Karawaci Baru.

Hipertensi merupakan penyakit yang bisa ditangani dengan terapi

Komplementer. Terapi komplementer adalah terapi yang digunakan sebagai

terapi non-farmakologi, yang telah direkomendasikan dan diselenggarakan oleh

pelayanan kesehatan (Potter & Perry, 2009). Salah satu dari terapi

komplementer yaitu terapi herbal, yang telah dikembangkan dan dipergunakan

secara luas di seluruh dunia (Tusilawati, 2010). Terapi herbal termasuk salah

satu pengembangan dari Complementary and Alternative Medicine (CAM)

untuk mengatasi dan mencegah komplikasi penyakit (Ramadi, 2012).

Keunggulan pada terapi herbal adalah efek sampingnya yang cukup rendah

serta lebih efektif dari terapi farmakologi, dan lebih sesuai untuk penyakit

metabolik dan degeneratif (Larasati, 2012).


3

Para peneliti melakukan berbagai hal penelitian terapi herbal, untuk

menurunkan tekanan darah. Menurut penelitian dari (Kusuma, 2012)

berpendapat bahwa kunyit dapat dijadikan obat terapi herbal untuk

menurunkan tekanan darah. Lalu penelitian menurut (Yuninda, 2009) juga

menyatakan bahwa labu siam juga merupakan salah satu obat alternatif, yang

bisa digunakan sebagai obat penurun tekanan darah. Menurut (Nessbit, 2010)

menyatakan bahwa daun alpukat merupakan salah satu tanaman yang bisa

dimanfaatkan sebagai obat herbal untuk menurunkan tekanan darah. Selain itu

menurut (Paramawati, dkk. 2016) menyatakan bahwa daun alpukat

mengandung senyawa flavonoid yang berperan untuk mengatasi tekanan darah

tinggi. Namun, masih banyak orang yang tidak tahu khasiat daun alpukat. Hal

ini juga menyatakan, bahwa masih banyak orang yang tidak tahu bahwa daun

alpukat memiliki manfaat untuk dijadikan sebagai obat tradisional untuk

menurunkan tekanan darah.

Daun alpukat merupakan salah satu tanaman yang mengandung banyak zat-

zat, untuk dijadikan obat penurun tekanan darah. Didalam seduhan daun

alpukat mengandung zat flavonoid, alkaloid, sterol, dan saponin (Paramawati,

dkk. 2016). Hal ini sejalan dengan penelitian (Lianti, 2014) menyatakan bahwa

di dalam seduhan daun alpukat mengandung zat aktif flavonoid yang berfungsi

untuk menstabilkan plak aterosklerosis dan juga membantu menormalkan

penyempitan pembuluh darah di arteri, sehingga tekanan darah menurun.

Menurut (Ariestha, 2010) menyatakan bahwa zat flavonoid yang ada didalam

seduhan daun alpukat akan mempengaruhi kerja dari Angiotensin Converting


4

Enzym (ACE), lalu ACE akan menghambat perubahan angiotensin I menjadi

angiotensin II yang dapat menurunkan tekanan darah. Menurut (Madyastuti,

2010) juga menyatakan bahwa di dalam daun alpukat mengandung zat yang

bersifat sebagai peluruh kencing (diuretik). Hal ini sejalan dengan penelitian

(Widharto, 2008) bahwa zat diuretik berfungsi untuk mengeluarkan jumlah

urin lebih banyak, sehingga tekanan pompa darah jantung menjadi lebih ringan,

dan tekanan darah menurun.

Ada berbagai cara bagi para peneliti, dalam memberikan dan memporsikan

seduhan daun alpukat, yang diberikan pada penderita hipertensi. Pada

penelitian (Paramawati & Dumilah, 2016) cara pertama daun alpukat

digunakan sebanyak 3-5 lembar, lalu daun alpukat dicuci bersih dan diseduh

dengan air panas sebanyak 1 gelas, lalu diminum 1 kali sehari masing-masing 1

gelas. Lalu cara kedua daun alpukat digunakan sebanyak 3-5 lembar,

ditambahkan gula batu 5-10 gr, lalu daun alpukat dan gula batu direbus sampai

mendidih, setelah dingin air nya diminum 1 kali sehari. Hal ini menunjukan

adanya perubahan pada tekanan darah tinggi. Namun pada penelitian (Ayu

dalam Karina, 2017) daun alpukat diberikan sebanyak 3 lembar atau 0,5 gram,

lalu daun alpukat di cuci sampai bersih dan diseduh dengan 1 gelas air panas,

kemudian di tutup selama 5-10 menit sampai air terasa hangat, sampai siap

untuk di minum. Hal ini menunjukan adanya perubahan tekanan darah setelah

diberikan seduhan daun alpukat.


5

Berdasarkan latar belakang tersebut, tingginya manfaat terapi herbal, salah

satunya daun alpukat. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Pengaruh Pemberian Seduhan Daun Alpukat terhadap

Perubahan Tekanan Darah klien dengan Hipertensi di Puskesmas

Karawaci Baru”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang menjadi identifikasi

dalam penelitian ini yaitu :

1. Angka kejadian hipertensi yang dialami di negara berkembang masih cukup

tinggi

2. Penatalaksanaan hipertensi yang diberikan yaitu pengobatan terapi herbal

seduhan daun alpukat

3. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Karawaci Baru

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang yang cukup luas maka penulis

membatasi masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Terapi herbal pada penelitian ini yaitu pemberian seduhan daun alpukat

selama 7 hari, 1 kali sehari.

2. Perubahan tekanan darah pada penelitian ini, yaitu menurunnya tekanan

darah setelah diberikan seduhan daun alpukat sebanyak 1x/hari selama 7

hari.

3. Terapi non-farmakologis pada penelitian ini yaitu klien dengan Hipertensi

yang tidak rutin menjalani pengobatan.


6

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut, maka

perumusan masalah yang diajukan adalah :

1. Bagaimana gambaran karakteristik tekanan darah klien?

2. Bagaimana gambaran tekanan darah klien sebelum dan sesudah diberikan

seduhan alpukat?

3. Bagaimana pengaruh pada pemberian seduhan daun alpukat pada klien?

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh dalam pemberian seduhan daun alpukat terhadap

perubahan tekanan darah.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik tekanan darah.

b. Mengetahui tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan seduhan daun

alpukat.

c. Mengetahui pengaruh pemberian seduhan daun alpukat terhadap tekanan

darah.
7

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

a. Institusi Pelayanan Kesehatan

Hasil Penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan mengadakan

penyuluhan tentang pengobatan terapi herbal agar masyarakat

mengenalnya dan mau mencobanya. Jika memungkinkan disetiap sarana

kesehatan ada seorang ahli pengobatan herbal, sehingga masyarakat ada

alternative lain dalam memilih pengobatan yang akan dijalani.

b. Responden dan masyarakat

Dari hasil penelitian ini diharapkan kepada penderita Hipertensi dapat

melakukan terapi herbal non-farmakologis Hipertensi dengan

menggunakan seduhan daun alpukat sebagai pengobatan herbal

alternative.

2. Manfaat Teoritis

a. Institusi Pendidikan

Dari hasil penelitian ini diharapkan khususnya mata ajar keperawatan

komunitas dapat memberikan arahan kepada peserta didiknya pada

pelaksanaan asuhan keperawatan khususnya penyakit hipertensi pada

pengobatan herbal dapat dimasukkan dikurikulum akademik agar

mahasiswa lebih berkembang lagi untuk melakukan eksperimen pada

pengobatan herbal
8

b. Peneliti Selanjutnya

Yaitu sebagai bahan ajuan dalam memberikan terapi herbal non-

farmakologis pada penderita Hipertensi.


9

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Konsep Hipertensi

a. Pengertian

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih dari 140

mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua

kali pengukuran atau lebih (Brunner & Suddarth, 2013).

Menurut (Black & Hawks, 2014) hipertensi arterial atau disebut juga

tekanan darah tinggi. Didefinisikan sebagai elevasi persisten dari tekanan

darah sistolik (TDS) pada level 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah

diastolic (TDD) pada level 90 mmHg atau lebih.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan di mana

tekanan darah berubah pada level sisttolik 140 mmHg dan diastolik 90

mmHg dan meningkat secara kronik (Aini, 2015).


10

A. Klasifikasi

Klasifikasi TD TDS TDD Modifikasi Terapi obat awal


(mmHg) (mmHg) gaya
Tanpa indikasi Dengan indikasi
hidup
darurat darurat
Normal <120 >80 Dianjurkan

Pra hipertensi 120-139 80-89 Ya Tidak ada indikasi Obat untuk


obat hipertensi indikasi
darurat

Hipertensi Tingkat 1 140-159 90-99 Ya Kebanyakan Obat untuk


diuretic jenis indikasi
thiazide darurat
Mungkin
mempertimban
gkan ACEI,
ARB, BB,
CCB
Hipertensi tingkat 2 Kurang lebih
Kurang lebih Ya Kombinasi 2 obat Obat
160 100 (biasanya antihiperten
diuretic jenis si lain
thiazide dan (diuretic,
ACEI, ARB, ACEI, ARB,
BB, Atau CCB BB, CCB)
11

B. Penyebab dan Faktor Risiko

Hipertensi memiliki banyak faktor, dengan penyebab yang tidak dapat di

identifikasi, tetapi beberapa yang umumnya terlibat berkaitan dengan

homeostatik. Namun, ada 2 faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi

(Black & Hawks, 2014), yaitu:

1. Faktor-faktor risiko yang tidak dapat diubah:

a) Riwayat Keluarga

Pada seseorang dengan riwayat hipertensi keluarga, beberapa gen

mungkin berinteraksi dengan yang lainnya dan juga lingkungan yang

dapat menyebabkan tekanan darah naik dari waktu ke waktu.

b) Usia

Hipertensi primer biasanya muncul antara usia 30-50 tahun. Peristiwa

hipertensi meningkat dengan usia 50-60% klien yang berumur lebih dari

60 tahun memiliki tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.

c) Jenis Kelamin

Pada keseluruhan insiden, hipertensi lebih banyak terjadi pada pria

dibandingkan wanita sampai kira-kira usia 55 tahun.

d) Etnis

Statistic mortalitas mengindikasikan bahwa angka kematian pada

wanita berkulit putih dewasa dengan hipertensi lebih rendah pada angka

4,7%; pria berkulit putih pada tingkat terendah berikutnya yaitu 6,3%,

dan pria berkulit hitam pada tingkat terendah berikutnya yaitu 22,5%;

angka kematian tertinggi pada wanita berkulit hitam pada angka 29,3%.
12

2. Faktor-faktor risiko yang dapat diubah:

a) Diabetes

Diabetes dapat mempercepat aterosklerosis dan menyebabkan

hipertensi karena kerusakan pada pembuluh darah besar.

b) Stres

Stres meningkatkan resistansi vascular perifer dan curah jantung serta

menstimulasi aktifitas sistem saraf simpatis.

c) Obesitas

Kombinasi obesitas dengan faktor-faktor lain dapat ditandai dengan

sindrom metabolis, yang juga meningkatkan risiko hipertensi.

d) Nutrisi

Konsumsi natrium bisa menjadi factor penting dalam pengembangan

hipertensi esensial.

e) Penyalahgunaan obat

Merokok sigaret, mengkonsumsi banyak alcohol, dan beberapa

penggunaan obat terlarang merupakan faktor-faktor risiko hipertensi.

