Anda di halaman 1dari 14

Prosedur Pelaksanaan Terapi Perilaku Modeling Partisipan

1. Pengertian

Modeling adalah suatu strategi yang digunakan untuk membentuk perilaku

baru, meningkatkan ketrampilan atau meminimalkan perilaku yang dihindari

(Laraia, 2009). Menurut Bandura (1974, dalam Winarto, 2011) menguraikan

istilah Modeling sesungguhnya tidak tepat kalau hanya peniruan terhadap apa

yang dilakukan seorang model (orang lain), tetapi modeling melibatkan

penambahan dan atau pengurangan tingkahlaku yang teramati, menggeneralisir

berbagai pengamatan sekaligus dengan melibatkan proses kognitif.

2. Tujuan Terapi

Merubah perilaku lama pasien dengan memberikan role model dari seorang

modeling (partisipan) sehingga menghasilkan perilaku baru yaitu kemandirian

melaksanakan ADL.

3. Prinsip Terapi

a. Pasien melihat dan mengobservasi contoh perilaku untuk melaksanakan ADL

secara mandiri yang dimodelkan oleh terapis,

b. Pasien meniru perilaku untuk melaksanakan ADL secara mandiri yang

dicontohkan terapis

c. Terapis dan pasien menampilkan perilaku bersama-sama sebelum ditampilkan

oleh pasien secara mandiri

d. Terapis menjaga tingkat kepercayaan/ kredibilitas didepan pasien

e. Modeling mengubah tingkah laku lama disamping mempelajari tingkah laku

baru
f. Tingkah laku model yang diterima secara sosial dapat memperkuat respon

yang sudah dimiliki pengamat.

g. Tingkah laku model yang tidak diterima secara sosial dapat memperkuat atau

memperlemah pengamat untuk melakukan tingkah laku yang tidak diterima

secara sosial.

h. Kalau tingkah laku yang tidak dikehendaki itu justru diganjar, pengamat

cenderung meniru tingkah laku itu, sebaliknya kalau tingkah laku yang tidak

dikehendaki itu dihukum, respon pengamat menjadi semakin lemah.

4. Kriteria Pasien

Modeling partisipan dapat digunakan pada individu, baik pasien di ruang

psikiatri atau untuk pasien anak-anak dan remaja. Pasien psikiatri yang diberikan

terapi ini pada umumnya adalah pasien dengan diagnosa keperawatan deficit

perawatan diri.

5. Kriteria Model

a. Model memiliki perilaku mandiri dalam melakukan ADL

b. Model dalam satu ruangan dengan pasien

c. Model telah mencapai tingkat perawatan minimal care

d. Model bersedia secara aktif menjadi role model bagi pasien

6. Panduan Terapi

a. Tingkah laku baru melalui modeling partisipan diperoleh karena adanya

kemampuan kognitif.
b. Stimuli berbentuk tingkah laku dari modeling ditranformasi menjadi

gambaran mental, kemudian menjadi simbol verbal yang dapat diingat suatu

saat nanti.

c. Ketampilan kognitif yang bersifat simbolik ini, membuat orang dapat

mentranform apa yang dipelajarinya atau menggabung-gabung apa yang

diamatinya dalam berbagai situasi menjadi pola tingkah laku baru.

7. Tahapan Terapi

Terapi modeling partisipan yang dikembangkan mengacu pada tahapan

terapi modeling partisipan yang dikemukakan oleh Nelson (2011), serta

dimodifikasi dengan prinsip komunikasi terapeutik dalam keperawatan, yaitu :

a. Sesi 1 : Mengidentifikasi perilaku kemandirian melaksanakan ADL dan

memberikan role model cara melaksanakan ADL

b. Sesi 2 : Mendampingi klien melakukan ADL

c. Sesi 3 : Membudayakan melaksanakan ADL tanpa pendampingan

d. Sesi 4 : Mendiskusikan manfaat terapi dan manfaat melaksanakan ADL

H. Pelaksanaan

Pelaksanaan terapi modeling participan sebagai berikut :


