PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tak ada seorang yang hidup dimuka bumi ini, yang tak pernah mengenyam
pendidikan. karena sejatinya pendidikan pasti dibutuhkan dalam proses kehidupan
manusia. Karena pendidikan bukan hanya proses pembelajaran yang terjadi didalam kelas
saja, secara kaku dan terkekang. Dari banyaknya pengertian pendidikan, maka perlu ada
spesifikasi yang jelas dan tepat terkait dengan definisi pendidikan. Secara istilah
pendidikan berasal dari bahasa yunani “paedagogie”, berakar dari kata “pais” yang berarti
anak, dan “again” yang artinya membimbing. Jadi paedagogie adalah suatu bimbingan
yang diberikan kepada anak.1 Dalam literasi-literasi yang lain banyak dijumpai arti
pendidikan dalam bahasa yunani adalah seorang anak yang pergi dan pulang sekolah
diantar oleh seorang pelayan. Pelayan yang mengantar dan menjemput disebut sebagai
paedagogos. Dalam bahasa romawi pendidikan diistilahkan dengan kata “educate” yang
bermakna mengeluarkan sesuatu dari dalam. Sedangkan dalam bahasa inggris, pendidikan
berasal dari kata “to educate”, jika diterjemahkan memiliki arti memperbaiki moral dan
melatih intelektual.2 Lain hanya dengan Ki Hajar Dewantara, beliau Ki Hajar memiliki
makna yang lebih luas lagi, yaitu memerdekakan manusia sebagai anggota dari persatuan
(rakyat).3
Akan tetapi untuk memediasi dan memfasilitasi dalam proses pembelejaran agar
lebih efektif dan efisien, maka didirikanlah lembaga pendidikan atau yang sering disebut
dengan sekolah. Ditinjau dari segi bahasa, sekolah mempunyai arti bangunan atau
lembaga untuk belajar atau memberi pelajaran atau usaha menuntut ilmu pengetahuan,
kepandaian, dan pelajaran.4 Tentu dalam menjalankan program-program yang telah
dicanangkan sekolah, tidak pas berjalan dengan mudah. Melainkan dengan rencana-
rencana yang real dan matang. Sehingga dibutuhkannya manajemen pendidikan di sebuah
lembaga pendidikan. hadirnya manajemen disekolah bertujuan untuk mencapai segala
program-program yang telah menjadi tujuan dasar secara efektif, produktif, dan efisien.
Dari hal tersebut diatas, maka perlunya kita mengetahui dan memahami secara
kompleks apa itu manajemen, dalam cakupan pengertian, manfaat, tujuan, dan lain
1
Syafril dan Zelhendri Zen, Dasar-dasar ilmu pendidikan, (Depok: KENCANA, 2017), Cet. Ke-1, hlm 26.
2
Abdul Kadir, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2012), Cet, ke-1, hlm. 59.
3
Ki Hajar Dewantara, Bagian Kedua Kebudayaan, (Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa, 2011),
Cet. Ke-4, hlm. 3.
4
W.J.S. Perwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1982), hlm. 458.
Dalam kehidupan sehari-hari mungkin sudah terbiasa bagi kita semua untuk
merencanakan segala kebutuhan yang akan direalisasikan. Supaya apa yang
dibutuhkannya sesuai dengan sasaran dan tepat sebagaimana yang telah diinginkan dari
awal. Jika segala kebutuhan diatur, basar kemungkinan tidak akan terjadi ha-hal yang
bertendensi negatif sehingga segala kebutuhan dapat direalisasikan secara efektif dan
efisien. Oleh karena itu, kebanyakan orang merencanakan segala kebutuhan atau apa yang
akan dikerjakannya dikemudian hari. Dengan kebutuhan manusia yang bervariatif maka
segala kebutuhan harus diklasifikasi terlebih dahulu, sehingga ada kebetuhan yang
diprioritaskan atau kebutuhan primer, kebutuhan sekunder dan kebutuhan tersier.