C. Patofisiologi Hipertensi Primer dan Sekunder

1. Hipertensi Primer

Menurut (Black & Hawks, 2014) Baroreseptor dan kemoreseptor arteri

bekerja secara refleks untuk mengontrol tekanan darah. Baroreseptor,

reseptor peregangan utama, ditemukan di sinus karotis, aorta, dan dinding

bilik jantung kiri. Mereka memonitor tingkat tekanan arteri dan mengatasi
13

peningkatan melalui vasodilatasi dan memperlambat denyut jantung melalui

saraf vagus. Kemoreseptor, berada di medulla dan tubuh karotis dan aorta,

sensitive terhadap perubahan dalam konsentrasi oksigen, karbondioksida,

dan ion hydrogen (pH) dalam darah. Penurunan konsentrasi oksigen arteri

atau pH menyebabkan kenaikan refleksif pada tekanan, sementara kenaikan

konsentrasi karbondioksida menyebabkan penurunan tekanan darah.

Perubahan pada volume cairan memengaruhi tekanan arteri sistemik.

Dengan demikian kelainan dalam transport natrium dalam tubulus ginjal

mungkin menyebabkan hipertensi esensial. Ketika kadar natrium dan air

berlebih, volume total darah meningkat, dengan demikian meningkatkan

tekanan darah. Renin dan angiotensin memainkan peran dalam pengaturan

tekanan darah. Renin adalah enzim yang diproduksi oleh ginjal yang

mengatalisis substrat protein plasma untuk memisahkan angiotensin I, yang

dihilangkan oleh enzim pengubah ke paru-paru untuk membentuk

angiotensin II dan kemudian angiotensin III. Angiotensin II dan III

bertindak sebagai vasokonstriktor dan juga merangsang pelepasan

aldosterone. Dengan meningkatnya aktifitas system saraf simpatik,

angiotensin II dan III tampaknya juga menghambat ekskresi natrium, yang

menghasilkan naiknya tekanan darah. Sekresi renin yang bertambah telah

diteliti sebagai penyebab meningkatnya resisten vascular peripheral pada

hipertensi primer. Sel endotel vascular terbukti penting dalam hipertensi. Sel

endotel memproduksi nitrat oksida yang mendilatasi arteriol dan


14

endothelium yang mengonstriksikannya. Disfungsi endothelium telah

berimplikasi pada hipertensi esensial manusia.

2. Hipertensi Sekunder

Banyak masalah ginjal, vascular, neurologis, obat dan makanan yang

secara langsng atau tidak langsung berpengaruh negative terhadap ginjal

dapat mengakibatkan gangguan serius pada organ-organ ini yang

mengganggu ekskresi natrium, perfusi renal, atau mekanisme renin-

angiotensin-aldosteron, yang mengakibatkan naiknya tekanan darah dari

waktu ke waktu. Glomerulonephritis dan stenosis arteri renal kronis adalah

penyebab yang paling umum dari hipertensi sekunder. Juga, kelenjar adrenal

dapat mengakibatkan hipertensi sekunder jika ia memproduksi aldosterone,

kortisol, dan katekolamin berlebih. Kelebihan aldosterone mengakibatkan

renal menyimpan natrium dan air, memperbanyak volume darah, dan

menaikan tekanan darah. Feokromositoma, tumor kecil di medulla adrenal,

dapat mengakibatkan hipertensi dramatis karena pelepasan jumlah epinefrin

dan norepinefrin (disebut katekolamin) yang berlebihan. Permasalahan

adrenokorsikal lainnya dapat mengakibatkan kortisol yang berlebihan

(sindrom chusing). Klien dengan sindrom chusing memiliki 80% risiko

pengembangan hipertensi. Kortisol meningkatkan tekanan darah dengan

meningkatnya simpanan natrium renal, kadar angiotensin II, dan reaktifitas

vascular terhadap norepinefrin. Stress kronis meningkatkan kadar

katekolamin, aldosterone, dan kortisol dalam darah.


15

D. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala umum yang biasanya ditimbulkan pada pasien hipertensi,

jika tidak diperiksa atau dikonsulkan ke pelayanan kesehatan, (Black & Hawks,

2014), diantaranya yaitu:

1) Sakit kepala terus menerus

2) Kelelahan

3) Pusing

4) Jantung berdebar-debar

5) Sesak

6) Pandangan kabur

7) Atau mimisan

E. Komplikasi Hipertensi

Menurut (Brunner & Suddarth, 2013) hipertensi yang tidak teratasi, dapat

menimbulkan komplikasi yang berbahaya seperti:

1) Payah Jantung

Payah jantung (Congestive health failure) merupakan kondisi jantung

tidak lagi mampu memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kerusakan ini

dapat terjadi karena kerusakan otot jantung atau sistem listrik jantung.

2) Stroke

Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah yang

lemah menjadi pecah. Bila hal ini terjadi pada pembuluh darah otak, maka

terjadi perdarahan otak yang dapat berakibat pada kematian. Keterlibatan

pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan trans-iskemik


16

(TIA) yang bermanifestasi sebagai peralis sementara pada satu sisi

(hemiplegia) atau gangguan tajam penglihatan. Pada penderita stroke dan

hipertensi disertai serangan iskemia, insiden infark otak menjadi 80%.

3) Kerusakan Ginjal

Dengan adanya peningkatan tekanan darah ke dinding pembuluh darah

akan mempengaruhi kapiler glomerolus pada ginjal mengeras sehingga

fungsinya sebagai penyaring darah menjadi terganggu. Selain itu dapat

berdampak kebocoran pada glomerolus yang menyebabkan urin bercampur

protein (proteinuria).

4) Kerusakan Penglihatan

Hipertensi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah mata, sehingga

mengakibatkan penglihatan menjadi kabur atau buta.

F. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan laboratorium rutin yang

dilakukan sebelum memulai terapi yang bertujuan menentukan adanya

kerusakan organ dan faktor resiko lain atau mencari penyebab hipertensi.

1) Urin

Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia

(peningkatan urinasi pada malam hari) dan azotemia (peningkatan nitrogen

urea darah-BUN dan kreatinin (Muttaqin, 2012).


17

2) Elektrokardiografi

Untuk mengkaji hipertrofi ventrikel kiri (Muttaqin, 2012).

3) Deteksi terhadap pembuluh darah di retina.

Retina (selaput peka cahaya pada permukaan dalam bagian belakang

mata) merupakan satu-satunya bagian tubuh yang secara langsung

menunjukkan adanya efek dari hipertensi terhadap pembuluh darah kecil

(Muttaqin, 2012)

G. Penatalaksanaan Hipertensi

Menurut (Black & Hawks, 2014) hipertensi merupakan penyakit yang bisa

dikendalikan dengan berbagai cara, diantaranya:

1) Pembatasan alcohol

Membatasi penggunaan alcohol dalam jumlah sedang (misalnya tidak

lebih dari 1 ons etanol per hari untuk pria dan 0,5 untuk wanita). Terdapat

1 ons etanol (30 ml) dalam 2 ons (60 ml) wiski kualitas terbaik, dalam 10

ons (300 ml) anggur, atau 24 ons (720 ml) bir.

2) Pembatasan Kafein

Walaupun konsumsi kafein akut dapat menaikan tekanan darah,

konsumsi kafein sedang kronis terlihat tidak memiliki efek signifikan

terhadap tekanan darah. Oleh karena itu pembatasan hkafein tidak penting,

kecuali respons jantung atau sensitifitas berlebihan terhadap kafein.


18

3) Teknik relaksasi

Banyaknya terapi relaksasi, termasuk meditasi transcendental, yoga,

biofeedback, relaksasi otot progresif, dan psikoterapi, dapat mengurangi

tekanan darah pada klien hipertensi, paling tidak untuk sementara.

4) Menghentikan kebiasaan merokok

Nikotin sangat jelas meningkatkan denyut jantung dan memproduksi

vasokonstriksi perifer yang memang meningkatkan tekanan darah arteri

dalam jangka waktu yang pendek selama dan setelah merokok.

5) Suplementasi Kalium

Tingginya rasio natrium terhadap kalium pada diet modern

bertanggung jawab dan perkembangan hipertensi. Bagaimanapun juga,

walaupun suplemen kalium mungkin mengurangi tekanan darah , ia

terlalu mahal dan berpotensi terlalu berbahaya untuk penggunaan rutin.

6) Modifikasi diet lemak

Modifikasi diet asupan lemak dengan menurunkan fraksi lemak jenuh,

dan meningkatkan lemak tak jenuh ganda berpengaruh sedikit terhadap

penurunan tekanan darah, tetapi bila ada dapat berpengaruh dalam

menurunkan kadar kolestrol secara signifikan.

7) Olahraga

Program olahraga aerobic teratur yang adekuat untuk mencapai paling

tidak kadar cukup kebugaran fisik memfasilitasi pengondisian

kardiovaskular dan dapat membantu klien obesitas hipertensi dalam


19

mengurangi berat badan dan mengurangi resiko penyakit kardiovaskular

dan semua penyebab kematian.

8) Menormalkan Tekanan Arteri

Faktor-faktor utama dalam mengevaluasi apakah keputusan rejimen

perawaan yang telah dibuat adalah sebagai berikut: “control” tekanan

darah yang diinginkan telah tercapai, keputusan perawatan ditoleransi dan

aman, dan klien bersedia untuk berkomitmen terhadap rejimen untuk

jangka waktu yang panjang.

9) Modifikasi Gaya Hidup

Modifikasi gaya hidup juga didorong dengan kuat sebagai terapi

penunjang untuk semua klien dengan hipertensi yang menerima terapi

farmakologi. Praktik gaya hidup berkelanjutan, bersamaan dengan terapi

farmakologi, dapat mengurangi jumlah dan dosis obat antihipertensi yang

diperlukan untuk mengatur keadaan.