SESI I

Mengidentifikasi perilaku kemandirian melaksanakan ADL dan


memberikan role model cara melaksanakan ADL

1. Tujuan

a. Pasien dapat menyepakati program terapi modeling partisipan untuk

membentuk perilaku baru: mandiri melaksanakan ADL

b. Pasien memiliki gambaran cara melaksanakan ADL dari seorang modeling

(partisipan) yang sudah mandiri melaksanakan ADL

2. Langkah-langkah

a. Persiapan

1) Mengingatkan pasien 1 jam sebelum pelaksanaan terapi

2) Mempersiapkan model, alat, dan tempat pertemuan

b. Orientasi

1) Salam terapeutik

a) Salam dari terapis kepada pasien

b) Memperkenalkan nama dan panggilan terapis, kemudian menanyakan nama

dan panggilan pasien

2) Evaluasi/validasi

Menanyakan bagaimana perasaan pasien dan menanyakan kegiatan mengenai

pelaksanaan ADL.
3) Kontrak

a) Menjelaskan tujuan terapi secara umum dan topik pertemuan :

mengidentifikasi perilaku kemandirian melaksanakan ADL dan memberikan

role model cara melaksanakan ADL

b) Terapis mengingatkan langkah-langkah terapi pada setiap sesi sebagai berikut :

Sesi 1 : Mengidentifikasi perilaku kemandirian melaksanakan ADL dan

memberikan role model cara melaksanakan ADL

Sesi 2 : Mendampingi klien melakukan ADL

Sesi 3 : Membudayakan melaksanakan ADL tanpa pendampingan

Sesi 4 : Mendiskusikan manfaat terapi dan manfaat melaksanakan ADL

c) Menyepakati pelaksanaan terapi 4 sesi

d) Lama kegiatan sesi 1sampai sesi 4 masing-masing selama : 45 menit

e) Pasien dapat mengikuti sesi 1 ini dari awal sampai akhir dan memahami

kontrak yang akan dibuat bersama terapis.

c. Kerja

1) Menanyakan kepada pasien tentang pengalaman melaksanakan ADL selama ini

2) Terapis mencatat pengalaman pasien dalam melaksanakan ADL (mandi,

makan, berhias, toileting)

3) Terapis menjelaskan tentang terapi modeling partisipan kepada pasien yang

terdiri dari 4 bagian

4) Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya

5) Memberikan contoh cara cara melaksanakan ADL (mandi, makan, berhias,

toileting) melalui role model yang diberikan oleh modeling bersama terapis
6) Pasien meredemonstrasikan kembali ketrampilan cara melaksanakan ADL

(mandi, makan, berhias, toileting).

7) Terapis memberikan umpan balik terhadap kemampuan pasien yang telah

dilakukan dengan menjelaskan manfaat yang akan didapatkan pasien jika

melaksanakan ADL (mandi, makan, berhias, toileting) dengan benar.

8) Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya

9) Terapis memberikan pujian atas kemampuan pasien yang dimiliki.

d. Terminasi

1) Evaluasi

a) Subyektif : Menanyakan perasaan pasien setelah selesai sesi 1

b) Obyektif : menyimpulkan hasil diskusi sesi 1, menanyakan kembali tentang

cara melaksanakan ADL (mandi, makan, berhias, toileting) dan manfaat yang

akan didapatkan kelak, memberikan umpan balik positif atas kerjasama dan

kemampuan pasien dalam menyampaikan pengalaman melaksanakan ADL,

memasukkan dalam jadwal kegiatan

2) Tindak Lanjut

a) Menganjurkan pasien untuk mempraktekkan cara melaksanakan ADL sesuai

yang telah diajarkan

b) Menyepakati jadwal kegiatan cara melaksanakan ADL

c) Kontrak yang akan dating

d) Menyepakati topik sesi 2 yaitu mendampingi klien melaksanakan ADL

e) Menyepakati waktu dan tempat untuk pertemuan selanjutnya.


