Anda di halaman 1dari 18

RINGKASAN MATERI

A. Munculnya Agama Hindu dan Budha.


1. Munculnya agama Hindu.
Kedatangan Bangsa Aria di India
Bangsa Aria berasal dari Asia Tengah. Mereka memasuki India melalui Celah Kayber.
Mereka juga berhasil mengalahkan bangsa Dravida sehingga terjadi percampuran kebudayaan
antara kebudayaan Dravida dan kebudayaan Aria. Selanjutnya kebudayaan ini berkembang di
lembah Sungai Ganggga. Untuk mempertahankan ras, mereka membentuk kasta dan menyebutnya
Hindustan yang berarti negeri orang Hindu.
Peradaban bangsa Aria terbagi menjadi beberapa zaman.
a. Zaman Weda ( Tahun 2000 – 1000 SM )
Zaman Weda ditandai dengan keadaan dimana bangsa Aria telah mengenal berbagai kepercayaan
dalam kehidupannya antara lain ;
Bangsa Aria sudah memeluk agama Hindu dengan menyembah Dewa Trimurti yang terdiri dari
Brahma ( Dewa Pencipta ), Wisnu ( Dewa Pelindung ), Syiwa ( Dewa Perusak ).
Bangsa Aria mengenal Reinkarnasi ( kelahiran kembali ), hukum karma, dan samsara
Bangsa Aria menyusun pembagian kasta menjadi 4 golongan yaitu Brahmana (pendeta ), Ksatria
( bangsawan ), Waisya ( pedagang, petani ), Sudra ( budak ).
Bangsa Aria mengenal karya sastra yang berupa Kitab Weda yang terdiri dari Regweda, Samaweda,
Yajurweda, dan Atharwaweda.

b. Zaman Epos ( Tahun 1000 – 500 SM )


Zaman ini banyak menghasilkan karya – karya sastra besar antara lain :
1) Mahabarata karya Mpu Wiyasa. Dalam epos ini terdapat bagian yang disebut Bhagawagita
( nyanyian Tuhan ).
2) Ramayana karya Mpu Walmiki.
3) Kitab Brahmana yang berisi penjelasan kitab Weda.
4) Kitab Upanisad yang berisi petunjuk / cara agar orang dapat mencapai moksa (kebahagiaan
abadi ).

Agama Hindu lahir di India (Asia Selatan). Agama Hindu merupakan sinkretisme antara
kepercayaan bangsa Arya dengan kepercayaan bangsa Dravida (penduduk asli bangsa India).
Agama Hindu bersifat politeisme, yaitu percaya kepada banyak dewa. Ada 3 dewa utama yang
dipuja oleh masyarakat Hindu, yaitu Dewa Brahma (pencipta alam), dewa Wisnu (pemelihara
alam) dan Dewa Siwa (perusak alam). Kitab sucinya adalah weda yang berarti pengetahuan. Weda
terdiri atas empat bagian, yaitu Regweda (berisi tentang syair-syair pujian terhadap para dewa),
Samaweda (berisi tentang syair-syair nyanyian para dewa) , Yajurweda(berisi tentang doa-doa
untuk pengantar sesaji yang disampaikan kepada para dewa dan Atharwaweda (berisi tentang
mantra-mantra dan jampi-jampi untuk sihir dan ilmu goib)
Untuk mempertahankan kekuasaan, bangsa Arya (sebagai penguasa) berusaha menjaga
kemurnian ras dengan cara menerapkan sistem kasta dalam masyarakat. Dalam sistem kasta
tersebut, masyarakat dibagi atas 4 golongan kasta, yaitu:
1). Brahmana (terdiri atas para pendeta).
2). Ksatria (raja, bangsawan dan prajurit).
3). Waisya (petani, pedagang, dan pengusaha)
4). Sudra (buruhdan pekerja kasar).
Selain empat kasta tersebut masih ada golongan yang dianggap berada di luar kasta, yaitu
golongan paria dan candala yang terdiri atas para gelandangan, pengemis dan orang gila.

2. Munculnya Agama Budha.


c. Zaman Budha
Agama Budha diajarkan oleh Sidharta Gautama anak Raja Sodhadana dari Kerajaan Kosala.
Oleh pengikutnya, ia disebut Sang Budha yang berarti orang yang mendapat penerangan. Kitab
suci agama Budha adalah Tripitaka yang artinya Tiga Keranjang.
Pokok – pokok ajaran Budha :
1) Tidak mengenal kasta.
2) Binatang adalah jelmaan manusia akibat hukum karma.
3) Setiap manusia dapat mencapai Nirwana asal baik, jujur, dan bijaksana terhadap masyarakat.
Tempat – tempat yang disucikan bagi agama Budha :
1) Kapilawastu, tempat kelahiran Sang Budha.
2) Bodh Gaya, tempat menerima Bodhi ( penerangan agung )
3) Sarnath ( Benares ), tempat memberikan ajaran.
4) Kusinagara, tempat wafatnya Sang Budha.

Agama Budha juga lahir di India. Pada awalnya agama Budha merupakan paham baru
dalam agama Hindu. Sebagian pemeluk agama Hindu kecewa dengan adanya sistem kasta, terlebih
lagi dengan adanya hak-hak istimewa yang dimiliki kasta Brahmana, yang dianggap dapat
menghambat masyarakat awam untuk mencapai moksa (bebas dari penjelmaan kembali). Agama
Budha dipelopori oleh Sidharta Gautama, putra raja Suddhodana dari kerajaan Kosala di
Kapilawastu dan termasuk dalam kasta ksatria. Ia mendapat julukan Sakyamuni (pendeta dari
keluarga Sakya).
Agama Budha tidak mengakui kesucian buku-buku Weda dan menolak pembagian kasta
dalam masyarakat. Menurut ajaran Budha, manusia akan dilahirkan kembali berkali-kali
(reinkarnasi). Hidup adalah samsara, Samsara disebabkan karena adanya hasrat atau nafsu akan
kehidupan. Penderitaan dapat dihentikan dengan cara menindas nafsu melalui delapan jalan
(asthavidha/delapan jalan kebenaran), yaitu ajaran yang benar, sikap yang benar, bicara yang
benar, tingkah laku yang benar, penghidupan yang benar , usaha yang benar, bersemedi yang benar
dan memperhatikan hal-hal yang benar.
Kitab suci agama Budha adalah Tripitaka. Agama Budha mencapai puncak kejayaan
pada masa Raja Ashoka , dimana agama Budha ditetapkan sebagai agama resmi negara.

B. Proses masuk dan berkembangnya agama Hindu-Budha di Indonesia.


Ada beberapa teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama Hindu-Budha di Indonesia,
yaitu:
1. Teori Waisya, dikemukakan oleh Prof. Dr. N.J. Krom, bahwa pembawa dan penyebar Hindu-Budha
ke Indonesia adalah para pedagang.
2. Teori Brahmana, dikemukakan oleh Van Leur, bahwa golongan Brahmana lah yang membawa dan
menyebarkan Hindu-Budha di Indonesia, karena hanya golongan Brahmana lah yang menguasai
seluk beluk keagamaan dan ahli dalam pemerintahan. Pada saat itu banyak golongan Brahmana
yang diundang untuk menobatkan raja, memimpin upacara-upacara keagamaan dan mengajarkan
ilmu pengetahuan bahkan banyak yang diangkat sebagai penasehat raja.
3. Teori Ksatria, dikemukakan oleh C.C. Berg dan Majumdar, berpendapat golongan Ksatrialah yang
membawa agama Hindu-budha di Indonesia. Pada masa lampau India sering terjadi perang antar
kerajaan. Prajurit yang kalah banyak yang lari ke nusantara dan mendirikan koloni-koloni dan
berusaha menyebarkan agama Hindu di nusantara.
4. Teori Arus Balik, dikemukakan oleh F.D.K. Bosch. Menurutnya bahwa bangsa Indonesia sendirilah
yang aktif dalam memadukan unsur-unsur kebudayaan India. Banyak pemuda yang belajar agama
Hindu dan Budha di India. Setelah memperoleh pengetahuan tentang Hindu-Budha mereka
kembali untuk menyebarkannya.

C. Jalur masuknya agama Hindu dan Budha serta daerah-daerah yang dipengaruhi unsur Hindu-
Budha di Indonesia.
1. Jalur masuknya agama Hindu-Budha di Indonesia.
a. Jalur laut : Dari India menuju Myanmar – Thailand Semenanjung Malaya – Indonesia –
Kamboja – Vietnam – Cina - Korea dan Jepang.
b. Jalur darat : Dari India Utara – Bangladesh - Myanmar - Thailand- Semenanjung Malaya-
Indonesia.

