9999999999999999999999999999999999999999999999999
99999999999999999999999999999999999999999999999992019
9999999999999999999999999999999999999999999999999
9999999999999999999999999999999999999999
SISTEM DAN SURVEY KADASTER
YANG ADA DI FINLANDIA
KELOMPOK 6 KELAS A
NISYA KARTIKA
DINI PANGESTUTI
BETHA PARDEDE
ALIEF GERY W.
M. RAYHANT FAHREZA
LAPORAN
Nisya Kartika
Dini Pangestuti
Betha Pardede
Alief Gery
M. Rayhant Fahreza
Hak cipta ©2019 oleh kelompok 6 kelas A pada mata kuliah GT-3204 Sistem Kadaster.
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang (All Right Reserved). Dilarang keras
menerjemahkan, memfotokopi atau memperbanyak sebagaian atau seluruh isi buku tanpa
izin tertulis dari penerbit.
Laporan ini merupakan hasil dari kerja kelompok 6 kelas A pada matakuliah GT-3204
Sistem Kadaster dengan menerapkan metode Student Centered Learnig dengan
pendekatan Problem Based Learning (PBL), melalui tahap problem define, peer teaching,
problem solve, sampai presentasi dan laporan
DAFTAR ISI
i
DAFTAR GAMBAR
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Marihot P. Siahaan, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, Teori dan Praktik, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2005, hlm. 1.
2
.https://www.its.ac.id/tgeomatika/id/fasilitas/laboratorium/kkp/
1
misalnya, pembagian, pembagian, definisi properti, konsolidasi tanah, survei
jalan, dan penebusan.3
Untuk wilayah yang diatur oleh Negara, aplikasi survei kadaster diproses oleh
Survei Tanah Nasional Finlandia. Di wilayah yang dicakup oleh rencana
terperinci lokal, khususnya di kota-kota besar dan kota, survei dilakukan oleh
organisasi survei kota. Mengembangkan penggunaan real estat berbagai
kemungkinan menggunakan real estat ditingkatkan melalui penataan ulang
tanah. Penataan ulang tanah membantu meningkatkan efisiensi pertanian dan
kehutanan, meningkatkan keselamatan lalu lintas, mengurangi emisi iklim dan
mempromosikan pembentukan cagar alam. Konsolidasi lahan meningkatkan
efisiensi pertanian dan kehutanan dengan mengembangkan struktur real estat
dan dengan demikian mengurangi biaya produksi. 4
Informasi yang terkandung dalam daftar kadaster diproduksi oleh Survei
Tanah Nasional Finlandia dan, dalam hal area yang dicakup oleh rencana rinci
lokal, oleh kota. Daftar kadaster juga mencakup rincian peta indeks kadaster.
Daftar kadaster mencakup seluruh negara.Judul dan daftar hipotek mencakup
informasi tentang hak-hak dan pembatasan mengenai real estat untuk
memperkuat hak-hak pemegang hak dan untuk melindungi kepentingan pihak
ketiga. Hal-hal pendaftaran mengenai hak milik, hipotek dan pendaftaran hak
khusus ditangani oleh Survei Tanah Nasional Finlandia. 5
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari bahan ajar yang akan diajarkan
1. Mengetahui sejarah system kadaster di Finlandia.
2. Mengetahui system konsolidasi tanah di Finlandia.
3. Mahasiswa dapat membandingkan system kadaster di Indonesia dan
Finlandia.
4. Mengeti apa itu system LIS di Finlandia.
5. Mengetahui Lembaga yang mengawasi dan mengatur system kadaster di
Finlandia.
6. .Mengetahui konsep kadaster di Finlandia
7. Mengetahui tugas dari Badan Pertahanan di Finlandia
3
Boedi Harsono. 2007. Hukum Agraria Indonesia,Himpunan Peraturan-peraturan Hukum Tanah. Jakarta:
Djambatan.
4
https://www.academia.edu/32541662/Kadaster.
5
Samun Ismaya.2013. Hukum Adminitrasi Pertanahan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
2
1.3 Personel
Adapun anggota dari kelompok 6 kelas A pada mata kuliah GT-3204 Sistem
Kadaster terlampir pada tabel dibawah ini :
3
BAB II
TEORI DASAR
4
mempromosikan penggunaan bersama register. Daftar tanah didigitalkan pada
1980-an oleh Kementerian Kehakiman.
Pada tahun 2003 Parlemen memutuskan bahwa Kadaster bersatu dibuat dan
diadministrasikan oleh Survei Tanah Nasional. Sistem ini diperkenalkan pada
Juni 2005 dan merupakan daftar primer dan legal untuk informasi kadaster.