10) Pengurangan Berat badan

Kelebihan berat badan, yang ditunjukkan oleh indeks massa tubuh

(BMI) berat badan dalam kilogram dibagi tinggi dalam meter persegi 27

atau lebih, sangat berhubungan dengan naiknya tekanan darah

11) Pembatasan Natrium

Pembatasan sedang terhadap asupan natrium 2 sampai 3 gram natrium

dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah


20

12) Pemberian Terapi Komplementer / Terapi Herbal

Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang

dilakukan sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau

sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis konvesional.

Terapi komplementer memiliki beberapa jenis tindakan yang dapat

dilakukan untuk melakukan intervensi keperawatan secara mandiri,

diantaranya yaitu, Terapi sentuhan (Touch Therapy), terapi sentuhan

dalam praktik keperawatan meliputi Masase, Pijat Refleksi, Akupresur.

Terapi Pikiran Tubuh, dalam praktik keperawatan meliputi Relaksasi

Progresif, Guided Imaginary Therapy, Meditasi, Berdoa, Terapi Musik,

Terapi Humor, Hipnosis atau Hypnoterapi, Aromatherapy (Purwanto,

2013). Selain berbagai terapi tersebut pemanfaatan tumbuh tumbuhan yang

dipercaya berkhasiat dalam pengobatan hipertensi. Masyarakat dapat

mengandalkan lingkungan sekitar untuk memenuhi kebutuhan hidup

.kekayaan alam belum sepenuhnya digali, dimanfaatkan dan

dikembangkan. Masyarakat telah lama mengenal dan mengunakan tumbuh

tumbuhan berkhaiat obat sebagai salah satu upaya dalam menanggulagi

masalah kesehatan seperti pemanfaatan daun seledri, bawang putih, bunga

rosella serta daun alpukat (Sukmono, 2009).


21

2. Terapi Herbal Seduhan Daun Alpukat

a. Pengertian

Tanaman alpukat merupakan tanaman buah berupa pohon tahunan

yang mulai berbuah setelah beberapa tahun. Alpukat dikenal dengan

berbagai nama local antara lain alpuket (Jawa Barat); alpokat (Jawa

Tengah/Jawa Timur); boah pokat, jamboo pokat (Batak); advokat,

jamboo mentega, jamboo pooan, pookat (Lampung). Tanaman alpukat

berasal dari dataran rendah/tinggi Amerika Tengah dan diperkirakan

masuk ke Indonesia pada abad ke-18. Secara resmi tahun 1920-1930,

Indonesia telah menintroduksi 20 varietas alpukat dan Amerika Tengah

dan Amerika Serikat untuk memperoleh varietas unggul guna

meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat, khususnya di daerah

dataran tinggi.

Pohon alpukat mempunyai tinggi yang bervariasi sesuai dengan

varietasnya, mulai dari 3-10 m. ciri botani tanaman alpukat antara lain

berakar tunggang, batang berkayu, bulat, warna nya cokelat, dan

bercabang banyak. Daun nya termasuk daun tunggal yang letaknya

berdesakan di ujung ranting, bentuknya memanjang, ujung dan pangkal

runcing. Tepi daun rata kadang-kadang agak menggulung ke atas.

Bunganya majemuk; buahnya buah buni, bentuk bola atau bulat telur;

daging buah jika sudah masak lunak, berwarna hijau hingga hijau

kekuningan.
22

Alpukat (Persea Americana Mill) tidak membutuhkan persyaratan

tumbuh tertentu. Tanaman ini dapat tumbuh liar di hutan, atau di tanam

di kebun atau pekarangan yang lapisan tanahnya gembur dan subur

serta tidak tergenang air. Tumbuh di daerah tropic dan subtropik dengan

curah hujan 1.800-4.500 mm/tahun. Umumnya tumbuhan ini cocok

dengan iklim sejuk dan basah, tetapi tidak tahan terhadap suhu rendah

maupun tinggi. Di Indonesi alpukat tumbuh pada ketinggian tempat 1-

1.000 meterdi atas permukaan laut.

Bagian lain tanaman alpukat yang dapat dimanfaatkan adalah daunnya.

Daun muda di beberpa daerah digunakan sebagai obat tradisional

seperti obat batu ginjal dan rematik. Daun alpukat juga diketahui

bersifat melancarkan air seni dan antibakteri. Daun pada urutan tertentu

(tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua) sering digunakan untuk

menurunkan tekanan darah dan lemak darah (Kolestrol, LDL, dan

Trigliserida) (Paramawati, dkk. 2016).

Tanaman alpukat merupakan salah satu tanaman yang popular di

Indonesia. tapi selama ini orang-orang hanya mengenal buahnya saja

yang dapat di manfaatkan. Sedangkan daunnya hanya dianggap sebagai

limbah oleh orang-orang. Namun ternyata daun alpukat merupakan

salah satu bahan alami yang dapat digunakan sebagai obat herbal

(Yuniarti, 2008).

Berdasarkan penelitian tersebut, tanaman alpukat merupakan suatu

tanaman yang banyak dikenal orang-orang. Tetapi tanaman nya hanya


23

dikenal sebagai buah nya saja. Di balik semua itu, ternyata daun alpukat

nya pun merupakan suatu daun yang bisa dijadikan obat herbal untuk

mengatasi penyakit, salah satu nya hipertensi.

b. Kandungan

Kandungan zat aktif dalam daun alpukat yang telah diidentifikasi

antara lain flavonoid (dalam bentuk quercetin), alkaloid, sterol, saponin,

dan beberapa senyawa lain dalam jumlah kecil.

c. Manfaat

Banyak penelitian yang sudah dilakukan mengenai khasiat dan zat

aktif yang terkandung dalam daun alpukat. Menurut (Paramawati, dkk.

2016) hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa daun alpukat diapat

dimanfaatkan sebagai antioksidan dan manjur mengatasi berbagai

penyakit, antara lain:

1. Komposisi zat aktif

2. Sebagai antioksidan kuat

3. Sebagai penghambat pertumbuhan bakteri

4. Sebagai pereda sakit kepala dan pereda syaraf

5. Sebagai zat diuretic

6. Menyembuhkan nyeri pada lambung

7. Sebagai penurun kolestrol dan lemak darah

8. Sebagai antihipertensi
24

d. Pengaruh Seduhan Daun Alpukat

Daun alpukat mengandung zat aktif seperti flavonoid dan quersetin.

Zat flavonoid mempunyai peran penting sebagai antioksidan yang

dapat menangkal radikal bebas dalam tubuh, dan quersetin

memperlihatkan kemampuan mencegah proses oksidasi dari low

densitys alat vegetative pada batasnya. Seduhan daun alpukat (persea

gratissima gaerth) bisa menurunkan tekanan darah, karena adanya

kandungan zat aktif yaitu flavonoid dan quersetin. Kandungan

flavonoid bermanfaat untuk mencegah terjadinya osteoroposis,

mampu memperbaiki fungsi dan anatomi pembuluh darah arteri, dan

menstabilkan plak aterosklerosis sehingga menurunkan tekanan darah.

Kandungan quersetin membantu melemaskan otot-otot pembuluh

darah arteri dan membantu menormalkan penyempitan pembuluh

darah arteri sehingga tekanan darah menurun (Lianti, 2014).

Daun alpukat mengandung zat flavonoid, yang berfungsi sebagai

diuretic yang akan bekerja dengan cara membuang kelebihan air dan

natrium melalui urine. Zat flavonoid akan mempengaruhi kerja dari

Angiotensin Converting Enzym (ACE) yang akan menghambat

perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II, lalu menyebabkan

vasodilatasi pada TPR, sehingga tekanan darah menurun (Ariestha,

2010).
25

Daun alpukat mengandung zat-zat untuk meluruhkan kencing

(diuretic). (Madyastuti, 2010) melaporkan bahwa pemberian infusum

daun alpukat dapat menaikan laju filtrasi glomerulus (indicator untuk

menilai fungsi ginjal), menghambat kristalisasi urin sdan mengurangi

persentase (luka) pada ginjal tikus. Daun alpukat juga untuk

memperlancar pengeluaran air seni, penghancuran batu saluran air

kemih, dan obat sariawan. Hasil percobaan farmakologi menunjukan

bahwa infus daun alpukat mempunyai daya melarutkan batu saluran

kemih.

3. Tekanan Darah

a. Pengertian

Tekanan darah adalah suatu aliran dari dalam pembuluh nadi di arteri.

Jantung berdetak lazim nya 60 hingga 70 kali dalam 1 menit pada kondisi

istirahat (duduk atau berbaring), darah dipompa menuju darah melalui

arteri. Tekanan darah paling tinggi terjadi ketika jantung berdetak/

berkontraksi memompa darah disebut tekanan sistolik. Tekanan darah

menurun saat jantung rileks diantara dua denyut nadi disebut tekanan

diastolic (Kowalski, 2010). Tekanan darah diukur dalam satuan

milimeter merkury (mmHg) dan direkam dalam dua angka, yaitu tekanan

sistolik (ketika jantung berdetak) terhadap tekanan diastolik (ketika

jantung relaksasi).
26

Tekanan darah sistolik merupakan jumlah tekanan terhadap dinding arteri

setiap waktu jantung berkontraksi atau menekan darah keluar dari

jantung. Tekanan diastolik merupakan jumlah tekanan dalam arteri

sewaktu jantung beristirahat. (Muttaqin, 2012). Tekanan darah

merupakan salah satu parameter hemodinamik yang sederhana dan

mudah dilakukan pengukurannya. Tekanan darah menggambarkan situasi

hemodinamik seseorang saat itu. Hemodinamik adalah suatu keadaan

dimana tekanan dan aliran darah dapat mempertahankan perfusi atau

pertukaran zat di jaringan. Berdasarkan penelitian tersebut, tekanan darah

sistolik adalah suatu aliran darah, yang di pompa dari jantung keseluruh

tubuh. Dan tekanan darah diastolic adalah keadaan dimana aliran darah

menurun, saat jantung rileks diantara dua denyut.

b. Regulasi Tekanan Darah

Muttaqin (2012) mengatakan faktor utama yang mempengaruhi tekanan

darah adalah curah jantung, tekanan pembuluh darah perifer dan volume

atau aliran darah. Faktor-faktor yang meregulasi (mengatur) tekanan

darah bekerja untuk periode jangka pendek dan jangka panjang. Regulasi

tekanan darah dibagi menjadi:


27

1) Regulasi Jangka Pendek terhadap Tekanan Darah

Regulasi jangka pendek ini diatur oleh:

a) Sistem Persarafan

System persarafan mengontrol tekanan darah dengan

mempengaruhi tahanan pembuluh perifer. Tujuan utama nya

yaitu:

 Mempengaruhi distribusi darah sebagai respon terhadap

peningkatan kebutuhan bagian tubuh yang lebih spesifik.