SESI II

Mendampingi pasien melaksanakan ADL

1. Tujuan

a. Pasien dapat melaksanakan kemandirian melaksanakan ADL dengan cara yang

benar

b. Pasien dapat melatih kemampuan melaksanakan ADL

c. Pasien dapat melaksanakan kemampuan melaksanakan ADL

2. Langkah-langkah kegiatan

a. Persiapan

1) Mengingatkan kontrak dengan pasien

2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

b. Orientasi

1) Salam terapeutik : Salam dari terapis kepada pasien

2) Evaluasi/validasi

a) Menanyakan bagaimana perasaan pasien

b) Menanyakan kepada pasien tentang kegiatan kemarin yang telah dilakukan

yaitu : cara melaksanakan ADL (mandi, makan, berhias, toileting)

c) Meminta pasien untuk menjelaskan kegiatan cara melaksanakan ADL yang

telah dilakukan

d) Memberi pujian jika pasien telah melakukan

3) Kontrak waktu

a) Menyepakati terapi sesi 2

b) Menjelaskan tujuan sesi 2 yaitu mendampingi pasien melaksanakan ADL


c) Menyepakati tempat dan waktu

c. Kerja

1) Modeling dan terapis mendampingi pasien melaksanakan ADL dengan benar

2) Melatih kemampuan melaksanakan ADL, dengan metode : model

mendemonstrasikan cara melaksanakan ADL (mandi, makan, berhias,

toileting)

3) Pasien melakukan kembali/redemostrasi cara melaksanakan ADL

4) Terapi memberikan umpan balik terhadap kemampuan pasien yang telah

dilakukan dan menjelaskan makna dari pelaksanaan ADL dengan benar

5) Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya

6) Terapis memberikan pujian atas kemampuan Pasien yang dimiliki.

d. Terminasi

1) Evaluasi

a) Subyektif : Menanyakan perasaan pasien setelah selesai sesi 2

b) Obyektif : Menyimpulkan hasil diskusi sesi 2, menanyakan kembali proses

pelaksanaan ADL (mandi, makan, berhias, toileting) dengan benar,

memberikan umpan balik positif atas kerjasama dan kemampuan pasien dalam

melaksanakan ADL dan memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

2) Tindak Lanjut

a) Menganjurkan pasien untuk sewaktu-waktu memperaktekkan kembali

kemampuan pasien melaksanakan ADL (mandi, makan, berhias, toileting)

sesuai yang diajarkan

b) Menyepakati tehnik melaksanakan ADL (mandi, makan, berhias, toileting)


3) Kontrak yang akan datang

a) Menyepakati topik sesi 3 yaitu Membudayakan melaksanakan ADL tanpa

pendamping

b) Menyepakati waktu dan tempat untuk pertemuan selanjutnya.


SESI III

Membudayakan melaksanakan ADL tanpa pendampingan

1. Tujuan

a. Pasien dapat melatih kemampuan melaksanakan ADL secara mandiri

b. Pasien dapat melaksanakan ADL secara mandiri

2. Langkah - langkah kegiatan

a. Persiapan

1) Mengingatkan kontrak dengan pasien

2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

b. Orientasi

1) Salam terapeutik : salam dari terapis kepada pasien

2) Evaluasi/validasi

a) Menanyakan bagaimana perasaan pasien

b) Menanyakan kepada pasien tentang kegiatan kemarin yang telah dilakukan:

melaksanakan ADL (mandi, makan, berhias, toileting)

c) Meminta pasien untuk menjelaskan cara melaksanakan ADL (mandi, makan,

berhias, toileting)

d) Mengatasi hal - hal yang tidak menyenangkan

e) Memberi pujian jika pasien telah melakukan

3) Kontrak

a) Menyepakati terapi sesi 3

b) Menjelaskan tujuan sesi 3 yaitu membudayakan kemampuan pasien dalam

melakukan ADL secara mandiri.