2. Daerah-daerah yang dipengaruhi unsur Hindu-Budha di Indonesia.


a) Daerah yang dipengaruhi unsur Hindu : Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, kerajaan
Tarumanegara di Jawa Barat, Kerajaan Mataram Hindu, Kanjuruhan, Kediri, Singasari,
Majapahit, Sunda dan Bali.
b) Daerah yang dipengaruhi unsur Budha: Sulawesi Selatan, Palembang.
c) Daerah-daerah yang tidak dipengaruhi Hindu-Budha: Maluku dan sekitarnya, pulau-pulau di
Nusatenggara, dan Papua dan sekitarnya.
BAB II PERKEMBANGAN KERAJAAN-KERAJAAN HINDU-BUDHA DI INDONESIA

Standar Kompetensi : 5. Memahami Perkembangan Masyarakat sejak masa


Hindu-Budha sampai masa Kolonial Eropa.
Kompetensi Dasar : 5.1. Mendiskripsikan perkembangan masyarakat,
kebudayaan dan pemerintahan pada masa Hindu-Budha serta peninggalan-
peninggalannya.
Indikator : Mendeskripsikan Perkembangan Kerajaan Hindu
Budha di Indonesia.

1. Kerajaan Kutai
Kutai merupakan kerajaan pertama di Indonesia. Terletak di tepi sungai Mahakam, Kalimantan
Timur. Kerajaan Kutai sering dijuluki sebagai “Negeri Tujuh Buah Yupa”, karena meninggalkan tujuh
buah prasasti yang tertulis pada yupa, yaitu tugu batu yang berfungsi sebagai tiang untuk menambat
hewan yang akan dikurbankan. Raja yang paling terkenal adalah Mulawarman.

2. Kerajaan Tarumanegara.
Terletak di Jawa Barat (Kerawang-Jakarta-Bogor). Peninggalannya berupa tujuh buah prasasti
yang berhuruf Palawa dan berbahasa Sansekerta, yaitu Prasasti Ciareteun, prasasti Kebon Kopi,
prasasti Jambu, Prasasti Tugu, Prasasti Lebak, Prasasti Pasir Awi dan prasasti Muara Cianten. Sumber
sejarah tentang kerajaan Tarumanegara selain prasasti tersebut juga ada berita dari luar negeri yaitu
berita dari Cina (Fa Hien) yang menyebutkan adanya kerajaan To-lo-mo atau Taruma. Raja terbesar
dari kerajaan Tarumanegara adalah Purnawarman.

3. Kerajaan Mataram Kuno.


Mataram merupakan kerajaan tertua di Jawa Tengah. Ibukota kerajaan Mataram Kuno adalah di
Medang Kamulan. Raja pertamanya bernama sanjaya. Sumber utama tentang kerajaan ini adalah
prasasti canggal (732 M). Dalam prasasti ini dijelaskan tentang asal-usul Sanjaya, yaitu bahwa Sanjaya
merupakan keponakan dari Sanna seorang penguasa dari Jawadwipa. Sanjaya seorang raja yang
bijaksana. Pada jamannya ia mampu meredam gejolak yang selalu muncul pada masa kekuasaan
Sanna. Pada masa pemerintahan Sanjaya, keluarga sanjaya memeluk agama hindu, setelah kekuasaan
digantikan oleh Panangkaran, agama Budha berkembang luas di Mataram. Hal inilah yang
menimbulkan dua kekuasaan. Keluarga Sanjaya yang beragama Hindu berada di Jawa Tengah bagian
utara meninggalkan beberapa bangunan candi seperti kompleks candi Dieng dan Percandian Gedong
Songo, sedangkan yang berkuasa di Jawa Tengah bagian Selatan meninggalkan beberapa bangunan
candi Budha seperti Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Pawon, dan Candi Ngawen
Candi Borobudur mulai dibangun pada pada tahun 824 M pada masa pemerintahan
Samaratungga. Arsiteknya adalah Gunadharma.

4. Kerajaan Sriwijaya.
Kerajaan Sriwijaya berdiri sekitar abad ke-7 di Sumatera Timur. Pusat kerajaan Sriwijaya ada di
Palembang, di dekat sungai Musi., dipimpin oleh Dapunta Hyang. Sriwijaya mendapat julukan sebagai
kerajaan nasional pertama, karena keberhasilannya dalam melakukan perluasan wilayah sehingga
kekuasaan Sriwijaya sangat luas, yaitu meliputi sebagian besar Sumatra, Semenanjung Melayu, Jawa
Barat, Jawa Tengah dan Kalimantan bagian barat. Sriwijaya juga berperan sebagai kerajaan maritim
dan menjadi pusat agama Budha.
Sriwijaya mengalami jaman keemasan pada abad ke-9 dibawah pimpinan Balaputradewa. Pada
masa kejayaannya Sriwijaya mengembangkan hubungan kerjasama dengan Kerajaan Benggala,
Colamandala, Srilangka, Cina dan kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara.
Mulai abad ke-11 Sriwijaya mulai mengalami kemunduran. Adapun yang menjadi penyebabnya
adalah:
a. Mendapat serangan dari Raja Rajendra dari Colamandala (1025)
b. Terjadinya ekspedisi Pamalayu, yaitu pengiriman pasukan ke Melayu oleh Kertanegara raja
Singasari.(1275)
c. Serangan kerajaan Majapahit (1377)

5. Kerajaan Kediri.
Sejarah Kerajaan Kediri tidak dapat dipisahkan dari keberadaan Wangsa Isyana di Jawa Timur.
Pada akhir kekuasaannya, Airlangga sebagai keturunan Wangsa Isyana terpaksa membagi kerajaan
menjadi dua. (Tugas pembagian kekuasaan itu diserahkan kepada Mpu Bharada) yaitu:
a. Panjalu atau Kediri dengan ibukota Daha
b. Jenggala atau Singasari
Namun dalam kenyataannya kedua kerajaan sering terlibat perang saudara karena perebutan
kekuasaan. Mulai abad ke -12, kekuasaan telah jatuh ke tangan Kediri. Raja besar dari kerajaan ini
adalah Jayabhaya. Pada jaman kejayaan Kediri banyak dihasilkan karya sastra seperti: Kresnayana
(Mpu Triguna), Bharatayuda (Mpu Sedah dan Mpu Panuluh), Smaradahana (Mpu Dharmaja), Lubdaka
(Mpu Tanakung) dan Arjuna Wiwaha (Mpu Kanwa).
Raja terakhir kerajaan Kediri adalah Kertajaya. Pada masa akhir kekuasaannya, Kediri dalam
keadaan lemah. Pada tahun 1222 Kediri diserang oleh Ken Arok dari Tumapel, Kertajaya terbunuh dan
berakhirlah kerajaan Kediri.

6. Kerajaan Singasari.
Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok, sekaligus dia sebagai raja pertamanya. Dia
membentuk dinasti baru yang bernama Wangsa Rajasa. Ken Arok bergelar Sri Ranggah Rajasa Sang
Amurwabhumi. Kerajaan Singasari mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Kertanegara.
Ia bercita-cita menjadikan Singasari sebagai kerajaan besar dan ingin menyatukan seluruh nusantara.
Untuk itu Kertanegara mengadakan perubahan dalam pemerintahan. Usaha Kertanegara dalam
menata pemerintahan antara lain:
a. Pejabat yang tidak menyetujui cita-cita Kertanegara digeser atau bahkan diganti.
b. Kertanegara meluaskan daerah kekuasaannya. Beberapa daerah yang berhasil ditaklukkan antara
lain Bali, Sunda, Kalimantan Barat Daya dan Malaka.
Politik Kertanegara yang terlalu mengutamakan perluasan wilayah ke luar dan mengabaikan
kondisi di dalam kerajaan, akhirnya mengundang keberanian Jayakatwang (penguasa Kediri) untuk
memberontak. Dalam pemberontakan itu Kertanegara terbunuh sehingga berakhirlah kekuasaan
Singasari.

7. Kerajaan Majapahit.
Puncak keemasan kerajaan Hndu-Budha di Indonesia dapat dilihat melalui kerajaan Majapahit.
Kerajaan ini juga dikenal sebagai kerajaan nasional kedua di Indonesia. Rajanya yang pertama adalah
Raden Wijaya yang bergelar Kertarajasa Jayawardhana.
Majapahit mengalami masa keemasan pada saat dipimpin oleh raja Hayam Wuruk dan patih
Gadjah Mada yang bercita-cita mempersatukan seluruh nusantara. Pada saat ini rakyat Majapahit
hidup aman dan tentram. Majapahit dikenal sebagai kerajaan maritim dan agraris. Pengaruh Majapahit
juga sampai ke Mancanegara seperti Siam, Burma, Kampuchea, India, Cina dan Philipina.
Majapahit mulai mengalami kemunduran semenjak wafatnya Hayam Wuruk dan patih Gadjah
Mada. Karena tidak ada regenerasi setelah wafatnya kedua tokoh tersebut, penggantinya tidak ada
yang sekuat dan setangguh keduanya, bahkan Majapahit sering terjadi perang saudara. Perang yang
terbesar adalah perang Paregreg. Faktor lain penyebab kemunduran Majapahit adalah karena
berkembangnya agama Islam yang berdampak pada banyaknya wilayah-wilayah kekuasaan Majapahit
yang memisahkan diri dan mendirikan kerajan yang bercorak Islam.
BAB III . PENINGGALAN-PENINGGALAN SEJARAH YANG BERCORAK HINDU-BUDHA

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial-Sejarah


Standar Kompetensi : 5. Memahami Perkembangan masyarakat Sejak masa Hindu-
Budha sampai masa Kolonial Eropa.
Kompetensi Dasar : 5.1. Mendeskripsikan Perkembangan Masyarakat,
Kebudayaan dan Pemerintahan pada masa Hindu Budha serta
Peninggalan-peninggalannya.
Indikator : 1. Mengidentifikasi peninggalan-peninggalan sejarah bercorak
Hindu-Budha di berbagai daerah. : 2. Memberi contoh peninggalan-
peninggalan sejarah bercorak Hindu-Budha diberbagai daerah.
Kelas/Semester : VII/Genap.