 Mempertahankan tekanan arteri rata-rata (MAP) yang

adekuat dengan mempengaruhi diameter pembuluh darah

menyebabkan perubahan yang bermakna pada tekanan

darah. Penurunan volume darah menyebabkan konstriksi

pembuluh darah seluruh tubuh kecuali pembuluh darah

yang memperdarahi jantung dan otak, tujuannya adalah

untuk mengalirkan darah ke organ-organ vital sebanyak

mungkin.

b) Peranan Pusat Vasomotor

Pusat vasomotor yang mempengaruhi diameter pembuluh darah

adalah pusat vasomotor yang merupakan kumpulan serabut saraf

simpatis. Peningkatan aktivitas simpatis menyebabkan

vasokontriksi menyeluruh dan meningkatkan tekanan darah.

Sebaliknya penurunan aktivitas simpatis memungkinkan

relaksasi otot polos pembuluh darah dan menyebabkan


28

Penurunan tekanan darah sampai pada nilai basal. Pusat

vasomotor dan kardiovaskular akan bersama-sama meregulasi

tekanan darah dengan mempengaruhi curah jantung dan

diameter pembuluh darah. Impuls secara tetap melalui serabut

eferen saraf simpatis (serabut motorik) yang keluar dari medulla

spinalis pada segmen T1 sampai L2, kemudian masuk menuju

otot polos pembuluh darah terutama pembuluh darah arteriol

sehingga selalu dalam keadaan konstriksi sedang yang disebut

dengan tonus vasomotor.

c) Refleks Baroreseptor

Refleks baroresptor merupakan reflek paling utama dalam

menentukan kontrol regulasi dan denyut jantung dan tekanan

darah (Heather, et, al, 2013). Mekanisme reflek baroreseptor

dalam meregulasi perubahan tekanan darah adalah dengan cara

melakukan fungsi reaksi cepat dari baroreceptor, yaitu dengan

melindungi siklus selama fase akut dari perubahan tekanan

darah. Pada saat tekanan darah arteri meningkat dan meregang,

reseptor-reseptor ini dengan cepat mengirim impulsnya ke pusat

vasomotor dan menghambatnya yang mengakibatkan terjadi

vasodilatasi pada ateriol dan vena sehingga tekanan darah

menurun (Muttaqin, 2012).


29

d) Refleks Kemoreseptor

Apabila kandungan oksigen atau pH darah turun atau kadar

karbondioksida dalam darah meningkat, maka kemoreseptor

yang akan diarkus aorta dan pembuluh-pembuluh besar dileher

mengirim impuls ke pusat vasomotor dan terjadilah

vasokontriksi yang membantu mempercepat darah kembali ke

jantung dan ke paru (Muttaqin, 2012). Dengan meningkatnya

tekanan darah akan mengakibatkan peningkatan pada potensial

aksi ke pusat pengontrolan kardiovascular (Cardiovascular

Control Center: CCC).

e) Pengaruh Pusat Otak Tertinggi

Reflek yang meregulasi tekanan darah diintegrasikan pada

batang otak (medula) dengan memodifikasi tekanan darah arteri

melalui penyaluran kepusat medularis (Muttaqin, 2012).

f) Kontrol Kimia

Kadar oksigen dan karbondioksida membantu meregulasi

tekanan darah melalui refleks kemoreseptor, sejumlah kimia

darah juga mempengaruhi tekanan darah dengan bekerja

langsung pada otot polos atau pusat vasomotor (Muttaqin,

2012).

Hormon yang paling penting dalam tekanan darah adalah

sebagai berikut:
30

1. Hormon yang dikeluarkan medula adrenal selama masa

stress adalah non epinefrin dan epinefrin yang dilepaskan

oleh kelenjar adrenal ke dalam darah. Kedua hormon ini

mengakibatkan respons “fight or flight” sehingga

mempengaruhi diameter pembuluh darah dan rangsangan

simpatis

2. Faktor natriuretik atrium. Dinding atrium jantung

mengeluarkan hormon peptide yang disebut dengan

faktor natriuretik atrial yang menyebabkan volume darah

dan tekanan darah menurun. Hormon ini adalah

antagonis aldosteron dan menyebabkan ginjal

mengeluarkan garam dan air yang lebih banyak dari

tubuh dengan demikian volume darah akan menurun.

Hormon ini juga menyebabkan dan menurunkan

pembentukan cairan serebropinalis di otak.

3. ADH (hormon antidiuretik). Hormon ini diproduksi di

hipotalamus dan merangsang ginjal untuk menahan air

mengakibatkan peningkatan reabsorbsi air yang

berpengaruh dalam peningkatan volume dan menurunkan

osmolaritas cairan ekstra selulue (CES). Akibatnya dapat

berpengaruh terhadap hemeostasis tekanan darah

(Muttaqin, 2012).
31

4. Agiotensin II terbentuk akibat adanya renin yang

dikeluarkan oleh ginjal saat perfusi ginjal tidak adekuat.

Hormon ini menyebabkan vasokonstriksi yang hebat.

Sehingga demikian terjadi peningkatan tekanan darah

yang cepat. Hormon ini juga merangsang pengeluaran

aldosteron yang akan meregulasi tekanan darah untuk

jangka yang panjang melalui penahanan air.

5. Nitric Okside (NO) disebut juga dengan endothelium

derived relaxing factor (EDRF), merupakan

vasokonstriktor yang dikeluarkan oleh sel endotel akibat

adanya peningkatan kecepatan aliran darah dan adanya

mulekul-mulekul seperti asetilkolin, bradikinin dan

nitrigliserin. Hormon ini bekerja melalui cyclic GMP

second messenger, hormon ini sangat cepat dihancurkan

dan efek vasodilatasinya sangat singkat (Muttaqin,

2012).

g) Alkohol

Konsumsi alkohol menyebabkan penurunan tekanan darah

melalui penghambat pengeluaran ADH dan penekanan pada

pusat vasomotor, sehingga menyebabkan vasodilatasi terutama

pada kulit. Yang akan memproduksi angiotensin II, sebuah

vasokonstriktor kuat yang akan mengakibatkan tekanan darah

sistemik, meningkatkan kecepatan aliran darah ke ginjal


32

sehingga perfusi ginjal meningkat. Angiotensin II juga

merangsang korteks adrenal untuk mengeluarkan aldosteron,

suatu hormon yang mempercepat absorbsi garam dan air yang

berdampak pada peningkatan tekanan darah (Muttaqin, 2012).

c. Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah

Menurut (Ary, 2013) ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi

tekanan darah, diantaranya:

 Umur

Bayi yang baru lahir memiliki tekanan sistolik rata-rata 73

mmHg. Tekanan sistolik dan diastolic meningkat secara

bertahap sesuai usia hingga dewasa. Pada orang lanjut usia,

arterinya lebih keras dan kurang fleksibell terhadap darah.

Hal ini mengakibatkan peningkatan tekanan sistolik. Tekanan

diastolic juga meningkat karna dinding pembuluh darah tidak

lagi retraksi secara fleksibel pada penurunan tekanan darah.

 Jenis Kelamin

Hipertensi banyak diderita pada jenis kelamin laki-laki

dikarenakan laki-laki memiliki gaya hidup yang cenderung

meningkatkan tekanan darah. Sejumlah fakta menyatakan

hormon seks dapat mempengaruhi sistem reninangiotensin.

Pada perempuan risiko hipertensi akan meningkat setelah


33

masa menopause yang menunjukkan adanya pengaruh

hormon (Julius, 2008)

 Aktifitas Fisik

Aktivitas fisik sangat mempengaruhi stabilitas tekanan

darah. Pada orang yang tidak melakukan kegiatan fisik

cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih

tinggi. Hal tersebut mengakibatkan otot jantung bekerja lebih

keras pada setiap kontraksi. Makin keras usaha otot jantung

dalam memompa darah, makin besar pula tekanan yang

dibebankan pada dinding arteri sehingga meningkatkan

tahanan perifer yang menyebabkan kenaikan tekanan darah

(Sugiarto, 2009).

 Obesitas

Obesitas atau kegemukan menjadi ciri khas penderita

hipertensi. Obesitas baik pada masa anak-anak maupun

dewasa merupakan factor predisposisi hipertensi.

Meningkatnya berat badan, akan meningkatkan kebutuhan

darah untuk suplai oksigen ke jaringan tubuh. Peningkatan

volume darah dalam sirkulasi pembuluh darah akan

meningkatkan tekanan darah pada dinding arteri. Penilaian

status gizi digunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu

dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan

(Estiningsih, 2012).
34

4. Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Paramawati, dkk. 2016)

cara pertama yaitu daun alpukat digunakan sebanyak 3-5 lembar, lalu daun

alpukat dicuci bersih dan diseduh dengan air panas sebanyak 1 gelas, lalu

diminum 1 kali sehari masing-masing 1 gelas. Lalu cara kedua daun alpukat

digunakan sebanyak 3-5 lembar, ditambahkan gula batu 5-10 gr, lalu daun

alpukat dan gula batu direbus sampai mendidih, setelah dingin air nya

diminum 1 kali sehari. Hal ini menunjukan adanya perubahan pada tekanan

darah tinggi. Namun pada penelitian (Ayu dalam Karina, 2017) daun

alpukat diberikan sebanyak 3 lembar atau 0,5 gram, lalu daun alpukat di

cuci sampai bersih dan diseduh dengan 1 gelas air panas, kemudian di tutup

selama 5-10 menit sampai air terasa hangat, sampai siap untuk di minum.
35

5. Kerangka Berfikir

Skema 2.1 Kerangka Berfikir

Faktor Risiko Komplikasi


 Riwayat Keluarga  Kerusakan organ
 Usia jantung
 Jenis Kelamin  Kerusakan
 Diabetes HIPERTENSI system saraf
 Obesitas  Kerusakan ginjal
 Konsumsi alkohol  Stroke
berlebihan
 Stress

Terapi yang digunakan

Non-Farmakologi

Terapi Komplementer atau Terapi Herbal Tradisional

Pemberian Seduhan Daun Alpukat mengandung:

flavonoid (dalam bentuk quercetin), alkaloid, sterol, saponin,


dan beberapa senyawa lain dalam jumlah kecil
36

6. Kerangka Konsep

Kerangka konsep pada penelitian ini akan menghubungkan antara variable

independen dan variable dependen yaitu pengaruh pemberian seduhan daun

alpukat terhadap penurunan tekanan darah.

Skema 2.2 Kerangka Konsep

Dependen Independen Dependen

Tekanan darah Tekanan darah


sebelum dilakukan Seduhan daun alpukat sesudah dilakukan
intervensi intervensi

7. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan awal peneliti mengenai hubungan antara

variabel yang merupakan jawaban peneliti tentang kemungkinana hasil

penelitian. Dalam pernyataan hipotesis terkandung variabel yang akan

diteliti dan hubungan antara variabel – variabel tersebut. Peryataan hipotesis

mengarahkan peneliti untuk menentukan desain penelitian, teknik pemilihan

sampel, pengumpulan dan metode analisis data (Dharma, 2011).