c) Menyepakati tempat dan waktu

c. Kerja

1) Mendiskusikan dan mengevaluasi kemampuan klien dalam melakukan ADL

meliputi:

2) Kedisiplinan pasien melaksanakan ADL (mandi, makan, berhias, toileting)

3) Kemampuan pasien melakukan ADL secara mandiri

4) Kemampuan pasien melaksanakan ADL dengan benar

5) Kemampuan mengatasi hal-hal yang tidak menyenangkan dalam melaksanakan

ADL

6) Ungkapan manfaat yang dirasakan pada saat melakukan ADL

7) Terapi memberikan umpan balik terhadap kemampuan pasien dalam

melakukan ADL yang telah dilakukan dan menjelaskan makna dari

melaksanakan ADL (mandi, makan, berhias, toileting)

8) Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya

9) Terapis memberikan pujian atas kemampuan Pasien yang dimiliki.

d. Terminasi

1) Evaluasi

a) Subyektif : menanyakan perasaan pasien setelah selesai sesi 3

b) Obyektif : menyimpulkan hasil kegiatan pada sesi 3, menanyakan kembali

proses melakukan tindakan ADL (mandi, makan, berhias, toileting),

memberikan umpan balik positif atas kerjasama dan kemampuan pasien dalam

melakukan kemandirian melaksanakan ADL (mandi, makan, berhias, toileting)


2) Tindak Lanjut

Menganjurkan pasien untuk memperaktekkan kemampuan cara melaksanakan

ADL (mandi, makan, berhias, toileting)

3) Kontrak yang akan datang

a) Menyepakati topik sesi 4 yaitu: Mendiskusikan manfaat terapi dan manfaat

melaksanakan ADL

b) Menyepakati waktu dan tempat untuk pertemuan selanjutnya.


SESI IV :

Mendiskusikan manfaat terapi dan manfaat melaksanakan ADL

1. Tujuan

a. Pasien dapat mengetahui manfaat latihan pada tiap sesi

b. Pasien dapat membuat perencanaan tindak lanjut untuk pelaksanaan ADL

secara mandiri

2. Langkah-langkah kegiatan

a. Persiapan

1) Mengingatkan kontrak dengan pasien

2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

b. Orientasi

1) Salam terapeutik : salam dari terapis kepada pasien

2) Evaluasi/validasi

a) Menanyakan bagaimana perasaan pasien saat ini

b) Menanyakan kepada pasien tentang kegiatan klien dalam melakukan ADL

c) Meminta pasien untuk mengulang kegiatan yang telah di ajarkan oleh model

(partisipan)

d) Berikan pujian setelah pasien melakukannya

3) Kontrak

a) Menjelaskan dan meyepakati sesi 4

b) Menjelaskan tujuan sesi 4 yaitu : Mendiskusikan manfaat terapi dan manfaat

melaksanakan ADL
c. Kerja

1) Terapis meminta pasien menyampaikan manfaat apa yang didapatkan dalam

melaksanakan ADL, manfaat bagi pasien, keluarga dan petugas kesehatan

2) Memberi pujian atas kemampuan positif dalam melaksanakan ADL yang

dimiliki pasien

d. Terminasi

1) Evaluasi

a) Menyimpulkan hasil diskusi sesi 4

b) Menanyakan perasaan pasien setelah selesai sesi 4

c) Memberikan umpan balik positif atas kerjasama dan kemampuan pasien dalam

menyampaikan manfaat yang didapatkan setelah melakukan sesi 4.

2) Tindak Lanjut

Menganjurkan pasien untuk selalu melatih kemampuan melaksanakan ADL

dan dilakukan dirumah sakit maupun dirumah nanti

3) Kontrak yang akan datang

Menyepakati rencana kontrak evaluasi kemandirian ADL secara periodik

Anda mungkin juga menyukai