RINGKASAN MATERI

Peninggalan-peninggalan yang bercorak Hindu-Budha.


1.Agama Hindu dan Budha.
Agama Hindu-Budha berkembang di Indonesia sekitar abad ke-2 sampai 5 Masehi dan
mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak abad ke-7. Sampai sekarang agama Hindu-Budha
masih berkembang di Indonesia dan diakui secara resmi sebagai agama di Indonesia.

2.Arsitektur (seni bangunan):


a)Candi bagi agama Hindu adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan atau
penanaman abu jenazah seorang raja. Sedang dalam agama Budha berfungsi sebagai tempat
pemujaan kepada sang Budha.
Candi-candi Hindu antara lain:
 Candi-candi di dataran tinggi Dieng. Letak candi yang tersebar menunjukkan sifat
demokratis yang dianut oleh dinasti Sanjaya.
 Candi Gedongsongo, terletak di lereng gunung Ungaran dan terdiri atas sembilan candi
yang letaknya tersebar.
 Candi Prambanan, jumlah candinya banyak, dengan candi utamanya candi syiwa yang
terkenal dengan sebutan Candi Roro Jonggrang.
Candi-candi Budha antara lain:
 Candi Kalasan, sumbernya berasal dari Prasasti Kalasan.
 Candi Mendut, yang didirikan oleh raja Indra.
 Candi Borobudur, merupakan candi terbesar di Indonesia, dibangun pada masa Raja
Samarotungga.
 Candi Ratu Boko, merupakan sebuah istana keluarga raja-raja Syailendra.
 Candi Sewu, dibangun pada masa pemerintahan Pramodyawardani.

Bangunan candi yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur terdapat beberapa perbedaan, yaitu:
 Candi di Jawa Tengah berbentuk tambun, sedang candi di Jawa Timur berbentuk ramping.
 Candi Jawa Tengah berbahan batu andesit (batu kali), sedang candi Jawa Timur berbahan
batu bata.
 Candi Jawa Tengah, tempat paling suci ada di bagian tengah, sedang di Jawa Timur paling suci
ada di paling belakang.
 Candi Jawa Tengah umumnya menghadap ke timur, sedangkan candi Jawa Timur umumnya
menghadap ke Barat.
 Hiasan gapura candi Jawa Tengah berupa kalamakara sedang candi Jawa Timur berupa kala.

b) Stupa adalah bangunan yang berkaitan dengan agama Budha yang berfungsi menyimpan
peninggalan keramat Budha Gautama dan tempat untuk memperingati kejadian-kejadian
penting dalam kehidupan Budha Gautama.
c)Arca, yaitu patung yang dibuat dari batu yang dipahat menyerupai bentuk manusia atau
binatang.
d) Vihara, adalah tempat tinggal para biksu yang terbuat dari kayu.
e)Keraton, adalah rumah tempat tinggal ratu atau raja.
f) Petirtaan yaitu tempat pemandian suci yang digunakan kalangan istana.
g) Gapura bangunan yang berupa pintu gerbang.
h) Pertapaan adalah bangunan yang dicerukkan pada suatu gua batu dan difungsikan sebagai
tempat tinggal para pertapa.
3.Prasasti.
Prasasti adalah tulisan yang dipahatkan pada lempengan batu atau benda lain. Prasasti menjadi
sumber sejarah utama untuk mengetahui perkembangan kerajaan pada jaman Hindu-Budha.
Contoh:
a. Prasasti Yupa (Kutai), memuat berita tentang pelaksanaan upacara kurban, karena
keberhasilan raja dalam pemerintahannya.
b. Prasasti Ratu Boko (Syailendra), memuat berita tentang pelarian raja Balaputradewa ke
Sriwijaya setelah kalah perang menghadapi Pramodyawardani.
c. Prasasti Canggal (Mataran Kuno), berisi tentang pendirian kerajaan Mataram Kuno oleh Raja
Sanjaya.
d. Prasasti Ciaruteun (Tarumanegara), memuat tentang keperkasaan dan kebijaksanaan
pemerintahan raja Purnawarman.

4.Tulisan dan Bahasa.


Beberapa prasasti yang ditinggalkan kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Indonesia sebagian besar
berhuruf Palawa dan berbahasa Sansekerta. Tulisan dan bahasa itu disampaikan kaum brahmana
India kepada kalangan istana sehingga dikenal luas oleh warga istana.

5.Kesusastraan.
Masuk dan berkembangnya kebudayan India di Indonesia membawa kemajuan yang sangat besar
dalam bidang kesusastraan. Karya sastra yang mereka bawa antara lain kitab Ramayana dan
Mahabharata.

6.Sistem Pemerintahan.
Indonesia mengenal sistem kerajaan sejak masuknya masyarakat India ke Indonesia. Awalnya
masyarakat Indonesia hidup dalam kelompok-kelompok suku yang dipimpin oleh orang yang
dianggap mempunyai kelebihan tertentu (primus interpares).
BAB IV PERKEMBANGAN MASYARAKAT, KEBUDAYAAN DAN PEMERINTAHAN PADA MASA
ISLAM DI INDONESIA

Standar Kompetensi : 5. Memahami perkembangan Masyarakat sejak


Masa Hindu-Budha sampai masa Kolonial Belanda.
Kompetensi Dasar : 5.2. Mendeskripsikan Perkembangan Masyarakat, Kebudayaan dan
Pemerintahan Islam di Indonesia serta peninggalan-peninggalannya.
Indikator : 1. Melacak proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia.
: 2. Mendeskripsikan saluran-saluran Islamisasi di Indonesia.
: 3. Mendeskripsikan peran Wali Songo dan ulama Lainnya dalam menyebarkan
Islam.

A. Proses Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia.

Ada 3 teori tentang proses masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia, yaitu :
1. Teori Gujarat, yang berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 dan
dibawa oleh pedagang-pedagang dari Gujarat (India Barat). Dasar dari teori ini adalah adanya
hubungan dagang antara Indonesia dengan India melalui jalur Indonesia-Gujarat-Timur Tengah-
Eropa. Serta adanya batu nisan Sultan Samudera Pasai Malik Al Saleh yang bercorak khas Gujarat.
2. Teori Mekah, yang berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 dan
pembawanya berasal dari Arab (Mesir). Dasar dari teori ni adalah bahwa pada abad ke-7 di pantai
barat Sumatera sudah terdapat perkampungan orang Islam (Arab).
3. Teori Persia, berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 dan pembawanya
berasal dari Persia (Iran). Dasar teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya Islam
Indonesia seperti peringatan 10 Muharam yang dilakukan di Sumatera Barat.
Selain teori tersebut diatas, ada beberapa sumber sejarah yang menjadi bukti masuknya Islam di
Indonesia, yaitu:
1. Menurut berita Cina dari Dinasti Tang, bahwa pada abad ke-7 orang-orang Ta-shih (Arab) telah
datang di Nusantara.
2. Di Leran-Gresik ditemukan makam seorang wanita muslim bernama Fatimah binti Maemun yang
berangka tahun 1082.
3. Berita perjalanan Marcopolo (pedagang Venesia), mencatat bahwa di Perlak, Aceh Utara pada
tahun 1292 M, sudah banyak yang beragama Islam.
4. Ibnu Batutah dari India pada tahun 1345 M, pernah singgah di Samodra Pasai dan mencatat bahwa
raja Samudera Pasai telah giat menyebarkan agama Islam.
5. Di Gresik terdapat makam seorang tokoh ulama bernama Malik Ibrahim yang meninggal tahun
1419 M.
6. Catatan Ma Huan (musafir Cina) yang memberitakan bahwa pada awal abad ke-15 sebagian
masyarakat di pesisir pantai utara Jawa telah memeluk Islam
7. Catatan Tome Pires (musafir Portugis) berjudul Suma Oriental yang memberitakan tentang
penyebaran agama Islam di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Kepulauan Maluku sekitar abad ke-
16.

