Tugas 1 Logam Dan Paduan - Ismail Hamzah - 17.01.011.020 PDF
Tugas 1 Logam Dan Paduan - Ismail Hamzah - 17.01.011.020 PDF
NIM : 17.01.011.020
1. Jelaskan secara lengkap reaksi kimia yang terjadi di dalam blast furnace
Blast furnace adalah proses pengolahan bijih besi untuk dijadikan besi kasar yang
akan dihasilkan oleh dapur tinggi diolah kembali kedalam dapur, untuk dijadikan baja.
Dalam Blast Furnace, bahan bakar, bijih, dan kapur terus dipasok melalui bagian atas tanur,
sementara udara yang ditiupkan ke bagian bawah tanur, sehingga reaksi kimia berlangsung
sepanjang tanur sebagian bahan bergerak ke bawah pada bagian tanur.
Produk dari Blast Furnace biasanya berupa logam cair dan terak fase disadap dari
bawah, dan gas buang yang keluar dari bagian atas tanur. Aliran ke bawah dari bijih besi
dan fluks dalam kontak dengan upflow panas, karbon monoksida yang kaya gas
pembakaran merupakan proses pertukaran perlawanan.
Bahan baku yang terdapat padat blast furnace antara lain, Batu besi coklat (2Fe2O3
+ 3H2O), hematit (Fe2O3), Batu besi magnet (Fe2O4), Batu besi kalsit atau spat (FeCO3).
Adapula tambahan bahan yang digunakan sebagai tambahan pada proses blast furnace
yaitu, batu kapur, bahan bakar, dan udara panas.
1. Bahan bakar, bijih besi dan bahan tambahan dimasukkan secara teratur berlapis-lapis.
2. Udara panas dimasukkan dari daputr cowper dengan kecepatan 100m/dt, maka udara
panas mengadakan pembakaran (CO2 dan pembentukan CO) sebagai gas untuk
mereduksi bijih-bijih besi dengan temperature ± 9000oC.
3. Muatan yang turun pertama kali melepas air, kemudian hidrat arang dan terjadi
pengikatan kimiawi pada waktu reduksi pertama oleh CO pada suhu ± 400oC.
4. Bijih besi turun terus supaya arang/kokas yang pijar berwarna putih menerima zat
arang dan membentuk karbonat-karbonat seperti batu kapur dan dolomite, baru
kehilangan CO2 pada suhu 700oC.-800oC., maka teraknya terbentuk bersama-sama
dengan reduksi sempurna dari besi.
Prinsip kerja dari Blast Furnace adalah prinsip reduksi. Pada proses ini unsur karbon
monoksida dapat menyerap unsur asam dari ikatan-ikatan besi unsur asam pada suhu
tinggi. Pada pembakaran suhu tinggi + 1800oC dengan udara panas, maka dihasilkan suhu
yang dapat menyelenggarakan reduksi tersebut.
Proses kimia yang terjadi pada Metode Blast Furnace modern secara ringkas adalah
sebagai berikut: Pada waktu iron ores, bahan bakar dan tambah dimasukkan kedalam
dapur,partama-tama dihilangkan kelembaban dan kadar air pada daerah suhu 200-30o°C.
Dengan meningkatnya suhu, terjadinya reaksi tak langsung terhadap bijih-bijih besi dengan
reaksi
Pada suhu -> 535°C, carbon monoksida mulai terurai menjadi karbon bebas dan karbon
dioksida, dengan reaksi
Saat daerah suhu 700 – 800 °C reduksi langsung ferro oksida mulai dengan membentuk
besi spong yang mengandung karbon.Reaksi ini terjadi antara pertengahan (setengah jalan
antara puncak dan dasar Blast Furnace).Batu kapur terurai pada suhu 800°C. dan dolomit
pada suhu 1075°C dengan reaksi :
Sementara besi spong memperoleh kandungan karbon yang menurunkan titik lebur dan
dalam peleburan menyerap karbon dari kokas semakin lama scmakin banyak.Batu kapur
mengikat kotoran-kotoran bijih besi dan abu kokas. Sehingga selalu ada gas CO yang
dipakai untuk roduksi. Jadi kokas didalam Blast Furnace berfungsi selain sebagai sumber
kalor adalah berfungsi untuk mereduksi oksigen dalam bijih-bijih besi.
