Anda di halaman 1dari 6

Deret Taylor dan Analisis Galat

Dalam matematika, deret Taylor adalah representasi fungsi matematika sebagai jumlahan
tak hingga dari suku-suku yang nilainya dihitung dari turunan fungsi tersebut di suatu titik. Deret
ini dapat dianggap sebagai limit polinomial Taylor. Deret Taylor mendapat nama dari
matematikawan Inggris Brook Taylor. Bila deret tersebut terpusat di titik nol, deret tersebut
dinamakan sebagai deret Maclaurin, dari nama matematikawan Skotlandia Colin Maclaurin

➢ Definisi
Deret Taylor dari sebuah fungsi riil atau fungsi kompleksf(x) yang terdiferensialkan takhingga
dalam sebuah persekitaran sebuah bilangan riil atau kompleksa adalah deret pangkat

yang dalam bentuk lebih ringkas dapat dituliskan sebagai

dengan n! melambangkan faktorial n dan f (n)(a) melambangkan nilai dari turunan ke-n dari f pada
titik a. Turunan kenol dari f didefinisikan sebagai f itu sendiri, dan (x − a)0 dan 0! didefinisikan
sebagai 1.

Dalam kasus khusus di mana a = 0, deret ini disebut juga sebagai Deret Maclaurin.
Dalam kalkulus, teorema Taylor memberikan barisan pendekatan sebuah fungsi yang
diferensiabel pada sebuah titik menggunakan suku banyak (polinomial). Koefisien polinomial
tersebut hanya tergantung pada turunan fungsi pada titik yang bersangkutan. Teorema ini juga
memberikan estimasi besarnya galat dari pendekatan itu. Teorema ini mendapat nama dari
matematikawan Brook Taylor, yang menyatakannya pada tahun 1712, meskipun hasilnya sudah
ditemukan pertama kali tahun 1671 oleh James Gregory
Teorema Taylor dalam satu variabel
Teorema Taylor menyatakan sembarang fungsi mulus dapat dihampiri dengan polinomial.
Contoh sederhana penerapan teorema Taylor adalah hampiran fungsi eksponensial ex di dekat x =

0:
Hampiran ini dinamakan hampiran Taylor orde ke-n’ terhadap ex karena menghampiri nilai
fungsi eksponensial menggunakan polinomial derajat n. Hampiran ini hanya berlaku untuk x
mendekati nol, dan bila x bergerak menjauhi nol, hampiran ini menjadi semakin buruk. Kualitas
hampiran dinyatakan oleh suku sisa:

Lebih umum lagi, teorema Taylor berlaku untuk setiap fungsi yang dapat diturunkan ƒ,
dengan hampiran untuk x di dekat titik a, dalam bentuk:

Suku sisa adalah perbedaan antara fungsi dan polinomial hampirannya:

Meskipun rumus eksplisit untuk suku sisa ini jarang digunakan, teorema Taylor juga
memberikan estimasi nilai sisanya. Dengan kata lain, untuk x cukup dekat terhadap a, suku sisa
haruslah cukup kecil. Teorema Taylor memberikan informasi persis seberapa kecil suku sisa
tersebut.
Analisis Galat
Galat berasosiasi dengan seberapa dekat solusi hampiran terhadap solusi sejatinya.semakin
kecil galatnya, semakin teliti solusi numerik yang didapatkan.
Misalkan â adalah nilai hampiran terhadap nilai sejati a, maka selisih
ε=a–â
disebut galat. Sebagai contoh, jika â = 10.5 adalah nilai hampiran dari a = 10.45, maka galatnya
adalah ε = -0.01. Jika tanda galat (positif atau negatif) tidak dipertimbangkan, maka galat mutlak
didefinisikan sebagai
ǀεǀ =ǀa – âǀ
Untuk mengatasi interpretasi nilai galat, maka galat harus dinormalkan terhadap nilai sejatinya.
Sehingga dinamakan galat relatif.

Karena galat dinormalkan terhadap nilai sejati, maka galat relatif tersebut dinamakan juga galat
relatif sejati.
Dalam praktek kita tidak mengetahui nilai sejati a, karena itu galat ε seringkali dinormalkan
terhadap solusi hampirannya, sehingga galat relatifnya dinamakan galat relatif hampiran.

Contoh:

Misalkan nilai sejati = 10/3 dan nilai hampiran = 3.333. Hitunglah galat, galat mutlak, galat
relatif, dan galat relatif hampiran.

Penyelesaian:

Galat = 10/3 – 3.333 = 10/3 – 3333/1000 = 1/3000 = 0.000333…

Galat mutlak = ǀ0.000333…ǀ = 0.000333…

Galat relatif = (1/3000)/(10/3) = 1/1000 = 0.0001

Galat relatif hampiran = (1/3000)/3.333 = 1/9999


1. Deret Taylor cos (x) ; x=0,2 dan Analisi Galat
2. Deret Taylor ex

3. Deret Taylor ln (x+1)

Anda mungkin juga menyukai