Perkembangan Agama Islam di Indonesia tergolong cepat bila dibandingkan dengan perkembangan
Hindu-Budha. Hal ini disebabkan oleh karena:
a. Syarat untuk menjadi pemeluk Islam mudah, yaitu hanya mengucapkan dua kalimat Syahadat.
b. Ajaran Islam sederhana dan mudah di mengerti.
c. Islam tidak mengenal sistem kasta, sehingga lebih menarik rakyat.
d. Upacara keagamaan di dalam Islam lebih sederhana.
e. Jatuhnya Majapahit dan Sriwijaya, telah mempercepat berkembangnya Islam.
f. Penyebaran Islam dilakukan dengan cara damai
g. Penyebaran Islam didukung oleh para raja atau tokoh lokal yang dihormati rakyat.

B. Saluran-saluran dalam penyebaran Islam di Indonesia

1. Melalui perdagangan (Gujarat, Arab, Persia)


2. Melalui perkawinan, yaitu perkawinan antara seorang muslim dengan orang yang belum masuk
Islam. Contoh: Perkawinan antara Maulana Iskak dengan putri Raja Blambangan yang melahirkan
Sunan Giri, atau perkawinan antara Syarif Abdullah dengan putri Prabu Siliwangi yang melahirkan
Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati)
3. Melalui Kesenian,baik seni wayang, seni musik, gamelan, ukiran, sastra, dan sebagainya.
4. Melalui pendidikan dengan mendirikan pondok-pondok pesantren.
5. Melalui dakwah oleh ulama-ulama lokal di forum pengajian-pengajian.
6. Melalui Tasawuf, dengan menyesuikan pola pikir masyarakat yang berorientasi pada kebudayaan
Hindu-Budha.

C. Peran Walisongo dan Ulama lainnya dalam penyebaran Islam.

Selain disebarkan oleh pedagang, Islam di Indonesia juga disebarkan oleh Ulama, yaitu orang
yang ahli dalam agama Islam. Di Jawa penyabaran Islam tidak terlepas dari peranan Walisanga, yaitu
orang yang dipandang telah sempurna pengetahuan dan amalannya tentang agama Islam dan
dipandang sebagai orang yang dekat dengan Allah (Wali’ullah). Adapun kesembilan wali itu adalah:
Maulanan Malik Ibrahim (Maulana Magribi), Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajad, Sunan Giri,
Sunan Kudus, Sunan Kalijaga, Sunan Muria dan Sunan Gunungjati.
Peran Walisanga dalam penyebaran Agama Islam antara lain:
1. Menyebarkan agama Islam (dakwah Islamiyah)
2. Menjadi penasehat raja, bahkan ada yang menjadi raja.
3. Memimpin upacara adat.
4. Sebagai pengembang kebudayaan setempat.
5. Sebagai ahli siasat perang.
BAB V

KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DAN PENINGGALAN-PENINGGALAN YANG BERCORAK ISLAM DI


INDONESIA

Standar Kompetensi : 5. Memahami Perkembangan Masyarakat sejak masa Hindu-


Budha sampai masa Kolonial Eropa.
Kompetensi Dasar : 5.2. Mendeskripsikan perkembangan Masyarakat Kebudayaan
dan Pemerintahan pada masa Islam di Indonesia serta peninggalan-
peninggalannya.
Indikator : 1. Menyusun kronologi perkembangan kerajaan kerajaan Islam
di berbagai wilayah Indonesia.
: 2. Mengidentifikasi dan memberi contoh peninggalan-
peninggalan sejarah bercorak Islam diberbagai wilayah Indonesia.

A. Perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam di berbagai Wilayah Indonesia.


1. Kerajaan Perlak.
Menurut pendapat Prof. A. Hasyim, Kerajaan Islam tertua adalah kerajaan Peureula
(Perlak). Sumber sejarah yang mengungkap keberadaan Kerajaan Perlak adalah naskah tua yaitu
Izhharul Haq yang ditulis oleh Al Fashi dan Buku silsilah Raja Perlak dan Pasai karangan Sayid
Abdullah bin Sayid Habib Saifudin.
Berdasarkan bukti sejarah, bahwa kerajaan Perlak berdiri pada tahun 840 M di Aceh.
Sultan pertama kerajaan ini adalah Saiyid Maulana Abdul Azis Syah. Bukti peninggalan kerajaan
Perlak adalah mata uang emas, perak, tembaga , stempel kerajaan dan makam Benoa.
Perlak awalnya adalah kerajaan yang sangat makmur, karena menjadi pusat perdagangan
lada. Tetapi karena terus dilanda perang saudara untuk memperebutkan kekuasaan, banyak
pedagang yang mengalihkan kegiatannya ke Pasai, akhirnya Perlak menjadi mundur.

2. Kerajaan Samudera Pasai.


Kerajaan ini berada di sebelah utara Perlak. Didirikan oleh Marah Silu pada tahun 1290,
dengan menyatukan daerah Samudera dan Pasai. Kedua daerah inilah yang kemudian dijadikan
kerajaan dengan nama Kerajaan Samudera Pasai dengan rajanya Marah Silu sendiri yang bergelar
Sultan Malik al Saleh. Kerajaan Pasai merupakan awal bangkitnya kekuasaan Islam di Indonesia.
Pada masa inilah mulai diletakkan dasar-dasar kekuasaan secara Islam
Letak Kerajaan Samudera Pasai sangat strategis dan merupakan pintu gerbang untuk
memasuki Indonesia bagian Barat. Samudera Pasai merupakan bandar Internasional dan menjadi
tempat berkumpulnya para pedagang dari Gujarat, India, Persia, Cina dan Arab.
Kerajaan Samudera Pasai berkembang sampai abad ke-16. Munculnya kerajaan Malaka
dan Kerajan Aceh menyebabkan Samudera Pasai kehilangan peranannya dalam perdagangan dan
penyebaran agama Islam, bahkan pada tahun 1522 kerajaan Samudera Pasai berhasil diduduki
oleh Portugis.

3. Kerajaaan Malaka.
Kerajaan Malaka didirikan oleh Parameswara, seorang keturunan bangsawan Majapahit.
Sebagai raja pertama, Parameswara bergelar Sultan Iskandar Syah. Dibawah pemerintahannya
Malaka berkembang pesat. Selain menjadi pusat perdagangan dan perkembangan Islam di Asia
Tenggara, Malaka juga menjadi bandar transito. Malaka akhirnya jatuh ke tangan bangsa Portugis
pada tahun 1511.

4. Kerajaan Aceh.
Jatuhnya kerajaan Malaka ke tangan bangsa Portugis memberi keuntungan bagi Aceh,
karena para pedagang Islam banyak yang pindah ke Aceh. Demikian juga pedagang-pedagang
asing yang biasanya singgah di Malaka lebih memilih langsung ke Aceh karena Portugis
menjalankan monopoli dan menetapkan bea cukai yang cukup tinggi..
Kerajaan Aceh mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Ia
sangat anti penjajahan, oleh karena itu dengan berbagai cara dia berusaha untuk dapat mengusir
Portugis dari Malaka, dan menolak kedatangan Belanda di Aceh.
Sepeninggal Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh berangsur-sngsur mengalami
kemunduran.

5. Kerajaan Demak.
Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa. Demak awalnya adalah
wilayah bawahan Majapahit. Dengan runtuhnya Majapahit, Demak segera melepaskan diri dan
mendirikan kerajaan sendiri.
Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah (Pangeran Jimbun), salah seorang keturunan
raja majapahit. Dibawah pimpinannya, Demak berkembang menjadi kerajaan Islam besar. Wilayah
kekuasaannya meliputi Semarang, Tegal, dan Jepara, bahkan pengaruhnya sampai ke luar Jawa
seperti Palembang, Jambi dan beberapa wilayah di Kalimantan.
Setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis, Demak makin penting arti dan perannya sebagai
pusat penyebaran agama Islam, tetapi kehadiran Portugis sekaligus menjadi ancaman bagi
kekuasaan Demak di Jawa. Oleh karena itu Demak mengirimkan pasukannya untuk menghalau
pengaruh Malaka di Jawa. Kebesaran Demak akhirnya tumbang oleh perebutan kekuasan dan
perang saudara.

6. Kerajaan Mataram.
Kerajaan Mataram didirikan oleh Sutawijaya yang bergelar Panembahan Senopati Ing
Alaga Sayidin Panatagama. Pada masa pemerintahannya, Mataram diwarnai oleh banyaknya
peperangan, dengan tujuan untuk menundukkan para bupati yang berusaha melepaskan diri dari
kekuasaan Mataram.
Mataram mencapai jaman keemasan pada masa pemerintahan Sultan Agung Senapati ing
Alaga Ngaburrahman Kalifatullah. Pada saat ini Mataram berkembang menjadi kerajaan agraris
maritim dan berkembang menjadi lumbung beras nusantara bahkan menjadi pengekspor beras.
Bidang kebudayaan juga mengalami kemajuan. Sultan Agung menulis kitab sastra Gending. Beliau
juga mengganti perhitungan tahun Hindu yang berdasarkan peredaran matahari dengan
perhitungan tahun Islam yang berdasarkan peredaran bulan. Kebijakan Sultan Agung yang lain
adalah upayanya mengusir Belanda dari Batavia.
Kerajaan Mataram mengalami kemunduran setelah wafatnya Sultan Agung, terutama
setelah terjadinya perebutan kekuasaan dan campur tangan VOC .

