Anda di halaman 1dari 14

Laporan Akhir Praktikum Metrologi Industri kelompok 37

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam proses produksi dibutuhkan ketelitian dan kecermatan dalam


pengukuran produk, ini dimaksudkan agar kualitas produk yang dihasilkan
berkualitas tinggi. Kita sebagai seorang sarjana teknik harus dibekali dengan ilmu
pengukuran dan dalam praktikum metrologi industri ini kita akan memperoleh
banyak ilmu tentang pengukuran baik itu di lapangan ataupun secara teori.
Sehingga   ketika memasuki dunia kerja nanti kita tidak lagi merasa canggung
dalam mengukur dan menggunakan alat ukur.

1.2 TUJUAN
1. Pengenalan dan penggunaan alat ukur linear.
2. Membandingkan alat ukur yang satu dengan alat ukur yang lainnya.
3. Membandingkan hasil pengukuran dari beberapa alat ukur.

1.3 MANFAAT

1. Praktikan mampu menggunakan alat ukur linear dengan baik dan benar.
2. Praktikan mampu melaksanakan pengukuran langsung dan tak langsung.
3. Praktikan mampu membaca hasil pengukran

BAB II

Laboratorium Metrologi Industri


25
Laporan Akhir Praktikum Metrologi Industri kelompok 37

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TEORI DASAR

 Pengukuran Linear

Pengukuran linear merupakan pengukuran yang paling banyak digunakan


dalam berbagai bidang terutama dalam bidang industri seperti pengukuran
diameter, panjang, lebar. Selain itu pengukuran linear juga berfungsi untuk
mengetahui toleransi dari bentuk geometrik dari suatu produk. Alat ukur linear
terdiri dari beberapa jenis yaitu:

a. Alat ukur linear lansung

Alat linear ukur langsung merupaan alat ukur yang mempunyai skala
ukur yang telah dikalibrasi menurut standar internasional, contoh:

- Jangka sorong

Gambar 2.1 Jangka Sorong

- Mikometer sekrup

Gambar 2.2 Mikrometer Sekrup


b. Alat ukur linear tidak langsung

Laboratorium Metrologi Industri


26
Laporan Akhir Praktikum Metrologi Industri kelompok 37

Alat ukur linear tidak langsung merupakan alat ukur yang terdiri dari
beberapa alat ukur yang bertujuan untuk meningkatkan hasil pengukuran.
Selain itu pengukuran dengan cara ini juga disebabkan karena kondisi
objek ukur yang tidak memungkinkan dilakukan pengukuran secara
langsung dengan menggunakan alat ukur linear tidak langsung. Alat ukur
linear tidak langsung terdiri atas :

- Alat ukur standar

Alat ukur standar merupakan alat ukur dimana ukuran yang dimiliki
sebagai acuan ketelitian alat ukur lain, contoh :

- Blok ukur (Gauge Block)

Gambar 2.3 Blok Ukur

- Kaliber induk tinggi (heigth master)

Gambar 2.4 Heigth master

- Alat ukur pembanding

Alat ukur pembanding merupakan alat ukur yang tidak dapat


mendapatkan langsung ukuran tetapi pembacaan ukuran dari selisih suatu
dimensi terhadap ukuran standar, contoh :

- Jam ukur (dial indicator)

Laboratorium Metrologi Industri


27
Laporan Akhir Praktikum Metrologi Industri kelompok 37

Gambar 2.5 Dial indikator

- Jam ukur tes/pupitas ( dial test indicator)

Gambar 2.6 Dial test indicator

2.2 TEORI ALAT UKUR

 Jangka sorong

Mistar ingsut (jangka sorong) adalah alat ukur dimensi linear atau panjang
yang memiliki dua skala yaitu skala utama dan skala nonius. Skala utama
adalah skala panjang dan skala nonius adalah skala yang dapat digeser yang
berfungsi untuk menaikkan kecermatan pembacaan yang ada pada skala
utama.

Mistar ingsut digunakan untuk :

- Mengukur ketebalan, gerak luar atau diameter luar.