Disamping itu, biasanya kita selalu menemukan tata pengelolaan disebuah
organisasi-organisasi tertentu. Baik organisasi formal (dibawah naungan pemerintah)
ataupun organisasi ormas (swasta). Tata pengelolaan tersebut dimaksudkan untuk
membangun sinergitas antara pengurus organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan secara efktif dan efisien. Jika ditinjau dari segi bahasa, organisasi
memiliki makna kesatuan (susunan dan sebagainya) yang terdiri atas bagian-bagian
(orang dan sebagainya) dalam perkumpulan untuk tujuan tertentu.5 Satu kesatuan tersebut
adalah suatu perkumpulan dari beberapa orang yang telah terikat secara hukum ataupun
keinginan sendiri. Tentunya, dalam satu kesatuan tersebut terdapat bagian-bagian jabatan,
tugas, dan lain-lain untuk mencapai tujuan. Dan sebagaimana yang telah kita pahami
bersama bahwa yang paling fundamental dalam organisasi adalah tercapainya suatu
tujuan organisasi. Sehingga dalam proses pencapaian tujuan organisasi tersebut perlu
adanya seseorang yang memimpin, merumuskan dan bertanggung jawab, yakni ketua
organisasi. Ketua organisasi atau pimpinan perusahaan juga bertanggung jawab atas
jalannya organisasi atau perusahaan, hal itu disebut dengan manajemen.6
Dari deskripsi diatas tersebut, sudah mewakili tentang pengerian manajemen secara
universal. Akan tetapi masih perlu dispesifikasi guna mendapatkan arti yang sesuai dan
pas. Secara epistimologi manajemen adalah penggunaan sumberdaya secara efektif untuk
5
Ibid. hlm. 338.
6
Ibid. hlm 316.
7
Ibid. hlm 316.
8
John M. Echols dan Hassan shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia dan Ithaca London :
Cornell University Press, 2003) cet. Ke-27, hlm 372.
9
Ibid. Hlm 372.
10
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rasindo, 2002), hlm 19.
11
Eriyanto, Diktat Mata Kuliah Manajemen Lembaga Pendidikan, (Universitas Ibrahimy, 2018), hlm 1.
12
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Press, 2005), hlm 21.
13
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UI, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Al- Fabeta, 2009), hlm 86.
14
Syarifuddin dan Nurmawati, Pengelolaan Pendidikan Mengembangkan Keterampilan Manajemen Pendidikan
Menuju Sekolah Efektif, (Medan: Perdana Publishing, 2011), hlm 16.
20
Panji Anoraga, Manajemen Berbasis Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm 109.
21
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UI, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Al- Fabeta, 2009), hlm 86-87.
22
Eriyanto, Diktat Mata Kuliah Manajemen Lembaga Pendidikan, (Universitas Ibrahimy, 2018), hlm 1.
23
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UI, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Al- Fabeta, 2009), hlm 89.
24
Ibid, hlm 89.
25
Ibid, hlm 90.
26
W.J.S. Perwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1982), hlm. 303.
27
Moh. Nawafil, Cornerstone Of Education; Landasan-Landasan Pendidikan, (Yogyakarta: CV. Absolute
Media, 2018), Cet. Ke-I, hlm 95.
28
Ibid, 97.
Dalam manajemen, tidak hanya ada manfaat saja. Akan tetapi juga ada yang
namanya fungsi manajemen. sebelum membahas manfaat manajemen Alangkah baiknya
lebih dahulu membahas apa itu fungsi manajemen. Dalam literasi lain, manajemen adalah
suatu perpaduan aktivitas.33 Aktivitas manajemen mencakup spektrum yang sangat luas,
sebab dimulai dari bagaimana menentukan arah organisasi di masa depan, sampai
mengawasi kegiatan untuk mencapai tujuan. Maka dalam rangka mencapai tujuan
organisasi secara efektif dan efisien manajemen harus difungsikan sepenuhnya pada
setiap organisasi.34
Fungsi manajemen yang paling dominan kita ketahui adalah perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), dan pengarahan (directing). Akan tetapi
terdapat beberapa tokoh yang juga memberikan komentarnya terkait dengan fungsi-
fungsi manajemen. Salah satu tokoh yang paling terkenal adalah Henry Fayol, seorang
industrialis perancis pada awal abad ke-20, pada saat itu ia memberikan lima fungsi
manajemen diantaranya merancang, mengorganisir, memerintah, mengkoordinasi, dan
mengendalikan.35
32
Moh. Nawafil, Cornerstone Of Education; Landasan-Landasan Pendidikan, (Yogyakarta: CV. Absolute
Media, 2018), Cet. Ke-I, hlm 94.