7. Kerajaan Banten
Banten awalnya merupakan salah satu wilayah kekuasaan Demak. Setelah wafatnya
Sultan Trenggana, Demak terus dilanda perang saudara. setelah dipindahkan ke Pajang, Banten
melepaskan diri dan berdiri menjadi kerajan sendiri dibawah pimpian Pangeran Sabakingkin atau
Sultan Hasanudin. Dibawah kekuasaan Hasanudin Banten mengalami perkembangan yang pesat,
Daerah kekuasaannya meliputi Jawa Barat, Lampung, Indrapura, Selebar dan Bengkulu. Banten
mengalami masa kejayan pada waktu diperintah oleh Sultan Ageng Tirtayasa, beliau kemudian
digantikan oleh anaknya bernama Sultan Haji.

8. Kerajaan Cirebon
Cirebon didirikan oleh Fatahillah. Setelah Demak runtuh, maka Cirebon berdiri sebagai
kerajaan Islam. Hubungan antra Cirebon dengan Mataram berjalan baik, sebab Mataram
menghormati Cirebon sebagai kerajaan yang didirikan oleh seorang waPada masa pemerintahan
Fatahillah penyebaran agama Islam serta perdagangan berkembang cukup pesat, sehingga Cirebon
berperan pula sebagai kota dagang di pantai utara Jawa.

Pada tahun 1570 Fatahillah wafat dan dimakamkan di Gunung Jati, Jawa Barat. Oleh karena itu ,
beliau dikenal dengan Sunan Gunung Jati. Pemerintahan Cirebon dilanjutkan oleh Panembahan
Ratu, cicit dari dari Fatahillah. Sepeninggal Fatahillah Cirebon mengalami kemunduran, bahkan
pada tahun 1675 Cirebon pecah menjadi dua, yaitu menjadi Kasepuhan dan Kanoman

9. Kerajaan Banjar
Kerajaan Banjar terletak di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pendirinya adalah Pangeran
Samudera, setelah menganut agama Islam memakai gelar Sultan Suryanullah atau Suryansyah.
Banjar dikenal sebagai daerah penghasil manik – manik, kapur barus, dan emas. Jalur transportasi
dari pedalaman ke daerah pantai dilakukan melalui Sungai Barito.

Dalam urusan pemerintahan, Sultan Suryanullah dibantu oleh seorang patih yang
bertindak sebagai kepala pelaksana pemerintahan .Di bawah jabatan patih terdapat jabatan–
jabatan “ Mantri Pangiwa, Mantri Panganan, Mantri Bhumi, dan Mantri Sikap. Tugas Mantri
Panganan dan Mantri Pangiwa adalah mengurus di bidang militer dan pertahanan negara. Mantri
Bhumi dan Mantri Sikap menjalankan tugasnya untuk mengurus perbendaharaan istana dan
perpajakan.. Jabatan Penghulu mengurus bidang agama, sedangkan yang mengurus bidang
pengadilan dan hakim istana disebut Patih Balit, Patih Kawin, dan Patih Muhur.
Walaupun raja sebagai penguasa tertinggi dalam menjalankan kekuasaannya dibatasi oleh
suatu dewan yang disebut Dewan Mahkota, yang anggotanya terdiri dari para bangsawan dan
sejumalh pejabat tingkat atas seperti Patih, Mantri dan Kyai. Dewan Mahkota bertugas sebagai
pembantu raja dalam memecahkan berbagai persoalan penting dalam pemerintahannya. Untuk
memenuhi kebutuhan dalam bidang keuangan maka dalam pemerintahan Kerajaan Banjar
memungut berbagai jenis pajak yang dibebankan kepada rakyatnya dan juga diperoleh dari hasil
perdagangan.
Hubungan politik perdagangan dengan Demak berjalan dengan baik. Banyak ulama dari
Demak yang mengajarkan Islam di daerah Banjar. Setelah Sultan Suryanullah wafat, Banjar
mengalami kemunduran.

10. Kerajaan Gowa – Tallo ( Makasar )


Kerajaan ini semula terdiri dari dua kerajaan, yaitu Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo.
Kemudian keduanya bergabung menjadi Gowa – Tallo. Kerajaan ini bercorak Islam, ibu kotanya di
Sombaopu yaitu sebuah kota pelabuhan tarnsito di Sulawesi Selatan yang ramai. Setelah
bergabung menjadi Gowa – Tallo, Raja Gowa Daeng Manrabia menjadi raja Gowa – Tallo dan
bergelar Sultan Alaudin, Sedangkan Raja Tallo Kraeng Matoaya menjadi perdana menteri ( patih )
dan bergelar Sultan Abdullah.

Kerajaan Makasar mengalami perkembangan yang cukup pesat karena didukung oleh
beberapa faktor yaitu :
a. Letaknya sangat strategis, menghubungkan Malaka dengan Maluku.
b. Pusat pemerintahan terletak di muara sungai sehingga lalu lintas dari pedalaman berjalan
lancar.
c. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis menyebabkan banyak pedagang yang singgah di Makasar.
d. Penduduk Makasar ahli dalam pelayaran dan pembuatan kapal besar jenis Phinisi dan
Lambo.
Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin,
wilayahnya hingga ke Bone dan Solor. Beliau menolak monopoli perdagangan VOC sehingga VOC
berupaya menghancurkan Makasar. Karena gigihnya dalam melawan VOC ia mendapat julukan
oleh orang Belanda “ Ayam Jantan dari Timur “. Sultan Hasanuddin akhirnya dapat dikalahkan VOC
dengan cara diadu domba dengan Raja Bone, Aru Palaka.
Setelah dikalahkan Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya pada
tahun 1667. Adapun isi Perjanjian Bongaya yaitu :
(1) VOC memperoleh hak monopoli di Makasar.
(2) Makasar mengakui kekuasaan VOC.
(3) Makasar melepaskan beberapa wilayah strategis kepada VOC.
(4) VOC mendirikan benteng di Makasar.

11. Kerajaan Ternate


Kerajaan Ternate berdiri pada abad ke – 13 , ibu kotanya di Sampalu. Letaknya di
kepulauan Maluku bagian utara. Pada saat Ternate diperintah oleh Sultan Zaenal Abidin (1486 –
1560) Penyebaran Islam dan perdagangan rempah-rempah berkembang cukup pesat. Ramainya
perdagangan rempah-rempah di Maluku mendorong timbulnya persekutuan-persekutuan dagang,
seperti berikut ini :
a. Uli – Lima yang berarti persekutuan lima. Anggotanya lima pulau kecil di Kepulauan Maluku,
yaitu : Obi, Bacan, Seram , Ambon dan Ternate sebagai ketuanya.
b. Uli - Siwa yang berarti persekutauan sembilan. Anggotanya sembilan pulau di Kepulauan
Maluku, yaitu : Pulau Makian, Halmahera, Mare, Moti, dan pulau – pulau kecil lain, sedangkan
Tidore sebagai ketuanya.
Kedua persekutuan ini akhirnya bersaing setelah kedatangan bangsa Barat di Maluku.
Portugis datang di Maluku (1512) dan bersekutu dengan Ternate, sedangkan Spanyol datang ke
Maluku (1521) dan bersekutu dengan Tidore. Kedua kerajaan ini diperalat oleh bangsa asing,
akhirnya bersaing dan bermusuhan.
Portugis lebih awal datang ke Maluku dan telah mendirikan benteng Sao Paulo, Portugis
berbuat sewenang – wenang terhadap rakyat Ternate dan memonopoli perdagangan di Maluku.
Tindakan Portugis mendapat perlawanan dari Spanyol, tetapi Spanyol kalah dan menyingkir dari
Maluku.
Rakyat Ternate mengadakan perlawanan dipimpin oleh Sultan Hairun (1550 – 1570),
Sultan Hairun tertangkap dan dipenjarakan. Kemudian Sultan Hairun dikeluarkan dan diajak
berunding, tetapi keesokan harinya Sultan Hairun dibunuh ketika berkunjung di Benteng Portugis.
Peristiwa ini menimbulkan kemarahan besar bagi rakyat Maluku dan Sultan Baabullah ,
putra Sultan Hairun (1570 – 1583). Sultan Baabullah bersama rakyat Ternate mengadakan
perlawanan besar-besaran terhadap Portugis. Dalam perlawanan ini Ternate mendapat dukungan
dari Tidore, sehingga Baabullah berhasil mengepung Benteng Portugis selama lima tahun. Hal ini
menyebabkan pasukan Portugis kekurangan bahan makanan dan menyerah kepada Sultan
Baabullah.
Ternate mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Baabullah.
Wilayahnya sampai ke daerah Philipina bagian selatan. Bersamaan ini pula penyebaran Islam
sampai ke wilayah Philipina bagian selatan, sehingga sampai sekarang penduduk Philipina bagian
selatan banyak memeluk agama Islam.