Ha: Ada pengaruh pemberian seduhan daun alpukat terhadap penurunan tekanan

darah
37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Karawaci Baru Kota Tangerang.

Waktu penelitian untuk pengambilan data dilakukan pada 26 Juni 2018 dan

dilaksanakan selama 7 hari.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan jenis desain Quasi

Eksperimental. Desain yang digunakan pada penelitian ini yaitu, Pre and Post

Test Without Control, peneliti hanya melakukan intervensi pada satu kelompok

tanpa adanya pembanding. Efektifitas perlakuan dinilai dengan cara

membandingkan nilai post test dengan pre test. (Dharma 2011). Berikut skema

desain pre and post test without control

Tabel 3.2 Pre and post test without control

R →O1→X1→O2
R : Responden penelitian semua mendapat perlakuan atau intervensi

O1 : Mengukur Tekanan darah sebelum diberikan intervensi Seduhan daun alpukat

O2 : Mengukur Tekanan darah sesudah diberikan intervensi Seduhan daun alpukat

X1 : Uji coba atau intervensi pada kelompok perlakuan sesuai protokol


38

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti.

Populasi dapat berupa orang, benda, gejala, atau wilayah yang ingin

diketahui oleh peneliti (Kartika, 2014).

Pengambilan populasi dalam penelitian ini yaitu pada Wilayah Kerja

Puskesmas Karawaci Baru Kota Tangerang. Populasi terjangkau dalam

penelitian ini adalah seluruh responden dengan Hipertensi yang memiliki

tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah diastolik >90 mmHg.

2. Sampel

Sampel adalah sekelompok individu yang merupakan bagian dari

populasi terjangkau dimana peneliti langsung mengumpulkan data atau

melakukan pengamatan/pengukuran pada unit ini (Dharma, 2011). Sampel

pada penelitian ini yaitu klien dengan hipertensi yang memiliki tekanan

darah tinggi di Puskesmas Karawaci Baru Kota Tangerang.

3. Besar Sampel

Pengambilan sampel bertujuan untuk mengetahui sampel minimal untuk

dijadikan sebagai responden (Dharma, 2014). Adapun estimasi besar sampel

minimal untuk penelitian ini menggunakan hasil dari penelitian sebelumnya

yaitu penelitian dari (Tamsuri, dkk. 2012) dengan hasil minimal 7

responden. Pada penelitian ini penentuan sampel menggunakan subjek


39

penelitian yang dihitung dengan rumus uji beda dua mean (Letmesow,

1997)

( / )
= ( )

Keterangan :

/ : Standar normal deviasi untuk

: Standar normal deviasi untuk

: Nilai mean sebelum diberikan yang didapat dari literature

atau berdasarkan pengalaman peneliti

: Nilai mean sesudah diberikan intervensi yang didapat dari

pendapat peneliti

− : Beda mean yang dianggap bermakna secara klinik antara

kedua kelompok

: Estimasi Standar deviasi dari beda mean kedua kelompok

berdasarkan literature (Tamsuri, 2012).

: Estimasi varian kedua kelompok berdasarkan literature

yang dihitung dengan rumus 1⁄ ( + )


2

µ -µ : Beda mean yang dianggap bermakna secara klinik antara

kedua kelompok
40

, ²( , , )²
hasil :n=
( , , )²

, . ,
=

,
=

= 6,58 Sumber: Menurut (Tamsuri, 2012).

4. Kriteria Sampel

1) Kriteria Inklusi

a) Klien dengan hipertensi usia 17-45 tahun

b) Klien Laki-Laki dan Perempuan

c) Klien yang tidak rutin minum obat hipertensi, dalam 3 hari terakhir

d) Klien yang mampu memahami bahasa Indonesia

e) Klien yang bersedia menjadi responden dengan mengisi lembar

informed consent

2) Kriteria Eksklusi

a) Klien yang memiliki riwayat penyakit gagal ginjal

b) Klien yang memiliki riwayat Alergi terhadap daun alpukat

c) Klien yang tiba-tiba sakit

5. Teknik Pengambilan Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling (sampel

non random) dengan metode Purposive Sampling. Purposive Samplig

adalah metode pemilihan sampel yang dilakukan berdasarkan maksud

dan tujuan yang telah ditentukan peneliti. “Peneliti datang ke Puskesmas


41

Karawaci Baru untuk mengumpulkan hipertensi dalam 3 bulan

sebelumnya. Kemudian peneliti memilih klien sesuai dengan kriteria

inklusi dan eksklusi nya. Lalu peneliti memberikan lembar persetujuan

ke responden untuk dijadikan sampel dalam penelitian pemberian

seduhan daun alpukat.”

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data penelitian (Dharma, 2011). Teknik pengumpulan

data yang dilakukan penelitian sebagai berikut:

1. Peneliti membuat surat permohonan meminta data awal dan izin

penelitian dari bagian akademik Fakultas Ilmu Universitas

Muhammadiyah Tangerang yang ditujukan kepada Kepala Dinas

Kesehatan Kota Tangerang

2. Setelah peneliti mendapat pesetujuan dari Kantor Kepala Dinas

Kesehatan Kota Tangerang, Peneliti menyerahkan surat permohonan

tersebut kepada Kepala Puskesmas Karawaci Kota Tangerang,

3. Menentukan responden sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang

telah dibuat.

4. Peneliti melakukan pendekatan kepada responden dengan melakukan

wawancara guna mendapatkan persetujuan mengikuti penelitian yang

dibuktikan dengan menandatangi lembar persetujuan.

5. Peneliti memberikan penjelasan tentang tujuan, manfaat dan prosedur

penelitian yang dilakukan kepada responden.


42

6. Peneliti melakukan kunjungan rumah, lalu melakukan pemeriksaan dan

mencatat hasil tekanan darah awal sebelum dilakukan perlakuan pada

responden di lembar observasi.

7. Peneliti melakukan pemberian seduhan daun alpukat dengan

memberikan 3-5 lembar daun alpukat, dengan takaran 200 ml 1x/hari

selama 7 hari. Dilakukan pada 26 Juni 2018 setiap jam 12.00 WIB.

8. Kemudian peneliti melakukan pemeriksaan dan mencatat hasil tekanan

darah sesudah dilakukan perlakuan pada responden di lembar observasi.

E. Instrument Penelitian

1. Alat Pengumpulan Data

a. Sphygmomanometer (General Care)

Sphygmomanometer adalah alat untuk mengukur tekanan darah yang

digunakan dalam penelitian yaitu sphygmonabometer raksa.

b. Stetoskop (General Care)

Stetoskop untuk mendengar suara jantung dan pernapasan, serta digunakan

untuk mendengar aliran darah dalam arteri dan vena.

c. Lembar observasi table check list

Mencatat karakteristik responden nama (insial), usia, jenis kelamin,

pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi.


43

2. Variabel Terikat : Penrubahan Tekanan Darah

a. Definisi Konseptual

Tekanan darah adalah suatu aliran dari dalam pembuluh nadi di arteri.

Jantung berdetak lazim nya 60 hingga 70 kali dalam 1 menit pada kondisi

istirahat (duduk atau berbaring), darah dipompa menuju darah melalui

arteri (Kowalsky, 2010).

b. Definisi Operasional

Tabel 3.3 Definisi Operasional

NO Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Operasional

1. Dependent Perubahan
: tekanan Alat Ukur: Ditentukan Rasio

Perubahan darah  Sphygmoma berdasarkan hasil

Tekanan seseorang nometer nilai: Hasil mean

Darah setelah  Stetoskop sistolik diastolik

diberikan sebelum:

seduhan daun 156/96.30 dan

alpukat hasil mean

sistolik dan

diastolik sesudah

: 130.50/84
44

3. Variabel Bebas : Pemberian seduhan daun alpukat

a. Definisi Konseptual

Tanaman alpukat merupakan salah satu tanaman yang popular di

Indonesia. Selama ini orang-orang hanya mengenal buahnya yang dapat

di manfaatkan. Sedangkan daunnya hanya dianggap sebagai limbah oleh

orang-orang. Namun ternyata daun alpukat merupakan salah satu bahan

alami yang dapat digunakan sebagai obat herbal (Yuniarti, 2008).

b. Definisi Operasional

Tabel 3.4 Definisi Operasional

NO Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Opasional

1. Independen: Daun alpukat Alat Ukur : Responden Rasio


Seduha merupakan  Daun mampu
n Daun salah satu alpukat 3-5 menghabis
alpukat jenis daun lembar kan
yang dapat  Gelas ukur seduhan
digunakan  Air hangat daun
sebagai sebanyak alpukat
terapi non- 200 ml sebanyak
farmakolog 200 ml
i untuk
menurunka
n tekanan
darah
karena
mengandun
g zat aktif
45

flavonoid,
alkaloid,
sterol,
saponin dan
senyawa
lain dalam
jumlah
kecil.

F. Etika Penelitian

Untuk menjaga keselamatan dan keamanan klien maka telah dilakukan uji etik.

Penelitian ini telah lolos uji etik dengan nomor etik 445/092-KEP-RSUTNG

dan penelitian ini berpegang teguh pada prinsip etik.

1. Inform consent

Lembar persetujuan penelitian untuk memberikan prinsip etik otonom yang

diedarkan sebelum penelitian dilaksanakan agar responden mengetahui

maksud dan tujuan penelitian, serta dampak yang akan terjadi selama

pengumpulan data. Jika responden bersedia diteliti, mereka harus

menandatangi lembar persetujuan tersebut, jika tidak peneliti harus peneliti

harus menghormati hak-hak responden.

“Peneliti mendatangi klien sesuai dengan kriteria penelitiannya, dengan

membawa lembar persetujuan untuk dilakukan eksperimen pemberian

seduhan daun alpukat.


46

2. Autonomy

Kemampuan untuk menentukan sendiri atau mengatur diri sendiri,

menghargai manusia sehingga harapanya perawat memperlakukan mereka

sebagai seseorang yang mempunyai harga diri dan martabat serta mampu

menentukan sesuatu bagi dirinya.

“Peneliti memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya dan

memberi keputusan terhadap intervensi yang akan diberikan”

3. Benefisien

Pada penelitian ini peneliti melakukan prinsip untuk melakukan yang baik

dan tidak merugikan pasien atau tidak menimbulkan bahaya bagi pasien.

“Dalam pemberian seduhan daun alpukat, diharapkan dapat menurunkan

tekanan darah pasien tanpa menimbulkan efek samping”

4. Justice

Pada penelitian ini, dilakukan secara jujur, tepat, cermat, hati-hati dan

dilakukan secara professional. Peneliti harus bersikap adil kepada seluruh

responden tanpa membeda-bedakan latar belakang responden.