9
BAB III
METODELOGI
10
Gambar 1. Mind Mapping
Kata kunci dari Mind Mapping ini adalah system dan konsep kadaster di Finlandia,
system konsolidasi tanah di Finlandia, data yang ada dalam system informasi tanah di
Finlandia, LIS, lembaga yang yang mengawasi system kadaster di Finlandia, tugas dari
Badan Pertanahan Nasional Finlandia, alasan system kadaster belum diterapkan di
Indonesia
11
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan mengenai system kadaster di
Finlandia adalah system kadaster pertanahan di Finlandia hak atas tanah muncul
melalui akta yudisial, dengan keputusan administratif atau oleh hukum. Numerus
claus us-prinsip easement dan data registrasi tanah memungkinkan untuk
memiliki hak atas tanah yang tidak mungkin didaftarkan ke Sistem Kadastral.
Kadaster Finlandia adalah kadaster dasar. Tidak ada data penggunaan aktual
lahan di kadaster. Kadaster Finlandia tidak digunakan untuk perpajakan,tetapi
nomor identifikasi real estat digunakan untuk keperluan perpajakan
.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk metode ini adalah :
a) Dosen sebagai pembimbing seharusnya juga dapat membatu dalam
menenmukan solusi pada materi yang diajar.
b) Kurangnya waktu yang diberikan untuk berdiskusi di dalam kelas
12
LAMPIRAN
A. Borang
1. Borang Pemantauan Pendefinisian Masalah
13
2. Borang Pemantauan Diskusi Kelompok
14
B. Data dan Catatan Personal Kelompok
1. Nisya Kartika (23116025)
Periode ke dua, PBL ini mengacu pada tema Sistem kadaster di Negara
lain. Sistem Kadaster yang dibahas kelompok kami adalah Sistem Kadaster
dan Survey di negara Finlandia. Pendaftaran kepemilikan dimulai untuk
tujuan perpajakan pada tahun 1539. Raja telah memutuskan untuk
membangun daftar petani dan pajak mereka. Feodalisme tidak pernah
diperkenalkan di Finlandia dan para petani selalu mempertahankan kebebasan
pribadi mereka. Kepemilikan dinomori desa demi desa. Angka-angka ini
bahkan membentuk basis untuk pengidentifikasi unit properti dasar.
Reformasi tanah yang luar biasa (konsolidasi tanah dasar) dimulai pada 1757
dan berlangsung selama hampir 200 tahun. Daftar unit properti dasar
diselesaikan pada tahun 1904. Pemetaan nasional berdasarkan satu sistem
geodesi terpadu dimulai pada abad ke-19. Ini pertama kali dilakukan oleh unit
topografi tentara Rusia dan dari tahun 1917 oleh Survei Tanah Nasional
Finlandia dan tentara Finlandia. Batas-batas kadaster juga dikumpulkan ke
peta topografi yang dicetak dalam skala 1: 20.000 dari tahun 1947. Seluruh
negara ditutupi dengan peta dasar yang seragam ini pada tahun 1977 dan pada
saat yang sama peta kadaster diproduksi. Mereka diperbarui terus menerus
dalam skala 1: 10.000 di daerah pedesaan dan dalam skala yang lebih besar di
daerah perkotaan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi kegiatan
dan untuk mempromosikan penggunaan bersama register. Daftar tanah
didigitalkan pada 1980-an oleh Kementerian Kehakiman. Pada tahun 2003
Parlemen memutuskan bahwa Kadaster bersatu dibuat dan diadministrasikan
oleh Survei Tanah Nasional. Sistem ini diperkenalkan pada Juni 2005 dan
merupakan daftar primer dan legal untuk informasi kadaster.
Sistem Kadastral Finlandia saat ini benar-benar numerik. ini termasuk
pendaftaran tanah, kadaster dan peta kadaster. Kadaster Finlandia adalah
kadaster dasar. Tidak ada data penggunaan aktual lahan di kadaster. Kadaster
Finlandia tidak digunakan untuk perpajakan,tetapi nomor identifikasi real
estat digunakan untuk keperluan perpajakan TACS-Register (register area
pertanian di Uni Eropa) benar-benar terpisah dari data sistem kadaster. Dari
tanggal 1 Juni 2015 simbol pertanahan di Finlandia adalah “One Unified
Cadastre for the Whole Country.” Tujuan Sistem Informasi Tanah (LIS)
adalah untuk mengamankan kepentingan hukum dalam tanah dan pengakuan.
System ini juga berfungsi untuk keperluan fiscal dimana otoritas pajak
memiliki daftar. System ini juga berfungsi sebagai sumber informasi tanah
untuk perencanaan dan lain-lain.
Di Finlandia semua tanah dibagi menjadi unit properti dasar yang
merupakan unit register di Cadastre. Unit-unit properti ini terdiri dari satu
atau lebih bidang dan mereka mungkin juga memiliki bagian di area umum.
15
Semua unit properti dasar disurvei dan terdaftar di Sistem Informasi Tanah
nasional yang mencakup juga peta indeks kadaster dan informasi tentang hak
milik dan hipotek. Objek yang secara permanen diperbaiki ke parsel
(misalnya bangunan) adalah bagian darinya. Apartemen di kondominium
bukan properti tetap dan mereka terdaftar oleh kondominium perusahaan
perumahan kewajiban terbatas.