12. Kerajaan Tidore


Kerajaan Todore berdiri hampir bersamaan dengan Kerajaan Ternate yaitu abad ke – 13.
Kedua kerajaan ini bersahabat dan hidup berdampingan. Karena Tidore juga kaya rempah-rempah,
banyak pedagang yang berlabuh ke Ternate juga singgah ke Tidore.
Raja terbesar dari Kerajaan Tidore adalah Sultan Nuku. Beliau adalah putra Sultan Hairun.
Sultan Nuku berhasil mengusir VOC dari Maluku. Pada saat pemerintahannya berhasil memperluas
wilayahnya hingga ke Halmahera, Seram, Kai, dan Misol Irian. Bersamaan dengan itu penyebaran
Islam dilakukan di daerah kekuasaannya. Berkat jasa sultan –sultan dari kedua kerajan ini, Islam
dapat menyebar khususnya di wilayah Nusantara bagian timur.

B. Peninggalan-peninggalan Sejarah yang bercorak Islam

1. Masjid dan Langgar atau surau.


Masjid adalah tempat sholat orang Islam yang berbentuk persegi atau bujur sangkar. Langgar atau
surau juga tempat sholat tetapi ukurannya relatif lebih kecil dan tidak digunakan sebagai tempat
jumatan.
Ciri umum bangunan masjid di masa kerajaan-kerajaan Islam umumnya beratap tumpang
(bertingka-tingkat dan biasanya dibuat dalam jumlah ganjil), seperti tampak pada masjid Demak,
masjid Aceh dan Masjid Banten.

2. Menara.
Menara adalah tempat muazin mengumandangkan azan. Pada periode awal, masjid di Indonesia
jarang menggunakan menara. Bangunan menara tampak jelas pada masjid Kudus dan masjid
Banten.

3. Makam.
Setiap orang Islam yang meninggal dunia wajib dimakamkan, yang biasanya dipancangkan batu
nisan sebagai tanda tempat dikuburkannya jenasah. Bentuk makam di Indonesia umumnya
disesuaikan dengan kebudayaan dan tradisi daerah masing-masing. Untuk makam para raja atau
wali biasanya berada satu komplek dengan masjid (umumnya berada di belakang masjid) seperti
makam di Demak dan makam Sunan Ampel.

4. Gapura.
Gapura atau pintu gerbang merupakan salah satu peninggalan masa Islam, misalnya gapura
makam, pintu gerbang bangunan kraton, dan pintu gerbang bangunan masjid. Salah satu contoh
bangunan gapura peninggalan masa Islam di Indonesia adalah gapura makam Masjid Sendang
Duwur di Tuban.

5. Bangunan Kraton.
Pusat-pusat pemeritahan Islam sampai sekarang yang masih dapat dilihat utuh antara lain Keraton
Yojakarta, Surakara dan Cirebon.

6. Seni Ukir.
Seni ukir yang berkembang pada masa Islam selalu disamarkan, mengingat dalam ajaran Islam ada
beberapa pandangan yang menyatakan bahwa tidak diperkenankan membuat patung atau lukisan
makluk hidup.
7. Seni Sastra.
Pada masa Islam, perkembangan seni sastra sangat menonjol terutama di Jawa dan Sumatra.
Beberapa seni sastra yang berkembang saat itu antara lain:
a. Syair, merupakan karya sastra yang berupa sajak dan terdiri dari empat baris.
b. Hikayat, merupakan karya sastra yang berisi cerita atau dongeng yang sering dikaitkan dengan
sejarah. Contoh: Hikayat Raja-raja Pasai, Hikayat Amir Hamzah dan Hikayat Hang Tuah.
c. Babad, adalah cerita sejarah, tetapi bercampur mitos dan kepercyaan masyarakat yang kadang
tidak masuk akal. Contoh: Babad Tanah Jawi, Babad Cirebon dan Babad Giyanti.
d. Suluk, adalah karya sastra yang berisi tasawuf. Contoh : Suluk Sunan Bonang, dan Suluk Syaraf
al Asyiqin.
BAB VI MASUKNYA BANGSA-BANGSA EROPA KE INDONESIA

Standar Kompetensi : 5. Memahami Perkembangan Masyarakat sejak masa Hindu-Budha sampai


masa Kolonial Eropa.
Kompetensi Dasar : 5.3. Mendeskripsikan perkembangan masyarakat , kebudayaan dan
pemerintahan pada masa Kolonial Eropa.
Indikator : 1. Mendeskripsikan faktor pendorong terjadinya penjelajahan samudera.
: 2. Menyebutkan tokoh-tokoh penjelajah samudera.
: 3. Mendeskripsikan proses masuknya bangsa bangsa Eropa ke Indonesia.
: 4. Menguraikan tujuan kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia.
: 5. Mengidentifikasikan cara-cara yang digunakan bangsa Eropa dalam mencapai
tujuannya.

A. Faktor Pendorong terjadinya Penjelajahan Samodra


1. Jatuhnya Konstantinopel ke bangsa Turki pada tahun 1453, yang berdampak pada putusnya
hubungan dagang antara Eropa dengan Asia Barat. Hal ini menyebabkan bangsa-bangsa Eropa
kesulitan mendapatkan rempah-rempah. Hal ini pula yang kemudian mendorong bangsa Eropa
untuk mencari sendiri daerah penghasil rempah-rempah.
2. Keinginan untuk mendapatkan 3G, yaitu Gold (mencari kekayaan), Glory (mencari kejayaan) dan
Gospel (misi menyebarkan agama Nasrani).
3. Adanya perkembangan Ilmu pengetahuan dan Teknologi, seperti:
 Keinginan untuk membuktikan kebenaran teori Copernicus yang menyatakan bahwa bumi itu
bulat.
 Berkembangnya teknik pembuatan kapal yang dapat mempermudah dan memperlancar upaya
mengarungi samudera.
 Diketemukannya kompas sebagai petunjuk arah sehingga tidak ada kekhawatiran untuk
tersesat.
 Ditemukannya mesiu untuk persenjataan yang dapat digunakan untuk melindungi pelayaran
dari ancaman bajak laut.

B. Tokoh-tokoh Penjelajah Samudera


1. Dari Portugis:
 Bartholomeus Diaz dianggap sebagai pelopor penjelajahan samudera Portugis. Ia merintis
pelayaran melalui Lautan Atlantik sampai ke Tanjung Harapan.
 Vasco da Gama adalah perintis jalur pelayaran melalui Tanjung Harapan sampai ke India.
 Alfonso d’Albuquerque, merupakan tokoh yang sangat berperan dalam merebut kota Malaka
tahun 1511.
 Cabral merintis pelayaran melalui lautan Atlantik sampai ke Brazilia.

2. Dari Spanyol:
 Christoporus Columbus, telah merintis rute perjalan ke benua baru (Amerika) yang sangat
berguna bagi penjelajah samudera berikutnya.
 Ferdinand Magelhaens adalah perintis pelayaran ke Asia dari arah barat (melalui benua
Amerika). Ia berangkat dari Lisabon menyeberangi Samudera Atlantik menyusuri pantai timur
Amerika Selatan kemudian menyeberangi Samudera Pasifik dan akhirnya sampai ke kepulauan
Massava (Philipina) tahun 1520. Ekspedisi Magelhaens ini dianggap sebagai ekspedisi yang
pertama kali berhasil mengelilingi dunia.

C. Proses masuknya bangsa-bangsa Eopa ke Indonesia.


1. Proses kedatangan bangsa Portugis ke Indonesia.
 Tahun 1511 Alfonso d’Albuquerque berhasil merebut dan menduduki Malaka
 Tahun 1512 d’Abreau sampai di Maluku Utara. Di Ternate berhasil menjalin hubungan dagang
dengan Sultan Hairun.
 Tahun 1524 Portugis mengadakan perjanjian kerjasama dengan kerajaan Hindu Padjajaran
dan mendapat ijin untuk mendirikan benteng di Sunda Kelapa.
 Tahun 1540 pendeta Portugis Fransiscus Xaverius singgah di Maluku untuk menyebarkan
agama nasrani.
 Tahun 1605 di Maluku, Portugis terdesak oleh Belanda dan menyingkir di Timor-Timur
(Sekarang :Timor-Leste).

2. Proses kedatangan bangsa Spanyol ke Indonesia.


 Tahun 1521 kapal dagang Spanyol tiba di Maluku. Kedatangannya disambut baik oleh
penduduk Tidore, tetapi pihak Portugis merasa terancam.
 Tahun 1526 Portugis dan Spanyol menanda-tangani perjanjian Saragosa. Dalam perjanjian
tersebut disepakati bahwa wilayah operasi dan perdagangan untuk para pedagang Portugis di
Maluku, sedang untuk Spanyol wilayah operasinya di Philipina.