“Dalam pemberian intervensi, peneliti tidak membeda-bedakan responden,

baik jenis kelamin, suku, dan budaya”


47

5. Veracity

Merupakan pinsip moral dimana kita mempunyai kewajiban untuk

mengakatan yang sebenarnya atau tidak membohongi orang lain/pasien.

Kewajiban untuk mengatakan yang sebenarnya didasarkan atau

penghargaan terhadap otonomi seseorang dan mereka berhak untuk tau

tentaang hal yang sebenarnya.

“Dalam pemberian inervensi, peneliti menjelaskan dengan sejujur-jujurnya”

6. Confidelity

Manusia sebagai subjek penelitian dan memiliki privasi dan hak asasi untuk

mendapatkan kerahasian informasi. Bahwa penelitian menyebabkan

tebukanya infomasi tentang subjek, sehingga peniliti perlu merahasiakan

berbagai infomasi yang menyangkut pivasi subjek yang tidak ingin identitas

dan segala informasi tentang dirinya diketahui oleh orang lain, tidak ada

seorangpun yang dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan

oleh klien.

“Dengan menggunakan prinsip ini dapat diterapkan dengan cara

merahasiakan identitas, seperti nama dan alamat”


48

7. Non-malefisien

Pada penelitian ini intevensi yang diberikan tidak menimbulkan hal yang

merugikan bagi responden.

“Dalam intervensi yang diberikan dapat merugikan responden, maka

penelitian pada responden tersebut harus dihentikan agar tidak terjadi hal-

hal yang tidak diinginkan”

G. Hipotesis Statistik

Hipotesa adalah suatu pernyataan sementara peneliti dalam menduga hubungan

antara dua variable terkait kemungkinan hasil penelitian (Dharma,2011). Maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Hipotesis statistik Pre Test

Ho : µ1 = µ2

(Tidak ada perbedaan tekanan darah sebelum diberikan terapi seduhan daun

alpukat terhadap responden yang mengalami Hipertensi)

H1 : µ1 ≠ µ2

( Ada perbedaan tekanan darah sebelum diberikan terapi seduhan daun

alpukat terhadap responden yang mengalami Hipertensi)

2. Hipotesis statistik Post Test

Ho : µ1 = µ2

(Tidak ada pengaruh tekanan darah setelah diberikan seduhan daun alpukat)

H1 : µ1 ≠ µ2

(Ada pengaruh tekanan darah setelah diberikan terapi seduhan daun alpukat)
49

H. Teknik Analisa Data

Analisa data merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu

penelitian, karena dengan analisis maka data dapat mempunyai arti atau makna

yang dapat berguna untuk memecahkan masalah penelitian (Hastono, 2010).

Dalam menganalisa data, ada beberapa teknik yang dapat dilakukan yaitu

analisa univariat dan analisa bivariat. Teknik analisa data ini dilakukan

berdasarkan kebutuhan dalam penelitian.

1. Analisa Univariat

Analisa univariat digunakan dalam melakukan analisis terhadap distribusi

frekuensi dari variable-variabel yang terdapat di penelitian ini. Variable

yang digunakan penelitian ini dalam bentuk frekuensi berdasarkan tekanan

darah pada klien hipertensi.

2. Analisa Bivariat

Analisa Bivariat analisa ini digunakan untuk menguji hipotesa untuk

mengetahui pengaruh dari pemberian seduhan daun alpukat terhadap

penurunan tekanan darah. Penelitian ini menggunakan uji beda mean 2

kelompok yaitu uji paired t-test yang digunakan untuk menguji beda mean

dari 2 hasil pengukuran pada kelompok yang sama (Beda mean pre test dan

post test).
50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisa Deskriptif Data

Pada bab ini akan dilakukan hasil data penelitian “Pengaruh Pemberian

Seduhan Daun Alpukat terhadap Perubahan Tekanan Darah di Wilayah Kerja

Puskesmas Karawaci Baru”. Berdasarkan data yang diperoleh pada bulan Juni

2018. Proses pengumpulan data menggunakan instrument Lembar Observasi,

Sphygmomanometer, Daun Alpukat dan gelas ukur. Seduhan daun alpukat

diberikan kepada 10 responden, Lembar observasi berisi nomor responden,

usia, jenis kelamin, pre test dan post test. Responden dengan hipertensi

berjumlah 10 responden. Intervensi dilakukan peneliti dengan mengunjungi

wilayah puskemas sampai ke rumah responden, waktu penelitian dilakukan

siang pukul 12.00 WIB dengan Pre dan Post test. Dari 10 responden yang

masuk kedalam intervensi 10 responden dapat meminum seduhan daun

alpukat.

Selanjutnya penelitian ini dianalisa dengan analisa univariat dan analisa

bivariat dengan menggunakan program komputer IBM. Hasil analisa data akan

dimulai dari analisa univariat yaitu mengetahui distribusi frekuensi yang

meliputi usia, jenis kelamin, serta sistolik dan diastolik sebelum dilakukan

intervensi. Pada analisa bivariate peneliti ingin merbandingkan sistolik dan

diastolik setelah diberikan intervensi apakah ada Pengaruh


51

Pada analisa bivariat ini peneliti ingin membandingkan sistolik dan diastolik

setelah diberikan intervensi, apakah ada Pengaruh Pemberian Seduhan Daun

Alpukat terhadap Perubahan Tekanan Darah pada klien Hipertensi di Wilayah

kerja Puskesmas Karawaci Baru Tahun 2018.

1. Hasil Analisis dan Pembahasan Data Univariat

Analisa Univariat ini menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel yang diteliti. Pada analisa univariat disajikan distribusi

frekuensi tentang karakteristik responden yaitu nomor responden, usia, jenis

kelamin, sistolik dan diastolik sebelum intervensi, sistolik dan diastolik

sesudah intervensi.

a. Karakteristik Responden

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden


di Puskesmas Karawaci Baru Tahun 2018 (n=10)

Karakteristik Responden N %

Usia:
26-35 tahun 3 30
36-45 tahun 7 70
Jenis Kelamin:
Laki-laki 4 40
Perempuan 6 60

Berdasarkan tabel 4.1 hasil analisis data mayoritas responden berusia antara

36-45 tahun dengan persentasi (70%), dan mayoritas responden berjenis

kelamin perempuan dengan persentasi (60,0%).


52

b. Pengukuran Perubahan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah

Pemberian Seduhan Daun Alpukat

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengukuran Tekanan


Darah Sebelum dan Sesudah Pemberian Seduhan Daun Alpukat di
Wilayah Kerja Puskesmas Karawaci Baru Tahun 2018 (n=10)

Variabel TD M Med SD
Sistolik:
Pre intervensi 156 157.50 9.06
Post intervensi 130.50 130 9.50
Diastolik:
Pre intervensi 96,30 97.50 7.46
Post intervensi 84 82.50 6.14

Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah sistolik dan

diastolik pada klien hipertensi sebelum dilakukan pemberian seduhan daun

alpukat di wilayah kerja Puskesmas Karawaci Baru Kota Tangerang sebesar

156 mmHg dengan standar deviasi 9.06 dan tekanan darah diastolik

memiliki rata-rata sebesar 96.30 mmHg dengan standar deviasi 7.46.

Setelah dilakukan pemberian seduhan daun alpukat didapatkan juga rata-

rata perubahan tekanan darah sistolik menjadi 130,50 mmHg dengan standar

deviasi 9.50 dan rata-rata tekanan darah diastolik 84 mmHg dengan standar

deviasi 6.14. Berdasarkan analisa data tersebut menunjukkan bahwa terjadi

perubahan tekanan darah setelah diberikan seduhan daun alpukat.


53

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data

Pada penelitian ini menggunakan uji normalitas untuk mengetahui distribusi

pada pengukuran perubahan tekanan darah menunjukkan adanya distribusi

normal atau tidak normal serta menggunakan hasil ukur mean median. Bila

data yang terkumpul tidak menunjukkan hasil nilai ekstrim (distribusi normal),

maka pengumpulan nilai mean merupakan hal yang tepat. Sedangkan bila

dijumpai nilai ekstrim, maka nilai median lebih tepat digunakan dibandingkan

nilai mean (Hastono, 2006). Setelah dilakukan analisis bivariat perlu dilakukan

uji normalitas data untuk mengetahui penyebaran data normal atau tidak

normal. Pada penelitian ini menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk karena

jumlah responden <50 (Sopiyudin, 2013).

Tabel 4.3

Uji normalitas Shapiro Wilk (n=10)

Variabel Sig. Keterangan


TD sistol sebelum 0,861 Normal
intervensi
TD diastole sebelum 0,566 Normal
intervensi
TD sistol sesudah 0,330 Normal
intervensi
TD diastole sesudah 0,389 Normal
intervensi

Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukan data TD sistol pre intervensi

menunjukkan hasil Sig. 0,861 >0,05, TD diastole pre intervensi menunjukkan

hasil Sig. 0,566 >0,05. TD sistol post intervensi menunjukkan hasil Sig. 0,330,

>0,05, TD diastole sesudah post intervensi menunjukkan hasil Sig. 0,389

>0,05 . Didapatkan kesimpulan bahwa TD pre intervensi dan TD post


54

intervensi berdistribusi normal. Sehingga uji statistic bivariat yang digunakan

adalah uji paired sample t-test.

C. Pengujian Hipotesis

1. Hasil Analisa dan Pembahasan Data Bivariat

Analisa bivariate digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel dengan

menggunakan prosedur pengujian statistic atau uji hipotesis. Penelitian ini

analisa bivariate digunakan untuk menganalisa Pengaruh Pemberian

Seduhan Daun Alpukat terhadap Perubahan Tekanan Darah pada klien

hipertensi. Uji bivariate ini menggunakan uji Independent Paired Sample T-

Test Dengan menggunakan 0,05.

Tabel 4.4

Hasil Uji Statistik Paired Sample T-Test

Mean SD T df P value
Sistol Sebelum- 25.50 3.68 21.85*** 9 0,000
sesudah
Diastol Sebelum- 12.30 9.34 4.16** 9 0,002
sesudah

Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa nilai tekanan darah

sistolik pre dan post mean adalah 25.50, dengan standar deviasi 3.68, dan

nilai t 21.85*** . Lalu nilai tekanan darah diastol pre dan post mean adalah

12.30, dengan standar deviasi 9.34, dan nilai t 4.16**. Untuk menentukan

hipotesa diterima atau ditolak dengan membandingkan nilai taraf signifikan

P value dengan taraf kesalahan 5% (0,05) jika P value lebih besar dari 0,05

maka hipotesis ditolak. Jika P value lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis
55

diterima. Hasil perhitungan didapatkan nilai P value tekanan darah sistol

sebesar 0,000 dan P value tekanan darah diastol sebesar 0,002 yang berarti

Ha diterima karena P value <0,05. Dapat disimpulkan bahwa ada perubahan

yang signifikan pada tekanan darah sistol dan diastol sebelum dan sesudah

diberikan seduhan daun alpukat di Puskesmas Karawaci Baru Tahun 2018.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan ini akan menguraikan makna hasil penelitian yang dilakukan

tentang Pengaruh Pemberian Seduhan Daun Alpukat terhadap perubahan

tekanan darah pada klien hipertensi di Puskesmas Karawaci Baru Tahun 2018.