Saat ini, ada dua jenis utama konsolidasi tanah yang diterapkan di
Finlandia, konsolidasi tanah regional dan konsolidasi tanah berbasis proyek.
Prosedur konsolidasi tanah di Finlandia didasarkan pada Real Estate
Formation Act (REFA) dan menyajikan konsolidasi tanah sebagai alat untuk
meningkatkan pembagian tanah dan kegunaan real estat (REFA bagian 67.1).
Negara Finlandia sendiri telah selesai dalam suvey kadasternya Untuk
system pertanahannya sendiri mereka membuat sebuah basis data yang dapat
menyimpan informasi berupa kode identifikasi, pendaftaran unit asal, daerah
(area), minat di bidang umum, transfer bagian, hak dan pembatasan
penggunaan lahan dan referensi ke dokumen.
16
2. Alief Gery (23116061)
Pada Mata kuliah ini proses dari belajar mengajar yang di gunakan adalah
dengan menggunakan metode Student Centered Learning dengan pendekatan
Problem Base Learning dimana pada metode ini dilakukan dengan mahasiswa
yang mencari pokok masalah dan bahasan yang ingin di kembangkan dari judul
acuan yang di berikan oleh dosen mata kuliah ini. Judul acuan yang digunakan
dalam memicu terjadi nya proses interaksi atau diskusi antara individu –
individu yang ada di kelompok – kelompok yang telah di bagi berdsarkan hasil
test yang di lakukan awal perkuliahan dengan metode yang di tentukan. Metode
ini di lakukan selama 4 minggu dimana pada setiap minggunya di lakukan
dengan kegiatan yang sudah di atur. Kegiatan kegiatan yang di lakukan dalam
metode ini adalah problem define, peer teaching, problem solve. Pembuatan
laporan dan power point untuk di persentasikan.
Pada tahap awal adalah problem define, pada tahap ini adalah tahap
perancangan boring 1 yang isinya menjelaskan nama kelompok, anggota
kelompok, definisi masalah, isu ajar, dan bahan ajar. Pada penentuan definisi
masalah di ambil dari hasil diskusi Bersama dengan individu – individu di dalam
kelompok. Kemudian definisi masalah yang ada dapat di rancang isu isu yang
beracuan dari bahan pemicu yang sudah di berikan oleh dosen awal perkuliahan.
Setelah kita memperoleh isu isu yang di dapat dari masing masing individu
selanjutnya setiap individu individu tersebut akan mencari bahan ajar yang
menjawab isu isu yang di rencanakan dari tiap tiap individu. Kemudian Untuk
minggu kedua kegiatan yang di lakukan adalah peer teaching kegiatan ini adalah
kegiatan dimana setiap individu individu mengajarkan ilmu ilmu yang diperoleh
dari bahan ajar yang berhubungan dengan isu isu yang di dapat hasil diskusi.
Kemudian tahap selanjutnya adalah tahap problem solve pada tahap ini adalah
setiap individu di haruskan membantu dalam memecahkan masalah atau isu isu
yang belum dapat di pecah kan oleh individu pada tahap ini yang di gunakan
adalah boring ke dua yang di dalam nya terdiri dari penilaian terhadap kelompok
dan masalah masalah yang belum di pecah kan serta solusi dari kelompok dalam
mengatasinya. Selanjutnya tahap terakhir adalah tahap pembuatan laporan dan
power point untuk persentasi. Pada proses akhir ini adalah proses dimana setiap
kelompok mempersentasikan hasil dari diskusi nya di depan kelas sehingga
seluruh audiens dapat memahami dan saling berbagi informasi yang di peroleh
setiap kelompok, sehingga jika terdapat isu yang belum terpecahkan dapat di
diskusikan dengan kelompok lain yang mungkin lebih paham atau dapat di bantu
oleh dosen yang mengampuh mata kuliah.
Masalah yang di peroleh dalam diskusi ini adalah menyatuhkan pendapat
dari masing masing individu. Kemudian masalah selanjutnya adalah waktu
karena kelompok 100 ini adalah kelompok yang di bentuk pada minggu ke dua
sehingga pada kelompok ini lebih mengeluarkan kerja yang lebih ekstra dalam
17
pengerjannya. Solusi nya adalah sebaiknya dalam proses diskusi ini di berikan
bahan control untuk menyatukan pendapat yang relatif beda dari masing masing
individu. Saran saya sebaiknya system pembelajaran ini di terapkan pada setiap
mata kuliah yang dasar nya adalah sama seperti mata kulliah Sistem kadaster ini
sehingga lebih melatih mahasiswa dalam berpikir kritis dan memecahkan
masalah secara mandiri.
18
DAFTAR PUSTAKA
Ari, TELLA. 2006. "The New Land Information Sytem in Finland." XXXIII
International FIG Conferences. Munich, Jerman.
19