- Mengukur jarak celah atau diameter dalam.
- Mengukur tingkat
- Mengukur kedalaman

Laboratorium Metrologi Industri


28
Laporan Akhir Praktikum Metrologi Industri kelompok 37

Gambar 2.7 Jangka Sorong atau Mistar Ingsut

Keterangan :
1. Rahang ukur pengukuran luar
2. Rahang ukur pengukuran dalam
3. Lidah pengukur kedalaman (depth)
4. Skala utama mm
5. Skala utama inci
6. Skala nonius mm
7. Skala nonius inci
8. Kunci peluncur (untuk memblok gerakan peluncur sehingga mempermudah
pembacaan hasil)
Kecermatan jangka sorong  kecermatan 0,1 mm, 0,05 mm, 0,02
mm.Kapasitas ukur  0 – 100 mm, 0 – 150 mm, 0 – 300 mm, 0 – 450 mm,
sampai dengan 0-2000 mm.

 Mikrometer

Mikrometer adalah alat ukur dengan prinsip kerja menggunakan gerak


melingkar, skala yang di putar menjadi gerak transversal pada sensornya. Pada
mikrometer terdapat sekrup dengan ulir yang teliti sekrup ini dihubungkan dengan
spindel dan diputar pada pemutar atau knop diujungnya ulir sekrup dibuat dengan
teliti dan mempunyai picth dengan besar 0,05 mm. Sekrup bergerak sebanyak
0,05 mm setiap putaran.
Mikrometer digunakan untuk mengukur :
1. Ketebalan dinding atas
2. Ketebalan alas dari suatu produk
3. Diameter dalam dan luar

Laboratorium Metrologi Industri


29
Laporan Akhir Praktikum Metrologi Industri kelompok 37

Gambar 2.8 Mikrometer

 Jenis-jenis mikrometer

1. Mikrometer Luar (Outside Micrometer)

 Mengukur ukuran luar dengan kapasitas ukur hingga 25 mm.


 Untuk mengukur dimensi lebih besar dari 25 mm maka dipakai yang
memakai kapasitas ukur 25 s/d 50 mm, dan begitu seterusnya.

Gambar 2.9 Mikrometer Luar

2. Mikrometer dalam (inside micrometer)

 Mengukur diameter dalam.


 Kapasitas ukur dapat diubah dengan mengganti batang ukur.
 Kedua ujung dari mikrometer berfungsi sebagai sensor.

Gambar 2.10 Mikrometer Dalam


3. Mikrometer kedalaman (depth micrometer)
Laboratorium Metrologi Industri
30
Laporan Akhir Praktikum Metrologi Industri kelompok 37

 Mengukur kedalaman suatu lubang atau permukaan bertingkat.

Gambar 2.11 Mikrometer Kedalaman

4. Mikrometer indikator

 Gabungan antara mikrometer dan jam ukur.


 Landasan tetap dapat bergerak sesuai dengan daerah ukur dari jam ukur
(sekitar +/- 0,02 mm) dengan kecermatan hingga 0,001 mm (sangat
tinggi).
 Mikrometer ini dapat berfungsi sebagai mikrometer luar dan juga dapat
dipakai sebagai kaliber (perubahan skala pada indikator jam ukur dapat
berfungsi sebagai kaliber yang mengecek apakah suatu ukuran berada
dalam batas toleransi)

Gambar 2.12 Mikrometer Indikator

5. Mikrometer batas

 Berfungsi seperti kaliber batas untuk pengukuran produk dalam jumlah


banyak. Biasanya untuk mengukur suatu ukuran dengan nilai toleransi.
 Ukuran GO berarti obyek ukur harus lewat. Ukuran GO = toleransi
bawah,

Laboratorium Metrologi Industri


31
Laporan Akhir Praktikum Metrologi Industri kelompok 37

 ukuran NOT GO berarti obyek ukur harus tidak lewat. ukuran NOT GO
= toleransi atas.

Gambar 2.13 Mikrometer Batas

 Jenis-jenis jangka sorong

1. Jangka sorong jam (Dial Calipper)

 Dilengkapi dengan jam ukur (pengganti dari skala nonius)


 Kecermatan 0.01 mm
 1 putaran jarum penunjuk (100 bagian skala) = pergeseran sensor
(rahang ukur gerak) sejauh 100 x 0.01 mm atau 1 mm.

Gambar 2.14 Jangka Sorong Jam (Dial Calipper)

2. Jangka sorong dengan pembacaan digital

 Skala nonius diganti dengan sensor posisi (sensor yang dapat


merasakan perubahan jarak)
 Pengubah elektronik dan dengan penunjuk digital.