33
Syarifuddin dan Nurmawati, Pengelolaan Pendidikan Mengembangkan Keterampilan Manajemen Pendidikan
Menuju Sekolah Efektif, (Medan: Perdana Publishing, 2011), hlm 19.
34
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Press, 2005), hlm 60.
35
Eriyanto, Diktat Mata Kuliah Manajemen Lembaga Pendidikan, (Universitas Ibrahimy, 2018), hlm 1.
Isu-isu pendidikan dari dulu memang tak pernah ada hentinya. Karena disetiap lini
kehidupan manusia tak pernah lepas dari isu. Isu adalah kabar tidak jelas asal-usulnya dan
tidak terjamin kebenarannya atau sering disebut juga kabar angin dan desas-desus.36 Jadi
tak heran jika di berbagai kompleksitas kehidupan terjadi banyak desas-desus. Begitu
pula dalam dunia pendidikan, yang setiap tahunnya selalu laris dengan kehadiran peserta
didik. Hal itu sangat rentan terjadi desas-desus (kabar angin) terhadap proses pendidikan
yang sedang berlangsung.
Adapun isu yang tidak kunjung redah dan tetap aktual dari pra-kemerdekaan sampai
saat ini adalah intervemsi politik terhadap pendidikan. penulis akan memulai paparannya
dari intervensi politik pada zaman pra-kemerdekaan, dizaman ini mulanya belanda tidak
mau menyelenggarakan pendidikan untuk masyarakat pribumi. Mengapa demikian,
karena belanda tidak mau jika masyarakat pribumi nantinya pintar-pintar, sehingga
belanda susah menjajahnya, mengadu domba, dan lain sebagainya. Akan tetapi lambat
laun, pemerintah kolonial belanda mengalami tekanan dunia internasional untuk
menyelanggarakan pendidikan. pada akhirnya, belanda pun menyelenggarakan
pendidikan untuk penduduk pribumi secara terbatas. Namun tujuan dari pendidikan
pemerintah kolonial belanda tersebut adalah untuk menghasilkan tenaga kerja yang akan
dipekerjakan di pemerintahan belanda yang pada tahap selanjutnya akan memperkukuh
penjajahan belanda.37
36
W.J.S. Perwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1982), hlm. 50.
37
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan; Mengatasi Kelamahan Pendidikan Islam Di Indonesia, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2010), Cet. Ke-IV, hlm 11.
1. Pemerataan Pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata pemerataan berasal dari
kata dasar rata, yang berarti: 1) meliputi seluruh bagian, 2) tersebar kesegala penjuru,
38
Ibid, hlm 13.
39
Ibid, hlm 13.
40
A.S. Hikam, Politik Kewarganegaraan Landasan Redemokratisasi Di Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 1999),
hlm 3.
41
Ace Suryadi dan H.A.R Tilaar, Analisis Kebijakan Pendidikan; Suatu Pengantar,(Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1994), hlm 19.
42
W.J.S. Perwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1982), hlm. 402.
43
Moh. Nawafil, Cornerstone Of Education; Landasan-Landasan Pendidikan, (Yogyakarta: CV. Absolute
Media, 2018), Cet. Ke-I, hlm 173.
44
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan; Mengatasi Kelamahan Pendidikan Islam Di Indonesia, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2010), Cet. Ke-IV, hlm 207.
45
Abd Halim Soebahar, Matriks Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Marwa, 2009), Cet. Ke-2, hlm 108.
46
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan; Mengatasi Kelamahan Pendidikan Islam Di Indonesia, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2010), Cet. Ke-IV, hlm 200.
47
Suyanto, Dinamika Pendidikan Nasional, (Jakarta: PSAP Muhammadiyah, 2006), hlm. 65.
48
Abdul Kadir, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2012), Cet, ke-1, hlm. 249.
49
Moh. Nawafil, Cornerstone Of Education; Landasan-Landasan Pendidikan, (Yogyakarta: CV. Absolute
Media, 2018), Cet. Ke-I, hlm 179.
50
Ibid, hlm 179.