Bab ini juga akan menjelaskan keterbatasan penelitian yang telah dilaksanakan.

1. Analisa Univariat

a. Kategori Usia

Hasil penelitian ini menunjukkan dari 10 responden, yang didapatkan

di Wilayah Kerja Puskesmas Karawaci Baru, yaitu mayoritas usia 36-45

tahun dengan persentase 70%, dan pada usia 26-35 tahun sebesar 30%

Menurut penelitian Kumar (2015), menjelaskan seseorang yang

berisiko menderita hipertensi adalah usia diatas 45 tahun dan serangan

darah tinggi muncul sekitar usia 40 tahun, walaupun dapat terjadi pada

usia muda.

Menurut peneliti pada penelitian yang dilakukan di Puskesmas

Karawaci Baru, faktor usia menjadi salah satu penyebab terjadinya resiko

tekanan darah tinggi. Hal ini disebabkan karena elastisitas pembuluh


56

darah makin berkurang, sehingga dapat mengalami penyempitan, dan

akibatnya tekanan darah meningkat.

b. Jenis Kelamin

Hasil penelitian ini menunjukkan dari 10 responden, yang didapatkan

di Wilayah Kerja Puskesmas Karawaci Baru, yaitu mayoritas terjadi pada

jenis kelamin perempuan dengan persentase 60% dan pada laki-laki 40%.

Menurut penelitian lain yang dilakukan oleh Nurrahmani (2012), dari

25 responden didapatkan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan

dengan jumlah 17 responden (69%) dan pada laki-laki sebanyak 8

responden (32%). Penelitian tersebut, mengungkapkan bahwa hipertensi

di Indonesia ditemukan lebih banyak pada perempuan dari pada laki-laki.

Jenis kelamin perempuan lebih banyak mengalami hipertensi, karena

faktor tingkat kepekaan stress perempuan lebih tinggi daripada laki-laki.

Sehingga perempuan lebih cenderung mudah stress, sehingga resiko

hipertensi bisa terjadi.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas

Karawaci Baru, hipertensi banyak terjadi pada perempuan. Hal tersebut

terjadi karna faktor gaya hidup, salah satu nya karna faktor stres.
57

c. Pengaruh Pemberian Seduhan Daun Alpukat terhadap Perubahan

Tekanan Darah

Menurut hasil yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Karawaci

Baru menunjukkan bahwa dari 10 responden yang mengalami hipertensi

dengan nilai sistolik 156 mmHg dan nilai diastolik 96,30 mmHg. Pada

hasil uji t-test menunjukkan nilai P value = 0,000 dan 0,002 yang

menunjukkan bahwa p value < (0,05) sehingga Ha diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa adanya pengaruh pemberian seduhan daun alpukat

terhadap perubahan tekanan darah pada klien hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Karawaci Baru. Penurunan tekanan darah terlihat setelah

diberikan seduhan daun alpukat sebanyak 200 ml 1 hari sekali.

2. Analisa Bivariat

Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh pemberian seduhan daun

alpukat terhadap perubahan tekanan darah. Hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Sulistiawati (2015), menyatakan bahwa tekanan darah

sebelum dilakukan intervensi yaitu rata-rata tekanan darah sistolik 148,27

mmHg dan rata-rata tekanan darah diastolik 98,47 mmHg. Sedangkan pada

hasil sesudah intervensi diperoleh rata-rata tekanan darah sistolik 136,40

mmHg dan rata-rata diastolik 86,67 mmHg.

Menurut Paramawati, dkk. (2016), didalam daun alpukat mengandung

banyak zat-zat, untuk dijadikan obat penurun tekanan darah. Didalam

seduhan daun alpukat mengandung zat flavonoid, alkaloid, sterol, dan

saponin. Hal ini sejalan dengan penelitian penelitian Lianti (2014),


58

menyatakan bahwa di dalam seduhan daun alpukat mengandung zat aktif

flavonoid yang berfungsi untuk menstabilkan plak aterosklerosis dan juga

membantu menormalkan penyempitan pembuluh darah di arteri, sehingga

tekanan darah menurun. Lalu menurut penelitian Widharto (2008),

menyatakan bahwa zat diuretik berfungsi untuk mengeluarkan jumlah urin

lebih banyak, sehingga tekanan pompa darah jantung menjadi lebih ringan,

dan tekanan darah menurun.

Lalu menurut peneliti pada penelitian yang dilakukan di Puskesmas

Karawaci Baru, bahwa daun alpukat mempunyai banyak manfaat untuk

mengurangi kerja jantung yang lebih cepat, sehingga saat kerja jantung

berkerja dengan normal, maka tekanan darah yang tinggi akan menjadi

berkurang.

E. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini bersifat kuantitatif yang diperoleh dari pasien hipertensi di

wilayah kerja Puskesmas Karawaci Baru. Dengan demikian tentu tidak terlepas

dari keterbatasan yang tidak dapat dihindarkan.

Keterbatasan pada penelitian ini antara lain:

1. Ketika melakukan penelitian, waktu tidak sesuai dengan yang telah

ditentukan, karna penelitian tersebut bertepatan dengan bulan puasa.

Sehingga pemberian seduhan daun alpukat tidak dapat diberikan saat bulan

puasa. Tetapi peneliti telah menjdwal ulang penelitian, dan dilakukan

setelah lebaran idul fitri.


59

2. Faktor yang mempengaruhi tekanan darah selama penelitian, peneliti tidak

dapat mengontrol aktifitas dan gaya hidup seperti stress, konsumsi garam,

merokok, dan berolahraga pada responden selama 24 jam.


60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang Pengaruh Pembeiran

Seduhan Daun Alpukat terhadap Perubahan Tekanan Darah pada klien

Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Karawaci Baru, maka diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Karekteristik klien hipertensi di Puskesmas Karawaci Baru yang mengalami

hipertensi berdasarkan jenis kelamin sebagian besar kelamin perempuan

2. Hasil rata-rata perubahan tekanan darah sistolik dan distolik sebelum

dilakukan pemberian seduhan daun alpukat yaitu 156.00/96.30 mmHg,

sedangkan hasil rata-rata tekanan sitolik dan diastolic sesudah dilakukan

pemberian seduhan daun alpukat yaitu 130.50/84.00 mmHg

3. Ada pengaruh yang signifikan antara Pemberian Seduhan Daun Alpukat

terhadap PerubahanTekanan Darah pada klien hipertensi di Wilayah Kerja

Puskesmas Karawaci Baru berdasarkan uji statistic Paired Sampel T Test

dengan nilai P value sistolik 0,000 dan P value diastolik 0,002


61

B. Saran

1. Bagi klien hipertensi

Dapat dijadikan sebagai referensi pengobatan terapi herbal untuk

menurunkan tekanan darah, salah satu nya pemberian seduhan daun alpukat.

2. Bagi keluarga

Keluarga mampu memberikan motivasi dan membantu klien dalam

meminum seduhan daun alpukat, serta dapat menjaga kesehatan klien

dengan hipertensi dalam mengatur gaya hidup, makanan, dan mengontrol

stress.

3. Bagi Puskesmas

Puskesmas diharapkan dapat menerapkan pengobatan komplementer

alternatif seduhan daun alpukat, dengan upaya mengontrol perubahan

tekanan darah pada klien hipertensi untuk program kunjungan rumah klien,

memberikan motivasi kepada klien hipertensi untuk dapat melakukan

minum seduhan daun alpukat dirumah, dan melakukan sosialisasi minum

seduhan daun alpukat khususnya di Wilayah Kerja Puskesmas Karawaci

Baru.

4. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Institusi pendidikan keperawatan perlu melakukan penelitian lebih lanjut

dengan menggunakan teknik-teknik relaksasi lainnya, dengan waktu dan

tempat penelitian yang berbeda dan diharapkan dapat menambah ilmu dan

wawasan dalam khasanah keilmuan khususnya dibidang ilmu keperawatan

Komunitas Keluarga dengan penyakit Kardiovaskuler.


62

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Apabila melakukan penelitian yang sama, alangkah baiknya jumlah

sampelnya diperbanyak sehingga bisa dijadikan dua grup intervensi dan

kelompok kontrol, agar bisa dijadikan bahan perbandingan.


63

DAFTAR PUSTAKA

Aini,M.Nur. (2015). Dahsyatnya Herbal dan Yoga. Prambanan Yogyakarta :

Real Books.

Ary, T.E. (2013). “Korelasi tekanan darah terhadap kecemasan pada

pasien hipertensi”

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/35211

Ariestha, M. (2010). Efek seduhan daun alpukat (persea americana mill)

terhadap tekanan darah normal wanita dewasa. Skripsi

diterbitkan. Bandung Fakultas Kedokteran Universitas

Maranatha.

Departemen Kesehatan RI. (2014) Hipertensi penyebab kematian nomor

tiga.Diakses pada tanggal 28 Maret 2016 dari

http://www.depkes.go.id/index.ph p/berita/press-release/810-

hipertensi-penyebab-kematian-nomor-tiga.html.

Estiningsih, H.S (2012). Hubungan indeks massa tubuh dan factor lain

dengan kejadian hipertensi pada kelompok usia 18-44 tahun di

kelurahan Sukamaju Depok. Program Studi Gizi; Universitas

Indonesia

Hawks.Joyce M., Hawks, Jane Hokanson, (2014). Keperawatan Medikal

Bedah. Vol.8.No 3.Jakarta : Salemba Medika.


64

Kartika Ira Iin. (2017). (Buku Ajar Dasar-Dasar Riset Keperawatan Dan

Pengolahan Data Statistik) Jakarta.

Karina, dalam Sri Kartika Ayu, (2017). Pengaruh Pemberian Seduhan Daun

Alpukat Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di

Desa Tulungrejo Kecamatan Ngantang

Kementrian Kesehatan RI. (2013) Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Diakses melalui

www.litbang.depkes.go.id/rkd2013/Laporan_Riskesdas2013.pd

Kumar (2015). Pengaruh Pemberian Seduhan Daun Alpukat Terhadap

Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Desa

Tulungrejo Kecamatan Ngantang

Kusuma, R.W. (2012) Aktivitas Antioksidan dan Antiinflamasi in vitro

Serta Kandungan Curcuminoid dari Temulawak dan Kunyit

Asal Wonogiri. Departemen Biokimia Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Instititut Pertanian Bogor.