Gambar 2.15 Jangka Sorong Dengan Pembacaan Digital

Laboratorium Metrologi Industri


32
Laporan Akhir Praktikum Metrologi Industri kelompok 37

3. Height Gauge (Jangka Sorong ketinggian)

 Mengukur ketinggian
 Membuat garis gores
 Alat ukur pembanding
 Alat ukur kemiringan

Gambar 2.16 Height Gauge (Jangka Sorong Ketinggian)

4. Jangka Sorong Tak Sebidang

 Mengukur jarak
 Antara 2 permukaan yang bertingkat.

.
Gambar 2.17 Jangka Sorong Tak Sebidang

Laboratorium Metrologi Industri


33
Laporan Akhir Praktikum Metrologi Industri kelompok 37

5. Jangka Sorong Jarak Senter

 Mengukur jarak antara senter lubang.


 Mengukur jarak dari senter ke tepi.

Gambar 2.18 Jangka Sorong Jarak Senter

6. Jangka Sorong Pipa

 Alur didalam silinder


 Untuk mengukur tebal dinding pipa dan tebal pelat yang melengkung

Gambar 2.19 Jangka Sorong Pipa

7. Jangka Sorong tekanan Ringan

 Mengukur diameter luar pipa yang tipis dan lunak.

Laboratorium Metrologi Industri


34
Laporan Akhir Praktikum Metrologi Industri kelompok 37

Gambar 2.20 Jangka Sorong Tekanan Ringan

8. Jangka Sorong Serba Guna

 Pengukur diameter luar/ tebal plat.


 Pengukur diameter dalam.
 Pengukur kedalaman.
 Pengukur sudut.
 Pengukur tinggi.
 Dapat sebagai jangka dan penggores.
 Sebagai pembagi (jarak)

Gambar 2.21 Jangka Sorong Tekanan Serba Guna

9. Jangka Sorong Penggores

 Mengukur pengukur ketinggian dan sekaligus membuat goresan


padaketinggian tersebut.

Laboratorium Metrologi Industri


35
Laporan Akhir Praktikum Metrologi Industri kelompok 37

 Sekain sebagai pengukur diameter luar dan dalam dapat juga


digunakansebagai mistar ingsut ketinggian atau pada pembuatan
gambar-gambar gores

Gambar 2.22 Jangka Sorong Penggores

10. Jangka Sorong kedalaman

 Mengukur kedalaman dari obyek ukur.


 Menugukur lebar dan posisi alur trhadap tepi atau alur lainnya (dengan
ujung berkait)

Gambar 2.23 Jangka Sorong Kedalaman


 Cara mendapatkan kecermatan alat ukur di atas

Kecermatan alat ukur pada gambar yaitu jumlah garis pada skala utama
dibagi dengan jumlah skala pada skala nonius.

Hasil pengukuran dari alat ukur di atas adalah :

1. Jangka sorong = 24,7 mm


2. Mikrometer = 55,95 mm
Laboratorium Metrologi Industri
36
Laporan Akhir Praktikum Metrologi Industri kelompok 37

 Perbedaan utama jangka sorong dengan mikrometer sekrup

a. Tingkat ketelitian jangka sorong 0.1 – 0.05 mm sedangkan tingkat


ketelitian mikrometer sekrup yaitu 0.01 mm
b. Kontruksi antara jangka sorong dan mikrometer sekrup
c. Cara menggunakan jangka sorong dengan menggeser skala noniusnya,
sedangkan mikrometer sekrup dengan cara diputar

BAB III
Laboratorium Metrologi Industri
37
Laporan Akhir Praktikum Metrologi Industri kelompok 37

METODOLOGI

3.1 ALAT DAN BAHAN

1. Jangka sorong
2. Mikrometer sekrup
3. Objek ukur
3.2 SKEMA ALAT

1. Jangka sorong

Gambar 3.1 Skema Jangka Sorong

2. Mikrometer sekrup

Gambar 3.2 Skema Mikrometer

3.3 PROSEDUR PERCOBAAN

1. Bersihkan objek ukur dari vaseline dengan tissue atau wash bensin
2. Siapkan alat ukur yang sudah dibersihkan.
3. Catatlah temperatur ruangan pengukuran.
4. Pahami pemakaian alat ukur.
5. Pahami gambar teknik yang diberi dan lakukan pengukuran menurut ketentuan

Laboratorium Metrologi Industri


38

Anda mungkin juga menyukai