Referensi : https://www.academia.edu/29412350/Blast_Furnace
Pabrik Besi Spons (Direct Reduction Plant) menerapkan teknologi berbasis gas
alam dengan proses reduksi langsung menggunakan teknologi Hyl dari Meksiko. Pabrik
ini menghasilkan besi spons (Fe) dari bahan mentahnya berupa pellet bijih besi (Fe2O3
and Fe3O4), dengan menggunakan gas alam (CH4) dan air (H2O).
DR Plant memiliki 2 (dua) buah unit produksi dan menghasilkan 2,3 juta ton besi
spons per tahun. Unit produksi yang pertama yaitu Hyl I mulai beroperasi tahun 1979. Unit
ini beroperasi dengan menggunakan 4 modul batch process dimana setiap modulnya
mempunyai 2 (dua) buah reaktor. Unit ini memiliki kapasitas produksi sebesar 1.000.000
ton besi spons per tahun.
Unit produksi yang kedua yaitu Hyl III memulai operasinya pada tahun 1994
dengan menggunakan 2-shafts continuous process. Unit ini memiliki kapasitas produksi
sebesar 1.300.000 ton besi spons per tahun.
Besi spons yang dihasilkan oleh pabrik ini memiliki keunggulan dibanding sumber
lain terutama disebabkan karena rendahnya kandungan residual. Sementara itu tingginya
kandungan karbon menyebabkan proses di dalam Electric Arc Furnace (EAF) menjadi
lebih efisien dan proses pembuatan baja menjadi lebih akurat. Lebih lanjut hal tersebut
menjamin konsistensi kualitas produk baja yang dihasilkan
Referensi:
https://www.academia.edu/11829286/PROSES_PRODUKSI_BAJA_DI_PT.KRAKATAU_
STEEL
3. Jelaskan yang dimaksud dengan sulfur print dan phospor print serta kegunaannya
1. Produk sulfur Print ialah produk yang sering atau bisa digunakan dalam keadaan gelap
atau minim pada cahaya,karena produk phospor print dapat bisa menyala dengan cukup
terang pada ditempat gelap,inilah contoh yang ada padagelang seorang mainan anak-
anak yang mempunyai warna-warni,sablon yang ada pada stiker yang berada didinding.
2. Produk sulfur print ialah produk yang biasa kita jumpai atau yang digunakan pada
dalamkehidupan sehari-hariyaitu untuk membersihkan badan dari kuman ialah sabun
mandi,sabun mandi juga banyak macamnya yaitu sabun mandi batang,cair seperti
cream kecantikan dan masih banyak lagi.oleh karenanya print yang dapat digunakan
saat mengetahui keretakan saat proses saat pembuatan suatu produk,sulfur print dapat
digunakan saat produk tidak dapat dilihat dari yang ada di keadaan mata yang ada di
bagian luar.
Referensi : https://www.scribd.com/document/366787641/Tugas-Matek
4. Jelaskan fungsi unsur carbon, silicon, mangan, phospor, sulfur dalam baja
a. Carbon
Baja pada dasarnya ialah besi (Fe) dengan tambahan unsur Karbon ( C )
sampai dengan 1.67% (maksimal). Bila kadar unsur karbon (C) lebih dari 1.67%,
maka material tersebut biasanya disebut sebagai besi cor (Cast Iron).
Makin tinggi kadar karbon dalam baja, maka akan mengakibatkan hal- hal sbb:
e. Sulfur
Besi (Fe) dan Belerang (S) akan membentuk senyawa FeS (besisulfida).
Antara besi dengan besisulfit terbentuk eutektikum pada kandungan S 30,5% serta
temperatur 985 oC. Besi δ pada temperatur 1365 oC, mampu melarutkan S sebesar
0,17%, sedangkan besi γ sebesar 0,07%. Masih dipertanyakan apakah besi α juga
mampu melarutkan unsur S ini. Yang pasti adalah bahwa besi α memiliki
kemampuan yang sangat rendah dalam melarutkan S.
Referensi:
https://hapli.wordpress.com/foundry/pengaruh-unsur-unsur-paduan-terhadap-
bahan-berbasis-besi-ferro/
https://yogoz.wordpress.com/2011/05/15/pengaruh-campuran-unsur-kimia-pada-
baja/