Kusuma Kelana Dharma. (2011). (Metodologi Penelitian Keperawatan

(Pedoman Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian)

Jakarta: TIM
65

Kowalski, R. E. (2010) Teori Hipertensi : Program 8 Minggu Menurunkan

Tekanan Darah Tinggi dan Mengurangi Risiko Serangan

Jantung dan Stroke Secara Alami. Bandung: Qanita.

Larasati, P.L. (2012) Efek penurunan kadar glukosa darah kombinasi

eksgtrak etanol daun alpukat (persea americana mill.) dan

buah onyong (luffa acutangula (L.) Roxb) pada mencit putih

jantan yang dibebani glukosa

Lianti, R. (2014) Khasiat Dahsyatnya Alpukat. Jakarta : Healthy Books.

Madyastuti, R. (2010) “Pengaruh Infusum Daun Alpukat (Persea

Americana Mill) dalam menghambat Kristal Urin yang

Diinduksikan Etilen Glikol Pada Tikus Putih Jantan. Tesis.

Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Muttaqin Arif. (2012) Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan

Gangguan Sistem Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.

Nesbitt, M., Stein, L., dan Kamas, J. (2010). Avocados, (online),

(http://www.aggie-horticulture.tamu.edu, diakses 14 Desember

2014).

Notoadmodjo S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta

Nurrahmani, U. (2012). Stop! Hipertensi. Yogyakarta: Familia

Paramawati R, dan Dumilah R. (2016). Khasiat Ajaib Daun Avokad


66

Purwanto, B. (2013). Herbal dan keperawatan komplementer (Teori,

praktik, hukum dalam asuhan keperawatan). Jakarta : Nuha

Medika

Potter, P.A. dan Perry, A.G. (2009). Buku ajar fundamental keperawatan:

konsep, proses, dan praktik. Jakarta: EGC.

Ramadi, A. (2012). Perbedaan Pengaruh Pemberian Seduhan Daun

Alpukat Terhadap Tekanan Darah pada Laki-Laki Yang

Perokok dengan Bukan Perokok Di Wilayah Kerja Puskesmas

Padang Pasir Kota Padang. www.respiratory.unand.ac.id.

(Download : 25 September 2012)

Riskesdas, Provinsi Banten (2013)

https://www.researchgate.net/profile/Sri_Irianti/publication/280

735574Pokok-

Pokok_Hasil_Riset_Kesehatan_Dasar_Provinsi_Banten_2013_

Buku_1/links/55c46f8608aebc967df1cd1c/Pokok-Pokok-Hasil-

Riset-Kesehatan-Dasar-Provinsi-Banten-2013-Buku-1.pdf

Smeltzer, S.C & Bare, B.G (2013). Keperawatan Medikal Bedah Brunner

& Suddarth, Ed.12. Jakarta: EGC

Sulistiawati. Pengaruh Pemberian Seduhan Daun Alpukat Terhadap

Tekanan Darah Pasien Hipertensi. (2015);

Sukmono, R J. (2009). Mengatasi Aneka Penyakit Dengan Terapi Herbal.

Jakarta : Argomedia Pustaka,


67

Tusilawati, B. (2010). Lima belas herbal paling ampuh. Yogyakarta: Aulia

Press.September 2012)

World Health Organization, (2015) Diakses tanggal 28 Maret 2016 dari

http://www.who.int/violence_injury_Prevention/roadsafety_stat

us/2015/en/

Widharto. (2008). Bahaya hipertensi. Jakarta: PT. Sunda Kelapa Pustaka.

Wijayakusuma, Hembing. (2007) Ramuan Lengkap Herbal Taklukkan

Penyakit.Jakarta:Pustaka Bunda

Yuninda E. (2009) Pengaruh Jus Labu Siam (Sechium Edule) Terhadap

Tekanan Darah Wanita Dewasa.


LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 8
Lampiran 5

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada :

Yth. Calon Responden Penelitian

Di

Tempat

Dengan Hormat,

Saya Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Tangerang,

bermaksud melaksanakan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Seduhan Daun Alpukat

Terhadap Perubahan Tekanan Darah di Wilayah Kerja Puskesmas Karawaci Baru”

Saya mengharap partisipasi anda dalam penelitian yang saya lakukan saya menjamin

kerahasiaan dan identitas anda. Informasi yang anda berikan hanya semata-mata digunakan

untuk pengembangan ilmu keperawatan dan tidak digunakan untuk maksud lain.

Apabila anda bersedia menjadi responden, anda mengisi dan menandatangani lembar

persetujuan menjadi responden. Atas perhatian dan kesedian anda saya ucapkan terimakasih.

Tangerang …..................

Peneliti

( Kemas Fathur Rachman )


Lampiran 6

PENYATAAN PERSETUJUAN

(Inform Consent)

Saya menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam pengambilan data atau sebagai

responden pada penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Prodi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tangerang.

Judul penelitian : Pengaruh Pemberian Seduhan Daun Alpukat Terhadap Perubahan

Tekanan Darah Pada Klien Hipertensi di Puskesmas Karawaci

Baru

Peneliti : Kemas Fathur Rachman

NIM : 1414201048

Saya percaya yang informasikan di jamin kerahasiannya. Dengan secara sukarela dan

tidak ada unsur paksaan dari siapapun, saya bersedia berperan serta dalam penelitian.

Tangerang, ...............

Peneliti Responden

( Kemas Fathur Rachman ) ( )


Lampiran 7

JADWAL PENELITIAN

Kegiatan Januari Februari Maret April Mei juni Juli

Judul
Penelitian
Disetujui

Penyusunan
proposal

Sidang
Proposal

Perizinan

Uji Lolos Etik

Pengumpulan
Data

Pengolahan
Data

Analisa Data

Sidang Skripsi
Lampiran 9

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Kemas Fathur Rachman

NIM : 1414201048

Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 20 Desember 1995

Agama : Islam

Alamat : Jl. Pelabuhan Ratu Raya No 37 RT 06 RW 015 Perumnas 2


Karawaci Tangerang

Nomor HP/Gmail : 081247354225 / Kemasfr13@gmail.com

Riwayat Pendidikan

2014-2018 : S1 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammasiyah

Tangerang

2011-2014 : SMK Yuppentek 7 Tangerang

2008-2011 : SMP Islam Gunung Jati

2002-2008 : SD Islam Gunung Jati

Pengalaman Organisasi

1. Angggota Osis SMP

2. Karang Taruna RW 015


Lampiran 10

Statistics

Tekanan darah sistole Tekanan darah diastole sesudah


sesudah itervensi intervensi

N Valid 10 10

Missing 0 0

Mean 130.50 84.00

Median 130.00 82.50

Mode 130 80

Std. Deviation 7.246 6.146

Minimum 120 75

Maximum 140 95

Frequency Table

Jenis kelamin responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Laki-laki 4 40.0 40.0 40.0

Perempuan 6 60.0 60.0 100.0

Total 10 100.0 100.0


Usia responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 26-35 tahun 3 30.0 30.0 30.0

36-45 tahun 7 70.0 70.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

Tekanan darah sistole sebelum intervensi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 140 1 10.0 10.0 10.0

145 1 10.0 10.0 20.0

150 1 10.0 10.0 30.0

155 2 20.0 20.0 50.0

160 3 30.0 30.0 80.0

165 1 10.0 10.0 90.0

170 1 10.0 10.0 100.0

Total 10 100.0 100.0


Tekanan darah diastole sebelum intervensi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

V 83 1 10.0 10.0 10.0


ali
d 90 2 20.0 20.0 30.0

95 2 20.0 20.0 50.0

100 4 40.0 40.0 90.0

110 1 10.0 10.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

Tekanan darah sistole sesudah itervensi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 120 2 20.0 20.0 20.0

125 1 10.0 10.0 30.0

130 3 30.0 30.0 60.0

135 2 20.0 20.0 80.0

140 2 20.0 20.0 100.0

Total 10 100.0 100.0


Tekanan darah diastole sesudah intervensi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 75 1 10.0 10.0 10.0

80 4 40.0 40.0 50.0

85 2 20.0 20.0 70.0

90 2 20.0 20.0 90.0

95 1 10.0 10.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Tekanan darah sistole 10 100.0% 0 .0% 10 100.0%


sebelum intervensi

Tekanan darah diastole 10 100.0% 0 .0% 10 100.0%


sebelum intervensi

Tekanan darah sistole 10 100.0% 0 .0% 10 100.0%


sesudah itervensi

Tekanan darah diastole 10 100.0% 0 .0% 10 100.0%


sesudah intervensi
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Tekanan darah sistole .170 10 .200* .967 10 .861


sebelum intervensi

Tekanan darah diastole .210 10 .200* .941 10 .566


sebelum intervensi

Tekanan darah sistole .172 10 .200* .917 10 .330


sesudah itervensi

Tekanan darah diastole .242 10 .099 .924 10 .389


sesudah intervensi

T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Tekanan darah sistole 156.00 10 9.068 2.867


sebelum intervensi

Tekanan darah sistole 130.50 10 7.246 2.291


sesudah itervensi

Pair 2 Tekanan darah diastole 96.30 10 7.469 2.362


sebelum intervensi

Tekanan darah diastole 84.00 10 6.146 1.944


sesudah intervensi
Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Tekanan darah sistole 10 .922 .000


sebelum intervensi &
Tekanan darah sistole
sesudah itervensi

Pair 2 Tekanan darah diastole 10 .068 .852


sebelum intervensi &
Tekanan darah diastole
sesudah intervensi

Paired Samples Test

Paired Differences

Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Tekanan darah sistole 25.500 3.689 1.167


sebelum intervensi - Tekanan
darah sistole sesudah
itervensi

Pair 2 Tekanan darah diastole 12.300 9.346 2.955


sebelum intervensi - Tekanan
darah diastole sesudah
intervensi
Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair Tekanan darah sistole 22.861 28.139


1 sebelum intervensi - Tekanan
darah sistole sesudah
itervensi

Pair Tekanan darah diastole 5.614 18.986


2 sebelum intervensi - Tekanan
darah diastole sesudah
intervensi

Paired Samples Test

t df Sig. (2-tailed)

Pair 1 Tekanan darah sistole 21.857 9 .000


sebelum intervensi - Tekanan
darah sistole sesudah
itervensi

Pair 2 Tekanan darah diastole 4.162 9 .002


sebelum intervensi - Tekanan
darah diastole sesudah
intervensi

Anda mungkin juga menyukai