3. Proses kedatangan Inggris ke Indonesia


 Ekspedisi Inggris untuk menguasai perdagangan di Asia disponsori oleh persekutuan dagang,
yaitu East Indiaan Company (EIC). Persekutuan ini merupakan perkumpulan para pengusaha
Inggris.
 Sejak tahun 1600, EIC mendapat hak khusus dari pemerintahnya untuk menangani
perdagaangan di Asia. EIC mempunyai wewenang penuh atas monopoli perdagangan di Asia.
 Akhir abad ke-16, EIC mengadakan hubungan dagang dengan beberapa wilayah Indonesia
seperti : Aceh, Jayakarta, Banjar, Gowa dan Maluku. Namun karena terdesak oleh Belanda,
Inggris akhirnya keluar dari kawasan Indonesia.

4. Proses kedatangan Belanda ke Indonesia.


 Tahun 1596 armada Cornellis de Houtman tiba di Banten
 Tahun1598 armada kedua di bawah pimpinan Jacob van Neck tiba di tempat yang sama.
 Tahun 1602 belanda membentuk kongsi dagang dengan nama VOC (Vereenigde Oost Indische
Compagnie). Sejak saat itulah VOC dengan berbagai cara berusaha menguasai kerajaan–
kerajaan dan pelabuhan-pelabuhan penting di Indonesia.

D. Tujuan kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia.


Secara umum tujuan kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia adalah:
1. Melakukan eksploitasi ekonomi, yaitu usaha memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya
manusia Indonesia untuk kemakmuran bangsanya.
2. Mendomonasi politik, yaitu penguasaan terhadap bangsa terjajah dan menindas upaya-upaya
mencapai kemerdekaan.
3. Melakukan penetrasi budaya, dengan cara menggeser pola budaya pribumi dengan pola budaya
barat agar rakyat Indonesia meniru berbagai pola tingkah laku bangsa Eropa dan menjauhkan dari
budaya bangsanya sendiri.

E. Cara-cara yang digunakan bangsa Eropa dalam mencapai tujuannya.


1. Pada awal penjelajahannya, bangsa Eropa yang dipelopori oleh Portugis dan Spanyol bertujuan
untuk menemukan dan menjalin hubungan dagang secara langsung dengan wilayah penghasil
rempah-rempah.

2. Setelah mereka ketahui daerah penghasil rempah-rempah ternyata merupakan daerah yang
mempunyai potensi ekonomi yang baik, muncullah keinginan untuk dapat menguasai wilayah
tersebut. Mulailah mereka melakukan politik menguasai suatu bangsa untuk mendapatkan
kekuasaan dan keuntungan yang besar (kolonialisme/imperialisme)

3. Keberhasilan Portugis dan Spanyol dalam menduduki bangsa lain kemudian diikuti oleh negara
Eropa yang lain. Demi mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya bangsa Eropa melakukan
politik monopoli perdagangan (perdagangan sepihak).

4. Dalam melaksanakan sistem monopoli bangsa Eropa biasanya mendekati penguasa setempat ,
kaum bangsawan atau kelompok berpengaruh yang lain dengan harapan dapat memperoleh ijin
untuk mendirikan kantor dagang dan mengantongi hak untuk menguasai wilayah tersebut, seperti
VOC (Belanda) dan EIC (Inggris). Dalam melaksanakan cara ini, mereka tidak segan-segan
melakukan dengan cara kekerasan dengan mendatang- kan kekuatan armadanya. Setelah berhasil
menundukkan suatu wilayah, mereka memaksa penguasa setempat untuk menandatangani suatu
perjanjian.

5. Bila cara kekerasan tidak berhasil, bangsa penjajah biasanya menerapkan politik adu domba atau
devide et impera. Cara inilah yang juga terbukti ampuh untuk menundukkan wilayah-wilayah yang
awalnya dengan tegas menolak kebijakan pemerintah kolonial Eropa di wilayahnya.
BAB VII

DAMPAK YANG DITIMBULKAN OLEH BANGSA EROPA DAN REAKSI RAKYAT TERHADAP KEHADIRAN
BANGSA EROPA DI INDONESIA.
Standar Kompetensi : 5. Memahami Perkembangan masyarakat sejak masa Hindu-Budha sampai
masa Kolonial Eropa
Kompetensi Dasar : 5.3. Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan dan
pemerintahan pada masa Kolonial Eropa.
Indikator : 1. Mendeskripsikan berbagai perlawanan rakyat di daerah terhadap Portugis.
: 2. Mendeskripsikan berbagai perlawanan rakyat di daerah terhadap VOC.
: 3. Mendeskripsikan perkembangan masyarakat kebudayaan dan pemerintahan
pada masa Kolonial Eropa.

A. Dampak masuknya bangsa Eropa ke Indonesia.


Masuknya bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia membawa berbagai pengaruh diberbagai bidang,
diantaranya adalah:
1. Bidang Agama.
Pemerintah kolonial mengenalkan agama baru di Indonesia, yaitu Kristen Katolik yang
dibawa oleh kaum missionaris Portugis, sedangkan agama Kristen Protestan dibawa dan
disebarkan oleh para zending Belanda. Wilayah di Indonesia yang banyak terpengaruh oleh agama
kristen ini adalah masyarakat Indonesia bagian timur seperti: Papua, Maluku Selatan, Sulawesi
Utara dan Nusa Tenggara Timur.

2. Adat-istiadat dan kebiasaan.


Adat istiadat dan kebiasaan bercorak Eropa yang memberi pengaruh terhadap masyarakat
Indonesia adalah: tata cara bergaul yang bersifat bebas, model pakaian, tata cara perkawinan, cara
berfikir yang rasional, kedisiplinan, menghargai waktu, semangat kerja yang tinggi, individualistis
dan materialistis.

3. Pendidikan.
Pemerintah kolonial Belanda mengenalkan sistem pendidikan Barat di Indonesia terutama
pada masa pelaksanaan Politik Etis. Kegiatan pendidikan direncanakan, dilaksanakan, dan
dievalusi dalam suatu kurikulum pendidikan. Indonesia juga mengenal sistem, jenis dan jenjang
pendidikan tertentu.

4. Kesenian dan arsitektur.


Pada masa kolonial berkembang seni musik, sastra, tari dan seni lukis. Begitu juga dengan
seni bangun (arsitektur) yang sampai sekarang masih dapat dilihat dalam corak bangunan gereja,
benteng, sekolah, penjara, asrama, kebun raya, jalan raya, jalan kereta api dan sistem irigasi.

5. Hukum.
Pada masa kolonial, terutama kolonial Belanda banyak disusun dan diberlakukan
pedoman hukum, antara lain: Algemene Bepalingen van Wetgeving (Peraturan Umum Perundang-
undangan), Staatblad van Nederlands-Indie (Lembaran Negara Hindia-Belanda), dan Burgerlijk
Wetboek (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata), yang sampai sekarang masih banyak
mempengaruhi tata hukum di Indonesia walaupun dengan berbagai perubahan untuk disesuaikan
dengan situasi dan kondisi yang berkembang di masyarakat.

6. Sistem Pemerintahan.
Sistem pemerintahan yang berkembang di negara-negara Barat bersumber dari ajaran
Trias Politica , yang membagi kekuasaan menjadi 3 bagian, yaitu badan legislatif (pembuat UU),
eksekutif (Pelaksana UU), dan yudikatif (pengawas pelaksanaan UU)

B. Reaksi rakyat Indonesia terhadap kekuasaan Portugis.


1. Perlawanan rakyat Malaka.
Kedatangan Portugis di Malaka, selain untuk berdagang juga untuk menyebarkan agama
Nasrani. Kapal-kapal dagang Portugis ternyata dilengkapi dengan senjata. Hal inilah yang
membuat Sultan Mahmud Syah dan rakyat Malaka menolak kehadirannya. Apalagi setelah
diketahui bahwa maksud yang sebenarnya kedatangan Portugis yang tidak lain adalah untuk
menguasai perdagangan di Selat Malaka. Rakyat Malaka kemudian menyerang kapal-kapal
Portugis.
Serangan ini dijadikaqn alasan bagi Alfonso d’ Albuquerque untuk menyerang Makaka.
Pada tahun 1511 Malaka jatuh ke tangan Portugis. Setelah berhasil menguasai Malaka, Portugis
berusaha memperluas daerah perdagangannya ke darah lain seperti Jawa dan Pasai. Di tempat
inipun Portugis mendapat perlawanan dari penduduk setempat.

2. Perlawanan Kerajaan Ternate.


Setelah menguasai Malaka, tahun 1512 Portugis tiba di Maluku. Kedatangan Portugis ini
mendapatkan perlawanan dari kerajaan ternate. Hal ini disebabkan karena:
 Portugis mulai menerapkan monopoli perdagangan
 Portugis menyebarkan agama nasrani
 Sikap Portugis yang sangat agresif menyerang wilayah lain.
Perlawanan rakyat Ternate dipimpin oleh Sultan Hairun. Dalam sebuah pertempuran
sebenarnya Portugis terdesak, namun dengan kelicikan dan tipu muslihat Sultan Hairun terbunuh.
Sejak peristiwa ini rakyat Maluku bangkit bertempur dengan gigih melawan Portugis dibawah
pimpinan Sultan Baabullah dan akhirnya berhasil mengusir Portugis dari Maluku.

3. Perlawanan Kerajaan Aceh.


Ketika Malaka jatuh ke tangan Portugis, Aceh berkembang menjadi pusat perdagangan,
karena kebanyakan pedagang-pedagang muslim menghindari Portugis. Hal inilah yang membuat
Portugis menganggap bahwa Aceh merupakan saingan utama Portugis. Beberapa kali Portugis
menyerang Aceh tetapi selalu mengalami kegagalan.
Guna menghadapi ancaman Portugis, Aceh mengambil langkah-langkah sebagai berikut:
 Melengkapi kapal-kapal dagangnya dengan senjata dan prajurit
 Meminta bantuan dari Turki, Jepang dan India.
Berbagai upaya Portugis untuk dapat menaklukkan Aceh selalu mengalami kegagalan,
demikian juga upaya Aceh untuk dapat mengusir Portugis dari Malaka tidak pernah berhasil
sampai akhirnya Malaka jatuh ke tangan Belanda pada tahun1641.

C. Reaksi rakyat Indonesia terhadap VOC


Bangsa Belanda pertama kali datang ke Indonesia tahun 1596 di bawah pimpinan Cornelis
de Houtman. Mereka tiba di Banten, dan diterima baik oleh penduduk setempat. Tetapi setelah
masyarakat mengetahui bahwa Belanda melakukan tindakan-tindakan yang mengarah pada
penjajahan, mereka mengusirnya.
Pada tahun 1598, Belanda kembali ke Indonesia di bawah pimpinan Yacob van Neck, yang
kemudian diikuti oleh pedagang-pedagang Belanda lainnya. Mereka membentuk kongsi-kongsi dagang
sehingga terjadi persaingan diantara para pedagang Belanda sendiri. Melihat kondisi semacam ini,
akhirnya pemerintah Belanda pada tahun 1602 membentuk sebuah kongsi dagang bersama dengan
nama Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). Pembentukan VOC atau Persekutuan Perusahaan
Dagang Hindia Timur ini atas usulan dari Johan van Oldenborneveld.
Adapun tujuan dibentuknya VOC adalah:
1. Tujuan intern, yaitu untuk menghindari persaingan antar pedagang Belanda.
2. Tujuan ekstern, yaitu untuk menghadapi persaingan dengan pedagang-pedagang asing atau
kongsi-kongsi dagang negara lain, terutama kongsi dagang Inggris (EIC).
Sedangkan tindakan-tindakan VOC di Indonesia diantaranya terlihat dari ambisinya dalam
menguasai pelabuhan-pelabuhan dan kerajaan-kerajaan penting di Indonesia serta melaksanakan
monopoli perdagangan rempah-rempah.
Agar dapat mencapai tujuannya, oleh pemerintah Kolonial belanda, VOC diberi hak-hak
istimewa yang dikenal dengan nama hak oktroi, yaitu hak untuk dapat bertindak dan berlaku
sebagaimana suatu negara. Hak oktroi itu berupa hak untuk mempunyai tentara sendiri, mengadakan
perjanjian dengan kerajaan-kerajaan setempat, menentukan perang dan damai, menduduki daerah-
daerah asing, membentuk pengadilan sendiri ,memonopoli perdagangan dan hak untuk mengedarkan
mata uang sendiri.
Dengan hak hak oktroi inilah Belanda akhirnya mampu menghadapi Portugis yang lebih
dahulu bercokol di Indonesia, dan dapat mendesak kongsi dagang Inggris. VOC akhirnya menjadi
penguasa tunggal di Indonesia. Dengan politik devide et impera satu demi satu wilayah Indonesia
jatuh ke tangan VOC. Hal inilah yang kemudian menimbulkan reaksi rakyat di berbagai daerah,
diantaranya:

1. Perlawanan rakyat Maluku.


Semula kehadiran Belanda di Maluku disambut baik oleh penduduk setempat karena dapat
dijadikan sekutu untuk melawan Portugis. Ternyata tindakan yang dilakukan Belanda tidak
berbeda dengan Portugis yang hanya ingin mengeksploitasi kekayaan Maluku. Dalam pelaksanaan
monopoli VOC ternyata lebih kejam dari pada Portugis. Hal ini dapat dilihat bahwa penduduk tidak
hanya dipaksa untuk menjual barang dagangannya hanya kepada VOC, tetapi tempat dan jumlah
tanaman yang ditanam pendudukpun dibatasi oleh VOC. Untuk mengawasi pelaksanaan monopoli,
VOC melakukan pelayaran Hongi yaitu pelayaran dengan kapal kora-kora yang dipersenjatai dan
mampu menembus daerah-daerah padalaman. Pelayaran ini juga dibekali dengan hak ekstirpasi,
yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-rempah yang dianggap melebihi ketentuan.
Karena monopoli perdagangan dan tindakan yang sewenang-wenang inilah rakyat Maluku bangkit
melawan VOC. Perlawanan Maluku terjadi di Ternate dan Tidore. Pada tahun 1805 sultan Nuku
dari Tidore berhasil mengusir VOC dari Maluku dengan cara melakukan politik devide et impera,
mengadu domba antara VOC dengan Inggris.

2. Perlawanan Kerajaan Mataram.


Perlawanan Kerajaan Mataran telah dimulai sejak pemerintahan Sultan Agung. Sultan
Agung adalah raja terbesar kerajaan Mataran yang bercita-cita menyatukan seluruh Pulau Jawa di
bawah kekuasaan Mataram. Selain praktek monopoli, kehadiran VOC dianggap dapat menghambat
cita-cita Sultan Agung. Oleh karena itu Mataram berusaha mengusir VOC. Pada tahun 1628 dan
1629 Sultan Agung menyerang VOC di Batavia. Namun dua kali serangan ini mengalami kegagalan.
Penyebab kegagalan itu adalah:
 Jarak yang sangat jauh antara Batavia dan Mataram
 Tentara Mataram kesulitan bahan pangan
Tentara Mataram banyak yang terserang wabah penyakit. Strategi Sultan Agung dalam
membendung sungai Ciliwung dengan maksud agar Pasukan VOC kekurangan air justru
menimbulkan wabah penyakit yang merugikan tentara Mataram sendiri
Kalah dalam persenjataan.
Perlawanan Sultan Agung berikutnya dilanjutkan oleh penerus-penerusnya seperti
tampak dalam perlawanan Trunojoyo, Perlawanan Untung Suropati, perlawanan pangeran
Mangkubumi dan Mas Said.

3. Perlawanan Kerajaan Makasar


Kerajaan Makasar mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Hasanudin. Ia dijuluki
sebagai “ Ayam jantan dari Timur”. Letak Makasar yang sangat strategis membuat VOC selalu
berusaha untuk menguasainya. Upaya VOC untuk melaksanakan monopoli perdagangan di
Makasar selalu ditolak oleh Sultan Hasanudin. VOC akhirnya melaksanakan politik adu domba
dengan menghasut Aru Palaka raja Bone untuk melawan Hasanudin. Dalam sebuah pertempuran
antara VOC dan Aru Palaka, Makasar kalah. Dengan terpaksa Sultan Hasanuddin menyerah dan
menanda-tangani perjanjian Bongaya (1667). Isi perjanjian tersebut adalah:
 Makasar mengakui kekuasaan VOC
 VOC memperoleh hak monopoli dagang di Makasar
 Makasar harus melepaskan Bugis dan Bone
 Aru Palaka menjadi raja Bone
 Makasar harus membayar beaya perang VOC.
Orang-orang Makasar yang tidak suka menerima perjanjian itu memilih mengembara
meninggalkan Makasar menuju ke daerah lain, seperti Jawa, Sumatera atau ke tempat lain di
selurh Indonesia.

4. Perlawanan Banten
Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaan pada masa Pemerintahan Abdul Fatah atau
Sultan Ageng Tirtayasa. Beliau menolak berbagai aturan monopoli dan berusaha mengusir VOC
dari Batavia. Dengan cara licik, VOC berhasil mengadu domba Sultan Ageng Tirtayasa dengan
putrannya yang bernama Sultan Haji. Dengan bantuan VOC, Sultan Haji berhasil merebut tahta
ayahandanya. Sebagai imbalannya VOC memperoleh hak monopoli dagang di Banten.

Anda mungkin juga menyukai